Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun kenyataannya, terk
loading...

Albert Fish, Kakek Penjagal Anak Anak

"What a thrill that will be if I have to die in the electric chair. It will be the supreme thrill. The only one I haven't tried."-- Albert Fish—

Pernah dengar nama Albert Fish?  Dia adalah seorang pembunuh sadis yang membuat nama 'Hannibal Lecter' jadi tidak ada apa apanya.

Dari seorang anak kecil yang sering disiksa hingga menjadi orang dewasa yang menakutkan, Fish juga dikenal sebagai sebagai Gray Man, the Werewolf of Wysteria, the Brooklyn Vampire, the Moon Maniac, dan The Boogey Man.
Terus seberapa kejam sih seorang Albert Fish?  Yuk kita baca kisahnya.

(Warning: Isi dari blog berikut ini mengandung kekerasan dan sadistik. Stop membaca dari sekarang jika kamu bukan termasuk kedalam genre tersebut)

Siapakah Albert Fish

Albert Fish lahir dengan nama Hamilton Howard "Albert" Fish di Washington, D.C pada 19 Mei 1870. Ayahnya bernama Randall dan Ellen Fish.  Ayahnya orang Amerika keturunan Inggris dan ibunya orang Amerika keturunan Irlandia.  Ayah Fish 43 tahun lebih tua dari ibunya dan ayahnya telah berumur 75 tahun pada saat Fish lahir.  Fish adalah anak bungsu dari tiga bersaudara, Walter, Annie, dan Edwin.  Fish ingin sekali dirinya dikenal sebagai "Albert" setelah saudara kandungnya mati supaya ia tidak lagi di juluki "Ham & Eggs", julukan yang ia dapat di panti asuhan, tempat dimana dia menghabiskan sebagian besar masa kecilnya.

Keluarga Fish memang memiliki riwayat penyakit mental.  Pamannya menderita mania.  Seorang saudaranya dirawat di rumah sakit jiwa.  Saudaranya yang lain didiagnosis dengan "gangguan mental".  Tiga kerabat lainnya didiagnosis menderita penyakit mental, dan ibunya mengalami "halusinasi visual".

Ayah Fish, Randall, adalah seorang kapten kapal dan meninggal pada tahun 1875 di Sixth Street Station Washington karena serangan jantung. Ibu Fish kemudian memasukkan putranya ke Panti Asuhan Saint John di Washington, tempat Fish kecil sering dilecehkan.  Dia mulai menikmati rasa sakit fisik yang didapatnya dari pemukulan pemukulan itu. Fish pernah mengatakan,
"Aku ada di sana (panti asuhan) sampai usiaku hampir sembilan tahun dan di situlah aku mulai menyimpang. Kami dicambuk tanpa ampun. Aku sering melihat anak laki-laki melakukan banyak hal yang seharusnya tidak mereka lakukan."

Pada 1880, ibunya mendapat pekerjaan dan mampu mengeluarkan Albert kecil dari panti asuhan.  Pada 1882, di usia 12, ia berteman dengan seorang anak telegraf yang mengenalkan Fish pada praktik-praktik seperti urolagnia (minum air seni) dan coprophagia (makan kotoran). Disitulah Fish mulai sering mendatangi pemandian umum di mana ia bisa menonton anak laki-laki telanjang dan selalu menghabiskan sebagian besar akhir pekannya untuk mengunjungi tempat tempat tersebut.
Sepanjang hidupnya, ia menulis surat-surat cabul kepada para wanita yang namanya ia peroleh dari agen iklan dan matrimonial.

Penyimpangan pun dimulai

Pada tahun 1890, Fish tiba di New York dan mulai memperkosa anak laki-laki.  Pada tahun 1898, ibunya merencanakan  pernikahan untuknya dengan Anna Mary Hoffman yang sembilan tahun lebih muda darinya.
Fish dan Hoffman memiliki enam anak: Albert, Anna, Gertrude, Eugene, John, dan Henry Fish.

