Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun...
loading...

Junko Furuta - Kisah Mencekam 44 Hari

"Jun-chan, welcome back. I have never dreamed that we would see you again in this way. You must have been in so much pain...so much suffering .... Jun-chan, there is no more pain, no more suffering. Please rest in peace."
Junko Furuta,  friend's memorial address

November 1988, Junko Furuta hanyalah seorang gadis remaja biasa. Dia cantik, cerdas, dan mendapat nilai bagus di kelasnya di Yashio-Minami High School di Misato, Jepang. Tidak seperti teman-teman sekelasnya, Furuta tidak suka minuman beralkohol, merokok atau menggunakan narkoba - dia cukup populer di sekolah dan tampaknya memiliki masa depan yang cerah.

(Warning: Isi dari blog berikut ini mengandung kekerasan dan sadistik. Stop membaca dari sekarang jika kamu bukan termasuk kedalam genre tersebut)


Furuta bertemu Hiroshi Miyano

Miyano dikenal sebagai tukang bully di sekolah, sering membual tentang hubungannya dengan Yakuza, sindikat mafia Jepang. Menurut teman sekelas mereka, Miyano naksir Furuta dan marah ketika Furuta menolak cintanya. Bagaimanapun, tidak ada yang berani menolak Miyano, apalagi teman teman Miyano adalah Yakuza.

Beberapa hari setelah ditolak Furuta, Miyano dan Minato berkeliaran di sekitar taman di Misato, untuk mencari wanita sebagai mangsa.
Sebagai geng pemerkosa yang dikenal dan berpengalaman, Miyano dan Minato adalah ahlinya dalam mencari korban.
Tempat Miyano pura pura menolong Furuta yang sepedanya di tendang

Sekitar pukul 8:30, para remaja ini memperhatikan Furuta yang sedang bersepeda  dalam perjalanan pulang dari kerja paruh waktunya. Miyano dan Miyato ahli menciptakan permainan. Minato kemudian menendang sepeda Furuta. Lalu Miyano datang, dan berpura-pura menolong Furuta. Setelah membantunya berdiri, Miyano menawarkan Furuta untuk mengantarkannya pulang dan Furuta menerima tawaran tersebut.

Furuta tidak pernah pulang.

Bukan mengantar Furuta pulang, Miyano justru membawa Furuta ke gudang yang sudah tidak terpakai, di mana ia bercerita tentang hubungannya dengan Yakuza dan memperkosa Furuta, mengancam akan membunuhnya dan keluarganya jika ia bersuara.

Miyano kemudian membawa Furuta ke taman, di mana Minato, Ogura, dan Watanabe sedang menunggu. Di sana, anak laki-laki lain memperkosanya dan menyelundupkannya ke rumah orang tua Minato.

Meskipun orang tua Junko Furuta menelepon polisi dan melaporkan bahwa putri mereka hilang, anak-anak itu memastikan agar mereka tidak akan mencarinya, memaksa Furuta menelepon ke rumah dan mengatakan bahwa dia telah melarikan diri dan tinggal bersama seorang teman. Setiap kali orang tua Minato ada di sekitar, Furuta dipaksa untuk berpura-pura sebagai pacar salah satu anak-anak itu.

Orang tua Minato akhirnya mulai mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, bahwa Furuta adalah tawanan di rumahnya. Sayangnya, ancaman Yakuza cukup untuk membuat mereka diam, mereka tidak melakukan apa pun karena takut akan pembalasan dari Hiroshi Miyano yang dikenal memiliki koneksi Yakuza. Dan selama 44 hari orang tua Minato tutup mulut dan "tidak tahu apa apa" atas kejadian mengerikan yang terjadi di rumah mereka sendiri.
Rumah orang tua Minato

Furuta dipermalukan, ia ditelanjangi setiap waktu, diperkosa setiap hari, depan belakang. Lebih dari 100 pria diyakini telah memperkosanya  (konon, penculiknya yang memiliki koneksi Yakuza mengundang anggota Yakuza lainnya untuk ikut menyakiti Furuta).
Furuta diperkirakan telah mengalami sekitar 500 pemerkosaan. Dan dalam suatu waktu, Furuta diperkosa oleh 12 pria berbeda dalam satu hari.

Setelah 30 hari, Junko Furuta sudah tidak dapat buang air kecil dengan benar karena kerusakan pada organ dalam dan vulva. Mereka memasukkan jeruji besi, gunting, tusuk sate, kembang api, dan bahkan bohlam lampu yang menyala ke dalam vagina dan anusnya, menghancurkan anatomi internalnya yang membuatnya tidak dapat buang air besar atau buang air kecil dengan benar. Tangan dan kakinya rusak parah, butuh lebih dari satu jam untuk merangkak menuju ke kamar mandi. Gendang telinganya juga rusak dan ukuran otaknya berkurang.

Selama 44 hari itu, Junko Furuta diperkosa dan disiksa oleh Miyano dan teman-temannya, serta anak laki-laki lain yang mereka undang dan diajak untuk ikut menyakiti Furuta.

Ketika mereka sedang tidak memperkosanya, anak-anak lelaki itu memaksanya untuk melakukan hal-hal buruk, seperti makan kecoak hidup, bermasturbasi di depan mereka, dan minum air kencingnya sendiri. Tubuh Furuta juga digantung di langit-langit dijadikan samsak tinju. Furuta dipukuli dengan tongkat golf, batang bambu, dan batang besi. Kelopak mata dan alat kelaminnya dibakar dengan rokok, korek api dan lilin panas.

