Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun kenyataannya, terk
loading...

Kisah Dibalik Kematian Dee Dee Blanchard Yang Direncanakan oleh Putrinya, Gypsy Rose, Yang 'Sakit'

“I think that she was very sick in her mind. For a long time I believed, like, we were best friends, and when I was younger she was my best friend"
Gypsy Rose 



Ada kisah menarik dalam kisah Gypsy Rose Blanchard dan ibunya Dee Dee Blanchard (yang memiliki nama asli Clauddine atau Claudinea Pitre) yang kemungkinan akan merubah opini kita. 

Gambaran seorang Gypsy Rose diawal kisah ini adalah bahwa ia dikenal sebagai anak perempuan  pengidap kanker (rambutnya pun layaknya seorang pasien kemoterapi), memiliki penyakit distrofi otot yang membuatnya harus duduk di kursi roda, berusia 14 tahun (setidaknya,  itu yang dikatakan Dee Dee kepada setiap orang), tapi memiliki daya pikir setara anak 7 tahun, leukimia dan sejumlah penyakit lain, tetapi ia masih tersenyum kepada setiap orang yang ia jumpai. Sedangkan ibunya,  Dee Dee Blanchard adalah gambaran sosok seorang ibu yang mengabdikan dirinya untuk memberikan segala yang putrinya inginkan.  Mereka adalah cerminan inspirasi dan harapan. Ya,  mungkin seperti inilah yang ada dipikiran orang orang yang saat itu mengenal ibu dan anak ini. 

Dan ketika muncul sebuah kabar bahwa Dee Dee Blanchard ditemukan telah tewas dibunuh dengan ditusuk 17 kali sampai mati di rumahnya sendiri sementara sang putri yang sedang sakit tidak ditemukan di rumahnya telah membuat lingkungan sekitarnya gempar. Para tetangganya pasti berpikir, tidak mungkin seorang Gypsy Rose bisa bertahan hidup sendiri. Dan yan mereka pikirkan, mungkin sang pelaku pembunuhan telah menculik Gypsy. 



Siapakah Dee Dee dan Gypsy Rose Blanchard?
Dee Dee Blanchard dilahirkan di Chackbay, Louisiana, dekat Gulf Coast pada tahun 1967, dengan nama asli Clauddine Pitre.
Blanchard adalah putri Claude Anthony Pitre, Sr. dan Emma Lois Gisclair.  Dia memiliki lima saudara kandung, Claude Jr., Claudia, Evans, Dorla, dan Todd. 

Selama masa kecilnya, menurut saudaranya, dia kadang-kadang melakukan pencurian kecil, sering kali itu dikarenakan pembalasan ketika segala sesuatunya tidak berjalan seperti yang ia rencanakan.
Di awal masa dewasanya, ia bekerja sebagai asisten perawat. Keluarga pernah menyatakan kecurigaan bahwa pada tahun 1997 Dee Dee kemungkinan telah meracuni makanan ibunya.

Ketika dia berusia 24 tahun,  Dee Dee hamil  dari pria bernama Rod Blanchard. Mereka menamai putri mereka Gypsy Rose karena Clauddine menyukai nama Gypsy, dan Rod adalah penggemar Guns N 'Roses.
Sesaat sebelum kelahiran Gypsy Rose pada bulan Juli 1991, mereka berpisah. 
Meskipun Dee Dee berupaya agar Rod kembali, tapi Rod tidak pernah kembali. Dee Dee kemudian membawa putrinya yang baru lahir untuk tinggal bersama keluarganya.

Gypsy kecil sudah berhenti sekolah setelah kelas dua,  Ibunya mengajarinya dirumah setelah itu, konon karena penyakitnya yang sangat parah. Gypsy berhasil belajar membaca sendiri melalui buku-buku Harry Potter.  

