Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun kenyataannya, terk
loading...

Genie Wiley, The Feral Child, Yang Terisolasi Dari Lingkungan Selama Lebih Dari Satu Dekade


Pada 4 November 1970, perlindungan anak Los Angeles mengungkap kasus penelantaran anak yang belum pernah terjadi sebelumnya.  Genie Wiley, seorang anak berusia 13 tahun, namun memiliki tampilan fisik seperti bocah berusia 6 atau 7 tahun.  Pihak berwenang kemudian lebih lanjut menyelidiki orang tua Genie,  Irene dan Clark Wiley, mereka menemukan fakta bahwa dua dari empat anak Wiley meninggal dunia dalam beberapa bulan setelah anak anak itu dilahirkan, dan Genie Wiley adalah anak ke empat mereka.

Genie, memiliki kekurangan, dia sulit berbicara, tidak bisa makan sendiri, juga tidak bisa menggunakan toilet.  Beratnya kurang dari 60 pon. Saat Genie ditemukan, caranya berjalan pun tidak sempurna.

Setelah lembaga perlindungan anak menyelamatkan Genie, psikolog anak segera bekerja keras untuk memulihkan Genie.  Akibat dikurung dalam waktu yang lama tanpa mengenal dunia luar di awal awal kehidupannya, membuat kemampuan kognitif dan prilakunya terhambat.  Dia tidak bisa berkomunikasi menggunakan bahasa, meskipun keterampilan perilaku dan sosialnya meningkat setelah menjalani terapi.

Pihak berwenang kemudian menangkap orang tua Genie, tetapi ayahnya, Clark memilih untuk bunuh diri sebelum persidangan dimulai.  Hakim kemudian membatalkan tuduhan terhadap Irene, seorang ibu yang tidak berdaya yang juga merupakan korban kekejaman sang suami. 

Genie Wiley adalah seorang anak yang ditelantarkan oleh orang tuanya, hidupnya terdengar seperti kisah dongeng walau diakhir cerita tidak semanis negeri dongeng, tapi setidaknya, mimpi buruk Genie sudah berakhir. Selama lebih dari 1 dekade, Genie diikat ke kursi dengan menggunakan jaket kekang. Ia dijauhkan dari kehidupan sosial, dihindarkan dari kehidupan manusia (kecuali keluarganya sendiri) dan ditelantarkan dengan kejam oleh ayahnya di dalam rumahnya sendiri.

Genie terpisah dari segala bentuk sosialisasi dengan masyarakat selama 13 tahun pertama hidupnya.  Ayahnya yang sangat kejam dan ibu yang tak berdaya begitu mengabaikan Genie, membuatnya tidak dapat berbicara dengan benar dan pertumbuhannya terhambat sehingga usianya tampak seperti anak berumur 6-7 tahun.

Kejamnya hidup yang dialami Genie membuat para ilmuwan dari berbagai bidang termasuk psikologi dan linguistik memanfaatkannya untuk penelitian, meskipun mereka kemudian dituduh mengeksploitasi anak terhadap kasus Genie karena digunakan sebagai bahan penelitian mereka terhadap pembelajaran dan pengembangan hidup manusia.  Tetapi kasus Genie memang memunculkan pertanyaan bagi kita semua: Apa sih artinya menjadi manusia?

Latar belakang keluarga Genie Wiley 'the Feral Child'

Genie lahir di tahun 1957 adalah anak bungsu dari empat anak  pasangan Wiley yang tinggal di Arcadia, California.  Ayahnya, Clark Wiley bekerja sebagai mekanik pesawat terbang selama Perang Dunia II dan tetap melanjutkan pekerjaanya di dunia penerbangan. Ibunya, Irene Oglesby, berusia sekitar 20 tahun lebih muda dari suaminya, merupakan seorang pengungsi Dust Bowl yang kemudian pindah ke Los Angeles dimana dia bertemu suaminya. Selama masa kanak-kanaknya, ibu Genie mengalami cedera kepala yang parah dalam sebuah kecelakaan yang membuat penglihatan disalah satu matanya menjadi terhambat.  Sementara  Ayah Genie lebih banyak dibesarkan di panti asuhan di American Pacific Northwest.  Ayah Clark meninggal karena disambar petir dan ibunya seorang pelacur yang jarang menemuinya.  Sebelum mengganti namanya menjadi Clark, sang ibu memberinya nama depan yang feminin, hal itu membuatnya menjadi sasaran ejekan teman temannya.  Akibatnya, ia sangat membenci ibunya selama masa kanak-kanaknya. Hal inilah yang diyakini kakak laki-laki Genie, John, dan para ilmuwan yang mempelajari Genie sebagai akar dari kekejaman sang ayah.

