Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun kenyataannya, terk
loading...

Kisah Cinta Singkat Nan Tragis Sid Vicious (Bassist Sex Pistols) Dan Nancy Spungen


"No one should expect me to live without her. She was a part of me. My heart." 
Sid Vicious

Saat itu, tanggal 12 Oktober 1978, pukul 7.30 pagi, penghuni Hotel Chelsea di Manhattan mendengar suara yang berasal dari kamar gitaris Sex Pistols, Sid Vicious.  Tentu saja, bagi para penghuni hotel, suara jeritan, erangan, dan tangisan adalah hal yang tidak biasa. Dan akhirnya penghuni hotel mendapat jawaban dari semua itu pada pukul 11 pagi ketika tubuh seorang wanita bernama Nancy Spungen dikeluarkan dari kamar hotelnya dengan kantong mayat, sementara kekasihnya, Sid Vicious, ditangkap.

Sekitar pukul 11 ​​pagi, ketika meja resepsionis menerima panggilan telepon tentang sesuatu yang telah terjadi di kamar no 100, seorang pelayan segera menuju kamar yang dimaksud. Dan setibanya di kamar itu, petugas hotel menemukan Nancy Spungen yang mengenakan pakaian dalam tergeletak di lantai kamar mandi, berlumuran darah yang disebabkan oleh luka tusuk pisau di perutnya. Sementara kekasihnya, Sid Vicious yang kebingungan tengah mondar mandir di koridor hotel, ia tampak sedih dan bingung, bagaimana bisa ia membunuh wanita yang paling dicintainya.  Dia mengakui perbuatannya di depan polisi tapi kemudian ia menarik kembali pernyataannya dan bersikeras bahwa dia tidak ingat apapun tentang kejadian malam itu.

Siapakah Nancy Spungen

Nancy adalah seorang gadis muda yang cantik berusia 20 tahun saat kematian tragis menjemputnya. Dilahirkan dengan nama Nancy Laura Spungen, pada 27 Februari 1958 di University of Pennsylvania Hospital, dari pasangan Franklin "Frank" dan Deborah Spungen. Dia terlahir dengan sianosis parah dan hampir meninggal karena kekurangan oksigen setelah tersedak tali pusar selama proses persalinan.  Tapi Nancy bayi tidak menderita kerusakan otak dan ia diperbolehkan dibawa pulang dari rumah sakit setelah delapan hari dilahirkan. The Spungens adalah keluarga kelas menengah Yahudi yang tinggal di Lower Moreland Township, pinggiran kota Philadelphia. Ayahnya adalah seorang penjual keliling dan ibunya memiliki sebuah toko makanan organik bernama The Earth Shop di Jenkintown, Pennsylvania. 

Nancy kecil adalah bayi yang sulit, ia sering kali menangis dan mengamuk. Pada usia tiga bulan, dokter anak memberinya resep  barbiturate cair, tetapi perilakunya yang keras terus berlanjut. Dalam sebuah wawancara, ibunya pernah mengatakan, "Aku tahu, bayi menangis itu normal, tapi Nancy, dia hanya bisa berteriak dan menangis"

Namun Nancy kecil seorang anak yang cerdas, saat berumur 5 tahun ia mampu melewati tes IQ dengan nilai superior. Sehingga ia diijinkan untuk melewati kelas 3.  Meskipun ia unggul secara akademis, tapi ia hanya memiliki beberapa teman selama masa sekolah dasarnya.
Nancy saat berusia 16th bersama ibunya,  Deborah

Nancy adalah anak yang temperamental yang suka melakukan kekerasan terhadap adik perempuannya, Susan, tetapi sayang terhadap adik lelakinya, David.  Dia diduga pernah mengancam akan membunuh pengasuh bayi dengan gunting dan berusaha untuk memukul psikiaternya, yang telah menuduhnya "caper". Pada usia 11 tahun, dia dikeluarkan dari sekolah umum ketika dia absen dari kelas selama lebih dari dua minggu.  Karena kelakuannya yang tidak menentu, orang tuanya mendaftarkannya di Sekolah Devereux Glenholme, Connecticut dan SMA Devereux Manor,  Pennsylvania.  Pada Januari 1972, dia melarikan diri dari Devereux Manor dan mencoba bunuh diri dengan memotong pergelangan tangannya dengan gunting.  Ketika dia berusia 15 tahun, psikiaternya mendiagnosis dia menderita skizofrenia. 

