Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun kenyataannya, terk
loading...

Very Idham Henyansyah, Penjagal Dari Jombang

"I can't explain how it happened. I was furious and jealous. I only realised he was dead after I saw cut-up pieces of his flesh on my lap… the blood, the bad smell,"
Very Henyansyah

Very Idham Henyansyah, atau dikenal sebagai Ryan (lahir di Jombang, 1 Februari 1978) adalah seorang pembunuh berantai dari Indonesia yang membantai korbannya di dua lokasi, yaitu Jakarta dan Jombang. Kasusnya mulai terungkap setelah ditemukannya mayat yang dimutilasi di Jakarta.

Setelah diperiksa lebih lanjut, terungkaplah kalau Ryan telah melakukan beberapa pembunuhan sebelumnya dan dia telah menguburkan para korban korbannya di halaman belakang rumahnya di Jombang.


Masa kecil
Ryan adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Sejak kecil Ryan lebih sering berpisah dengan kedua orang tuanya dan tinggal di asrama.

Ayah Ryan, Ahmad Maskur, seorang pensiunan penjaga keamanan pabrik gula dan ibunya bernama Kasiatun. Perilaku Ryan banyak berubah ketika dia duduk di sekolah menengah pertama.

Ryan banyak menyukai kegiatan wanita seperti menari dan berdandan. Di sekolah ia dikenal dekat dengan teman teman wanita. Ryan juga terlibat dalam banyak kegiatan seni, terutama menari. Meskipun demikian, ia dikenal cerdas, gesit, dan mudah bergaul.

Kehidupan di Jakarta
Ryan bersekolah di  SMA Negeri I Jombang. Tetapi di sana karakter dan sikapnya semakin tidak stabil. Ryan hanya bertahan satu bulan dan kemudian dia pindah ke SMA Kabuh dan hanya bertahan satu semester, sebelum akhirnya pindah ke SMA Negeri III.

Di SMA Negeri III Ryan juga hanya bertahan sebulan, dan kemudian pindah ke Jakarta.

Di Jakarta, ia merasa lebih diterima dan bertemu dengan kaum homoseksual dari kelas menengah ke atas. Di ibukota, Ryan sering menghabiskan waktunya dengan keluar jalan-jalan.

Ryan sempat tinggal di beberapa kamar asrama atau kamar apartemen dengan sewa yang terhitung mahal. Apartemen, seperti yang Ryan tempati saat membunuh dan memutilasi Heri Santoso, adalah apartemen tipe studio (hanya satu kamar) dengan harga sewa Rp. 1 juta per bulan. Sebelumnya dia bahkan pernah tinggal di sebuah tempat kos dengan harga sewa Rp. 2,6 juta per bulan.

Pembunuhan pertama
Menurut pengakuannya, korban pertama Ryan adalah Guruh Setyo Pramono alias Guntur (27) yang terbunuh pada Juli 2007 di rumah orang tua Ryan di Jombang, kepala Guntur dipukul dengan benda keras sampai mati, mayatnya kemudian digulung dengan kasur dan dibakar. Sisa-sisa tubuh Guntur kemudian dibuang ke kolam ikan di halaman belakang rumahnya dan sebagian dikubur.

Kasus mutilasi
Kasus bermula dengan ditemukannya tujuh potong tubuh manusia dalam dua tas dan satu kantong plastik di dua tempat di dekat Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan pada Sabtu pagi 12 Juli 2008. Korbannya adalah Heri Santoso (40), seorang manajer penjualan untuk sebuah perusahaan swasta di Jakarta.

Heri dibunuh dan dimutilasi oleh Ryan di sebuah apartemen di Jalan Margonda Raya, Depok. Pengakuan Ryan adalah bahwa dia membunuh Heri karena tersinggung setelah Heri menawarkan sejumlah uang untuk terhubung dengan pacarnya, Noval (seorang pria).

