Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun...
loading...

Judith Barsi, Aktris Cilik Yang Tewas Dibunuh Ayahnya Sendiri

"I’m afraid to go home. My daddy is miserable. My daddy is drunk every day and I know he wants to kill my mother.”
Judith Barsi



Judith Eva Barsi adalah seorang aktris cilik era 80-90an.  Barsi mengawali karirnya di televisi, membintangi sejumlah iklan dan serial televisi serta membintangi layar lebar seperti film  Jaws: The Revenge, dan sebagai pengisi suara di film The Land Before Time dan All Dogs Go to Heaven.
Tapi takdir harus berbicara lain saat Judith dan ibunya, Maria, tewas dibunuh pada Juli 1988 oleh suami Maria yang juga ayah dari Judith, József Barsi.

Siapakah Judith Barsi

Jika kamu adalah generasi 90-an, mungkin masih ingat dengan film The Land Before Time, dimana ada tokoh dino kecil bernama Ducky yang selalu bilang,  "yep, yep, yep!”. Ya, pengisi suara Ducky adalah Judith Barsi.

Orang tua Judith adalah imigran dari Hongaria yang bertemu di California.  Ayah Barsi, József, adalah pengungsi Hungaria setelah kependudukan Soviet di tahun 1956. Ia pindah ke New York pada tahun 1964 lalu pindah ke California dimana ia bertemu dengan ibu Judith, Maria Virovacz, yang juga seorang imigran Hungaria. Mereka kemudian menikah dan pindah ke Los Angeles, California dimana,  pada 6 Juni 1978, Judith lahir. Judith memiliki kakak tiri dari pernikahan ayahnya terdahulu.
Sejak Judith lahir, Maria tahu putrinya akan menjadi bintang.  Judith adalah gadis yang manis dengan senyum yang ceria.
Maria kerap melatih Judith tata cara berakting,  melatih sikap dan juga suara.
Dan sepertinya apa yang dilakukan sang ibu kelak tidak akan sia sia.

Judith memulai karir televisinya sejak usia 5 tahun ketika pada suatu kesempatan, ia 'ditemukan' di arena skating.  Seorang kru yang sedang syuting iklan memperhatikan kemampuan skating Judith. Disitulah Judith di kontrak untuk iklan pertamanya Donald Duck Orange Juice dan dari sanalah karir Judith mulai beranjak
Pada tahun 1985, Judith mendapat peran untuk membintangi film televisi Do You Remember Love? 

Mereka yang mengenal Judith, menggambarkannya sebagai anak yang cerdas, menggemaskan dan lucu.  Judith dan ibunya sangatlah dekat. Judith fasih berbahasa Hungaria dan selalu memakai bahasa itu jika ia dan ibunya berada di depan umum, sehingga tidak ada yang tahu apa yang mereka bicarakan.
Satu-satunya kekurangan Judith diluar karir aktingnya yang sedang menanjak adalah pendidikannya. 

Judith sering bolos sekolah dan ia pernah memberi tahu temannya Lisa Williams, kalau ia "merindukan sekolah dan sangat merindukan teman-temannya."
Mata pelajaran favoritnya di sekolah adalah pelajaran sejarah dan seni. Jika kita melihat sekilas sosok Judith dari layar tv ataupun film,  ia tampak seperti gadis kecil pada umumnya yang hidup normal dan bahagia.  Warna favoritnya adalah merah muda dan ungu. Dan bunga favoritnya adalah bunga matahari.  Judith juga suka bermain dengan bonekanya dan mengendarai sepeda dengan teman-temannya.  Pada saat dia berusia 7 tahun, dia telah memiliki penghasilan $ 100.000 setahun.  Judith Barsi tampak seperti memiliki semuanya, sayangnya,  apa yang terjadi dalam kehidupan Judith tidak seindah kelihatannya.
Dibalik semua kesuksesan itu, Judith dan ibunya, Maria Agnes Barsi, adalah korban kekerasan rumah tangga ayah Judith, Jozsef Barsi.  Ketika Judith semakin terkenal, Jozsef menjadi semakin kasar, cemburu, dan paranoid.  Sebelum karier Judith melesat, keluarga mereka adalah keluarga yang tengah berjuang secara finansial.