Setelah lulus dari SMA, ia melanjutkan kuliah di University of Colorado Boulder pada usia 16 tahun. Tetapi lima bulan memasuki tahun pertamanya, dia ditangkap karena membeli ganja dari petugas polisi yang sedang menyamar.  Dan ketika dia ditangkap karena menyimpan barang curian di kamar asramanya, Universitas Colorado memutuskan untuk mengeluarkannya. 

Setelah dipecat dari pekerjaan pertamanya pada hari pertama kerja, Nancy mulai membiayai dirinya sendiri dengan mencuri dan menjual narkoba.

Hubungan dengan Sid Vicious 

Nancy meninggalkan rumahnya pada usia 17 dan pindah ke New York City, dimana ia bekerja sebagai penari telanjang dan pelacur. Dia seorang grupis yang mengikuti band-band seperti Aerosmith, Bad Company, The New York Dolls, dan Ramones.  Pada tahun 1977, ia pergi ke London, mungkin untuk mengincar Jerry Nolan dari New York Dolls dan Johnny Thunder and The Heartbreakers, tetapi justru bertemu dengan Sex Pistols.  Sang vokalis, Johnny Rotten tidak tertarik pada Nancy, jadi dia kemudian mengejar bassis Sid Vicious, dan singkat cerita pasangan itu segera jatuh cinta.

Siapakah Sid Vicious

Vicious lahir dengan nama Simon John Ritchie pada 10 Mei 1957 di Lewisham, dari pasangan John dan Anne Ritchie.  Ibu Sid drop out dari sekolah dan bergabung dengan Angkatan Darat Inggris, dimana dia bertemu dengan ayah Sid, yang merupakan penjaga di Istana Buckingham dan pemain trombon semi-profesional di panggung Jazz London. Tak lama setelah kelahiran Sid, dia dan ibunya pindah ke Ibiza, dimana mereka berharap bisa berkumpul dengan ayahnya yang direncanakan akan mendukung mereka secara finansial saat itu.  Namun ternyata, kiriman uang pertama yang ditunggu tunggu itu tidak datang, membuat Anne menyadari bahwa dukungan finansial memang tidak akan pernah datang.  Anne kemudian menikah dengan Christopher Beverley pada tahun 1965, sebelum kemudian membangun rumah di Kent. Namun Christopher Beverley meninggal enam bulan kemudian karena kanker. 

Pertemuan Sid dan Nancy

Pada bulan Februari 1977, Sid mendapat kesempatan besar ketika ia diminta untuk menggantikan Glen Matlock sebagai bassis Sex Pistols, meskipun ia tidak tahu apa-apa tentang bermain bass.  

Tak lama kemudian, Nancy tiba di London.  Sebagai groupie dari anak anak anak punk New York, dia memiliki karakter yang liar, menjengkelkan, dan tidak disukai banyak orang. Jika pun ia diterima dilingkungan para musisi, itu karena kemampuannya mendapatkan heroin.  Nancy segera mengincar pentolan Sex Pistols, Johnny Rotten namun sepertinya Johnny tidak tertarik padanya. Nancy pun segera mengalihkan perhatiannya ke Sid Vicious.
Johnny Rotten

"Dia benar-benar orang yang jujur dalam hal itu, (contohnya:) Dia membeli narkoba untuk band-band itu," kata fotografer Eileen Polk, yang mengenal Nancy di tahun 70-an.

"Untuk menjadi groupie, kamu harus tinggi dan kurus dan memiliki pakaian yang modis ... Kemudian datanglah Nancy.  Dia tidak berusaha menjadi imut atau menarik.  Dia tidak memberi tahu orang-orang bahwa dia adalah model atau penari.  Dia memiliki rambut cokelat yang berantakan dan dia sedikit kelebihan berat badan.  Dan dia selalu berkata, 'Ya, gue emang pelacur dan gue gak peduli.'”

Sid Vicious menganggap sikap kasar Nancy merupakan daya tarik tersendiri.  Ketika keduanya bertemu pada tahun 1976, ia langsung jatuh hati padanya meskipun reputasinya sebagai pecandu dan pembuat onar.  Sejak saat itu, keduanya tidak dapat dipisahkan.

"Nancy ... mengajarkan Sid semua tentang seks dan narkoba dan gaya hidup seorang rocker New York," kata manajer Sex Pistols Malcom McLaren.  
Malcolm Mclaren

Bahkan sebelum bertemu Nancy Spungen, Sid Vicious sudah berantakan.  Band ini tidak malu untuk memberitahukan bahwa kecanduan Sid telah menghambat kemajuan band dan bahkan mengganggu beberapa pertunjukan mereka.  Hubungannya dengan Nancy, kian memperburuk masalah.

