"
To me, this world is nothing but evil, and my own evil just happened to come out cause of the circumstances of what I was doing.”
Aileen Wuornos
Tahun 2002, negara bagian Florida mengeksekusi wanita ke-10 untuk menerima hukuman mati di Amerika Serikat sejak diberlakukannya kembali hukuman mati tahun 1976. Wanita itu adalah Aileen Wuornos, seorang mantan pelacur yang telah membunuh tujuh pria yang dilakukannya antara 1989 - 1990 dengan cara menembak mereka pada jarak dekat.
Wuornos mengaku jika para korbannya telah memperkosa atau pernah mencoba memperkosanya ketika dia bekerja sebagai pelacur, bahwa semua pembunuhan itu dilakukannya untuk membela diri. Dia dihukum mati atas enam pembunuhan dan dieksekusi dengan suntik mati pada 9 Oktober 2002.
Siapakah Aileen Wuornos
Aileen Wuornos dilahirkan dengan nama "Aileen Carol Pittman" di Troy, Michigan, pada tanggal 29 Februari 1956. Ibunya yang berkebangsaan Finlandia-Amerika, Diane Wuornos (lahir 1939), masih berusia 14 tahun ketika ia menikah dengan ayah Aileen, Leo Dale Pittman (1937–1969) yang saat itu berusia 16 tahun, pada 3 Juni 1954.
Kakak laki-lakinya, Keith lahir pada 14 Maret 1955. Setelah kurang dari dua tahun menikah dan dua bulan sebelum Aileen lahir, Diane mengajukan gugatan cerai.
Wuornos tidak pernah bertemu ayahnya, karena ia dipenjara pada saat kelahirannya. Leo Dale Pittman didiagnosis menderita skizofrenia, yang kemudian dihukum karena pelecehan seksual terhadap anak-anak dan akhirnya bunuh diri dengan gantung diri di dalam selnya pada 30 Januari 1969 ketika Wuornos masih memasuki awal remajanya.
Pada Januari 1960, ketika Aileen hampir berusia empat tahun, Diane meninggalkan anak-anaknya, meninggalkan mereka bersama kakek neneknya, Lauri dan Britta Wuornos yang secara resmi mengadopsi Keith dan Aileen pada 18 Maret 1960.
Pada usia 11, Wuornos mulai melakukan transaksi seksual dengan imbalan rokok, narkoba, dan makanan. Dia juga terlibat hubungan incest dengan kakak kandungnya. Wuornos mengatakan bahwa kakeknya yang seorang pecandu alkohol telah melakukan kekerasan seksual dan memukulinya ketika dia masih kecil. Sebelum memukulinya, sang kakek akan memaksanya untuk melepaskan pakaiannya.
Pada tahun 1970, pada usia 14, Wuornos hamil karena telah diperkosa oleh teman kakeknya.
Ia melahirkan seorang bayi laki-laki di sebuah panti khusus para ibu hamil yang tidak menikah pada tanggal 23 Maret 1971. Dan anak tersebut diserahkan untuk diadopsi. Beberapa bulan setelah putranya lahir, Wuornos keluar dari sekolah pada waktu yang hampir bersamaan saat neneknya meninggal karena liver. Ketika ia berusia 15 tahun, kakeknya mengusirnya dari rumah dan ia mulai menafkahi dirinya sendiri dengan menjadi pelacur dan tinggal di hutan dekat rumah lamanya.
Kejahatan Wuornos pun Dimulai
Pada tanggal 27 Mei 1974, pada usia 18 tahun, Wuornos ditangkap di Jefferson County, Colorado, karena mengemudi di bawah pengaruh obat/alkohol atau disebut dengan DUI, perilaku yang tidak tertib, dan menembakkan pistol kaliber 22. Dia kemudian diadili.
Pada tahun 1976, Wuornos menuju Florida, di mana ia bertemu pemilik klub yacht berusia 69 tahun, Lewis Gratz Fell. Mereka menikah dalam waktu singkat dan berita pernikahan mereka terbit di surat kabar setempat. Namun sayangnya Wuornos terus terlibat masalah.
Dia sering meninggalkan rumah yang dia tinggali bersama Fell untuk berkunjung ke sebuah bar lokal tempat dia sering berkelahi. Dia juga menganiaya Fell, yang kemudian diklaim Fell, jika Wuornos memukulnya dengan tongkatnya sendiri. Akhirnya, suaminya yang lanjut usia terpaksa melaporkannya dan memaksa Wuornos untuk kembali ke Michigan pada Juli 1976 untuk mengajukan pembatalan pernikahan mereka setelah hanya sembilan minggu menikah.