Apa yang telah di raih Judith dan ketenarannya tidak cukup untuk menghentikan Jozsef yang selalu mengeksploitasi Judith dan Maria.  Di luar rumah, ayahnya terlihat seperti selalu memuja Judith, dengan menyebutnya dengan "Little One".
Tapi sikap buruk Jozsef mulai diketahui oleh tetangga mereka yang menggambarkan  sosok Jozsef sebagai orang yang sangat pemarah dan sering memarahi si kecil Judith. Seorang tetangga mereka memberi kesaksian,  kalau ia ingat suatu sore ketika Maria datang ke rumah membawa layang-layang untuk Judith.  Ketika Judith melihatnya, Jozsef langsung mengambilnya dan berkata. "Kamu nanti akan merusaknya saja! ".
Lalu Judith menangis ketika ia melihat ayahnya dengan kasar merebut mainan barunya.  Kemudian Jozsef berkata pada Maria dan tetangga yang melihat, “Lihat dia!  Dia cuma anak nakal yang manja yang tidak mau meminjamkan mainan barunya!".
Lalu Jozsef merobek layang layang itu menjadi potongan potongan kecil.
Teman Jozsef, Peter Kivlen, ingat kalau Jozsef pernah mengatakan kalau ia akan membunuh Maria.  Ketika Kivlen bertanya,

"If you kill her, what will happen to your Little One?”
"Jika kamu membunuhnya, apa yang akan terjadi pada Si Kecil?”

Lalu Jozsef menjawab,

I gotta kill her too.”
“Aku juga harus membunuhnya.”

Judith sangat takut pada ayahnya. Suatu ketika ia mendapat peran untuk film Jaws IV: The Revenge, Judith dan Maria harus syuting di Bahama. Sebelum mereka pergi, Jozsef memberikan "nasihat kecil" kepada gadis kecilnya.

Sambil memegang sebilah pisau yang ditempelkan ke lehernya, ayahnya memperingatkan Judith, "Jika kamu berencana untuk tidak kembali, ingat, aku pasti akan menemukanmu dan aku akan memotong lehermu."
Di sebuah kesempatan, ketika Judith dan Maria berada di New York  selesai syuting, Judith berbicara di telepon dengan ayahnya yang kemudian berteriak padanya,
"Ingat apa yang aku katakan sebelum kamu pergi!"
Judith ketakutan, ia menangis dan berlari ke kamar. Ketika Maria dan Judith kembali ke rumah, siklus kekasaran Jozsef terus berlanjut.  Jozsef akan marah kepada putrinya tapi kemudian meminta maaf sebesar-besarnya dengan membeli hadiah untuk Judith untuk “menebus” sikap kasarnya, lalu beberapa lama kemudian ia kembali bersikap kasar lagi kepada Judith lalu meminta maaf lagi dan begitu seterusnya.
Suatu hari Judith mengadakan pesta di rumahnya, tiba tiba saja Jozsef menjadi iri dengan semua perhatian yang diterima Judith.  Ketika dia sendirian bersama Judith di dapur, Jozsef menarik rambut Judith dengan marah sambil memanggilnya 'bocah sialan'.

Sesaat kemudian, Jozsef pergi dan kembali dengan membawa sebuah televisi merah muda sebagai permintaan maafnya.

Kekasaran Jozsef terus berlanjut ketika ia terus mengancam akan membunuh Maria dan Judith.  Jozsef juga pecandu alkohol dan pernah ditangkap 3x karena kasus DUI. 

Pada Desember 1986, Maria akhirnya berani melaporkan kekerasan rumah tangganya ke polisi.  Setelah pelecehan itu dilaporkan, polisi menyatakan jika mereka tidak menemukan tanda-tanda kekerasan fisik dan Maria memutuskan untuk tidak mengajukan tuntutan terhadap Jozsef.  Jozsef diduga telah mengurangi kecanduannya akan alkohol setelah laporan itu, tetapi ia terus menerus mengancam Judith dan ibunya. Dia mengancam akan memotong leher Judith dan Maria atau akan membakar rumah.

Suatu ketika Judith mengakui kepada seorang temannya bahwa ayahnya melemparkan panci dan wajan padanya sehingga menyebabkan ia mimisan.  Judith juga memberi tahu sebuah keluarga yang kebetulan merupakan teman keluarganya, Judith saat itu berkata, “Aku takut pulang.  Ayahku mabuk setiap hari dan aku tahu dia ingin membunuh ibu.
Teman-teman Judith pun masih ingat  dan takut akan kekasaran Jozsef. Saat teman teman Judith datang ke rumah dan mengetuk pintu untuk mengajak Judith bermain, Jozsef  berkata, “Oh, keledai kecil itu? Dia tidak disini."