Nancy pada umumnya tidak disukai oleh lingkungannya

Pada satu waktu, band berhasil membuat Nancy dibanned dari tur Amerika mereka pada Januari 1978. Tapi hal tersebut justru membuat Sid berperilaku tidak menentu, pada satu titik ia memukul salah satu kepala penggemar dengan bass-nya di Dallas.

Nancy bukan hanya tidak disukai oleh teman teman band Sid, tapi beberapa band lain pun tidak menyukainya. Nancy pun tidak disukai para wanita, dan ia pun mendapat julukan Nauseating Nancy 
Bahkan, ibu artis Liv Tyler, Bebe Buel juga sempat berkata kepada Jerry Nolan,
"If this chick Nancy Spungen tries to find me, please don’t tell her where I’m staying.".

Sex Pistols membubarkan tur US mereka, setelah penampilan buruk di Winterland Ballroom San Francisco pada 14 Januari - dimana saat itu Sid Vicious overdosis metadon dan dilarikan ke rumah sakit di Queens, New York. 

Akhirnya Sid dan Nancy kembali bersatu dan keduanya kemudian terbang ke Paris untuk memfilmkan mockumentary grup mereka, Sex Pistols, The Great Rock n 'Roll Swindle.  Suasana pun kembali kacau, dimana Sid lebih memilih nge-drug di kamar hotelnya daripada bergabung dengan produksi. Bahkan ketika Sid bisa meninggalkan kamarnya untuk syuting, ada saja ulah yang dilakukan Nancy. 

Sang sutradara, Julian Temple mengatakan, 
"Aku ingat pada suatu hari, dia (Nancy) memotong pergelangan tangannya sendiri, dan darahpun membanjiri tempat tidur dan dia memalsukan upaya bunuh diri untuk membuat Sid merasa bahwa dia tidak boleh meninggalkannya,  bahkan selama beberapa jam, untuk melakukan syuting apapun."

Hubungan mereka tidak luput dari kekerasan dan pelecehan

Meskipun keduanya dipenuhi gelora cinta, tapi hubungan mereka tidak luput dari kekerasan. Di satu waktu, Sid begitu menyayangi Nancy tapi dilain waktu, dia kerap menganiayanya. Bahkan Sid pernah ditangkap karena telah memukuli Nancy di kamar hotel.  Ibu Nancy juga pernah bersaksi, bahwa di salah satu percakapan telepon terakhir dengan putrinya, dia mengetahui bahwa Sid cukup sering memukulinya.  Sid juga diduga pernah memberi tahu Johnny Rotten bahwa ia pernah  menyaksikan Nancy berhubungan seks dengan orang asing demi uang.

Tinggal di Hotel Chelsea

Pada bulan Agustus di tahun yang sama, Sid Vicious dan Nancy Spungen pindah ke Hotel Chelsea yang terkenal di kalangan seniman dan musisi.  Tokoh-tokoh seperti Bob Dylan, Janis Joplin, Iggy Pop dan Jimi Hendrix semuanya menyebutnya rumah persinggahan. Mereka menempati kamar no 100 dan terdaftar sebagai "Tuan dan Nyonya John Simon Ritchie", nama asli Sid Vicious.

Selama dua bulan, hotel yang terkenal itu adalah tempat persembunyian bagi pasangan itu, tempat bagi keduanya untuk menggunakan narkoba dan melarikan diri dari dunia, yang mereka lakukan selama berhari-hari dan kadang-kadang berminggu-minggu pada satu waktu.  Teman-teman mereka tentunya khawatir, takut bahwa kecanduan narkoba mereka pada akhirnya akan mencelakakan diri mereka sendiri. 

Tragedi di kamar no 100

Pada malam 11 Oktober, beberapa teman Sid berada di kamar no 100 tempat pasangan itu tinggal dan mereka menyaksikan sang bassis mengambil sejumlah besar narkoba.

"Beberapa saksi yang mengunjungi  kamar itu melihat Sid mengambil sebanyak 30 tablet Tuinal - dosis yang jauh lebih besar dari barbiturate yang mampu diterima tubuh manusia, dan di satu titik dapat menyebabkan siapa saja menjadi tidak sadar selam berjam-jam dan itulah yang terjadi, Sid tetap dalam keadaan tak sadarkan diri saat jam-jam dini hari,” tulis penulis Sherill Tippins dalam bukunya, Inside the Dream Palace: The Life and Times of New York's Legendary Chelsea Hotel.