Pada Selasa 15 Juli 2008, polisi menangkap Ryan. Dia ditangkap setelah membelanjakan uang sebesar Rp 3.040.000, kartu kredit dan ATM milik Heri untuk berfoya-foya dengan pacarnya, Noval Andrias.

Pembunuhan sebelumnya
Setelah media melaporkan kasus mutilasi yang dilakukan oleh Ryan, banyak orang melaporkan kerabat yang hilang yang memiliki koneksi dengan Ryan. Polisi akhirnya membongkar bekas tambak di belakang rumah orang tua Ryan di Jombang dan menemukan empat tubuh manusia di dalamnya, yang sebagian besar sudah menjadi kerangka.

Dia kemudian juga mengakui pembunuhan enam orang lainnya dan tubuh mereka ditemukan dikubur di halaman belakang yang sama. Jumlah total yang telah ditemukan adalah sebelas korban.

Daftar korban
11 orang diketahui sebagai korban:
Ditemukan dengan kondisi terpotong-potong di dekat Kebun Binatang Ragunan, tertanggal 12 Juli 2008: Heri Santoso (40)

Ditemukan dalam penggalian pertama di halaman belakang rumah di Jombang, 21 Juli 2008:
Vincent Yudi Priyono (31)

Ariel Somba (34)
Grady Gland Adam Tumbuan - finalis MTV VJ Hunt 2007

Guruh Setyo Pramono alias Guntur (27)

Ditemukan di penggalian kedua di halaman belakang rumah di Jombang, 28 Juli 2008:

Agustinus Fitri Setiawan (28)
Nanik Hidayati (31)
Sylvia Ramadani Putri (3), putri Nanik Hidayati
Muhamad Aksoni (29)
Zainal Abidin (21)
Muhammad Asrori alias Aldo


Vonis
Ryan dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Depok pada 6 April 2009. Pada putusannya, dia mengajukan banding, tapi Ryan tetap dijatuhi hukuman mati. Dengan penolakan upaya hukum, Ryan mengajukan permohonan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung dan hasilnya tetap pada keputusan awal, hukuman mati.

"Kejahatannya sadis dan tanpa ampun," kata jaksa Budi Hartawan Panjaitan dalam argumen untuk hukuman mati. "Dia sepenuhnya sadar dan tidak berhalusinasi ketika melakukan pembunuhan dan tidak menyesal ... ada beberapa ketakutan setelah setiap pembunuhan, tetapi ketika tidak ada yang tahu dia akan melakukannya lagi dan lagi . Dia tahu apa yang dia lakukan. Ia menyadari apa yang sudah dilakukannya dan mengetahui konsekuensinya. Dia ingin Hery Santoso mati dan dia merencanakannya ... dia memotong tubuh itu menjadi tujuh bagian, memasukkannya ke dalam koper dan plastic travel bag dan membuangnya. "

Psikiater Polda Jatim AKBP dr Roni Subagio membeberkan hasil pemeriksaan psikiater Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur terhadap Ryan.

"Kalau tanda-tanda psikotis tak ada, tapi kalau psikopat memang ya, karena perilakunya impulsif."

Menurut psikiater, "sense of reality" Ryan sangat normal. Artinya, Ryan membunuh dengan sadar dan tahu akibatnya. Ryan juga tahu mana yang benar dan mana yang salah.

Namun, Ryan juga memiliki kepribadian yang impulsif, sehingga dia sangat sensitif, mudah tersinggung, dan mudah marah, sehingga bisa memancingnya untuk melakukan tindakan melempar, memukul, dan tindak kekerasan lainnya.