Ketika ayah Genie berusia dewasa, ia mengubah nama depannya menjadi lebih maskulin, dan ibunya mulai lebih banyak menghabiskan waktu bersamanya.  Dia menjadi sangat tergantung pada ibunya.

Meskipun orang tua Genie awalnya terlihat sebagai pasangan yang bahagia bagi mereka yang mengenalnya, tetapi setelah keduanya menikah, dia melarang istrinya meninggalkan rumah dan memukulinya secara teratur dan terus menerus.

Penglihatan Irene terus memburuk karena efek yang tersisa dari kerusakan neurologis yang ia derita sebelumnya, ia menderita katarak yang parah, dan retina di salah satu mata terlepas, membuat pandangannya semakin memburuk dan ia sangat tergantung pada suaminya.

Tapi sayangnya, ayah Genie tidak menyukai anak-anak dan tidak ingin memiliki anak. Karena menurut Clark, anak anak itu berisik. Tetapi, sekitar lima tahun setelah pernikahan mereka, Irene hamil anak pertama mereka. Disaat itu Clark kerap memukuli istrinya selama kehamilan dan hampir berusaha untuk mencekiknya sampai mati. Tapi Irene tetap bertahan dan melahirkan seorang anak perempuan yang sehat bernama Dorothy Wiley.  Tapi sayang, bagi ayahnya, tangisan sang buah hati justru membuatnya terganggu. Ia kemudian meletakan Dorothy yang masih bayi di garasi, yang membuat bayi itu terkena pneumonia dan meninggal tidak lama kemudian pada usia sepuluh minggu. Anak kedua mereka, lahir sekitar setahun kemudian, seorang bayi laki-laki bernama Robert, namun menderita cacat bawaan  dan meninggal pada usia dua hari, entah karena penyakit bawaannya  atau karena tersedak muntahnya sendiri.

Tiga tahun kemudian mereka memiliki anak lelaki lain, bernama John yang menurut dokter sebagai anak yang sehat.  Suaminya selalu memaksa istrinya untuk mendiamkan bayi John jika menangis, yang juga menyebabkan keterlambatan perkembangan fisik dan bahasa yang signifikan.  Ketika John berusia empat tahun, neneknya (ibu Irene) semakin khawatir tentang perkembangannya dan kemudian mengambil alih hak asuh dan merawatnya selama beberapa bulan, John  menunjukkan perkembangan yang baik  sebelum akhirnya dikembalikan lagi kepada orang tuanya.

Genie dilahirkan sekitar lima tahun setelah kakaknya.  Meskipun Genie menunjukkan tanda-tanda kelainan bawaan dan membutuhkan transfusi darah, namun akhirnya dinyatakan sehat. Namun saat Genie berusia 3 bulan, hasil medis mengatakan jika pinggul Genie sedikit bermasalah, dan itu akan membuat Genie kesulitan berjalan dikemudian hari.

Para peneliti percaya bahwa hal itulah yang membuat ayahnya mulai berspekulasi bahwa Genie mengalami keterbelakangan mental.  Akibatnya, sang ayah berupaya keras untuk tidak berbicara atau merawatnya. Ia pun meminta istri dan putranya untuk melakukan hal yang sama terhadap Genie.