Gypsy Rose mulai dinyatakan 'sakit'
Ketika Gypsy masih bayi, Dee Dee membawanya ke rumah sakit, ia yakin jika putrinya menderita  apnea tidur (gangguan serius pada pernapasan yang terjadi saat tidur di mana saluran udara terhambat karena dinding tenggorokan yang mengendur dan menyempit). Meskipun tidak ada tanda-tanda penyakit, Dee Dee tetap yakin, akhirnya ia menentukan sendiri bahwa Gypsy Rose memiliki gangguan kromosom.
Sejak saat itu, dia selalu mengawasi putrinya dengan ketat, ia takut bahaya bisa menyerang kapan saja.

Ketika Gypsy Rose berusia sekitar delapan tahun, ia jatuh dari sepeda motor kakeknya.  Dee Dee segera membawanya ke rumah sakit, di mana ia kemudian dirawat karena lecet ringan di lututnya, tetapi Dee Dee tidak yakin.  Kecelakaan itu, menurut Dee Dee, jelas telah menghasilkan sesuatu yang jauh lebih buruk dan Gypsy Rose akan membutuhkan beberapa operasi agar Gypsy bisa berjalan lagi. Sampai saat itu, dia memutuskan, Gypsy Rose akan tetap berada di kursi roda agar lututnya tidak bertambah parah sakitnya. 

Dee Dee pindah dari rumah orang tuanya setelah orang tua Dee Dee mulai mempertanyakan kondisi Gypsy Rose. Ia kemudian menemukan apartemen kumuh dan ia mulai hidup dari hasil belas kasihan orang orang terhadap penyakit Gypsy juga dari uang tunjangan ayah Gypsy yang saat itu telah menikah lagi. 

Setelah membawa putrinya ke rumah sakit di New Orleans, Dee Dee kemudian mengklaim bahwa selain gangguan kromosom dan distrofi ototnya, Gypsy Rose sekarang memiliki masalah pendengaran dan penglihatan.  Selain itu, dia mengklaim Gypsy Rose sudah mulai menderita kejang.  Sementara tes tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit apa pun yang diklaim Dee Dee terhadap putrinya.
Dokter tetap memberinya obat anti-kejang dan obat penghilang rasa sakit generik.

Peristiwa Badai Katrina
Pada 2005, Badai Katrina menghancurkan rumah mereka memaksa Dee Dee dan Gypsy Rose Blanchard untuk pindah ke pengungsian di Missouri.
Di sana, keduanya menjadi seperti selebriti. Dee Dee bertindak sebagai orang yang memperjuangkan hak-hak orang cacat dan sakit. Yayasan Habitat for Humanity membangun rumah untuk Dee Dee dan Gypsy dengan fasilitas kursi roda dan bak mandi air panas, dan Make-A-Wish Foundation memberikan mereka hadiah jalan jalan ke Walt Disney World juga memberi mereka tiket backstage ke konser Miranda Lambert.

Rod Blanchard, ayah Gypsy juga masih terus memberikan tunjangan anak perbulan sebesar $ 1.200, serta mengirim hadiah kepada Gypsy dan terkadang berbicara dengannya di telepon (dalam suatu pembicaraan telepon, di ulang tahun Gypsy ke-18, ayah Gypsy ingat jika Dee Dee mengatakan kepadanya untuk tidak menyebutkan usia Gypsy yang sebenarnya karena "dia pikir dia 14"). 

Ayah Gypsy, Rod dan istri keduanya  berharap bisa mengunjungi Gypsy,  tetapi karena berbagai alasan Dee Dee akan menghalanginya. Dee Dee mengatakan kepada tetangganya di Springfield bahwa ayah Gypsy Rose adalah seorang pecandu narkoba dan alkoholik yang tidak pernah peduli dengan masalah kesehatan putrinya dan tidak pernah mengirimi mereka uang.

Banyak orang yang bertemu Gypsy terpesona olehnya. Tingginya 5 kaki (150 cm), rambut botak, kacamata besar dan suara kekanak-kanakan menguatkan persepsi bahwa dia memiliki semua masalah yang dikatakan ibunya.  Dia sering memakai wig atau topi untuk menutupi kebotakannya;  ibunya secara teratur mencukur kepala Gypsy agar tampak seperti seorang pasien kemoterapi.  Ketika mereka meninggalkan rumah, Dee Dee sering membawa tangki oksigen dan tabung makanan.
Gypsy diberi makan suplemen nutrisi cair anak-anak PediaSure hingga usia 20-an.

