Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun kenyataannya, terk
loading...

Dibalik pikiran seorang Carl Panzram, Pembunuh Berantai Paling Menjijikan Di Dunia

"His brains were coming out of his ears when I left him and he will never be any deader." - Carl Panzram



Charles Panzram terlahir pada 28 Juni 1891. Ia adalah seorang pembunuh berantai Amerika yang paling aneh, paling mengerikan dan paling menarik dalam sejarah, ia pun seorang pemerkosa, pelaku pembakaran, perampok, dan pencuri. Dia didorong oleh kebencian yang luar biasa terhadap kemanusiaan, termasuk dirinya sendiri. Dalam pengakuannya di penjara dan otobiografinya, ia mengklaim telah melakukan 22 pembunuhan dan melakukan sodomi lebih dari 100 kali terhadap laki-laki (baik itu dewasa ataupun anak anak).  Ia dieksekusi pada tahun 1930 karena pembunuhannya terhadap seorang staf penjara di Penjara Federal Leavenworth.

"Dalam hidup saya,  saya telah melanggar setiap hukum yang pernah dibuat oleh manusia dan Tuhan. Jika ada yang membuat lagi (hukum), saya seharusnya dengan bangga akan melanggarnya juga."

Menjelang akhir hidupnya, Carl Panzram dengan bangga telah melakukan aksi pembunuhan, sodomi dan ribuan perampokan serta pembakaran.  Dan saat itu ia mengatakan:

"Untuk semua hal ini saya sama sekali tidak menyesal."

Kriminolog menyimpulkan bahwa perilaku sadis Carl Panzram ada hubungannya dengan kehidupan masa kecilnya yang bermasalah.  Panzram lahir di Minnesota pada tahun 1891 dari orang tua imigran Prusia Timur.  Ia adalah anak bungsu dari 5 bersaudara. Ayah Panzram meninggalkan keluarga ketika Panzram masih kecil dan ibunyalah yang bekerja di ladang untuk menafkahi anak anaknya. Pada usia 8, Panzram kecil dibawa ke hadapan hakim setempat karena mabuk dan pada usia 12 tahun, ia melakukan perampokan pertamanya karena mencuri kue, apel, dan revolver dari tetangganya.

Pencurian pertama Panzram membuatnya dikirim ke Minnesota State Training School dimana ia dipukuli, diperkosa, dan disiksa oleh staf sekolah.  Dia dibebaskan dari sekolah pada usia remaja dan tak lama setelah itu dia melarikan diri dari rumah.

"Saya saat berada di sekolah reformasi baik-baik saja ... Saya telah diajarkan oleh mereka bagaimana menjadi munafik dan saya telah belajar lebih banyak tentang mencuri, berbohong, membenci, membakar dan membunuh. Saya telah belajar bahwa penis laki-laki dapat digunakan untuk sesuatu selain untuk  buang air kecil dan bahwa dubur dapat digunakan untuk tujuan lain ... "

Panzram kembali ke rumah untuk bekerja di pertanian dan pergi ke sekolah. Namun itu tidak berjalan dengan baik.  Dia sangat membenci gurunya sehingga dia membawa pistol ke sekolah untuk membunuhnya di depan kelas.  Carl akhirnya berkelahi dengan guru dan pistol terjatuh dari balik pakaiannya.  Dia melarikan diri dari Minnesota, menggunakan kereta.

Di jalan, ia terus belajar tentang rasa sakit dan penderitaan.  Dia diperkosa oleh sekelompok gelandangan.  Polisi kereta api adalah monster brutal dan sadis.
Seluruh penganiayaan yang dialami Panzram, menurutnya telah membuatnya menjadi anak yang jauh lebih bijaksana - anak yang kelak akan memperkosa orang lain.

Di Montana dia ditangkap, sekali lagi karena pencurian.  Dia menghabiskan waktu di sekolah reformasi lain, lagi-lagi ia mendapat perlakuan lebih biadab.  Kali ini dia melawan, mencoba membunuh penjaga dengan papan kayu.