Wuornos juga pernah ditangkap di Antrim County dan didakwa telah melakukan penyerangan dan berbuat onar karena melemparkan bola biliar ke kepala bartender.
Pada 17 Juli, kakaknya, Keith, meninggal dunia karena kanker kerongkongan dan Wuornos menerima $ 10.000 dari asuransi jiwanya. Pernikahan Wuornos dan Lewis Fell pun resmi di anulir pada 21 Juli.
Pada Agustus 1976, Wuornos di denda $ 105 karena mengemudi dalam keadaan mabuk. Dia menggunakan uang yang ditinggalkan kakaknya untuk membayar denda dan menghabiskan sisanya dalam waktu dua bulan saja untuk membeli barang mewah termasuk mobil baru yang ia hancurkan tak lama kemudian.
Ketika uangnya mulai habis, Wuornos kembali ke Florida dan ditangkap lagi karena ia kembali mencuri. Pada 20 Mei 1981 ia melakukan perampokan bersenjata di mana dia mencuri $ 35 dan beberapa rokok dan kembali bertransaksi seksual.
Pada 1 Mei 1984, Wuornos kembali ditangkap karena berusaha untuk mencairkan cek palsu di sebuah bank di Key West. Pada 30 November 1985, ia disebut sebagai tersangka dalam pencurian senjata revolver dan amunisi di Pasco.
Pada 4 Januari 1986, Aileen ditangkap di Miami dan didakwa karena melakukan perampokan mobil, melakukan perlawanan dan menghalangi penyidikan karena memberikan identitas palsu dengan memakai nama bibinya. Petugas polisi Miami menemukan revolver kaliber 38 dan sekotak amunisi di mobil yang dicuri.
Pada 2 Juni 1986, wakil sheriff Volusia County menahan Wuornos untuk diinterogasi setelah seorang teman prianya menuduhnya menodongkan pistol di mobilnya dan meminta $ 200. Aileen pun diketahui membawa amunisi cadangan, dan polisi juga menemukan pistol kaliber 22 di bawah kursi penumpang yang dia duduki.
Pada tahun 1987, ia tinggal dengan seorang pelayan hotel bernama Tyria Moore, seorang wanita yang bekerja sebagai psk yang akan menjadi kekasih dan partner in crime-nya.
|
Tyria Moore |
Pada 4 Juli 1987, polisi Pantai Daytona menahan Wuornos dan Moore di sebuah bar untuk diinterogasi mengenai insiden di mana mereka dituduh melakukan penyerangan dengan botol bir.
Tujuh orang itu terbunuh dalam kurun waktu dua belas bulan.
Wuornos menceritakan cerita cerita yang bertentangan tentang pembunuhannya. Kadang-kadang, dia mengaku sebagai korban perkosaan atau percobaan perkosaan dengan setiap pria yang dia bunuh. Di lain waktu dia mengaku mencoba merampok mereka dan membunuh agar ia tidak meninggalkan saksi.
Berikut para korban Aileen Wuornos
Richard Mallory, usia 51, 30 November 1989, seorang pemilik toko elektronik di Clearwater.
Korban pertama Aileen adalah seorang pemerkosa yang ia bunuh dengan alasan untuk membela diri. Dua hari kemudian, seorang wakil sheriff Kabupaten Volusia menemukan kendaraan Mallory yang ditinggalkan. Pada 13 Desember, mayat Mallory ditemukan beberapa mil di sebuah hutan. Ia ditembak beberapa kali, dua peluru ke paru-paru kiri ditemukan sebagai penyebab kematiannya.
David Spears, 43 tahun - Mei 1990, Aileen Wuornos membunuh David Spears yang berusia 43 tahun dengan menembaknya enam kali dan melepas semua pakaian korbannya. Lima hari setelah mayat Spears ditemukan, polisi menemukan jasad
Charles Carskaddon, usia 40, 31 Mei 1990 — seorang pekerja rodeo paruh waktu. Pada 6 Juni 1990, jasadnya ditemukan di Pasco County. Dia telah ditembak sembilan kali dengan senjata kaliber kecil.