Sementara itu, kisah mereka yang diceritakan sebagai seorang ibu tunggal dengan anak yang cacat telah berjuang bertahan hidup paska badai Katrina, telah menarik perhatian para dokter nasional. Tak lama kemudian, para dokter spesialis menemui Dee Dee dan Gypsy Rose untuk melihat apakah ada yang bisa mereka lakukan.  Salah satu dokter tersebut adalah seorang ahli saraf pediatrik dari Springfield bernama Bernardo Flasterstein, menawarkan Dee Dee dan Gypsy untuk menemuinya di kliniknya.

Setelah mereka tiba di klinik, sang dokter menemukan sesuatu yang mengejutkan. Gypsy bukan saja tidak memiliki penyakit distrofi otot, dia juga tidak memiliki penyakit lain seperti yang diklaim Dee Dee.

 "Aku tidak melihat adanya alasan mengapa dia (Gypsy) tidak bisa berjalan," katanya kepada Dee Dee.  Ketika Dee Dee tidak mempercayainya, Flasterstein mulai menelepon dokter di New Orleans. Saat itu Dee Dee mengklaim bahwa badai telah menghanyutkan semua catatan kesehatan Gypsy Rose.
Flasterstein kemudian dapat menemukan dokter yang memiliki catatan kesehatan Gypsy Rose.  Setelah berdiskusi, para dokter tersebut menegaskan sekali lagi bahwa Gypsy Rose anak yang sehat, mereka mulai curiga bahwa penyakit yang sebenarnya mungkin ada pada Dee Dee.

Flasterstein tidak menindaklanjuti kecurigaannya dengan melaporkan Dee Dee ke layanan sosial.  Dia mengatakan telah diberitahu oleh dokter lain untuk memperlakukan pasien ini dengan hati hati, mereka ragu pihak berwenang akan mempercayainya. Pada 2009, seorang penelepon anonim memberi tahu polisi tentang pemalsuan nama dan tanggal lahir Dee Dee untuk dirinya dan putrinya dan mengatakan bahwa Gypsy dalam kesehatan yang jauh lebih baik daripada yang diklaim.

Kemudian petugas kesehatan datang ke kediaman Dee Dee guna melakukan pemeriksaan kesehatan yang kemudian menerima penjelasan dari Dee Dee bahwa ia menggunakan nama dan tanggal lahir yang berbeda untuk mempersulit mantan suaminya yang kejam untuk menemukan dia dan Gypsy. File ditutup.

Dee Dee diketahui setidaknya satu kali memalsukan salinan akta kelahiran putrinya, memindahkan tanggal lahirnya ke 1995 untuk memperkuat klaim bahwa ia masih remaja. Gypsy mengatakan dalam sebuah wawancara, bahwa selama 15 tahun dia tidak yakin dengan usianya yang sebenarnya. Dee Dee terkadang juga mengklaim bahwa akta asli Gypsy telah hancur pasca-Katrina. Dee Dee sebenarnya menyimpan salinan lain dengan tanggal lahir Gypsy yang sebenarnya. Gypsy ingat bahwa ia pernah melihatnya saat ia tengah berobat ke rumah sakit dan itu membuatnya bingung. Dee Dee memberitahunya bahwa itu salah cetak. 

Dee Dee memberi tahu semua orang bahwa Gypsy berusia 14 tahun, padahal yang sebenarnya Gypsy Rose Blanchard berusia 19 tahun. Di tahun 2010, Gypsy mulai tahu bahwa dirinya tidak sakit dan sejak saat itu, dia berusaha melarikan diri dari ibunya.

Suatu malam Gypsy mendatangi rumah tetangganya. Ia berdiri di pintu rumah tetangganya dengan kedua kakinya sendiri, memohon agar ia dibawa ke rumah sakit.  Namun Dee Dee dengan cepat turun tangan dan menjelaskan semuanya, alasan yang telah dia gunakan selama bertahun-tahun.