Pada tahun 1907 Panzram dan seorang napi lain melarikan diri dan menuju ke barat.  Sepanjang jalan mereka merampok gereja ... dan kemudian membakarnya.  Itu adalah hobi favorit Panzram.

"Secara naluriah, saya sekarang sangat mencintai Yesus. Ya, saya sangat mencintainya. Saya ingin sekali lagi menyalib dia!"

Panzram terus naik kereta, membakar banyak bangunan dan mencuri.  Faktanya, pencurian Panzram-lah yang membuatnya menjadi tertangkap sekali lagi pada tahun 1908. Ia dinyatakan bersalah dan dikirim ke Barak Disipliner Amerika Serikat di Fort Leavenworth.

Ia mungkin sudah berpengalaman akan hal hal buruk di dalam penjara sebelumnya, tetapi tidak ada yang memberitahunya atas kengerian di Leavenworth.  Pada pergantian abad saat itu,  sistem hukuman Amerika adalah hal yang mengerikan, penyiksaan dan kekejaman.  Para tahanan di Leavenworth tidak diizinkan berbicara;  siapa pun yang berani mengucapkan sepatah kata pun akan dipukuli dengan kejam.  Kelak memoar Panzram juga mengisahkan tentang berbagai metode penyiksaan mengerikan yang digunakan, masing-masing memiliki nama khasnya:
A Dose of the Salts, the Humming Bird, The Snorting Pole.

Saat itu Panzram berumur 16 tahun.

 "Yah, saya mungkin sedikit manis (walau bajingan) saat saya masuk ke sana (penjara Leavenworth) tetapi ketika saya keluar dari sana, semua kebaikan yang mungkin ada dalam diri saya telah ditendang dan dipukul keluar dari dalam diri saya."

Pada tahun 1910 Panzram dibebaskan dari Leavenworth.  Segala macam keburukan telah merasuk dalam kepribadiannya dan dia mulai meneror semua orang yang dia temui.  Dia kembali menuju barat daya, membakar gereja-gereja dan menaiki kereta.  Dengan, tubuh setinggi enam kaki dan berat 180 pound, tidak ada yang menyerangnya.  Bahkan dia mulai memperkosa sebanyak mungkin para gelandangan.

 "Setiap kali saya bertemu dengan seseorang yang tidak terlalu buruk, saya akan membuatnya mengangkat tangan dan menjatuhkan celananya. Saya tidak memiliki kriteria khusus. Saya menyukai yang tua dan muda, tinggi dan pendek, putih dan hitam.  Tidak ada perbedaan bagi saya asalkan mereka adalah manusia. "

Pada satu waktu, Panzram mencuri sebuah pistol, merampok seorang polisi kereta api dengan todongan senjata - dan kemudian mulai memperkosa pria itu.  Tapi itu belum cukup, dia kemudian memaksa dua gelandangan lainnya untuk memperkosanya.

Dia kemuadian ditangkap lagi dan lagi.  Dia melarikan diri dari banyak penjara seantero negeri.

Dia akhirnya berakhir di Penjara Negara Deer Lodge di Montana.  Dia menghabiskan beberapa tahun di sana, kali ini dia sebagai ketua bangsal penjara disana.

 "Aku akan memulai pagiku dengan sodomi."

Setelah dibebaskan dari Deer Lodge, Panzram menuju ke timur.  Kali ini dia berada di New Haven, Connecticut.  Seperti biasa, Panzram merampok rumah sebanyak mungkin.  Suatu hari pada tahun 1920 ia mendobrak sebuah rumah dan mendapati rumah itu milik seorang pria yang sangat terkenal: William Howard Taft.

Pada tahun 1920 masa Taft sebagai presiden sudah berakhir dan dia duduk di Mahkamah Agung.  Tetapi Panzram memiliki hubungan yang sangat pribadi dengan sosok Taft yang pernah menjadi Secretary of War.  Itu berarti surat perintah yang mengirim Panzram ke Leavenworth telah ditandatangani oleh Taft.  Tentu saja Panzram memiliki dendam terhadapnya.

