Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun...
loading...

Gianni Versace, Mengapa ia Dibunuh?

22 tahun lalu di South Beach, Florida desainer dunia Gianni Versace, suatu pagi 15 Juli 1997, akan menuju News Café, yang berjarak hanya 3 blok dari kediamannya.
Donatella dan Gianni Versace
Image: Wireimage

Setelah ia memesan kopi dan menyapa manajer yang bertugas ia kembali ke villanya, Casa Casuarina. Ia berjalan menaiki 5 anak tangga rumahnya menuju pintu dan akan membuka kunci. Tiba tiba muncul seorang pria berambut gelap, mengenakan celana selutut, tank top abu abu, topi baseball dan tas punggung menaiki anak tangga yang sama.
Andrew Cunanan menembak Gianni Versace, dua kali. Lalu dia berbalik dan dengan santai pergi.

Siapakah Andrew Cunanan? 
Cunanan, 27th, yang digambarkan oleh ibunya sendiri sebagai "pelacur gay kelas atas," memang sudah menjadi buronan — ia adalah tersangka terhadap empat pembunuhan di tiga negara bagian — dan telah bersembunyi di Miami lebih dari dua bulan sebelumnya. Polisi segera mengidentifikasi dia sebagai pembunuh Versace dan kepolisian pun kemudian memburunya.

Dalam kasus Versace, pertanyaan yang ada dibenak setiap orang adalah, “why” ("mengapa") yang tetap menjadi misteri.
Cunanan tidak menceritakan alasannya kepada siapapun, mengapa ia membunuh Versace.
Meski saat itu ada rumor yang beredar jika Cunanan membunuh orang yang telah menularkan HIV kepadanya.
Tapi rumor tersebut terbantahkan, berdasarkan autopsi terbukti jika Cunanan tidak terjangkiti virus HIV begitupun Versace.

Pada 23 Juli 1997, kurang dari 2 minggu sejak Versace dibunuh, tubuh Andrew Cunanan ditemukan di dalam sebuah rumah perahu di Miami Beach. Ia menembak kepalanya sendiri menggunakan senjata yang sama yang ia pakai untuk menembak 3 korbannya termasuk Versace.

Bunuh dirinya Cunanan memang mengakhiri perburuan kepolisian atas pembunuhan Gianni Versace, tetapi menandai awal dari pencarian untuk mendapatkan jawaban atas pembunuhan pembunuhan lainnya yang telah dilakukan Cunanan.

Pertanyaanya adalah, mengapa seorang Cunanan bisa sulit untuk ditangkap setelah melakukan pembunuhan.

Sejak Cunanan bunuh diri, kehidupan pribadi Andrew Cunanan telah dipelajari. Dan berdasarkan latar belakangnya, sepertinya Cunanan bukanlah seseorang yang ditakdirkan melakukan tindak kriminal. Cunanan berasal dari keluarga kelas menengah di San Diego. Ayahnya seorang pialang saham kelahiran Fillipina dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga keturunan Italia Amerika yang memiliki gangguan mental.

Cunanan adalah murid di sekolah mewah La Jolla Bishop's School dari 1981 hingga 1987. Orang tuanya berjuang untuk membayar uang sekolahnya hingga menggadaikan rumah mereka agar Cunanan bisa sekolah.
Tapi Cunanan menyembunyikan latar belakang kehidupannya dari teman-teman sekelasnya, dan mengisyaratkan bahwa ia berasal dari keluarga terpandang, bahkan keluarga bangsawan.
Dia tidak menyembunyikan jika dirinya seorang gay di sekolah dan ia mulai bertingkah seperti "rich bad boy".

Cunanan memiliki IQ cukup tunggi yaitu 147. Setelah lulus,  ia melanjutkan kuliah di University of California, San Diego, tapi kemudian dropped out, ia berteman dengan orang kaya yang usianya lebih tua darinya untuk membayar kehidupannya,  pakaian,  sewa rumah, clubbing dan travelling mahalnya. Cunananan pun dikabarkan kecanduan narkoba—cocaine dan methamphetamine—juga kecanduan sadomasotik .

Akhir 1996, Cunanan ditinggal kekasihnya Norman Blachford, seorang pria kaya yang selama ini menunjang segala kehidupannya. (yang akhirnya lelah karena rengekan Cunanan yang meminta dibelikan Mercedes). Paska putusnya hubungan dengan Blachford, Cunananan mulai diluar kendali.

Pada April 1997 ia meninggalkan California menuju Minneapolis, dimana ia mengatakan untuk urusan bisnis dengan dua orang temannya.
Mereka adalah Jeff Trail, seorang veteran perang teluk dan David Madson, seorang arsitek sukses yang pernah dikencaninya, yang kelak akan menjadi korbannya.