Perangai Judith mulai berubah, perilakunya menjadi sangat mengganggu.  Gadis kecil yang dulu ceria, tiba tiba menjadi penyendiri dan mulai suka melukai dirinya sendiri. Judith pernah mencabut semua bulu matanya. Ia bahkan pernah mencabut semua kumis kucingnya. Judith pun suatu ketika mogok di depan agensinya lalu menangis histeris saat audisi bernyanyi untuk film All Dogs Go To Heaven. 

Maria kemudian membawanya ke psikolog anak.  Psikolog tersebut dengan tanggap bisa mengidentifikasi pelecehan fisik dan emosional yang parah  pada diri Judith. Psikolog tersebut juga menyatakan bahwa Judith sangat terbuka tentang pelecehan yang sedang dialaminya, dan psikolog itu melaporkan kasus ini ke CPS (Child Protective Services).

Ini adalah kesempatan Judith dan ibunya untuk mendapatkan bantuan namun telah disia siakan oleh Maria. Saat kasus kdrt-nya tengah diselidiki, penyidikan tiba tiba dihentikan ketika Maria meyakinkan para penyidik bahwa dia berencana menceraikan Jozsef dan berencana untuk membawa Judith pindah ke sebuah apartemen yang dia sewa baru-baru ini. Tapi Maria tidak juga pindah dari rumahnya dengan alasan ia ingin tetap tinggal di rumah itu untuk ulang tahun Judith.

Pada 25 Juli 1988, Jozsef masuk ke kamar Judith dan menembak kepalanya ketika Judith sedang tidur.  Dia kemudian menembak Maria ketika dia berdiri di lorong.
Jozsef kemudian menyiram tubuh Judith dan Maria dengan bensin dan berusaha membakarnya.  Kemudian dia pergi ke garasi dan menembak kepalanya dengan pistol kaliber 32 yang juga ia gunakan untuk membunuh anak dan istrinya.
Para tetangga terkejut dengan suara ledakan dan melihat asap mengepul dari rumah Barsi. Mereka langsung berpikir, “Dia melakukannya.  Dia membunuh mereka dan membakar rumah ”. 
Pada saat petugas pemadam kebakaran tiba, bagian dalam rumah telah hancur.

Karier Judith terus berlanjut bahkan setelah kematiannya.  Dia sempat membintangi  dua film sebagai pengisi suara untuk The Land Before Time sebagai Ducky dan All Dogs Go To Heaven sebagai Anne-Marie, kedua film dirilis setelah pembunuhannya.  Don Bluth, sutradara The Land Before Time, kagum pada Judith dan bakat yang ia miliki.  Dia tadinya berencana untuk memakai Judith di film-filmnya yang akan datang, tetapi sayangnya dia tidak pernah mendapatkan kesempatan itu. 

Selama karirnya, Judith  membintangi lebih dari 70 iklan dan banyak membintangi TV show.
Meskipun film yang dibintangi Judith belumlah banyak tapi ia tetap meninggalkan jejaknya.  Setiap anak era 90 an yang pernah menonton The Land Before Time dapat mendengar kalimat “Yep!  Yep!  Yep! ”. Itu akan membuat kita tersenyum.

Judith tidak akan pernah melihat filmnya The Land Before Time, atau All Dogs Go To Heaven rilis di bioskop. Tapi  ia pernah mengatakan sebelumnya bahwa dari semua perannya, menyuarakan Ducky adalah favoritnya.

9 Agustus 1988, Judith dan Maria Barsi disemayamkan di peti mati berwarna putih, dan di kubur berdampingan di Forest Lawn Memorial Park di Los Angeles. Di batu nisannya, keluarga Judith mengukir kalimat, "Yep! Yep! Yep!" di bawah nama Judith.

Comments

  1. Tega bgt ayahnya :(

    ReplyDelete
  2. Pelajaran bahwa KDRT ga pernah bisa dianggap enteng. It will leads to something bigger and very serious

    ReplyDelete
  3. People don't change. Klo kita berpikir "dia kalo udah merid bakal berubah kok". NO HE'S NOT. SO LEAVE BEFORE SOMETHING WORSE HAPPEN

    ReplyDelete
  4. Baru aja kelar nonton The Land Before Time. Suka dgn suaranya Ducky di film itu, menggemaskan skali. Kasihan Judith, masih sekecil itu dibunuh dgn keji oleh ayah kandungnya sendiri ��

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Dark Disney: Kisah Original Di Balik Cerita Klasik Disney - Sleeping Beauty

Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book