Jadi Panzram merampok rumahnya dan dia mencuri pistol pribadi Taft.  Dia punya rencana buruk terhadap pistol itu.

Panzram tidak hanya mengambil pistol dari Taft, ia juga mendapatkan sekitar tiga ribu dollar uang tunai.  Dia pergi ke New York City dimana dia membeli sendiri sebuah kapal pesiar, yang dia beri nama Akista.


 "Lalu aku pikir itu akan menjadi rencana yang bagus untuk menyewa beberapa pelaut untuk bekerja untukku, membawa mereka ke kapal pesiar, membuat mereka mabuk, melakukan sodomi pada mereka, merampok mereka dan kemudian membunuh mereka. Ini yang kulakukan."

 "Kita akan minum anggur dan makan malam dan ketika mereka cukup mabuk mereka tertidur. Ketika mereka tidur aku akan mengambil kaliber 45 Colt otomatisku yang aku curi dari rumah Tuan Taft, untuk mengeluarkan otak mereka."

Panzram  membantai sepuluh pria dengan cara ini tanpa alasan dan membuang tubuh mereka ke laut.  Dia melakukan ini selama sekitar tiga minggu sebelum penduduk setempat mulai curiga.  Dia mempekerjakan dua orang lagi untuk membantunya membawa Akista ke selatan dan berniat untuk membunuh mereka ketika mereka mencapai tujuan.  Beruntung bagi mereka berdua yang kapalnya terkena badai besar dan Akista pun hancur.  Kedua lelaki itu, yang mulai mengetahui firasat yang kurang baik dari Panzram, melarikan diri dari reruntuhan.

Setelah  sebuah pertempuran senjata dengan polisi (hari lain dalam kehidupan Carl Panzram), ia pergi dengan kapal dan mendarat di Angola, di pantai barat daya Afrika.

Dia mendapat pekerjaan di Sinclair Oil, tapi perilakunya tidak berubah.

"Seorang anak kulit hitam kecil berusia sekitar 11 atau 12 tahun berkeliaran mencari sesuatu. Aku membawanya ke lubang kerikil sekitar ¼ mil dari kamp utama Perusahaan Minyak Sinclair di Luanda.  "Aku meninggalkannya di sana, tetapi pertama-tama aku melakukan sodomi padanya dan kemudian aku membunuhnya. Otaknya keluar dari telinganya ketika aku meninggalkannya dan dia tidak akan pernah mati."


Selanjutnya Panzram menyewa sampan dengan enam orang Afrika.  Rencananya sederhana: dia ingin mencari buaya.  Setelah menemukan sekelompok buaya, Panzram menembak keenam anak buahnya dan melempar mereka semua kepada buaya buaya itu.

Pada tahun 1922 Panzram akan kembali ke Amerika Serikat.  Dia mulai dikenal dan memiliki beberapa masalah dengan Konsulat AS, tetapi akhirnya dia kembali ke New York.  Karena dia masih memiliki surat-surat untuk Akista, dia punya ide cemerlang untuk mencuri kapal yang sama dan mengklaim sebagai miliknya.

Panzram berjalan mondar-mandir di pantai timur Amerika Serikat.  Dia menghabiskan sedikit waktu di rumah sakit dan merampok ruang obat mereka.  Dia menghasilkan uang dengan menjual kokain dan obat penghilang rasa sakit.  Berbicara tentang pembunuhan, dia terus melakukan itu. Pembunuhan bocah lelaki di Angola itu pasti telah membangkitkan sesuatu pada diri Panzram, ketika ia kemudian mencari bocah lelaki lainnya di Salem, Massachussetts.