Sekitar jam 2:30 pagi itu, Nancy meminta Dilaudids yang merupakan obat penghilang rasa sakit opioid kepada Rockets Redglare (seorang pengawal dan juga pengedar narkoba untuk Sid Vicious).  

Pada pagi hari 12 Oktober 1978, Sid mengaku telah tersadar dari keadaan mabuknya  dan ia terkejut karena menemukan Nancy Spungen telah meninggal dunia di lantai kamar mandi  di kamar mereka di Chelsea Hotel di Manhattan, New York.  Dia segera menghubungi resepsionis sekitar pukul 11 pagi untuk meminta bantuan. Nancy, kekasihnya,  menderita luka tusuk di perutnya dan tampaknya telah mati kehabisan darah.  Pisau yang digunakan adalah pisau berburu Jaguar Wilderness K-11 dengan  bilah 5 inci (13 cm), bukan pisau "007", yang sering diberitakan .  

Nancy telah tewas di lantai kamar mandi dengan luka tusukan sedalam satu inci ke perut.  Jika saat itu dia mendapat pertolongan, dia mungkin bisa selamat.  Tapi sebaliknya, Nancy mati karena kehabisan darah. Ia tewas di usia 20 tahun.  Kondisi jasad Nancy memburuk, meski usianya masih muda tapi tubuhnya mulai membusuk hanya tujuh jam setelah kematiannya sebagai akibat dari penggunaan narkoba.

Sid Vicious ditangkap

Sid Vicious pun ditangkap dan didakwa karena telah melakukan pembunuhan. Sid menceritakan bahwa ia dan Nancy habis bertengkar, "Aku menikamnya, tetapi aku tidak pernah bermaksud membunuhnya,"  tapi kemudian ia menarik kembali kata katanya dan mengatakan bahwa dia tidak ingat, bagaimana pisau itu bisa berakhir diperut Nancy.

Awalnya, beberapa sumber melaporkan bahwa dia mengaku melakukan kejahatan, itulah sebabnya polisi tidak mencurigai siapapun.  Namun, setelah penangkapannya, Sid menarik kembali pernyataanya, dengan mengatakan bahwa dia dalam keadaan tertidur (tidak sadarkan diri) ketika pembunuhan itu terjadi.  Publik, termasuk teman dan keluarga Sid, mempercayainya.

Manajer Sid berkata, "Nancy adalah cinta pertamanya dan satu satunya cinta dalam hidupnya. Aku yakin Sid tidak bersalah." 

Sid melakukan dua kali usaha bunuh diri

Pada 22 Oktober, sepuluh hari setelah kematian Nancy, Sid mencoba bunuh diri dengan memotong pergelangan tangannya dengan pecahan bola lampu.  Dia dirawat di Rumah Sakit Bellevue, dimana dia juga mencoba bunuh diri dengan melompat dari jendela sambil berteriak,
"Aku ingin bersama Nancy-ku!"
Namun digagalkan oleh staf rumah sakit.

Dalam sebuah wawancara November 1978 Sid mengatakan bahwa kematian Nancy "dimaksudkan untuk terjadi" dan bahwa "Nancy selalu berkata ia akan mati sebelum ia berusia 21 tahun."

Sang ikon punk ditemukan tewas di kamarnya

Sid Vicious semakin tidak sanggup menghadapi kehilangan besar dalam hidupnya. Setelah melakukan percobaan bunuh diri 2 kali hanya selang beberapa hari setelah kematian Nancy dan menghabiskan dua bulan di  penjara Riker's Island, akhirnya ia dibebaskan  dengan jaminan sebesar $ 50,000 (senilai  $176,000 hari ini) pada 1 Februari 1979. Dikabarkan juga bahwa Mick Jagger yang telah menanggung biaya pengacara Sid. Tapi Jagger tidak mau mempublisitaskan hal ini. Sid dan beberapa temannya merayakan kebebasannya dengan berpesta di Greenwich Village. Sid sebenarnya tengah menjalani program detoxifikasi selama ia di penjara di Riker's Island, tapi malam itu, seorang teman Sid, potografer Inggris, Peter Kodick, mengantarkan heroin kepadanya. Dan pada pagi hari 2 Februari 1979,  ibunya, Anne Beverley, menemukan ikon punk itu  tewas karena overdosis. Karena kematian Sid Vicious, kasus pembunuhan Nancy Spungen pun ditutup. Tersangka utama mereka sudah pergi, dan bagi mereka, tampaknya tidak ada gunanya mengejar kasus ini lebih jauh.