Para korban Andrew Cunanan
Jeffrey Trail
Pembunuhan berantai yang dilakukan Cunanan diawali di Minneapolis pada 27 April 1997, dengan terbunuhnya kawan dekatnya sendiri Jeffrey Trail (28th).
Setelah melewati sebuah argumen diantara keduanya, Cunanan memukul Trail hingga tewas dengan menggunakan sebuah claw hammer (palu kambing).
Ia meninggalkan tubuh Trail yang digulung karpet di loteng apartemen milik David Madson

David Madson
Madson berusia 33th, pernah menjadi kekasih Cunanan adalah korban kedua.
Tubuh Madson ditemukan di pantai timur Danau Rush dekat Kota Rush, Minnesota, pada 3 Mei, dengan luka tembak di kepala

Lee Miglin
Pada 4 Mei, Cunanan tengah menuju Chicago dan kemudian membunuh  Lee Miglin (72th),
seorang pengembang real estat kaya raya.  Cunanan mengikat tangan dan kaki Miglin dan membungkus kepalanya dengan lakban.  Dia kemudian menikam Miglin lebih dari dua puluh kali dengan obeng, menggorok lehernya dengan gergaji besi, dan mencuri mobil Lexus milik Miglin.
Keluarga Miglin tetap bersikukuh bahwa ayah mereka tidak pernah mengenal penyerangnya.
Cunanan kemudian menjadi buronan ke-449 di Amerika Serikat yang masuk daftar FBI, 'Sepuluh Orang Buronan Paling Dicari'.

Perburuan Cunanan pun dimulai.  Ketika dilaporkan bahwa polisi sedang melacaknya melalui telepon mobil kendaraan yang dicurinya, Cunanan, yang saat itu tengah menuju New Jersey, diduga mendengar berita pencarian dirinya di radio.  Dia mungkin saat itu berpikir untuk mencari mobil lain  — jadi dia masuk ke tempat pemakaman dan menembak William Reese, seorang juru kunci pemakaman, sebelum akhirnya mencuri truk bak terbuka warna merah milik pria itu.  Kemudian Cunanan menghilang.

William Reese
Lima hari kemudian, Cunanan menemukan korban keempatnya di Pennsville Township, New Jersey, di Pemakaman Nasional Point Finn.  Cunanan menembak dan membunuh juru kunci berusia 45 tahun bernama William Reese. Ia kemudian melarikan diri dengan truk pickup merah milik Reese.  Sementara pengejaran pihak kepolisian tidak berhasil lalu mereka berfokus pada truk Reese yang dibawa lari Cunanan.
Sebenarnya Cunanan "bersembunyi di depan mata" di Miami Beach, Florida, selama dua bulan. Bahkan dia menggunakan namanya sendiri untuk menggadaikan barang curian, meskipun ia mengetahui bahwa polisi secara rutin meninjau catatan toko gadai

Gianni Versace
Cunanan pertama kalinya bertemu Gianni Versace, pada Oktober 1990 di San Francisco. Namun, keluarga Versace selalu dengan tegas menyangkal bahwa keduanya pernah bertemu.
Cunanan sepertinya terobsesi dengan sang desainer dan sering membual tentang "kedekatannya" dengan Versace, meskipun ini merupakan gejala dari delusi  Cunanan(ia juga sering mengklaim telah bertemu dengan selebriti)
Namun, FBI percaya bahwa Versace dan Cunanan sebelumnya memang pernah bertemu di San Francisco,  meskipun fakta tentang hubungan mereka masih misteri. Di tahun 2008, Vanity Fair melaporkan bahwa Cunanan dan Versace telah bertemu secara singkat di klub malam San Francisco pada tahun 1990 (menurut beberapa pernyataan saksi mata) dan mungkin ada interaksi lebih lanjut setelah pertemuan tersebut karena keduanya sepertinya terlibat dalam sebuah transaksi seks di Miami dan San Francisco.
Namun, keluarga Versace selalu dengan tegas menyangkal bahwa keduanya pernah bertemu.
Salah satu aspek paling mencolok dari kehidupan Andrew Cunanan adalah bahwa  ia menyukai seni, mode, sastra, dan travelling - jasadnya ditemukan di sebelah tumpukan majalah, termasuk Vogue - namun ia tidak pernah mencoba untuk bekerja di  dunia yang diidamkannya tersebut

Apakah yang menyebabkan kemarahan Andrew Cunanan yang membuatnya membunuh Versace? — apakah itu karena kecemburuannya kepada para selebritis dan model yang telah diorbitkan Gianni Versace? Apakah karena ketenaran Versace?  Ataukah semacam obsesi?

Pada 11 Mei 1997, dua hari setelah membunuh korban keempatnya di New Jersey, Cunanan tiba di Miami dan memesan kamar seharga $ 26,99 di Normandy Plaza Hotel, sebuah tempat kumuh, empat mil di utara rumah Versace.  Dia dilaporkan menghabiskan waktunya dengan narkoba, makan makanan cepat saji, mencuri, dan pergi ke klub malam gay, di mana dia mungkin mencari pria kaya.  Sehari sebelum dia membunuh Versace, Cunanan telah kehabisan uang, dan meninggalkan hotel tanpa membayar tagihannya.

Sejak itu ada banyak kritik terhadap FBI karena tidak mengantisipasi Cunanan akan menuju ke Miami di tempat pertamanya, "gay pleasure palace” di South Beach. Mereka mengkritik penegak hukum dengan mengatakan bahwa jika selebaran wajah Cunanan telah disebar di komunitas gay, setidaknya ia akan diidentifikasi dengan cepat.

Comments

Popular posts from this blog

Menguak kisah Hello Kitty Murder

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Dark Disney: Kisah Original Di Balik Cerita Klasik Disney - Sleeping Beauty