Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun kenyataannya, terk
loading...

Dibalik kematian Kurt Cobain, Bunuh Diri Atau Dibunuh?

Pada 8 April 1994, vokalis Nirvana Kurt Cobain ditemukan tewas bunuh diri menggunakan senjata api di rumahnya di Seattle. Kematiannya membuat dunia berduka, terutama para pemujanya. Karena saat itu, band-nya Nirvana sedang berada di puncak popularitas.

Mengapa seorang yang sedang berada dalam masa ketenaran memutuskan untuk mengakhiri hidupnya? Dan seperti apakah hari hari terakhirnya sebelum ia meninggalkan para fansnya menangis dalam duka?

Lamiscorner mencoba untuk menceritakan kisahnya.

Welcome to "27 Club"

"Sekarang dia sudah pergi dan bergabung dengan klub bodoh itu," kata ibu Kurt Cobain, Wendy O'Connor, pada 9 April 1994.

"Aku memberitahunya untuk tidak bergabung dengan klub bodoh itu."

Klub bodoh yang dimaksud ibu Cobain adalah, "27 Club". Sebuah sebutan untuk para selebriti yang meninggal dunia di usia 27. Club 27 sendiri hingga kini masih selalu dibicarakan orang. Apakah itu suatu kebetulan ataukah sebuah konspirasi.

Wendy O'Connor, sangat berduka ketika mengetahui putranya - vokalis sebuah band beraliran Grunge, Nirvana, yang  saat itu berada di puncak ketenaran dan menjadi idola anak muda dieranya - telah bunuh diri di dalam rumahnya di Seattle.

Kematiannya di usia 27 tahun, membuatnya "bergabung" dengan "27 Club", dimana para bintang terkenal, termasuk Jimi Hendrix dan Janis Joplin, juga meninggal pada usia muda itu.

Semua tanda di tempat kejadian memang mengarah ke bunuh diri.  Mayatnya ditemukan di rumah kaca dengan beberapa benda benda pribadinya, senapan yang baru saja ditembakkan, dan sebuah catatan bunuh diri, ada di dekatnya.

Ibu Cobain sendiri mengatakan keesokan hari setelah kematian putranya,  bahwa, mungkin bunuh dirinya Kurt Cobain adalah akhir yang tidak bisa dihindari bagi jiwa putranya yang tersiksa selama ini.
Banyak masalah pribadi yang mungkin mempengaruhi keadaan mental Cobain saat itu. Dari perceraian orang tuanya saat ia berusia 9 tahun. Perceraian itu sangat memengaruhi dirinya secara emosional selama sisa hidupnya.  Hingga rasa kesepiannya yang kronis yang kemudian diperburuk oleh ketenarannya. Cobain selalu merasa dihantui oleh kesedihan mendalam selama sebagian besar masa hidupnya yang singkat.

Tapi sebenarnya, dia telah menemukan semacam kedamaian atau bisa dikatakan semacam keinginan untuk melanjutkan kehidupannya, ketika dia menikahi Courtney Love, vokalis grup musik Hole yang kemudian memberinya seorang putri, Frances Bean Cobain yang lahir tahun 1992. Tetapi, pada akhirnya, sepertinya hal itu pun tidak cukup bagi jiwa Cobain.

Saat itu pihak berwenang dan sebagian besar orang yang paling dekat dengannya setuju bahwa kematian Kurt Cobain adalah bunuh diri tapi kemudian ada beberapa pendapat lainnya yang mengklaim jika kemungkinan ada beberapa kecurangan yang terlibat. Bahkan ada pula yang berpendapat bahwa ia mungkin telah dibunuh.

Tetapi apapun alasannya, kematian Kurt Cobain hanyalah akhir dari kisah tragis tentang kehidupannya yang terlalu singkat.

Masa kecil

Cobain lahir di Rumah Sakit Grays Harbor di Aberdeen, Washington, pada 20 Februari 1967. Orang tuanya adalah Wendy Elizabeth, yang merupakan seorang pelayan dan Donald Leland Cobain seorang mekanik otomotif. Adik perempuannya, Kimberly, lahir pada 24 April 1970.