Kapan pun Gypsy Rose mulai menyadari sesuatu ataupun menjadi mandiri, atau mengatakan bahwa ia sama sekali bukan anak kecil, dan tidak menderita penyakit mematikan, Dee Dee langsung menjelaskan bahwa pikiran Gypsy Rose diliputi oleh penyakit.

Dee Dee mengatakan  kepada setiap orang bahwa Gypsy menderita cacat mental, atau dengan alasan bahwa obat-obatan telah membuatnya tidak menyadari apa yang dia bicarakan. Karena sifat Dee Dee yang dikenal ramah, orang-orang percaya pada cerita itu.

Dee Dee menggunakan kekerasan fisik untuk mengendalikan putrinya, ia selalu memegang tangan putrinya di hadapan orang lain setiap kali Gypsy mengatakan sesuatu yang menunjukkan dia tidak benar-benar sakit atau menunjukkan jika kemampuan mentalnya terlihat normal. Gypsy ingat bahwa ibunya akan memberinya tekanan yang sangat kuat atau memelintir tangannya.
Ketika keduanya sendirian, Dee Dee akan memukulnya dengan tangan ataupun hanger. 

Pada sebuah acara di tahun 2011, Gypsy berupaya untuk melarikan diri yang akhirnya sang ibu berhasil menemukannya di kamar hotel dengan seorang pria yang dia temui online. 
Ia mengancam Gypsy untuk memberi tahu polisi. Gypsy ingat bahwa paska kejadian itu, Dee Dee menghancurkan komputernya dengan palu dan mengancam akan melakukan hal yang sama pada jari-jarinya jika dia mencoba untuk melarikan diri lagi.
Dee Dee juga mengikat dan memborgol tangan Gypsy ke tempat tidur selama dua minggu.  Dee Dee kemudian mengatakan kepada Gypsy bahwa dia telah mengajukan surat pernyataan kepada polisi yang mengatakan bahwa Gypsy tidak kompeten secara mental, yang membuat Gypsy berpikir jika dia berusaha minta bantuan ke polisi, mereka tidak akan mempercayainya. 

Sekitar tahun 2012, Gypsy, yang masih terus menggunakan Internet setelah ibunya tidur untuk menghindari pengawasannya, melakukan kontak online dengan Nicholas Godejohn, seorang pria dari Big Bend, Wisconsin. Godejohn memiliki catatan kriminal  dan riwayat penyakit mental juga pengidap autis. 

Pada tahun 2014, Gypsy menceritakan kepada Aleah Woodmansee, seorang tetangga berusia 23 tahun, yang tidak menyadari bahwa Gypsy sebenarnya seusia dengannya. Gypsy menganggap Aleah sebagai "kakak perempuan", ia mengatakan bahwa ia dan Nicholas telah membahas kawin lari bahkan Gypsy menceritakan telah memiliki nama untuk  anak-anak mereka kelak. 

Gypsy  memiliki lima akun Facebook terus berkomunikasi dengan Nicholas secara online. Mereka berkomunikasi dengan menggunakan kode kode. Terkadang mereka menggunakan unsur-unsur BDSM, yang  diakui Gypsy lebih sesuai dengan minatnya. Aleah yang saat itu masih berpikir bahwa Gypsy  terlalu muda untuk kawin lari dan berpikir mungkin ia tengah dimanfaatkan oleh predator seksual online.
Aleah menganggap rencana Gypsy hanya "fantasi dan mimpi yang tidak akan pernah benar-benar terjadi."

Sementara Dee Dee sendiri telah berupaya mencegahnya menggunakan Internet, yang sejauh ini,  ia telah menghancurkan ponsel dan laptop putrinya, namun Gypsy terus berupaya tetap mempertahankan kontak dengan Aleah, yang menyimpan setiap catatan yang di bagikan Gypsy dari Facebooknya.