Sepanjang tahun 1898, ia bekerja sebagai tukang cat. Tapi dia mengatakan jika ia terus menganiaya anak-anak laki-laki yang usianya dibawah enam tahun.  Dia kemudian menceritakan sebuah kejadian di mana seorang pacar laki-laki membawanya ke museum lilin, di mana Fish terpesona oleh pembelahan penis.  Setelah itu, ia menjadi terobsesi dengan mutilasi seksual. Pada tahun 1903, ia ditangkap karena pencurian dan dijatuhi hukuman penjara di Sing Sing.

Sekitar tahun 1910, ketika dia bekerja di Wilmington, Delaware, Fish bertemu dengan seorang pria berusia 19 tahun bernama Thomas Kedden.  Dia membawa Kedden ke tempat tinggalnya dan keduanya memulai hubungan sadomasokis;  tidak jelas apakah Fish memaksa Kedden melakukan hal-hal ini, tetapi dalam pengakuannya, sepertinya pria itu adalah seseorang dengan keterbelakangan mental. Setelah sepuluh hari, Fish membawa Kedden ke "rumah ladang", dimana ia mulai menyiksanya.  Penyiksaan terjadi selama dua minggu.  Fish mengikat Kedden dan memotong setengah dari penisnya.
"Aku tidak akan pernah lupa teriakannya atau caranya memandangku,".
Dia awalnya bermaksud membunuh Kedden, memotong tubuhnya, dan membawanya pulang, tetapi dia khawatir cuaca panas akan menarik perhatian orang orang. Sebagai gantinya, Fish menuangkan peroksida ke atas luka, membungkusnya dengan saputangan yang ditutup Vaseline, meninggalkan selembar uang $ 10, dan memberikan ciuman selamat tinggal kepada Kedden, dan pergi.  "Aku pulang ke rumah. Aku tidak pernah mendengar kabarnya ataupun mencari tahu," kata Fish.

Pada Januari 1917, istri Fish meninggalkannya demi seorang pria bernama John Straube, seorang tukang yang juga bekerja dengan Fish.  Fish kemudian membesarkan anak-anaknya sendiri. Paska ditinggal istrinya,  Fish mulai mengalami halusinasi pendengaran.  Dia pernah menggulung dirinya di karpet dan mengatakan bahwa dia mengikuti instruksi dari John the Apostle.
Kondisi panggul Fix setelah dilakukan Sinar X, terdapat banyak jarum

Pada saat itulah Fish mulai 'memanjakan' diri. Dia menancapkan jarum ke pangkal paha dan perutnya. Setelah penangkapannya, sinar-X mengungkapkan bahwa Fish memiliki setidaknya 29 jarum yang bersarang di daerah panggulnya. Dia juga memukul dirinya sendiri berulang kali dengan gagang kayu yang bertabur paku dan memasukkan wol yang disiram dengan gas cair ke dalam anusnya lalu menyulutnya.
kira kira seperti ini gambarannya

Meskipun begitu ia tidak pernah menyakiti ataupun melecehkan anak anaknya sendiri secara fisik, tapi Fish kerap mengajari anak anaknya juga teman-teman mereka untuk memukul mukul bokong Fish dengan gagang paku yang sama yang digunakannya untuk menyakiti dirinya sendiri.

Fish pun mulai terobsesi terhadap kanibalisme. Ia sering kali menyiapkan makan malam daging mentah untuk dirinya sendiri dan terkadang menyajikannya kepada anak-anaknya.

Pembunuhan Awal
Pada sekitar tahun 1919, ia menikam seorang anak lelaki dengan keterbelakangan mental di Georgetown, Washington, D.C.
Fish memilih orang-orang yang cacat mental atau keturunan Afrika-Amerika sebagai korbannya dengan asumsi kalau orang-orang ini tidak akan ada yang mencari jika dibunuh. Fish mulai menyiksa, memutilasi dan membunuh anak-anak  dengan 'perkakas neraka'-nya: pisau daging dan gergaji tangan kecil.

Pada 11 Juli 1924, Fish menemukan Beatrice Kiel yang berusia delapan tahun sedang bermain sendirian di pertanian Staten Island milik orang tuanya.  Dia menawarkan uang untuk datang dan membantunya mencari rhubarb. Fish yang kemudian pergi karena ibu Kiel mengusirnya tapi kemudian kembali lagi ke gudang Kiels, dimana ia mencoba untuk tidur tetapi ditemukan oleh Hans Kiel dan kembali diusir.  Pada tahun 1924, Fish yang berusia 54 tahun, menderita psikosis, merasa bahwa Tuhan memerintahkannya untuk menyiksa dan memutilasi anak-anak secara seksual.