Ryan yang secara blak blakan mengakui jika dirinya seorang gay, memang menargetkan pria homoseksual dalam korban korbannya (meski diantaranya ada seorang ibu dan anaknya), yang ia klaim telah menghina seksualitasnya atau telah menyinggung perasaannya. Seorang pengusaha kaya dibunuh karena menawarkan uang dan mobil untuk berhubungan seks dengan pacar Ryan, Noval. Yang lain dibunuh karena Ryan menganggapnya terlalu frontal. Dia juga membunuh seorang wanita dan anak perempuannya yang masih kecil, karena wanita itu jatuh cinta padanya dan tidak akan meninggalkannya sendirian. Beberapa jenazah dimakamkan di halaman belakang rumahnya di Jombang, Jawa Timur. Yang lain dipotong-potong dan ditinggalkan di pinggir jalan di sekitar Jakarta.

Salah satu korban Ryan, Aril Somba Sitanggang (34) sebelumnya hilang selama 3 bulan. Aril ternyata tengah pergi bersama Ryan. Keduanya pergi dengan kereta jurusan Jakarta-Surabaya untuk merenovasi rumah orang tua Ryan.

Aril yang dikabarkan sangat mencintai Ryan, bersedia untuk merenovasi rumah orang tua Ryan  di Jombang karena Aril sangat mencintai Ryan. Aril bahkan berniat mengajak Ryan untuk menikah di Belanda.

Namun saat itu Ryan menolak, karen dirinya sudah memiliki Noval (pacar Ryan yang juga ditangkap).

Aril menghilang sejak 23 April 2008. Sebelum hilang Aril pamit kepada ibunya, yang menurutnya kala itu akan pergi ke Surabaya, Jawa Timur. Kelak jasad Aril ditemukan di belakang rumah Ryan

The Untold Story of Ryan
Setelah ia di vonis mati, dan mendekam dibalik penjara, Ryan masih bisa menerbitkan sebuah buku dari balik jeruji penjara. Ia telah menulis otobiografi juga merilis sebuah album pop.
Otobiografinya berjudul, "The Untold Story of Ryan". Dan album rekamannya berjudul Persembahan Terakhir

Dalam memoarnya Ryan mengundang pembaca bukunya ke masa kecilnya.  Dia mengatakan jika ia adalah "seorang anak yang baik yang lulus di peringkat terbaik di kelasnya dari sekolah dasar hingga menengah. Ia pun menceritakan jika ia pernah menjadi guru mengaji  - ironisnya dia juga mengencani guru mengaji pertamanya, seorang pria, selama sembilan tahun dari usia 20 th. Ryan juga mengisahkan tentang dirinya yang sempat  terjun ke dalam dunia pemodelan dan juga seorang instruktur aerobik.
Buku Ryan memiliki cetakan awal 4.000, yang keuntungannya akan diterima  oleh ibu Ryan.
Bukunya juga menampilkan peta halaman belakang rumah keluarga Ryan  di Jombang. Di antara septiktank, sebuah kandang ayam dan kolam ikan diperlihatkan kuburan 10 orang yang diduga sebagai korban Ryan, ditandai dengan huruf-huruf yang sesuai dengan nama mereka di pinggir peta.

Ryan juga menulis bahwa dia membunuh beberapa korbannya dalam kemarahan, yang mereka provokasi sebelumnya.

 “Zaky dan Aksony [dua korban] tidak hanya menyakitiku dengan kata-kata yang menyakitkan, tetapi tangan mereka meraba-raba organ vital [seks]ku  supaya aku  mau berkencan dengan mereka.  Aku benci perlakuan mereka. Terutama ketika homoseksualitasku digunakan sebagai alasan untuk memuaskan nafsu mereka, ”tulisnya.

Masih menurut Ryan, empat dari korbannya, tiga pria dan seorang wanita, datang ke rumahnya dan berusaha membujuknya untuk berhubungan seks dengan mereka, yang membuatnya marah yang akhirnya membuat Ryan membunuh mereka.  Tetapi dia juga mengatakan dalam bukunya kalau ia tidak bisa mengingat dengan jelas semua kejahatannya.

Setelah menceritakan lima pembunuhan pertama, ia menulis, "Jika kalian bertanya mengapa aku  tega membunuh lima orang itu, aku tidak dapat menjelaskannya dengan pasti karena aku benar-benar tidak dapat mengingat semuanya dengan jelas."