Beberapa teori yang beredar, bahwa kematian Nancy Spungen adalah bunuh diri ganda yang gagal. Mungkin saja antara Sid dan Nancy memang berencana untuk melakukan bunuh diri bersama namun tidak berjalan seperti yang seharusnya. Sementara yang lain mengatakan bahwa pengawal / pengedar narkoba, Rockets Redglare lah yang telah membunuh Nancy. Sepanjang hidupnya, Redglare, dengan yakin membantah keterlibatan dalam pembunuhan Nancy kepada pers, hingga ia meninggal dunia pada tahun 2001, 

Namun, enam orang diyakini berada di kamar pasangan itu di Hotel Chelsea sebelum kematian Nancy, tetapi tidak ada yang pernah di interogasi.  Pasangan itu memang punya uang, yang dikabarkan juga ikut hilang di malam itu, apakah itu sebuah perampokan? Entahlah.

Jadi, mengapa Sid pernah mengaku telah membunuh Nancy ?
Menurut teman Sid, Eileen Polk  "Menurutku, saat itu mungkin Sid terbangun dan menyadari bahwa dia (Nancy) sudah mati, mungkin dia mengira jika dialah yang melakukannya,"

Tidak ada teori yang diselidiki, dan hingga hari ini kasusnya masih belum terpecahkan, dan satu lagi skandal misterius yang menunjukkan betapa gelapnya kehidupan kelompok remaja saat itu.

Nancy Spungen sendiri dimakamkan di King David Memorial Park Bensalem, Pennsylvania.

Sementara itu dalam buku Please Kill Me: The Uncensored Oral History of Punk by Legs McNeil and Gillian McCain, seorang fotografer teman dekat Sid, Eileen Polk, mengatakan bahwa tidak ada rumah pemakaman di New York yang bersedia mengadakan pemakaman atau penguburan untuk Sid karena reputasinya.  Jasadnya akhirnya dikremasi di Garden State Crematory di New Jersey. 

Sid Vicious ingin dimakamkan disamping Nancy

Sesuai dengan wasiatnya, Sid ingin dimakamkan berdampingan dengan Nancy Spungen. Tapi Nancy adalah seorang Yahudi dan dimakamkan di pemakaman Yahudi di Pennsylvania, membuatnya sulit untuk melakukan penguburan antaragama.  Ibu Sid Vicious,  Anne Beverley kemudian mengunjungi rumah keluarga Spungen di Philadelphia dan bertanya kepada ibu Nancy, Deborah Spungen, apakah dia bisa menyebarkan abu Sid di atas kuburan Nancy, tapi Ibu Nancy menolak permintaan itu.

Polk kemudian mengatakan bahwa terlepas dari penolakan ibu Nancy, Jerry Only mengantarkan Anne, saudara perempuannya, dan dua teman Sid ke pemakaman tempat Nancy dimakamkan, disanalah Anne Beverley menebarkan abu Sid di atas kuburan Nancy.

Nancy dan Sid telah membuat perjanjian bunuh diri

Tak lama setelah kematian Sid Vicious, ibunya Anne Beverley mengklaim bahwa Sid dan Nancy membuat perjanjian bunuh diri dan bahwa kematian Sid Vicious bukanlah unsur ketidaksengajaan.  Beverley mengklaim bahwa setelah Sid dikremasi, ia menemukan catatan tulisan tangan di saku jaket kulit Sid, yang berbunyi:
"We had a death pact, and I have to keep my half of the bargain. Please bury me next to my baby. Bury me in my leather jacket, jeans and motorcycle boots. Goodbye"
"Kami memiliki perjanjian kematian, dan aku harus menepatinya.  Tolong kuburkan aku di samping kekasihku.  Kuburkan aku dengan jaket kulit, celana jins dan sepatu bot sepeda motorku.  Selamat tinggal."