Ada sedikit informasi tentang kehidupan awal Genie, yang menurut catatan, di bulan-bulan pertama hidupnya, dia menunjukkan perkembangan yang relatif normal.  Ibu Genie teringat bahwa Genie bukan bayi yang suka diemong, tidak banyak mengoceh, dan tidak suka makanan padat.  Kadang-kadang Irene mengatakan bahwa pada saat saat tertentu, Genie bisa mengucapkan kata-kata, tapi ia lupa kata katanya. Tetapi pada waktu yang lain, Irene mengatakan bahwa Genie tidak pernah mengucapkan kata kata apa pun.

Pada usia 11 bulan, Genie masih sehat secara keseluruhan dan tidak memiliki kelainan mental, tetapi berat badannya mulai menurun.  Di fase ini, para peneliti kemudian percaya bahwa ini adalah tanda bahwa ia mulai menderita kekurangan gizi. Ketika Genie berusia 14 bulan, dia terserang demam dan pneumonitis. Orang tuanya membawanya ke dokter anak yang mengatakan bahwa, meskipun bukan diagnosis pasti, ada kemungkinan Genie mengalami keterbelakangan mental dan kemungkinan disfungsi otak. Hal tersebut semakin memperkuat kesimpulan sang ayah bahwa Genie benar benar semakin terbelakang.

Enam bulan kemudian, ketika Genie berusia 20 bulan, neneknya dari pihak sang ayah meninggal dunia karena tabrak lari.  Kematian sang ibu sangat memengaruhi ayah Genie yang sangat bersedih luar biasa. Ditambah lagi, supir yang melakukan tabrak lari hanya dihukum percobaan karena mengemudi dalam keadaan mabuk. Ayah Genie menjadi delusi.  Para ilmuwan percaya bahwa peristiwa ini membuatnya merasa bahwa masyarakat telah mengecewakannya dan membuat dirinya merasa perlu untuk melindungi keluarganya dari dunia luar, tetapi tanpa menyadari bahwa yang dilakukannya menyebabkan kehancuran keluarganya sendiri.

Karena Clark percaya bahwa Genie sangat terbelakang, ia memutuskan bahwa putrinya yang cacat mental tidak berguna bagi masyarakat.  Karena itu, ia mengusir masyarakat darinya. Clark kemudian berhenti dari pekerjaannya dan memindahkan keluarganya ke rumah milik ibunya yang memiliki dua buah kamar tidur. Tapi Clark meminta mobil dan kamar tidur ibunya yang sudah meninggal tidak boleh tersentuh sama sekali sebagai penghormatannya terhadap sang ibu. Disitulah, dia mulai mengisolasi keluarganya.

Isolasi dan penganiayaan itu dimulai
Rumah Genie dikurung selama 13 tahun

Saat pindah, Clark menempatkan Genie di kamar belakang rumah sementara anggota keluarga lainnya tidur di kamar tengah.  Pada siang hari, selama kurang lebih 13 jam, ayah Genie mengikatnya ke toilet duduk anak-anak menggunakan jaket pengekang.  Saat berada dalam kekangan, Genie hanya memakai popok dan hanya bisa menggerakkan kaki dan tangannya saja. Pada malam hari, Clark biasanya mengikat Genie ke tempat tidurnya dan memasungnya dengan alat yang terbuat dari logam, agar lengan dan kakinya tidak bergerak. Para peneliti yakin, di satu waktu, Clark pernah  meninggalkan Genie duduk kursi toilet semalaman.

Para peneliti juga menyimpulkan jika Genie bersuara atau membuat kegaduhan, ayahnya akan memukulnya dengan papan besar yang disimpan di kamarnya. Untuk membuatnya diam, Clark kerap menggonggong dan menggeram kepada Genie layaknya suara anjing liar. Ia juga memanjangkan kuku untuk mencakar Genie. Jika Genie melakukan sesuatu yang tidak dia sukai, ayahnya akan membuat suara-suara di luar pintu dan memukulinya.  Tidak ada yang memahami mengapa sang ayah harus berperilaku seperti anjing, meskipun satu ilmuwan berspekulasi, kemungkinan Clark telah menganggap dirinya sebagai anjing penjaga dan sedang memerankan peran tersebut.  Akibatnya, Genie sebisa mungkin takut untuk bersuara.