Fish menikah lagi pada 6 Februari 1930, di Waterloo, New York, dengan seorang wanita bernama Estella Wilcox tetapi bercerai setelah satu minggu.

Pembunuhan Grace Budd
Grace Budd

Pada 25 Mei 1928, Fish melihat iklan baris di edisi Minggu New York World yang bertuliskan,
"Young man, 18, wishes position in country. Edward Budd, 406 West 15th Street."
Pada 28 Mei 1928, Fish, yang saat itu berusia 58 tahun, mengunjungi keluarga Budd di Manhattan dengan alasan ingin mempekerjakan Edward.
Dia memperkenalkan dirinya kepada keluarga Budd sebagai Frank Howard, seorang petani dari Farmingdale, New York.  Fish berjanji akan mempekerjakan Budd dan temannya Willie, dan berkata ia akan membawa mereka dalam beberapa hari.  Tapi Fish tidak datang, dia justru mengirim telegraf ke keluarga Budd meminta maaf dan menetapkan tanggal lainnya.  Ketika Fish kembali, dia bertemu Grace Budd.  Fish rupanya berpikir untuk mengganti sasarannya dari Edward Budd menjadi Grace Budd dan ia pun dengan cepat mengarang cerita kalau ia akan menghadiri ulang tahun keponakannya. Dia meyakinkan orang tua Grace, Delia Flanagan dan Albert Budd I, untuk mengizinkan Grace menemaninya ke pesta malam itu.
Grace memiliki seorang adik perempuan, Beatrice, dua kakak lelaki, Edward dan George Budd, dan seorang adik lelaki, Albert Budd II.  Grace pun pergi dengan Fish hari itu tetapi tidak pernah kembali.
Tempat Fish menganiaya Budd

Polisi menangkap pria berusia 66 tahun Charles Edward Pope pada tanggal 5 September 1930, sebagai tersangka atas hilangnya Grace. Pope menghabiskan waktu 108 hari di penjara antara penangkapan dan persidangannya. Dia dinyatakan tidak bersalah.

Surat kepada ibu Grace

Pada November 1934, sebuah surat anonim dikirim ke orang tua Grace yang akhirnya membawa polisi menuju Fish.  Nyonya Budd buta huruf dan tidak bisa membaca surat itu sendiri, jadi dia menyuruh putranya membacakan untuknya. Berikut isi surat dari Fish :