Deborah Spungen juga percaya adanya perjanjian bunuh diri antara putrinya dan Sid.  Dia sering mengatakan Nancy terobsesi dengan kematiannya sendiri dan tidak akan terkejut jika Nancy "merekayasa kematiannya. Dia ingin mati .... Jadi dia 'memancing' (Sid) untuk menikamnya dengan meyakinkannya bahwa itu satu-satunya cara yang mungkin dia bisa lakukan untuk membuktikan cintanya pada Sid. "

Apakah ibu Sid terlibat atas kematian putranya?
Sid dan ibunya, Anne

Pada tahun 1996, Anne mengatakan kepada wartawan Alan G. Parker bahwa dia sengaja memberikan dosis fatal heroin kepada Sid karena dia takut kembali lagi ke penjara dan merasa ragu akan pengacaranya, meskipun pengacaranya meyakinkannya dan akan  membersihkan namanya.  Parker kemudian menyutradarai filmnya sendiri, berjudul Who Killed Nancy?

Johnny Rotten Selalu Merasa Bertanggung Jawab atas Kematian Sid

Teman satu band dan sahabatnya John Lydon (alias Johnny Rotten) selalu merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Sid. Ia memiliki perasaan bersalah yang luar biasa sepanjang hidupnya.  “Nancy Spungen adalah orang yang menjijikan dan mengerikan yang telah membunuh dirinya karena gaya hidupnya sendiri yang menyebabkan kehancuran dan kematian Sid dan seluruh kegagalan lainnya.  Aku mencoba untuk membantu Sid melalui semua itu dan memiliki tanggung jawab tertentu karena akulah yang membawanya ke Sex Pistols dan aku berpikir dia bisa menangani tekanan. Tapi dia tidak pernah bisa.  Alasan orang menggunakan heroin adalah karena mereka tidak bisa menangani tekanan.  Sid yang malang.  Kematiannya (Nancy) terjerat dalam misteri, ”kata Johnny Rotten.
Sid dan Johnny Rotten

"Tapi itu bukan misteri nyata.  Jika kamu terlibat dalam narkoba dan hal hal semacam itu, selalu akan terjadi. "

Kisah cinta nan tragis

Nancy dan Sid adalah pasangan nyentrik era punk 70 an yang memiliki kisah cinta singkat dan akhir yang tragis. 
"Dia adalah cinta pertamanya dan satu-satunya dalam hidupnya," tulis McLaren, manajer Sex Pistols.

Namun sepertinya takdir telah mempertemukan dua jiwa yang sama sama memiliki masa remaja yang suram untuk saling mencintai. Sid Vicious yang sepertinya telah ditakdirkan untuk masa-masa sulit, yang dilahirkan dari seorang ibu hippie dan hidup dalam kemiskinan yang telah mengusir putranya ketika berusia 16 tahun. Sementara Nancy Spungen menjalani kehidupan remajanya sebagai pelacur dan pengedar narkoba. Keduanya telah dipertemukan meskipun tidak selalu dalam hal hal baik. Pada akhirnya, mereka berdua mati hanya dalam beberapa tahun sejak pertemuan mereka dan sesuai keinginan Nancy yang tidak ingin hidup hingga umur 21 tahun.  
 
Sid Vicious mengirimkan surat duka citanya kepada ibu Nancy paska kematian kekasihnya

Sid sangat berduka atas kehilangan cinta dalam hidupnya, ia pun mengirim surat kepada Deborah.
"All I can say is that they never loved anyone as passionately as I love Nancy. I always felt unworthy to be loved by someone so beautiful as her. Everything we did was beautiful. At the climax of our lovemaking, I just used to break down and cry. It was so beautiful it was almost unbearable. It makes me mad when people say 'you must have really loved her.' So they think I don't still love her?....No one should expect me to live without her. She was a part of me. My heart."
 
"Yang bisa aku katakan adalah bahwa tidak ada yang pernah mencintai siapa pun dengan penuh gairah seperti aku mencintai Nancy. Aku selalu merasa tidak layak untuk dicintai oleh seseorang yang begitu cantik seperti dia. Semua hal yang kami lalui sangatlah indah. Pada puncak percintaan kami, aku hanya patah hati dan menangis. Semuanya sungguh indah hingga nyaris tak tertahankan. Dan yang membuatku marah ketika orang orang berkata, "Kamu pasti benar-benar mencintainya."  Jadi apa mereka pikir aku sudah tidak mencintainya? Tidak ada yang bisa mengharapkan aku hidup tanpanya. Dia adalah bagian dari diriku. Jantung hatiku."



 
 
 


 
 
 

 

 

 







 


 


 

 

 

 




Comments

Popular posts from this blog

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Dark Disney: Kisah Original Di Balik Cerita Klasik Disney - Sleeping Beauty

Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book