Genie juga kerap melakukan kecenderungan untuk bermasturbasi, yang membuat para dokter mempertimbangkan dengan serius kemungkinan, apakah ayah Genie juga melakukan pelecehan seksual, meskipun tidak ada bukti yang mendukung teori ini.

Ayahnya memberi makan Genie sesedikit mungkin dan tidak mau memberinya makanan padat.  Genie  hanya diberi makan makanan bayi, sereal, Pablum, telur rebus sesekali, dan air.  Ayahnya, atau kakaknya dipaksa untuk menyuapkan makanan ke dalam mulut Genie secepat mungkin, dan kalau dia tersedak atau tidak bisa menelan dengan cepat, ayahnya akan menumpahkan makanan itu ke wajah Genie.

Meski begitu, ibu Genie mengatakan jika suaminya selalu memberi makan Genie tiga kali sehari karena dirinya tidak bisa menyuapi Genie sendiri. Tetapi Irene juga mengatakan bahwa Genie akan membuat kegaduhan jika ia merasa lapar dan itu kerap membuat ayahnya memukulinya.

Ibu Genie juga mengatakan kepada para peneliti bahwa, sekitar pukul 11:00 malam dia akan secara diam-diam mencoba memberikan makanan tambahan kepada Genie.

Ayah Genie paling tidak suka kebisingan, bahkan dia tidak mau memiliki televisi ataupun radio di rumahnya.  Clark bahkan membuat istri atau putranya jarang berbicara atau ngobrol. Dan lebih sadisnya lagi, dia akan memukul mereka jika keduanya terdengar tengah ngobrol tanpa izin. Dan yang lebih utama, Clark melarang istri dan putranya untuk ngobrol dengan Genie atau berbicara di dekatnya.  Oleh sebab itu, Genie hanya bisa mendengar kesunyian karena hanya sedikit suara yang ada di pendengarannya. Dan hal itu membuat Genie tidak memahami bahasa manusia dengan baik. Meskipun dia respon jika dipanggil namanya.
Jendela kamar Genie

Selain itu, ayahnya juga selalu menempatkan Genie di kamar yang sangat  gelap. Benda benda yang ada disekitar Genie hanyalah ranjang, kursi, tirai, 3 buah furnitur dan dua buah jas hujan plastik yang tergantung di dinding. Pernah juga dalam suatu waktu (jarang terjadi), Genie dibiarkan untuk bermain dengan kotak makan plastik, gulungan benang tua dan jas hujan.

Kamar Genie memiliki dua jendela yang terkadang dibiarkan sedikit terbuka;  meskipun rumah mereka jauh dari jalan dan tetangga, tapi Genie masih bisa melihat sedikit pinggiran rumah tetangga dan beberapa inci langit. Kadang-kadang dia juga mendengar suara suara disekitar rumahnya atau anak tetangga yang sedang berlatih piano.

Ayah Genie hampir tidak pernah mengizinkan siapapun keluar rumah, kecuali putranya yang berangkat ke sekolah dan saat dia pulang, putranya harus menunjukkan identitasnya melalui berbagai cara sebelum masuk rumah. Ia pun kerap duduk di ruang tamu  dengan senapan di pangkuannya untuk mencegah pelanggaran.  Clark tidak mengizinkan siapapun masuk atau mendekati rumahnya. Ia kerap menyimpan senjata di dekatnya kalau-kalau ada orang yang datang. Tidak ada seorang pun di lingkungan itu yang tahu tentang penganiayaan yang dilakukan ayah Genie terhadap keluarganya bahkan tetangga tidak tahu kalau mereka memiliki anak lain, selain John.

Ibu Genie adalah sosok wanita yang tidak berdaya dan pasif karena kondisi matanya yang nyaris buta.  Suaminya terus memukulinya dan mengancam akan membunuhnya jika ia berusaha menghubungi orang tuanya, tetangga ataupun polisi.
Clark juga memaksa John untuk tutup mulut dan merahasiakan prilaku ayahnya yang juga kerap memukulnya yang semakin lama semakin sering dilakukan seiring bertambahnya usia John. Ayahnya juga kerap memaksa John untuk ikut menganiaya Genie.