Dear Ny. Budd

"Pada tahun 1894 seorang temanku  bekerja di kapal uap Tacoma, bernama Kapten John Davis.  Mereka berlayar dari San Francisco ke Hong Kong Cina.  Setibanya di sana ia dan dua orang lainnya turun ke darat dan mabuk.  Ketika mereka kembali, kapal sudah pergi.  Saat itu ada musibah kelaparan di Cina.  Daging jenis apa pun dihargai mulai dari  1 hingga 3 Dolar per pon.  Sedemikian hebatnya penderitaan orang-orang miskin sehingga semua anak di bawah 12 tahun dijual kepada tukang daging untuk dipotong dan dijual untuk makanan agar orang orang tidak kelaparan.  Anak laki laki atau perempuan di bawah umur 14 tidak aman di jalanan.  Kamu bisa pergi ke toko mana saja untuk membeli steak  atau daging rebus.  Bagian tubuh laki-laki atau perempuan telanjang akan dibawa keluar dan Anda bisa rikues mau bagian yang mana untuk dipotong.  Bagian pantat anak laki laki atau perempuan merupakan bagian paling manis dari seluruh tubuh dan dijual dengan harga mahal. John tinggal di sana cukup lama sehingga ia menyukai daging manusia.  Ketika ia pulang ke N.Y. ia lalu menculik dua anak laki-laki umut 7 dan 11 tahun. Membawa mereka ke rumahnya menelanjangi mereka, mengikat mereka di lemari kemudian membakar semua yang mereka miliki. Dan malamnya dia memukuli mereka dan menyiksa mereka. Untuk membuat daging mereka enak dan empuk, pertama, dia membunuh anak laki-laki berusia 11 tahun itu, karena dia paling gemuk dan tentu saja dagingnya paling banyak.  Setiap bagian tubuhnya dimasak dan dimakan kecuali kepala dan tulang. Lalu dipanggang dalam oven, (semua bagian pantatnya) direbus, dipanggang dan digoreng.  Anak laki-laki satunyapun diperlakukan dengan cara yang sama.  Saat itu aku tinggal di 409 E 100 St. Dia sering mengatakan kepadaku betapa enaknya daging manusia sehingga aku memutuskan untuk mencicipinya.  Pada hari Minggu, 3 Juni 1928 aku menghubungimu di 406 W 15 St. Membawakanmu kue keju stroberi.  Kami makan siang.  Grace duduk di pangkuanku dan menciumku.  Aku memutuskan untuk memakannya, dengan alasan membawanya ke pesta.  Anda bilang 'Ya dia boleh pergi'.  Aku membawanya ke rumah kosong di Westchester yang sudah aku pilih.  Ketika kami sampai di sana, aku menyuruhnya tetap di luar.  Dia memetik bunga liar.  Aku naik ke atas dan melepas semua pakaianku. Setelah semuanya siap, aku memanggilnya dari jendela.  Lalu aku bersembunyi di lemari sampai dia masuk ke kamar.  Ketika dia melihat aku telanjang, dia menangis dan mencoba berlari menuruni tangga.  Aku menangkapnya dan dia berkata dia akan memberi tahu ibunya.  Pertama aku menelanjangi dia.  Bagaimana dia menendang - menggigit dan mencakar.  Aku mencekiknya sampai mati kemudian memotongnya menjadi potongan-potongan kecil sehingga aku bisa membawa dagingnya ke kamarku, memasak dan memakannya.  Betapa manis dan lembut pantat kecilnya yang dipanggang dalam oven.  Butuh 9 hari untuk memakan seluruh tubuhnya.  Aku tidak menidurinya, meskipun sebenarnya aku bisa. Dia meninggal masih perawan."

Polisi menyelidiki surat itu. Kisah tentang "Kapten Davis" dan "kelaparan" di Hong Kong tidak dapat diverifikasi.  Akan tetapi, bagian dari surat mengenai pembunuhan Grace Budd, ternyata akurat sesuai dengan penculikan dan peristiwa-peristiwa selanjutnya, walaupun tidak mungkin untuk mengkonfirmasi apakah Fish benar-benar memakan bagian tubuh Grace atau tidak.

Penangkapan

Surat itu dikirim dalam amplop yang memiliki lambang heksagonal kecil. Seorang petugas kebersihan  mengatakan kepada polisi bahwa Fish keluar dari kamar kosnya beberapa hari sebelumnya.  Dia mengatakan bahwa putra Fish mengiriminya uang dan memintanya untuk mengambilnya.

William F. King adalah kepala penyelidik untuk kasus ini.  Dia menunggu di luar ruangan sampai Fish kembali.  Fish setuju untuk pergi ke kantor polisi untuk diinterogasi. Fish tidak berusaha untuk menyangkal pembunuhan Grace Budd, dengan mengatakan bahwa ia bermaksud pergi ke rumah Budd untuk membunuh Edward Budd, saudara laki-laki Grace. Fish mengatakan kalau ia tidak pernah memperkosa gadis itu, tetapi dia kemudian mengakui kepada pengacaranya, bahwa saat ia berlutut di dada Grace dan mencekiknya, dia memang mengalami dua ejakulasi tanpa disengaja.  Informasi ini digunakan dalam persidangan untuk membuat klaim bahwa penculikan itu termotivasi secara seksual, sehingga menghindari penyebutan kanibalisme.