Peter Siems, 65 tahun - pensiunan pelaut yang mengabdikan sebagian besar waktunya untuk pelayanan agama. Pada Juni 1990, Siems meninggalkan Jupiter, Florida, ke Arkansas. Pada 4 Juli 1990, mobilnya ditemukan di Orange Springs, Florida. Moore dan Wuornos terlihat meninggalkan mobil, dan sidik jari Wuornos ditemukan di pegangan pintu. Mayatnya tidak pernah ditemukan.
Troy Burress, usia 50 tahun - penjual sosis dari Ocala. Pada 31 Juli 1990, dia dilaporkan hilang. Pada 4 Agustus 1990, jenazahnya ditemukan di daerah hutan di sepanjang State Road di Marion County. Dia telah ditembak dua kali.
Charles "Dick" Humphreys, usia 56, 11 September 1990 — Pensiunan Mayor Angkatan Udara AS dan mantan Kepala Polisi. Pada 12 September 1990, jasadnya ditemukan di Marion County. Dia berpakaian lengkap dan telah ditembak enam kali di kepala dan dada. Mobilnya ditemukan di Suwannee County.
Walter Jeno Antonio, 62 tahun - Pengemudi truk, penjaga keamanan. Pada 19 November 1990, jenazah Antonio yang nyaris telanjang ditemukan di dekat jalan logging terpencil di Dixie County. Dia telah ditembak empat kali. Lima hari kemudian, mobilnya ditemukan di Brevard County.
Hukuman
Pada 4 Juli 1990, Wuornos dan Moore meninggalkan mobil Siems setelah mereka mengalami kecelakaan. Saksi-saksi yang melihat para wanita tersebut mengendarai mobil korban, mereka memberikan deskripsi kepada polisi yang kemudian dibuat pengumuman dimedia untuk menemukan mereka. Polisi juga menemukan beberapa barang milik korban di pegadaian dan mengambil sidik jari yang cocok dengan yang ditemukan di mobil para korban. Wuornos memiliki catatan kriminal di Florida, dan sidik jarinya ada di file.
Pada tanggal 9 Januari 1991, Wuornos ditangkap di The Last Resort, Volusia County. Polisi menemukan Moore pada hari berikutnya di Scranton, Pennsylvania. Moore setuju untuk membantu polisi menjadi saksi semua yang dilakukan Wuornos dengan imbalan kekebalan dari tuntutan. Moore kembali bersama polisi ke Florida, di mana dia ditempatkan di sebuah motel. Di bawah pengawasan polisi, dia berulang kali menghubungi Wuornos, memohon bantuan untuk membersihkan namanya.
Di setiap teleponnya Moore berpura-pura seolah takut kalau polisi akan menyalahkannya atas semua pembunuhan. Dia memohon Wuornos untuk mengulang kembali cerita tentang pembunuhan pembunuhan itu kepadanya, untuk meluruskan cerita mereka. Setelah empat hari berulang-kali melakukan panggilan telepon, pihak kepolisian akhirnya memiliki bukti yang mereka butuhkan untuk menangkap Wuornos untuk kasus pembunuhan.
Wuornos menghabiskan seluruh tahun 1991-nya di penjara sambil menunggu pengadilannya dimulai. Selama waktu itu, Moore sepenuhnya bekerja sama dengan jaksa dengan imbalan kekebalan hukum. Dia dan Aileen Wuornos sering berbicara melalui telepon, dan Wuornos tahu jika kekasihnya telah menjadi saksi bagi negara. Tapi ia tidak marah, karena ia pun ingin melindungi kekasihnya tersebut.
Setahun kemudian, pada 14 Januari 1992, Wuornos datang ke pengadilan untuk pembunuhan Mallory. Ia dihukum untuk pembunuhannya terhadap Mallory dengan bantuan kesaksian Moore.
Pada hukumannya, psikiatenya bersaksi bahwa Wuornos secara mental tidak stabil dan telah didiagnosis dengan gangguan BPD
(
Borderline personality disorder) dan antisosial. Empat hari kemudian, dia dijatuhi hukuman mati.
Pada tanggal 31 Maret 1992, saat ia diadili untuk pembunuhan terhadap Humphrey, Burress, dan Spears, ia mengatakan jika ia ingin "berkata jujur kepada Tuhan".
Dalam pernyataannya di pengadilan, ia berkata:
"Saya ingin mengatakan kepada Anda semua bahwa Richard Mallory telah memperkosa saya dengan kejam seperti yang saya katakan; tetapi yang lainnya tidak. [Mereka] hanya akan melakukannya."