Tapi John merasa benar-benar tidak berdaya dan tidak sanggup berbuat apa pun untuk menghentikannya. Dia takut jika menentang perintah sang ayah, hukuman terhadapnya akan lebih kejam. John pun pernah beberapa kali mencoba melarikan diri dari rumah namun tidak diketahui bagaimana dia bisa kembali lagi ke rumah itu. Sebelum akhirnya, John benar benar bisa melarikan diri ketika ia berusia 18 tahun.

Clark yakin Genie akan mati di usia 12 tahun dan ia berjanji jika Genie bertahan hidup lebih dari umur tersebut, dia mengizinkan istrinya untuk mencari pertolongan  untuk Genie. Tetapi Clark ingkar janji, ternyata Genie masih bertahan hidup hingga melewati usia 12 tahun namun kondisi tidak berubah.

Melarikan diri

Pada Oktober 1970, ketika Genie berusia sekitar 13 tahun 6 bulan, orang tua Genie berdebat hebat dimana Irene mengancam untuk kabur jika dia tidak bisa menelepon orangtuanya sendiri.  Suaminya akhirnya mengalah dan pada hari itu, ketika Clark sedang pergi, Irene membawa Genie pergi dari rumah itu menuju rumah orang tuanya di Monterey Park. Sementara John yang saat itu berusia 18 tahun, sudah melarikan diri dari rumah lebih dulu dan tinggal bersama temannya. Sekitar tiga minggu kemudian, pada tanggal 4 November, ibu Genie bertujuan untuk mengajukan uang tunjangan bagi orang buta di  daerah Temple City, California. Irene membawa serta Genie, tetapi karena penglihatannya yang nyaris buta, Irene secara tidak sengaja memasuki kantor layanan sosial masyarakat yang berkantor disebelahnya. Pekerja sosial yang menyapa mereka langsung menyadari jika ada sesuatu yang salah ketika mereka melihat Genie dan kaget ketika mengetahui umur Genie yang sebenarnya. Mereka menduga Genie berusia 6 atau 7 tahun karena dilihat dari perilakunya. Dan menduga Genie mungkin  anak autis. Setelah mereka mewawancarai Irene, mereka segera menghubungi polisi.  Clark pun ditangkap dan Genie dibawa ke Rumah Sakit Anak Los Angeles.
Clark Wiley

Sebagian besar informasi yang diterima dokter tentang kehidupan awal Genie berasal dari penyelidikan polisi terhadap ibu Genie. Bahkan setelah melakukan penyidikanpun, ada sejumlah besar pertanyaan yang belum terselesaikan tentang masa kecil Genie yang tidak pernah dijawab.

Berita tentang Genie mulai terdengar oleh media pada 17 November dan menerima banyak perhatian lokal dan nasional. Dan satu foto Genie yang diterbitkan oleh otoritas secara signifikan memicu minat publik pada kasus ini.  Meskipun ayah Genie menolak untuk berbicara dengan polisi atau media, banyak media yang nekat mencoba menemuinya. Namun sayangnya, pada tanggal 20 November di tahun yang sama, pada pagi hari sebelum hari persidangannya yang telah dijadwalkan hari itu atas tuduhan penganiayaan anak, Clark melakukan bunuh diri menggunakan pistol. Polisi menemukan dua catatan bunuh diri, satu ditujukan untuk putranya yang salah satu isinya mengatakan, "Jadilah anak yang baik, aku mencintaimu".

Dan satu lagi ditujukan kepada polisi, yang mengatakan, "Dunia tidak akan pernah mengerti."

Setelah ayah Genie bunuh diri, pihak berwenang dan staf rumah sakit secara eksklusif berfokus pada Genie dan ibunya. Bertahun-tahun kemudian, saudara lelaki Genie, John,  bersaksi bahwa ibunya telah mendedikasikan semua cinta dan perhatiannya kepada Genie. Pengacara Irene pun  mengatakan kepada pengadilan bahwa pemukulan dari suaminya dan kebutaannya yang hampir total telah membuatnya tidak dapat melindungi anak-anaknya.   Akhirnya tuduhan terhadap Irene pun dibatalkan.