Bab kedua dari otobiografi Ryan mencakup laporan terperinci tentang pembunuhan terakhir, yaitu pembunuhan Heri Santoso di apartemennya di Depok.
"Setelah aku tersadar, ternyata warna merah yang ku lihat adalah genangan darah dan potongan-potongan daging di pangkuanku adalah potongan-potongan tubuh manusia."

Ryan mengatakan Heri Santoso, yang mayatnya ditemukan di pinggir jalan Jakarta, setelah Heri menawarinya uang dan mobil untuk berhubungan seks dengan pacar Ryan.

 "Aku tidak bisa menjelaskan bagaimana itu terjadi. Aku sangat marah dan cemburu. Aku baru sadar ketika dia sudah mati setelah aku melihat potongan dagingnya di pangkuanku ... darah dan bau yang tidak enak," kata Ryan dari selnya.

"Tiba-tiba aku dicekam ketakutan yang luar biasa. Yang ingin aku lakukan hanyalah menyingkirkannya."

Menurut Ryan, sering kali kecemburuan atau rayuan yang tidak diinginkan dari orang lain - juga tawaran uang atau hadiah untuknya, yang mendorongnya untuk membunuh.

Dia mengatakan dia membunuh seorang wanita muda setelah wanita itu mencoba merayunya, kemudian membunuh putrinya karena dia adalah saksi.

 "Sebagian besar (korban) adalah lelaki gay seperti aku. Mereka membuatku merasa murahan. Aku marah, kami berdebat dan aku tidak sengaja membunuh mereka," katanya.

 "Tidak semua pria gay bebas pilih cinta. Cinta sangat penting bagiku. Itu membuatku marah ketika orang mengatakan tidak ada yang namanya kesetiaan di dunia gay."

Di rumorkan akan menikah
Di hari harinya menanti eksekusi, tiba tiba saja terdengar kabar jika Ryan akan menikahi seorang wanita di lapas Kesambi Cirebon, tempatnya ditahan saat ini.
Wanita itu bernana EW.

"E itu residivis kasus narkoba," kata Ryan.
Ketika ditanya apakah calon istrinya itu cantik, Ryan menjawab,
"Aku nggak bisa bedakan (kecantikan) perempuan. Kalau bedakan cowok ganteng dan nggak, aku bisa,"

Ryan mengatakan jika wanita itulah yang 'menembak' dirinya terlebih dahulu. Dan wanita itupun sudah mengetahui asal usul dan latar belakang kehidupan Ryan dan juga hukuman matinya.

Tapi setelah wanita yang dirumorkan akan dinikahi Ryan yang merupakan warga binaan rutan pondok bambu untuk kasus narkoba bebas pada bulan November 2010, ia membantah kabar tersebut dan menyatakan dirinya stres dengan berita itu.
"Enggak ada itu. Enggak ada rencana (menikah). Itu bisa-bisanya mereka (pihak Ryan) saja,"

Pihak EW menyatakan jika rumor kedekatannya dengan Ryan karena ia diminta pihak pihak tertentu untuk 'mendekati' Ryan dan berharap bisa merubah orientasi seksual Ryan.

Berbagai proses banding telah dilakukan Ryan tapi hasilnya tetap sama. Ia tetap sebagai terpidana mati.
Ryan juga telah mengajukan permohonan grasi kepada presiden dengan menulis sebuah surat yang ditujukan kepada bapak presiden namun belum mendapat jawaban.
Sampai sekarang, Ryan masih menunggu eksekusi mati yang belum diputuskan pelaksanaannya oleh Kejaksaan.

Comments

  1. Brarti sampe sekarang belom mati?
    Wah, jadi primadona nya penjara tuh

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Dark Disney: Kisah Original Di Balik Cerita Klasik Disney - Sleeping Beauty

Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book