Tapi nenurut biografi Cobain karya Charles R. Cross, Heavier Than Heaven, yang mengatakan jika Cobain adalah anak yang gembira, sama sekali tidak terperosok dalam kesuraman yang mendominasi sebagian besar hidupnya sejak masa remaja hingga seterusnya.  Bahkan sejak Cobain lahir, ia adalah anak yang bahagia.

Cobain kecil sendiri sudah bisa memainkan sesuatu yang dia dengar di radio dan mampu secara artistik menuliskan apa pun yang dia pikirkan di atas kertas atau alat musik.

Sayangnya, Cobain yang ceria akhirnya menjadi remaja yang memikul beban atas perceraian orang tuanya.  Selama beberapa tahun, satu-satunya teman yang tidak pernah mengkhianatinya adalah teman imajinernya, bernama Boddah.

Kelak dia akan meninggalan sebuah pesan terakhirnya melalui sebuah catatan untuk teman imajinernya itu.
 "I hate Mom, I hate Dad. Dad hates Mom. Mom hates Dad.”
Sebuah tulisan dari dinding kamar Kurt Cobain

"Masa kecilku baik baik saja, sampai aku berumur 9th,"
Ungkap Cobain suatu hari kepada Spin Magazine

Peristiwa perceraian kedua orang tuanya yang terjadi pada Februari 1976 itu adalah peristiwa yang paling menghancurkan dalam kehidupan mudanya.

Cobain mulai mogok makan dan pada satu titik, bahkan dia harus dirawat di rumah sakit karena kekurangan gizi.  Dan emosinya yang mulai tidak stabil membuatnya selalu meledak ledak lewat kemarahannya.

Bahkan menurut teman masa kecilnya, Cobain sanggup duduk diam selama berjam jam tanpa peduli akan sekitarnya.

Setelah perceraian itu, Cobain ikut bersama ayahnya dan dia  meminta sang ayah  berjanji untuk tidak pernah berkencan dengan siapa pun selain ibunya lagi.  Don Cobain setuju  (tetapi ia menikah kembali segera setelah itu).

Ayah Cobain akhirnya mengakui bahwa dia memperlakukan anak-anak tirinya lebih baik daripada putra kandungnya karena dia takut ditinggal oleh istri barunya.
"I was afraid that it was going to get to the point of ‘either he goes or she goes,’ and I didn’t want to lose her," katanya.

Setelah merasa dikambing hitamkan di antara saudara tirinya, sesi terapi keluarga dan berpindah pindah antara rumah ibunya dan ayahnya, Cobain remaja membawa beban emosional sepanjang sisa hidupnya.

Meraih popularutas bersama Nirvana

Keahliannya bermain gitar, Kurt Cobain mulai berkeinginan untuk menjadi seorang bintang rock, dan akhirnya mulai sering nge-band bersama musisi musisi Seatle.

Dan saat usianya 20 tahun ia bertemu teman-teman band-nya yang kelak akan membentuk  Nirvana bersama Krist Novoselic pada bass dan Dave Grohl pada drum (sebelumnya diisi drummer lain dan merilis album Bleach yang kemudian digantikan oleh Grohl), Nirvana akan segera menjadi band terbesar di dunia.  Pada tahun 1990, setelah Grohl resmi bergabung, Nirvana merilis Nevermind dimana album tersebut terjual sebanyak 30 juta copy diseluruh dunia.

Tetapi setelah berada di puncak kesuksesannya, halangan dan rintangan segera menemui nasib band tersebut. Tekanan emosional Cobain kembali menguasainya.  Teman temannya ingat bagaimana dia bisa menjadi energik dan ramah dan  sesaat kemudian ia menjadi, katatonik.
"Dia adalah bom waktu yang berjalan," manajernya Danny Goldberg mengatakan pada Rolling Stone.

Sehari setelah penampilan mereka di Saturday Night Live, istrinya, Courtney Love, menemukan Cobain tertelungkup di sebelah tempat tidur kamar hotel mereka.  Cobain overdosis heroin, tetapi saat itu ia berhasil diselamatkan.