Tahun berikutnya, Gypsy mengatur dan membayar Godejohn untuk bertemu ibunya di Springfield.  Rencananya adalah bertemu tidak sengaja ketika ia dan ibunya berada di bioskop. Dan sepertinya begitulah mereka mengawali hubungannya untuk memperkenalkan Nicholas kepada ibunya. Namun setelah mereka bertemu langsung berdua saja untuk pertama kalinya, menurut Nicholas, Gypsy membawanya ke kamar mandi, di mana keduanya bercinta.
Namun, menurut Gypsy,  Nicholas tidak tidak seperti orang yang ia bayangkan seperti yang terlihat di online. Gypsy kemudian mengatakan jika Nicholas "creepy".  Keduanya melanjutkan komunikasi online mereka, dan mulai mengembangkan rencana untuk membunuh Dee Dee. 
Nicholas Godejohn

Gypsy Rose Blanchard Dan Nicholas Godejohn Mulai Merencanakan Pembunuhan
Gypsy Rose terus menggunakan internet setelah Dee Dee pergi tidur untuk menemui Nicholas di sebuah chat room online.  Meskipun ibunya telah merantainya di tempat tidur dan mengancam akan menghancurkan jari-jarinya dengan palu jika nanti ketahuan, Gypsy Rose terus berkomunikasi di chat room tersebut.

Rencana pembunuhan tersebut segera dilaksanakan. Nicholas kembali ke Springfield pada Juni 2015, ia tiba ketika Gypsy dan ibunya sedang pergi menemui dokter. Setelah mereka kembali ke rumah dan Dee Dee sudah tidur,  Gypsy mengizinkannya masuk dan memberinya lakban, sarung tangan, dan pisau dengan tujuan bahwa ia akan menggunakannya untuk membunuh Dee Dee.  Gypsy kemudian mengklaim bahwa dia tidak berharap Nicholas bisa melakukannya.

Gypsy bersembunyi di kamar mandi dan menutupi telinganya sehingga dia tidak mendengar ibunya menjerit.  Nicholas kemudian menusuk Dee Dee beberapa kali di punggungnya saat dia tidur. 
Setelah itu, keduanya berhubungan seks di kamar Gypsy dan mengambil $ 4.000 yang telah disimpan Dee Dee di rumah, yang merupakan uang tunjangan anak dari ayah Gypsy. Mereka melarikan diri ke sebuah motel di luar Springfield.  Mereka mungkin tetap disana selama beberapa hari sambil merencanakan langkah selanjutnya. Tapi selama pelarian mereka, tanpa disadari mereka terlihat di kamera keamanan di beberapa toko lokal.  Gypsy mengatakan pada saat itu ia percaya keduanya berhasil lolos dari kejahatan mereka. 

Gypsy Rose Blanchard telah lama menunggu seseorang datang untuk menyelamatkannya, dan Nicholas Godejohn tampaknya hanya orang  yang sanggup melakukannya.  

Mereka kemudian mengembalikan  senjata yang dipakai melakukan pembunuhan ke rumah Nicholas di Wisconsin untuk menghilangkan jejak. Keduanya kemudian naik bus menuju rumah Nicholas.  Beberapa saksi melihat pasangan itu dalam perjalanan ke stasiun Greyhound dan melihat Gypsy mengenakan wig pirang dan berjalan tanpa bantuan.

Setelah melihat status Facebook yang diposting dari akun Dee Dee, teman-teman Blanchard curiga ada yang tidak beres.  Ketika panggilan telepon tidak dijawab, beberapa dari mereka pergi ke rumah Dee Dee. 

Sementara tetangga tahu bahwa keduanya sering pergi untuk berobat tanpa pemberitahuan, mereka juga melihat Nissan Cube Dee Dee, yang telah dimodifikasi untuk memegang kursi roda Gypsy, masih di berada di luar.  Kaca pelindung pada jendela membuatnya sulit untuk melihat bagian dalam rumah. Tidak ada yang menjawab, mereka kemudian melepon 9-1-1.  Ketika polisi tiba, mereka harus menunggu surat perintah penggeledahan sebelum mereka bisa masuk, tetapi mereka mengijinkan salah satu tetangga yang hadir memanjat melalui jendela, di mana dia melihat bahwa bagian dalam rumah sebagian besar masih utuh. Bahkan kursi roda Gypsy masih ada. 