Pada 15 Mei 1992, Wuornos divonis tiga hukuman mati lagi.
Pada Juni 1992, Wuornos mengaku bersalah atas pembunuhan Carskaddon; pada November 1992, ia menerima hukuman mati kelima.
Pembela melakukan upaya banding untuk kasus Mallory selama persidangan berlangsung untuk menunjukkan
bukti bahwa korban Mallory pernah diadili karena karena kasus percobaan pemerkosaan di Maryland dan bahwa ia telah berjanji pada fasilitas pemasyarakatan setempat untuk memberikan pemulihan bagi penjahat seks. Catatan yang diperoleh dari institusi itu mencerminkan bahwa, dari tahun 1958 hingga 1962, Mallory memiliki catatan beberapa tuduhan kriminal penyerangan dengan maksud untuk memperkosa dan ia bersedia untuk melakukan perawatan di institusi tersebut. Pada tahun 1961, pengacara menyimpulkan jika Mallory memiliki sifat sosiopat yang kuat. Hakim menolak bukti bukti ini di pengadilan dan menolak permintaan Wuornos untuk sidang ulang.
Pada Februari 1993, Wuornos mengaku bersalah atas pembunuhan Antonio dan dijatuhi hukuman mati lagi. Tidak ada dakwaan yang dituduhkan kepadanya atas pembunuhan Siems, karena tubuh korbannya tidak pernah ditemukan bahkan hngga saat ini. Secara keseluruhan, ia menerima enam hukuman mati.
Wuornos menceritakan beberapa kisah yang tidak konsisten tentang pembunuhan yang dilakukannya. Awalnya ia mengklaim bahwa ketujuh pria itu telah memperkosanya ketika dia bekerja sebagai pelacur tetapi kemudian menarik kembali alasan untuk 'membela diri' nya dan menggantinya dengan alasan agar ia tidak meninggalkan saksi saat ia melakukan perampokan, sehingga korban korbannya terpaksa ia bunuh.
Eksekusi
Wuornos menjalani hukuman penjaranya di penjara wanita Lembaga Pemasyarakatan Broward Correctional Institution (BCI) Florida kemudian dipindahkan ke Penjara Negara Bagian Florida untuk eksekusi matinya. Permohonan bandingnya ke Mahkamah Agung A.S. ditolak pada tahun 1996.
Sekeras apa pun kehidupannya di luar penjara, tapi tampaknya kehidupannya di dalam penjara lebih sulit baginya.
Ia mulai sering memberontak dan berpikiran macam macam. Wuornos memiliki keyakinan jika makanannya telah diberi kotoran, diludahi ataupun telah di beri air seni.
Dia berulang kali melakukan mogok makan karena dia menolak untuk makan makanan yang disiapkan.
Ia memiliki keyakinan jika staf penjara dan narapidana lain telah berkomplot melawannya.
Dia juga mengatakan kalau dirinya telah mendengar percakapan para petugas penjara yang menurutnya tengah berusaha membuatnya depresi agar dirinya bunuh diri sebelum di eksekusi dan ingin memperkosanya sebelum dieksekusi.
Dia juga mengeluh tentang borgolnya yang ketat, sering menendang pintu, memeriksa jendela, mengeluh karena tekanan air yang rendah, jamur di kasurnya, dan "
cat caller".
Wuornos mengancam akan memboikot kamar mandi dan nampan nampan makanannya ketika petugas tertentu (yang dianggapnya tengah mengincarnya) sedang bertugas.
Pengacaranya menyatakan bahwa kliennya hanya ingin mendapatkan perlakuan yang layak dan manusiawi sampai hari dia dieksekusi.
Wuornos mengajukan petisinya tahun 2001 ke Mahkamah Agung Florida, ia menyatakan keinginannya untuk memecat penasihat hukumnya dan membatalkan semua banding yang tertunda dan membiarkannya mewakili dirinya sendiri di pengadilan.
Ia menulis surat pernyataanya,
"I killed those men, robbed them as cold as ice. And I'd do it again, too. There's no chance in keeping me alive or anything, because I'd kill again. I have hate crawling through my system...I am so sick of hearing this 'she's crazy' stuff. I've been evaluated so many times. I'm competent, sane, and I'm trying to tell the truth. I'm one who seriously hates human life and would kill again."