Pembunuhan lainnya terungkap

Pada malam 14 Juli 1924, Francis McDonnell yang berusia 9 tahun dilaporkan hilang oleh orang tuanya.  Dia tidak pulang ke rumahnya setelah bermain bersama teman-temannya di Port Richmond, Pulau Staten Island.  Setelah melakukan pencarian,  tubuhnyapun ditemukan digantung di pohon, di daerah berhutan dekat rumahnya.  Dia telah mengalami pelecehan seksual, kemudian dicekik menggunakan suspender.. Menurut autopsi, McDonnell juga menderita luka gores pada kaki dan perutnya, dan hamstring kirinya hampir seluruhnya dipisah dari dagingnya.  Fish menolak untuk mengklaim bertanggung jawab atas hal ini, meskipun ia kemudian menyatakan bahwa ia bermaksud mengebiri anak itu tetapi melarikan diri ketika mendengar seseorang mendekati daerah itu.

Teman-teman McDonnell mengatakan kepada polisi bahwa dia dibawa oleh seorang lelaki tua dengan kumis kelabu.  Seorang tetangga juga mengatakan kepada polisi bahwa ia melihat bocah itu bersama seorang lelaki yang sama berjalan  menuju hutan di dekatnya. Ibu Francis, Anna McDonnell, mengatakan dia melihat pria yang sama sebelumnya pada hari itu.
Francis McDonnell

Deskripsi ini membuat orang orang memberi julukan kepada orang asing misterius itu sebagai "The Grey Man".
Pembunuhan McDonnell tetap belum terpecahkan sampai pembunuhan Grace Budd. Ketika beberapa saksi mata, di antaranya petani Staten Island, Hans Kiel, secara positif mengidentifikasi Albert Fish sebagai orang asing yang terlihat di sekitar Port Richmond pada hari hilangnya Francis McDonnell, Jaksa Wilayah Richmond County Thomas J. Walsh mengumumkan niatnya untuk mencari dakwaan terhadap Fish atas pembunuhan anak itu.  Awalnya, Fish membantah tuduhan itu.  Baru pada Maret 1935, setelah kesimpulan persidangannya atas pembunuhan Budd dan pengakuannya atas pembunuhan Billy Gaffney, Fish mengkonfirmasi kepada penyelidik bahwa ia juga memperkosa dan membunuh Francis McDonnell.  Ketika pengakuannya atas McDonnell dipublikasikan, New York Daily Mirrorwrote menyatakan bahwa pengungkapan itu memperkuat reputasi Fish sebagai "pembunuh anak paling kejam dalam sejarah kriminal".

Billy Gaffney

Pada 11 Februari 1927, Billy Beaton yang berusia 3 tahun dan kakaknya yang berusia 12 tahun sedang bermain di lorong apartemen di Brooklyn bersama Billy Gaffney yang berusia 4 tahun.  Ketika remaja berusia 12 tahun itu masuk ke apartemennya dan kembali lagi, kedua bocah itu kecil menghilang. Beaton ditemukan kemudian di atap apartemen.  Ketika ditanya apa yang terjadi pada Gaffney, Beaton berkata "hantu itu membawanya."
Billy Gaffney
Tubuh Gaffney tidak pernah ditemukan. Awalnya, pembunuh berantai Peter Kudzinowski adalah tersangka dalam pembunuhan anak itu.  Kemudian, Joseph Meehan,  melihat foto Fish di sebuah surat kabar dan mengidentifikasi dia sebagai orang tua yang dia lihat pada 11 Februari 1927, lelaki tua itu berusaha menenangkan seorang anak lelaki yang duduk bersamanya di troli.  Bocah itu tidak mengenakan jaket, menangisi ibunya, dan diseret oleh pria itu.  Deskripsi Beaton tentang "bogeyman" cocok dengan Fish.  Polisi mencocokkan deskripsi anak itu dengan Billy Gaffney.  Detektif dari Biro Orang Hilang di Manhattan dapat memastikan bahwa Fish yang bekerja sebagai tukang cat  oleh sebuah perusahaan real estat Brooklyn selama Februari 1927, bahwa pada hari hilangnya Billy Gaffney, ia bekerja di sebuah lokasi beberapa mil jauhnya dari tempat  bocah lelaki itu diculik. Fish mengklaim hal berikut dalam sebuah surat kepada pengacaranya:

"Saya membawanya ke Riker Ave.  Ada rumah yang tidak jauh dari sana. Aku membawa anak itu kesana.  Menelanjanginya dan mengikat tangan juga kakinya dan menyumbatnya dengan sepotong kain kotor yang aku ambil dari tempat sampah.  Lalu aku membakar pakaiannya.  Melemparkan sepatunya ke tempat sampah.  Lalu aku pergi untuk mengambil troli di 59 St pada jam 2 pagi, lalu pulang lagi.  Keesokan harinya sekitar pukul 2 sore, aku mengambil peralatanku, Cat o' nine tails (pecut). Buatan sediri yang ku buat dari ikat pinggangku yang ku belah dua, dan setiap belahannya aku bagi lagi menjadi enam. Aku mencambuk tubuh telanjangnya sampai darah mengaliri kakinya.  Aku memotong telinganya, hidungnya, membelah mulutnya dari telinga satu ke telinga lainnya dan mencungkil matanya. Dia sudah mati saat itu.  Aku menusukkan pisau ke perutnya dan mendekatkan mulutku ke tubuhnya dan meminum darahnya.  Aku mengambil empat buah karung dan mengisinya dengan batu.  Lalu aku memotong tubuhnya.  Potongan hidung, telinga, dan beberapa irisan perutnya ku letakkan di gengamanku.  Lalu aku memotong tubuhnya nya melalui bagian perutnya.  Tepat di bawah pusarnya.  Kemudian melalui kakinya sekitar 2 inci ke belakang.  Aku meletakkan semua itu di genggamanku menggunakan kertas.  Aku memotong kepala - kaki - lengan - tangan dan bagian kaki  di bawah lutut.  Yang ini aku masukkan ke dalam karung-karung yang sudah ku isi dengan batu, mengikat ujung ujungnya dan ku lemparkan ke kolam kolam yang kamu lihat di sepanjang jalan menuju Pantai Utara.  Air itu sedalam 3 sampai 4 kaki dan tenggelam sekaligus.  Aku pulang membawa daging.  Aku memiliki bagian depan tubuhnya yang paling aku sukai. Yaitu bagian penis kecilnya yang sedikit lemak di belakangnya untuk dipanggang dalam oven dan dimakan.  Aku membuat sup dari telinganya, potongan hidung dan perutnya.  Aku memasukkan bawang, wortel, lobak, seledri, garam dan merica.  Lalu aku membelah pipinya, memotong penisnya yang keluar air seni dan membasuhnya terlebih dahulu.  Lalu memasukkannya ke dalam oven.  Kemudian aku mengambil 4 buah bawang dan ketika daging telah dipanggang sekitar 1/4 jam, aku menuangkan sekitar satu liter air di atasnya untuk saus dan memasukan potongan bawang.  Lalu aku mengicipinya dengan sendok kayu.  Dagingnya enak dan berair.  Sekitar 2 jam, lebih enak dan berwarna coklat. Aku tidak pernah makan kalkun panggang karena rasanya tidak semanis tubuhnya. Aku menghabiskan daging daging itu dalam waktu sekitar empat hari.  Penis kecilnya semanis kacang, tetapi bagian bawahnya tidak bisa dikunyah jadi ku buang di  toilet."

Elizabeth Gaffney mengunjungi Fish di Sing Sing, ditemani oleh Detective King dan dua pria lainnya.  Dia ingin bertanya kepada Fish tentang kematian putranya, tetapi Fish menolak untuk berbicara dengannya.  Fish mulai menangis dan minta untuk sendiri.  Setelah dua jam mengajukan pertanyaan kepadanya melalui pengacaranya, James Dempsey, Mrs. Gaffney menyerah.  Dia masih tidak percaya bahwa Albert Fish adalah pembunuh putranya.

Persidangan dan hukuman

Albert Fish diadili atas pembunuhan terhadap Grace Budd  11 Maret 1935 di White Plains, New York. Sidang berlangsung selama 10 hari.  Fish mengajukan unsur 'kegilaan' untuk kasusnya. Ia mengaku telah mendengar suara-suara dari Tuhan yang menyuruhnya membunuh anak-anak.  Beberapa psikiater bersaksi tentang fetish seksual Fish, yang mencakup sadisme, masokisme, flagasi, eksibisionisme, voyeurisme, piquerism (orang yang terangsang secara seksual dengan memasukkan benda tajam, seperti jarum silet, pisau dll ke dalam kulit orang lain), kanibalisme, coprophagia (suka makan kotoran manusia), urofilia (rangsangan seksual dengan air seni), pedofilia, dan infibulasi.  Menurut pengacaranya, Fish adalah "fenomena kejiwaan" bahwa memang ada seseorang yang memiliki begitu banyak kelainan seksual.