Ketika surat perintah itu dikeluarkan, polisi memasuki rumah dan segera menemukan mayat Dee Dee.  Akun GoFundMe dibuat untuk membayar biaya pemakamannya, dan mungkin juga untuk Gypsy, pikir para tetangga saat itu. Yang orang-orang tahu,  bahwa Dee Dee sangat takut jika hal yang terburuk menimpa Gypsy — bahkan meskipun jika Gypsy tidak apa apa.
Mereka percaya jika Gypsy tidak akan berdaya tanpa kursi rodanya, obat-obatan, dan peralatan pendukung seperti tangki oksigennya.

Aleah termasuk di antara mereka yang berkumpul di halaman keluarga Blanchard, memberi tahu polisi apa yang dia ketahui tentang Gypsy dan pacar onlinenya.  Dia menunjukkan kepada mereka hasil catatan status yang dia simpan, termasuk namanya.  Berdasarkan informasi itu, polisi meminta nama Facebook untuk melacak alamat IP akun Gypsy dibuat. Ternyata di Wisconsin, hari berikutnya agen polisi di Waukesha menggerebek rumah Nicholas.  Baik ia dan Gypsy menyerah dan ditahan karena tuduhan pembunuhan dan tindak pidana bersenjata.

Berita bahwa Gypsy selamat disambut dengan lega di Springfield.  Namun, dalam mengumumkan beritanya, sheriff Greene County Jim Arnott memperingatkan, "segalanya tidak selalu seperti yang terlihat."  Media di Springfield segera melaporkan kebenaran kehidupan Blanchard: bahwa Gypsy tidak pernah sakit, bahwa ia bisa berjalan, dan bahwa ibunya lah yang membuatnya berpura-pura sebaliknya,  menggunakan pelecehan fisik untuk mengendalikannya. Arnott mendesak orang untuk tidak menyumbangkan uang apa pun kepada keluarga sampai penyelidik mengetahui tingkat penipuan itu.

Dan kisah hidup Gypsy Rose Blanchard pun terungkap, simpati yang awalnya diberikan kepada Dee Dee bergeser kepada Gypsy Rose.

Setelah pengungkapan bagaimana Dee Dee telah memperlakukan Gypsy selama bertahun-tahun, simpati untuknya sebagai korban pembunuhan yang kejam dengan cepat beralih ke putrinya sebagai korban pelecehan anak selama bertahun tahun.

Mereka yang awalnya telah menyatakan kesedihan atas kematian Dee Dee berbalik menjadi marah karena ulah Dee Dee yang memperlakukan anak seperti itu selama bertahun-tahun.
Namun, meskipun opini publik telah bergeser terhadapnya, kasus pembunuhannya harus tetap diselesaikan. 

Investigasi lebih lanjut menemukan bahwa beberapa dokter yang telah memeriksa Gypsy Rose tidak menemukan bukti gangguan yang diklaim sang ibu. Salah satu dokter justru mencurigai sang ibulah yang memiliki penyakit Munchausen by proxy syndrome yang merupakan gangguan mental di mana orang tua atau pengasuh lainnya melebih-lebihkan, mengarang suatu penyakit pada seseorang yang tengah mereka asuh untuk mendapatkan simpati atau perhatian.  

Keluarga Dee Dee di Louisiana, yang telah mencurigai tentang perlakuan Dee Dee terhadap Gyosy bertahun-tahun sebelumnya, tidak menyesali kematiannya.  Ayahnya, ibu tiri dan keponakannya lah yang pertama kali mengetahui kesehatan Gypsy yang sebenarnya ketika dia pertama kali 'dikurung' di kursi roda, semuanya kemudian mengatakan bahwa Dee Dee pantas menerima nasibnya dan Gypsy telah dihukum dengan selayaknya. Tak satu pun dari mereka akan membayar pemakamannya atau bahkan mengambil abunya. Ayah dan ibu tirinya akhirnya menyiram abu Dee Dee ke toilet. 
Gypsy Rose setelah berada di penjara
Gypsy Rose dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena pembunuhan tingkat dua sementara Nicholas Godejohn dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Nicholas sempat mengatakan,

“I loved Gypsy to the point where I would … do anything for her. I’ve proven that with what I did. Unfortunately, because of how far I went, I feel as if she’s betrayed me. I feel that she’s abandoned me.”