Overdosis itu menyebabkannya hampir berada diambang kematian. Istrinya mengatakan, jika saja ia tidak bangun pukul 7 pagi itu, entah apa yang akan terjadi pada suaminya.  Sayangnya, ia terus memakai heroin bahkan bersama istrinya yang juga sama sama seorang pecandu, hingga di hari kematiannya 3 tahun kemudian.

Nirvana melakukan tur untuk album ketiga dan terakhir mereka, In Utero, dimulai di Eropa pada Februari 1994. Saat itu Cobain telah memiliki seorang putri Frances.
Sebagai musisi rock yang tengah dipuja, ia berjuang untuk bisa tampil sebagai rock star profesional sambil berjuang dengan kecanduannya terhadap narkotika bersama istrinya.

Sebelum pertunjukkan Munich pada 1 Maret, Cobain bertengkar dengan istrinya di telepon.

 Nirvana memang akan bermain malam itu, tetapi tidak sebelum Cobain cepat cepat menuju ke ruang ganti dan memberi tahu Melvins 'Buzz Osborne bahwa betapa putus asanya dia.

Sekitar satu jam kemudian, Cobain mengakhiri pertunjukan lebih awal dengan alasan laringitis.  Dan Itu adalah pertunjukan terakhir Nirvana.

Istirahat 10 hari saat tur memberi kesempatan bagi setiap personel dan kru untuk berpisah dan beristirahat.  Cobain terbang ke Roma dimana dia ditemani oleh istri dan putrinya.
Pada tanggal 4 Maret, Love terbangun dan menemukan Cobain benar-benar tidak responsif. Sekali lagi Cobain overdosis Rohypnol malam harinya. Dia bahkan menulis pesan.

Overdosis ini tidak dipublikasikan pada saat itu dan manajemen Nirvana mengklaim itu kecelakaan.  Namun, berbulan-bulan kemudian, Love mengungkapkan bahwa Cobain telah "meminum 50 pil sialan" dan menyiapkan surat bunuh diri.
Ternyata kepopuleran sama sekali tidak mengurangi kesedihan dalam dirinya. Dan hubungan pribadinya dengan Love yang sedang bermasalah hanya memberikan trauma masa lalu dimana ia kembali terngiang perceraian orang tuanya yang sudah melukai masa kecilnya.

Cobain menulis bahwa dia "lebih baik mati daripada harus melewati perceraian lain lagi (dalam hidupnya)"

Setelah upaya bunuh diri, band menjadwal ulang tur yang akan datang sehingga Cobain bisa pulih, tetapi dia secara mental dan fisik sangat kelelahan.  Dia menolak tawaran untuk tampil di Lollapalooza dan tidak hadir di sesi latihan bandnya.  Meskipun Love sendiri adalah pecandu heroin yang sama parahnya, tapi dia mengatakan kepada suaminya bahwa memakai narkoba di dalam rumah sangat dilarang.

Tentu saja, Cobain menemukan cara lain,  dia akan tinggal di apartemen si pengedar atau melakukannya di kamar hotel secara acak.  Menurut Rolling Stone, polisi Seattle mendapat laporan pada 18 Maret  dari Love yang saat itu mengatakan jika suaminya mengunci diri di sebuah ruangan dengan revolver dan mengancam dia akan bunuh diri.

Polisi menyita pistol kaliber .38, berbagai pil, dan pergi.  Malam itu, Cobain memberi tahu mereka bahwa dia tidak berniat bunuh diri.

Istrinya, keluarga Cobain, anggota band dan tim manajemen merencanakan untuk melakukan intervensi terhadap Cobain karena mereka sangat khawatir akan keselamatannya.
Saat itu Love mengatakan kepada Cobain bahwa dia akan menceraikannya jika dia tidak pergi ke rehabilitasi.  Dan anggota band-nya mengatakan mereka akan meninggalkan band jika dia tidak melakukannya.  Tapi Cobain justru menjadi sangat marah dan dia menuduh istrinya "lebih kacau daripada dia."

Setelah itu, Cobain menuju basement bersama gitaris tur Nirvana, Pat Smear untuk membuat musik.  Love terbang ke LA dengan harapan Cobain akan ikut dengannya sehingga mereka bisa rehabilitasi bersama.