Saksi ahli lainnya Fredric Wertham menjelaskan jika Fish terobsesi dengan kisah agama khususnya tentang Abraham dan Isaac (Genesis 22: 1–24).  Wertham mengatakan bahwa Fish percaya bahwa dengan cara yang sama, yaitu "mengorbankan" seorang anak lelaki akan menjadi pengganti atas dosa-dosanya sendiri. Saat ia ingin mengorbankan Edward Budd, tetapi ternyata Edward lebih besar dari yang diharapkan sehingga ia memilih Grace.  Meskipun dia tahu Grace adalah wanita, tetapi Fish menganggapnya sebagai anak laki-laki.
Menas Gregory, mantan manajer rumah sakit jiwa Bellevue, tempat Fish dirawat selama tahun 1930, bersaksi bahwa Fish tidak normal tetapi waras.  Pengacara Fish, Dempsey bertanya, apakah koprofilia, urofilia, dan pedofilia menunjukkan orang yang waras atau tidak waras. Gregory menjawab bahwa orang seperti itu tidak "sakit mental" dan bahwa ini adalah penyimpangan umum yang "baik-baik saja secara sosial" dan bahwa Fish "tidak berbeda dari jutaan orang lain", beberapa orang yang memiliki penyimpangan itu ada yang terkenal dan sukses, tapi juga memiliki "penyimpangan" yang sama dengan Fish.

Setelah semua saksi ahli memberikan pendapatnya, tidak ada yang meragukan bahwa Fish itu gila, tetapi Fish harus tetap dieksekusi.  Ia dinyatakan bersalah dan hakim memerintahkan hukuman mati.  Fish di penjara pada Maret 1935, dan dieksekusi pada 16 Januari 1936, di kursi listrik. Dia memasuki ruang eksekusi pada 11:06 malam  dan dinyatakan mati tiga menit kemudian. Dia dimakamkan di Pemakaman Sing Sing Prison.

Paska eksekusi, pengacara Fish, James Dempsey mengungkapkan bahwa ia memiliki  "pesan terakhir" dari kliennya.  Yang berupa beberapa halaman catatan tulisan tangan yang tampaknya ditulis oleh Fish berjam-jam sebelum kematiannya.  Ketika para jurnalis yang berkumpul memaksa Dempsey untuk mengungkapkan isi surat Fish, ia menolak, dengan mengatakan,
"Aku nggak akan pernah nunjukkin ke siapa pun. Itu adalah kata-kata paling kotor yang pernah ku baca."

Comments

  1. Ini kembarannya Jeffry dhumer tapi ini lebih kejam

    ReplyDelete
  2. Bacanya tentu sambil bayangin dg imajinasi sendiri, endingnya....... Mual hahaha

    ReplyDelete
  3. Menakutkan, iblis dalam bentuk nyata

    ReplyDelete
  4. Setiap baca selalu nyelip kata "ya Alloh" Baca di skip² krn mual,ini mah cocok jd bapaknya dahmer,iblis² dalam bentuk manusia yg sesungguhnya

    ReplyDelete
  5. surat - suratnya menggambarkan caranya membunuh idih gila !!!

    ReplyDelete
  6. baca ini terngiang lagu Secret of Wysteria

    ReplyDelete
  7. Mantap, imajinasi yang liar dan indah, betapa hebatnya fish bisa mengaktualisasikan kegemarannya yg dibilang orang awam adalah salah, betapa bahagianya dia hidup tanpa ada tekanan dan puas dalam mwlakukan hal tersebut, contoh panutan agar hidup tidak mengenal batas akan hukum, adat, dan agama

    ReplyDelete
  8. Berasa baca resep masakan koki plus reviewnya

    ReplyDelete
  9. inikah real life tokyo ghoul,
    bacanya awto jadi pshikopat ghoul

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Dark Disney: Kisah Original Di Balik Cerita Klasik Disney - Sleeping Beauty

Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book