Perawatan terhadap pemulihan Genie

Saat awal perawatan, Genie tidak responsif, namun lama kelamaan ia mulai tertarik dengan boneka kecil. Yang akhirnya menjadi kegiatan favoritnya.  Dalam beberapa hari ia mulai belajar berpakaian sendiri dan mulai menggunakan toilet tanpa dipaksa, walapun ia masih sering mengompol tapi lama kelamaan ia mulai bisa mengontrolnya dan semakin membaik. 

Saat awal kedatangannya, ia sangat pucat dan kurang gizi, tingginya 1,37 m dan beratnya 27 kg.   Tali pengikat yang digunakan ayahnya menimbulkan bekas yang tampak menonjol dan terdapat memar hitam di bokongnya.  Hasil sinar-X menemukan bahwa Genie mengalami coxa valga (dislokasi panggul) dan tulang rusuk berukuran kecil. Meskipun berdasarkan tes, penglihatan Genie normal di kedua matanya, tapi ia tidak dapat memfokuskan pandangannya di jarak lebih dari 3 m. Dan itu sesuai ukuran ruangan tempat ayahnya mengurung dirinya selama 13 tahun.

Setelah beberapa minggu, Genie menjadi jauh lebih responsif terhadap orang lain, dan tak lama kemudian mulai memperhatikan orang-orang yang berbicara.  Sebulan setelah perawatannya, Genie mulai bisa akrab dengan orang dewasa yang dekat dengannya, dalam hal ini adalah orang orang yang merawatnya. Setelah negara mencabut tuntutan terhadap ibunya, dia mulai mengunjungi Genie dua kali seminggu.

Ia mulai mengenali bentuk dan objek berdasarkan nama.  Seiring waktu, dia mulai merangkai kata-kata bersama untuk mengekspresikan pikirannya.  Ketika ditanya apa yang terjadi padanya saat masih di rumah, Genie berbicara dengan kosa katanya sendiri dan terputus putus:

"Father hit arm. Big wood. Genie cry…(Not spit). Father. Hit face — (spit). Father hit big stick. Father is angry. Father hit Genie big stick. Father take piece wood hit. Cry. Father make me cry.”

Selain itu keterampilan motorik Genie sangat lemah,  dia tidak bisa berdiri tegak atau meluruskan badannya.

Genie pun tidak bisa mengunyah dan mengalami disfagia (kesulitan menelan). Ia sama sekali tidak mampu menelan makanan padat, bahkan lunak sekalipun. Lebih parahnya lagi, terkadang cairanpun, ia sulit menelannya.

Dokter memperhatikan, jika Genie memiliki ketakutan yang sangat besar terhadap kucing dan anjing, mungkin karena ia trauma pada ayahnya yang kerap mengeluarkan suara anjing untuk menggertaknya.

Dimanapun dia berada, dia selalu mengeluarkan air liur dan meludah, dan terus mengendus-endus dan meniupkan hidungnya pada apa pun yang kebetulan ada di dekatnya.

Ketika marah, Genie akan menyakiti dirinya sendiri, tetapi tetap tanpa ekspresi tanpa menangis atau bersuara. Bahkan ada yang mengatakan jika ia tidak pernah menangis.

Menurut medis, Genie tidak bisu,  meski di awal perawatan, ia hanya paham namanya sendiri, nama-nama beberapa orang , dan memiliki kosa kata sekitar 15-20 kata saja.  Semua ini dikarenakan isolasi yang ekstrem dan kurangnya percakapan dan komunikasi selama hidupnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan,  Genie  bukan anak autis. Meskipun tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan otak tetapi beberapa ilmuwan menyimpulkan bahwa Genie memiliki keterbelakangan mental sejak lahir. Tetapi ilmuwan lain ada yang mengatakan, meskipun Genie memiliki kesulitan emosional yang serius, tapi ia tidak terbelakang. Karena Genie membuat kemajuan dan perkembangan tiap tahunnya sejak pertama kali diselamatkan, dimana hal tersebut akan sulit diharapkan jika kondisi mentalnya terbelakang sejak lahir. Sebaliknya, Genie dilahirkan dengan kecerdasan rata-rata namun pelecehan dan isolasi masa kecilnya lah yang telah membuatnya terbelakang secara fungsional.