Di malam intervensi, Kurt Cobain justru menuju ke apartemen dealernya. Ia terlihat putus asa dan mengajukan dua pertanyaan tragis: "Di mana teman-temanku disaat  aku membutuhkannya?
Mengapa teman-temanku menentangku? "

Pada tanggal 29 Maret, setelah mengalami overdosis yang hampir fatal, Cobain setuju ketika Novoselic mengantarnya ke bandara sehingga ia dapat rehabilitasi di California.  Tapi keduanya justru bertengkar di terminal utama saat Cobain akhirnya melarikan diri.

Dia kemudian dilaporkan mengunjungi temannya, Dylan Carlson untuk meminta senapan keesokan harinya. Cobain beralasan bahwa dia membutuhkan pistol itu karena ada penyusup di rumahnya.  Carlson mengatakan Cobain "tampak normal," dan bahwa dia tidak menganggap permintaannya aneh karena dia juga pernah meminjamkan senjata kepada Cobain.

Cobain dan Carlson mendatangi Stan's Gun Shop di Seattle dan membeli senapan Remington 20-gauge seberat enam pound dan sejumlah peluru seharga sekitar $ 300, yang dibayar Carlson karena Cobain tidak ingin polisi mengetahui atau menyita senjata itu.

Carlson memang merasa aneh bahwa Cobain justru membeli senapan padahal yang dia tahu, seharusnya Cobain pergi untuk rehabilitasi di California.  Carlson menawarkan diri untuk menyimpan pistolnya sampai dia kembali dari rehabilitasi nanti tetapi Cobain mengatakan tidak.

Polisi menduga Cobain menyimpan pistolnya di rumah dan kemudian terbang ke California untuk memasuki Exodus Recovery Center.

Melarikan diri dari Rumah Sakit

Pada tanggal 1 April, setelah dua hari sebagai pasien disana, ia memanggil istrinya.

Seperti yang diceritakan Love, saat itu Cobain berkata,
"Courtney, aku tidak peduli apa yang terjadi, tapi aku ingin kamu tahu bahwa kamu telah melakukannya dengan baik. Ingatlah, apapun yang terjadi, aku mencintaimu."

Malam itu, sekitar pukul 7:25 malam, Cobain memberi tahu staf pusat rehabilitasi bahwa dia ingin keluar untuk merokok. Menurut Love, saat itulah ia "melompati pagar" - yang sebenarnya merupakan dinding bata setinggi enam kaki.

Ketika Love mengetahuinya, dia menyewa penyidik swasta untuk melacaknya.  Tetapi Cobain saat itu akan terbang menuju Seattle. Dia naik taksi ke Bandara Los Angeles dan terbang kembali ke Seattle.  Dalam penerbangan, ia duduk di sebelah Duff McKagan dari Guns N 'Roses. Terlepas dari permusuhan Cobain dengan Guns N 'Roses khususnya Axl Rose, Cobain "tampak senang" melihat McKagan.  McKagan kemudian menyatakan bahwa sebenarnya menurut  instingnya ada sesuatu yang salah dengan Cobain.

Sesampainya di Seattle, menurut beberapa saksi - ia berkeliaran di sekitar kota, menghabiskan malam di rumah musim panasnya di Carnation, dan nongkrong di taman.

Sementara itu, ibu Cobain panik.  Dia membuat  laporan orang hilang dan memberi tahu polisi bahwa putranya mungkin bunuh diri.
Sebelum ada yang tahu dimana dia berada atau apa yang akan terjadi, Cobain sudah membentengi dirinya dengan sembunyi di rumah kaca di atas garasinya.

Bunuh diri

Faktanya saat itu adalah, tidak ada yang tahu persis apa yang terjadi antara 4 April dan 5 April. Yang jelas, mereka sudah melakukan pencarian di rumah Cobain tiga kali, yang diduga saat itu Cobain masih hidup. Tapi sepertinya tidak ada yang berpikir untuk meneriksa garasi atau mencarinya di rumah kaca yang terletak di atas garasi.
Image
Sementara di dalam rumah kaca, Cobain mengganjal pintu rumah kaca dari dalam menggunakan kursi dan mungkin saat itu dia berpikir dan memutuskan sudah waktunya untuk pergi.