"Aku telah membunuh orang-orang itu, merampok mereka sedingin es. Dan aku akan melakukannya lagi. Tidak ada alasan atau apapun juga untuk membiarkanku tetap hidup, karena aku nanti akan membunuh lagi. Aku benci merengek. Aku muak mendengar ucapan ucapan 'dia (Wuornos) ini gila'. Aku sudah mengevaluasi berkali-kali. Aku kompeten, waras, dan aku sudah mencoba mengatakan yang sebenarnya. Aku benci manusia dan akan membunuh lagi."
Sementara pengacaranya berpendapat bahwa dia tidak kompeten secara mental untuk membuat permintaan seperti itu, Wuornos bersikeras bahwa dia tahu apa yang dia lakukan dan psikiater yang ditunjuk pengadilan setuju.
|
Aileen Wuonos dan Dawn Botkins |
Pada minggu-minggu sebelum eksekusi, Wuornos memberikan serangkaian wawancara kepada seorang film maker, Broomfield. Dia menggambarkan jika dirinya "dibawa pergi untuk bertemu Tuhan dan Yesus dan para malaikat dan apa pun itu yang ada di luar sana". Dalam wawancara terakhirnya, dia sekali lagi menuduh bahwa pikirannya telah "disiksa" di BCI (LP tempatnya di penjara) , dan pikirannya telah dihancurkan oleh "sonic pressure", keracunan makanan dan pelanggaran lainnya yang buruk, yang menurutnya bertujuan untuk membuatnya tampak gila atau membuatnya gila. Dia juga berteriak di depan orang yang mewawancarainya:
"
You sabotaged my a*s! Society, and the cops, and the system! A raped woman got executed, and was used for books and movies and sh*t!"
"Kalian rampas kehidupanku! Orang orang itu, polisi, dan peraturan! Seorang wanita yang sedang menunggu eksekusi yang telah dimanfaatkan untuk buku buku, film dan omong kosong! "
Dan kata kata terakhirnya di depan kamera,
"
Thanks a lot, society, for railroading my a*s."
Dawn Botkins, teman masa kecil Wuornos, kemudian mengatakan kepada Broomfield bahwa kata kata kasar Wuornos ditujukan kepada masyarakat dan media pada umumnya, bukan kepada Broomfiels secara personal.
Eksekusi Wuornos dilakukan pada 9 Oktober 2002. Dia meninggal pada pukul 9.47 pagi
Dia menolak makan terakhirnya dan memilih secangkir kopi sebagai gantinya.
Kata-kata terakhirnya adalah,
"
Yes, I would just like to say I'm sailing with the rock, and I'll be back, like Independence Day, with Jesus. June 6, like the movie. Big mother ship and all, I 'll be back, I'll be back."
Aileen Wuornos adalah wanita kesepuluh di Amerika Serikat dan yang kedua di Florida yang dieksekusi mati sejak Mahkamah Agung Amerika Serikat tahun 1976 memberlakukan kembali hukuman mati.
Setelah kematian
Tubuh Wuornos dikremasi dan abunya disebar di bawah pohon di negara bagian asalnya, Michigan, oleh teman masa kecilnya, Dawn Botkins. Wuornos meminta agar lagu Natalie Merchant "
Carnival" diputar di pemakamannya.
Merchant mengomentari hal ini saat ditanya mengapa dia mengizinkan "
Carnival" diputar selama kredit film dokumenter
Aileen:
Life and Death of a Serial Killer
Merchant mengatakan, awalnya ia merasa tidak nyaman dengan jalan cerita filmnya sehingga ia tidak bisa menontonnya. Tapi Aileen Wuornos menjalani kehidupan yang keras dan menyiksa yang bahkan melampaui mimpi terburuknya. Baru setelah dirinya diberi tahu bahwa Aileen menghabiskan waktu berjam-jam mendengarkan albumnya 'Tigerlily' selama Wuornos menanti hukuman matinya dan meminta "
Carnival" dimainkan pada saat pemakamannya, ia memberikan izin untuk menggunakan lagu tersebut.
Merchant menambahkan, "Jika itu memberinya penghiburan, saya harus berterima kasih."
Kisahnya mirip film Monster.. cast Charlize Theron...
ReplyDeleteiya khan emang Monster itu true story nya si Wuornos
Deletehidup yang kacau dari semasa dalam kandungan, segala macam ada aja ya di dunia ini
ReplyDeleteGilak, men. Ada ya orang kayak gitu. Dari kecil hidupnya udh bejat 😔😔
ReplyDelete