Di dalam penjara, Gypsy Rose mempelajari kondisi ibunya dan sejak itu ia berdamai dengan kekerasan anak yang dialaminya.  Dia menyesal atas pembunuhan itu tetapi menyatakan bahwa dia lebih baik tanpanya.

"I feel like I'm free in prison, than with living with my mom. Because now, I'm allowed to just live like a normal woman.”

"Aku merasa seperti lebih bebas di penjara, daripada tinggal bersama ibuku. Karena sekarang, aku diizinkan untuk hidup seperti wanita normal."

Ketika Gypsy ditanya apa yang membuatnya ingin melarikan diri dari situasinya, Gypsy menjawab,  bahwa ia mengingat sebuah kejadian di tahun 2011,  yang membuatnya heran mengapa dia tidak diizinkan memiliki teman seperti orang lain seusianya. 

Gypsy pun mengatakan bahwa ia dan Nicholas hanya melakukan diskusi iseng tentang pembunuhan namun menjadi kenyataan.
Gypsy menyadari bahwa dia melakukan kejahatan dan harus hidup dengan konsekuensinya.  Meskipun demikian, ia merasa lebih bebas di penjara daripada sebelumnya, dan berharap dapat membantu korban lainnya yang dilecehkan. 

Saat ini,  Gypsy telah bertunangan dengan kekasih barunya, Ken, seorang pria yang kerap menyuratinya selama Gypsy berada di penjara. Keduanya berencana akan menikah pada January 2020 di penjara. 

Gypsy juga pernah ditanya oleh Dr. Phil, apakah ia bahagia atas kematian ibunya? 
Ia menjawab,
 "I’m glad that I’m out of that situation, but I’m not happy she’s dead"

Comments

  1. ������

    ReplyDelete
  2. bagus min sukak :)

    ReplyDelete
  3. Keren ini sih kisahnya..salfok pas abunya Dee dee dibuang ke toilet..Gypsy rose aslinya cantiq banget ..

    ReplyDelete
  4. Thank you mintje. Jangan bosen² yaa buat cerita² baru. Danke ��

    ReplyDelete
  5. Parah sih ini..bagus bgt .. dankeee min...udah nulis cerita Real nya si gypsy

    ReplyDelete
  6. Gilakk mintje, ini berasa nonton film. Sedih jg abu mayat deedee cm dibuang di toilet, tp btw gypsy canteek mirip jlaw

    ReplyDelete
  7. Mintje thanks udh nulis ttg ini.... Ak penasaran sm film nya ini soalnya... Ngeri sih tp true story LN itu...

    ReplyDelete
  8. Bacanya sampe deg deg ser. Kayak berasa ada disitu. Makasih mintje. 😍😍😘

    ReplyDelete
  9. Thanks min jd tau lengkapnya..tp agak lucu sm kepolisiannya kok gypsy cuma 10 th pdhl dia yg merancanakan pembunuhan, eksekusi oleh nick, nick seumur hidup dipenjara lalu gypsy 10 tahun dan dia mau nikah dengan ken..nick bener aja dia blg merasa dikhianati dan ditinggalkan gypsy..how poor he is

    ReplyDelete
  10. Keren bet..kalo bisa bnyakin donk kisah2 yg blm bnyak org tau ceritanya yg ky gini 😎😎

    ReplyDelete
  11. kasian ya... bisa bisanya seorang anak dibentuk seperti itu...

    ReplyDelete
  12. jujur tadi baru aja selesai nonton film nya. buat kalian yang mau nonton film nya bisa liat di hulu tapi harus berlangganan dulu, kalok nggak bisa lait di link ilegal judul filmnya "The act season 1".ya walaupun film nya diangkat dari kisah gypsy tapi ada adegan fiksinya juga. jujur liat film the act feelnya dapet si.berasa kasihan sm gypsy but now gypsy dah bebas.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Dark Disney: Kisah Original Di Balik Cerita Klasik Disney - Sleeping Beauty

Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book