 "Saya mencengkeram lengannya dan mengatakan kepadanya bahwa saya akan membunuhnya ... Saya tinggal bersama bocah itu sekitar tiga jam. Selama waktu itu, saya melakukan sodomi padanya sebanyak enam kali, dan kemudian saya membunuhnya. "

 "Aku membiarkannya berbaring di sana dengan otaknya keluar dari telinganya."

 Panzram akhirnya mencuri perahu itu dan mengecatnya agar persis dengan Akista.  Dia menghabiskan beberapa waktu sebagai bajak laut sungai di Hudson dan kemudian dia memutuskan untuk mencoba dan menjual kapal baru.  Calon pembeli ternyata memiliki rencana jahatnya sendiri dengan mencoba merampok kapal milik Panzram dengan todongan senjata.  Panzram menembaknya dan ia pun berakhir di penjara.

 Dia ingin keluar, jadi dia menyewa pengacara dan berjanji pada pria itu untuk memberi 'Akista' miliknya jika Panzram mendapat jaminan keluar dari penjara.  Panzram pun berhasil keluar dari penjara dan memberikan pengacara itu 'kapal Akista'. Dan kemudian sang pengacara mengetahui bahwa kapal itu sebenarnya adalah barang curian - Panzram benar-benar telah menipu dia.

Panzram kembali ke Connecticut, dan di New London ia memperkosa dan membunuh anak laki-laki kecil lainnya.  Kali ini Panzram juga menyodomi tubuh bocah itu setelah mati.  Mayat itu tergeletak tak ditemukan selama berhari-hari, saat Panzram sudah meninggalkan kota.

 Dan di sinilah kisah Carl Panzram menjadi sangat aneh.


Panzram memasuki stasiun kereta di Larchmont, New York, ia ingin melakukan perampokan seperti biasanya.  Seorang polisi memergokinya dan Panzram menyerang petugas itu dengan kapak.  Ada perkelahian dan entah bagaimana Panzram - dengan tinggi 6 kaki, dan berat 200 pound, yang terbakar api kebencian tiba tiba saja bisa ditundukkan dan ditangkap. Dia dibawa ke Penjara Dannemora.  Dan dia mengakui atas semuanya.

Ada sedikit kebingungan dan pada awalnya polisi mengira dia adalah seorang pria yang hanya mengaku ngaku saja agar mendapatkan perlakuan istimewa.  Jadi Panzram dibebaskan dan dia pun pergi ke Baltimore, tempat dia merampok dan membunuh seorang pria dan kembali ditangkap. Ia pun sekali lagi mengakui semuanya.

Dan memang apa yang dikatakan  Panzram adalah hal sebenarnya.  Setelah melalui persidangan dan dia pun dijatuhi hukuman 25 tahun di Leavenworth.

Pikiran Panzram tidak lantas berhenti bekerja saat dia di penjara.  Dia memiliki rencana baru, rencana lebih besar.  Rencana pemusnahan massal.

 “Saya memiliki rencana menunggu sampai kereta Pullman yang terbuat dari baja, Capitol Limited atau National Limited, datang.  Saya berencana meletakkan bom  di tengah-tengah terowongan sehingga ketika mesin menghantam benda yang ada di depannya, bom akan meledak dan merusak mesin dan memblokir ujung terowongan.  Ledakan itu akan memicu dan menghancurkan beberapa wadah kaca formaldehida dan gas lainnya dan juga membakar beberapa ratus pon belerang.  Dengan demikian asap gas yang dihasilkan akan terlepas di dalam terowongan yang tertutup, dalam beberapa menit akan membunuh semua makhluk hidup yang ada di dalam kereta yang terjebak di terowongan.  Saya akan menunggu di pintu masuk  di bagian belakang  terowongan dan bersenjata, siap untuk menembak siapa pun yang kemungkinan masih hidup dan mencoba keluar dari terowongan.  Segera setelah saya yakin bahwa semuanya sudah mati, saya akan mengenakan masker gas dan tangki oksigen, seperti pakaian yang digunakan para penyelamat  tambang, lalu saya akan merampok kereta."