Pada tahun 1975, saat sumber dana untuk perawatan Genie sudah habis, ia tinggal bersama ibunya meski hanya dalam waktu yang singkat.  Pada tahun 1979, ibunya mengajukan gugatan terhadap rumah sakit dan perawat individual putrinya, termasuk para ilmuwan di "Tim Genie," dan menuduh mereka telah mengeksploitasi Genie untuk "prestise dan keuntungan."  Gugatan itu diselesaikan pada tahun 1984 dan kontak Genie dengan para penelitinya sepenuhnya terputus.

Genie akhirnya ditempatkan di sejumlah panti, beberapa di antaranya bersikap kasar terhadapnya. Dalam satu panti asuhan yang menampungnya, Genie dipukuli karena muntah dan ia pun mengalami kemunduran hebat.  Genie tidak pernah mendapatkan kembali kemajuan yang pernah dicapainya. Bahkan, Ia pun tidak lagi berbicara.

Tidak ada akhir yang bahagia

Penganiayaan yang dilakukan Clark Wiley masih terus membayangi hidup kakak Genie, John.  Setelah mengalami pemukulan yang sama, dan menyaksikan penderitaan saudara perempuannya, dia mengatakan kepada ABC News pada 2008:
“Aku merasa kadang-kadang Tuhan mengecewakanku.  Mungkin juga aku yang sudah mengecewakan-Nya. ”

Dia bertemu Genie untuk terakhir kalinya pada tahun 1982 dan kehilangan kontak dengan ibu mereka, yang meninggal pada tahun 2003.

“Aku mencoba untuk menyingkirkan [Genie] dari pikiranku karena ada rasa malu.  Tapi aku senang dia sudah ditolong. "

John menetap di Ohio, sudah menikah dan memiliki seorang putri, Pamela.  Tetapi pernikahannya berantakan dan putrinya - keponakan Genie - menjadi kecanduan narkoba.

Tidak ada perubahan hidup yang lebih baik, tidak ada akhir yang bahagia.  John, yang menderita diabetes, meninggal pada tahun 2011. Pamela, yang tidak pernah bertemu dengan bibinya Genie, meninggal pada tahun 2012.

Genie, bukanlah nama aslinya, itu adalah nama yang diberikan rumah sakit untuk menyembunyikan identitas Genie yang sebenarnya saat itu. Ia dilahirkan dengan nama Susan.

Kehidupan Genie Wiley saat ini tidak banyak diketahui. Meski ia hanya diketahui tinggal disebuah panti khusus orang dewasa di California. Dokter dan semua pihak yang pernah merawatnya dilarang untuk menemuinya. Genie pun sebatang kara. Ibunya meninggal pada tahun 2003. Saudara lelakinya, John meninggal pada tahun 2011, dan keponakannya, Pamela meninggal pada tahun 2012.

Kisah Genie bukanlah cerita yang membahagiakan karena ia berpindah dari satu situasi ke situasi yang kejam lainnya.  Tetapi, kita bisa berharap bahwa dimana pun dia berada, dia bisa menemukan kegembiraan dan menemukan dunia yang masih baru di sekitarnya.

Dalam cerita rakyat Arab, Genie  adalah jin yang dipenjara dalam botol yang ketika dibebaskan, dapat mengabulkan permintaan.

Tetapi, tentu saja Genie Wiley tidak bisa mengabulkan permintaan seperti halnya Genie in the bottle. Mungkin karena, Genie Wiley sebenarnya tidak benar benar 'dibebaskan'.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Dark Disney: Kisah Original Di Balik Cerita Klasik Disney - Sleeping Beauty

Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book