Dan Cobain pun menulis sebuah surat yang ditujukan kepada Boddah, teman imajinernya, sebagian bertuliskan antara lain sebagai berikut: (surat asli Cobain, bisa di klik disini, dan transkip lengkap surat tersebut bisa klik disini)

“I have it good, very good, and I’m grateful, but since the age of seven, I’ve become hateful towards all humans in general. Only because it seems so easy for people to get along that have empathy. Only because I love and feel sorry for people too much I guess.
 Thank you all from the pit of my burning, nauseous stomach for your letters and concern during the past years. I’m too much of an erratic, moody baby! I don’t have the passion anymore, and so remember, it’s better to burn out than to fade away.
 Peace, love, empathy. Kurt Cobain
 Frances and Courtney, I’ll be at your alter [sic]. Please keep going Courtney, for Frances. For her life, which will be so much happier without me. I LOVE YOU, I LOVE YOU!”

Kemudian Cobain melepas topinya dan duduk dengan kotak cerutu yang berisi heroin.  Dia meletakkan dompetnya di lantai, membukanya dang sedikit mengeluarkan kartu  SIM nya, mungkin dia berpikir agar proses identifikasi tubuhnya lebih mudah.
Dompet Cobain
Image

Surat terakhirnya ia letakkan dilantai dekat dengan tubuhnya. Kemudian, dia mengarahkan senapan itu ke kepalanya dan menembak.

Pada 8 April,  jenazah Cobain ditemukan oleh seorang tukang listrik Gary Smith, yang datang untuk memasang sistem keamanan.  Awalnya ia berpikir jika Cobain sedang tertidur sampai dia kemudian melihat senapan yang mengarah ke dagunya. Diduga  tubuh Cobain telah berbaring di sana selama berhari-hari;  laporan koroner memperkirakan Cobain telah meninggal pada 5 April 1994 pada usia 27.
Rumah Cobain
Lalu bagaimana dengan teori yang mengatakan jika Cobain tewas dibunuh?

Laporan koroner memang menganggap kematian Kurt Cobain sebagai bunuh diri karena tembakan.

Image: Tmz

Namun, laporan toksikologi yang disampaikan oleh Tom Grant, penyelidik pribadi yang waktu itu disewa Love untuk menemukan Cobain mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang bisa menelan heroin sebanyak yang mereka temukan di dalam tubuh Cobain tapi masih mampu mengangkat senapan, apalagi itu adalah laras panjang dan diarahkan lurus ke kepalanya sendiri.
Grant mengemukakan bahwa heroin itu telah diberikan oleh beberapa pelaku untuk melemahkan Cobain kemudian menembaknya - meskipun pernyataan ini tetap kontroversial.

Cobain body found

Grant menambahkan bahwa tulisan tangan pada paruh kedua catatan bunuh diri Kurt Cobain tidak konsisten dengan tulisan tangannya yang biasa. Dia menduga ada orang lain yang menulisnya untuk membuat kematian itu tampak seperti bunuh diri meskipun sebenarnya tidak.  Namun, banyak ahli tulisan tangan tidak setuju dengan analisis ini.

Hingga saat ini bukan cuma Grant yang menduga jika bunuh diri Kurt Cobain sebenarnya adalah pembunuhan, tapi teori-teori ini masih dipercaya oleh beberapa kalangan.

Dunia Berkabung

Sementara itu diluar rumah Cobain di Seattle, penggemarnya mulai berkumpul. Pada hari itu seluruh kota menyalakan lilin.

Dunia berduka atas kematian Kurt Cobain, bahkan hingga saat ini, kematian Kurt Cobain masih menjadi luka bagi banyak orang.
Frances dan Courtney 
Upacara terakhir untuk Cobain, dilakukan oleh ibunya, pada tanggal 31 Mei 1999. Putri Cobain, Frances Bean menyebarkan abu Cobain ke McLane Creek di Olympia

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Dark Disney: Kisah Original Di Balik Cerita Klasik Disney - Sleeping Beauty

Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book