Dia juga ingin meledakkan jembatan kereta api di New York, dan meracuni air di Dannemora, New York, tempat dia ditahan sebelumnya.  Rencananya yang terbesar dan paling aneh adalah memulai perang antara Inggris dan Amerika Serikat dengan menenggelamkan kapal perang Inggris di perairan AS.  Alasannya?  Dia akan berinvestasi dalam saham (menggunakan uang yang diperolehnya dari serangan kereta api) yang akan naik jika ada perang.  Dia akan bermain Wall Street untuk mendapatkan keuntungan dari perang palsu yang dia mulai.
Hmmm... Sepertinya Panzram cocok nih jadi penjahatnya James Bond.

Di penjara, Panzram bertemu Henry Lesser, seorang penjaga penjara.  Berbeda dengan penjaga lainnya, Lesser memperlakukan Panzram dengan sedikit kebaikan dan martabat, dan mereka pun menjadi teman setelah Lesser memberi Panzram 1 dollar untuk membeli rokok.

Panzram kemudian bertemu Robert Warnke, mandor cucian penjara.  Warnke memegang Panzram dengan cara yang salah, dan dia memukul pria itu sampai mati dengan pipa besi.  Atas kejaatan tersebut, hukuman Panzram pun diubah menjadi hukuman mati.

Lesser memberi Panzram sebuah pensil dan kertas, dan Panzram pun mulai menulis memoarnya yang 'memukau', yang kelak akan diterbitkan dengan judul Killer: A Journal of Murder.  Dalam buku itu Panzram, yang sama sekali tidak menyesal, merenungkan apa yang membuatnya menjadi sosok perusak kemanusiaan yang kejam ini, menjadi seorang pria yang tujuan hidupnya sebenarnya adalah membunuh orang sebanyak mungkin.

 "Apakah terdengar tidak wajar jika apa yang sudah dialami dalam hidup saya menjadikan diri saya seperti saat ini, manusia biadab yang berbahaya, brutal, tidak memiliki perasaan yang baik ... tanpa hati nurani, moral, belas kasihan, simpati, prinsip atau satu pun  sifat yang baik? Mengapa saya menjadi diri saya sendiri? "

Ketika Panzram menghadapi hukuman matinya, sebuah kelompok anti hukuman anti, mencoba untuk membuat Panzram tidak di eksekusi.  Tapi Panzram justru kesal akan hal tersebut. Dia justru memaki maki para aktivis HAM itu dan bersumpah akan membunuh mereka semua. Lalu ia mengirimi mereka surat yang meminta mereka untuk berhenti dan membiarkan ia menyelesaikannya dengan cara Carl Panzram sendiri.

 "Aku menunggu untuk duduk di kursi listrik atau menari di ujung tali seperti yang dilakukan beberapa orang pada malam pernikahan mereka."

"Aku tidak punya keinginan apa pun untuk mereformasi diriku. Satu-satunya  keinginanku adalah mereformasi orang yang mencoba mereformasi saya dan saya percaya bahwa satu-satunya cara untuk mereformasi orang adalah dengan membunuh mereka!"

Panzram digantung pada 5 September 1930. Dia dengan bahagia menuju tiang gantungan, setelah menghabiskan malam terakhirnya dengan mondar-mandir di dalam selnya menyanyikan lagu-lagu kotor yang dia tulis sendiri.  Ketika dia sampai ke tempat dimana dia akan mati, dia meludahi wajah algojo.  Panzram lalu ditanya apakah dia punya kata-kata terakhir.  Inilah yang dia katakan:

 "Hurry up you Hoosier bastard, I could kill ten men while you're fooling around!"







































Comments

  1. dari cerita sebenernya dia ini pintar, tp krn dari kecil mendapat perlakuan buruk jdnya sadis seperti itu

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Dark Disney: Kisah Original Di Balik Cerita Klasik Disney - Sleeping Beauty

Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book