Dua kali, polisi gagal menemukan Furuta

Suatu hari seorang anak laki-laki yang diundang ke rumah Minato oleh Miyano pulang setelah melihat Furuta. Ia memberi tahu saudaranya tentang apa yang terjadi. Saudaranya itu kemudian memberi tahu orang tuanya, yang kemudian menghubungi polisi. Polisi muncul tetapi diyakinkan oleh keluarga Minato bahwa tidak ada seorang gadispun di dalam. Jawabannya jelas cukup memuaskan bagi polisi, karena mereka tidak pernah kembali ke rumah.

Kedua kalinya, ketika para penculik sedang beristirahat setelah minum,  Furuta menelepon polisi, tetapi sebelum Furuta bisa mengatakan apa-apa, anak-anak itu menangkap basah Furuta. Ketika polisi menelepon kembali, Miyano meyakinkan mereka bahwa itu adalah kesalahan.

Sebagai hukuman, tubuh Furuta disiram dengan cairan dan kakinya dibakar. Anusnya dimasukkan botol besar oleh para pelaku dan menyebabkan luka dalam dan pendarahan luar biasa.

Junko Furuta beberapa kali memohon kepada para penculiknya untuk membunuhnya. Mereka tidak mengabulkan permintaan Furuta. Sebagai gantinya, pada 4 Januari 1989, mereka menantang Furuta untuk bermain Mahjong solitaire.

Furuta menang dan itu membuat anak-anak itu kesal sehingga mereka menghukum Furuta dengan memukulnya dengan barbell besi, api dan dengan menjejakkan kaki, lengan, wajah dan perutnya. Furuta dipukuli habis-habisan, mengalami dehidrasi, dan kurang gizi, Junko Furuta meninggal dunia pada keesokan harinya.

Takut didakwa dengan pembunuhan, anak-anak itu membuang mayat Junko Furuta ke dalam drum 55 galon, mengisinya dengan beton sebelum memasukannya ke truk semen.
Lokasi ditemukannya drum berisi tubuh Furuta yang ditimbun semen

Para pelaku ditangkap
Keempat pelaku ditangkap dan diadili. Namun karena mereka semua di bawah umur saat kejahatan itu dilakukan, mereka diadili sebagai remaja, tetapi pada akhirnya mereka menghadapi hukuman orang dewasa. Pengadilan sendiri menyembunyikan identitas asli mereka.

Namun, sebuah majalah mingguan Shukan Bunshun melaporkan nama asli mereka, mengklaim “Hak asasi manusia tidak diperlukan untuk orang biadab.” Nama asli dan detail Furuta dilaporkan secara mendalam di media.

Meskipun mereka menyiksa Junko Furuta, mereka menerima hukuman yang sangat ringan. Keempat anak laki-laki itu mengklaim bahwa mereka tidak menyadari betapa parahnya luka yang dideritanya, dan mereka percaya kalau Furuta hanya berpura-pura sakit.

Keempat anak laki-laki mengaku bersalah atas tuduhan
"penganiayaan yang mengakibatkan kematian",
bukan karena pembunuhan.

Hiroshi Miyano dijatuhi hukuman 20 tahun, Shinji Minato dijatuhi hukuman lima hingga sembilan tahun, Jo Ogura melayani selama delapan tahun, dan Yasushi Watanabe menjalani hukuman lima hingga tujuh tahun.

Orang tua Junko kecewa dengan hukuman yang diterima oleh pembunuh putri mereka, dan memerintahkan gugatan perdata terhadap orang tua bocah lelaki yang rumahnya dipakai untuk kejahatan. Orang tua Minato menjual rumah mereka dengan harga sekitar 50 juta yen dan membayar ini sebagai kompensasi kepada keluarga Furuta.

Para pelaku mengubah identitas

Hiroshi Miyano  yang saat itu berusia 18 tahun saat melakukan kejahatan. Mengubah namanya menjadi Hiroshi Yokoyama

Jō Ogura - berusia 18 tahun saat melakukan kejahatan. Mengubah namanya menjadi Jō Kamisaku

Shinji Minato - 16 tahun pada saat melakukan kejahatan, beberapa sumber menyebutnya sebagai Nobuharu Minato

Yasushi Watanabe - berusia 17 tahun pada saat kejahatan itu terjadi dilaporkan tidak mengganti identitasnya.

Sekarang, masing-masing sudah keluar dari penjara. Tiga dari anak laki-laki itu menjalani hukuman kurang dari 8 tahun, sang pemimpin semula dijatuhi hukuman 17 tahun penjara, tetapi setelah naik banding, alih-alih menurunkan hukumannya, hakim RyΕ«ji Yanase menambah hukumannya menjadi 20 tahun.

Hakim yang sama juga menambah hukuman bagi dua bocah lelaki yang mengajukan banding. Namun yang satu lagi tetap dengan keputusan vonis akhir.

Jo Kamisaku, yang dibebaskan pada Agustus 1999 kembali masuk penjara pada Juli 2004. I di hukum 7 tahun karena pemukulan terhadap seorang pria yang dia pikir telah menggoda kekasihnya.

Salah satu bagian yang paling mengganggu dari kisah nyata ini adalah bahwa pembunuhnya sekarang bebas. Setelah apa yang Junko Furuta lalui dengan semua penderitaan itu, para pelakunya, para kriminal itu,  saat ini adalah orang orang yang bebasss!!

Comments

  1. Yaampun ngilu bangettt disiksa nya sampe begitu:(

    ReplyDelete
  2. Setiap org akan ada masanya.. Saya yakin para binatang berkedok manusia itu akn mndapat balasan setara dg perbuatannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sorry sy tdk setuju mereka disebut binatang.krn binatang tidak seperti itu.binatang membunuh krn merasa terancam/kodratnya yg terkadang hrs berburu utk bertahan hidup.binatang jauh lebih mulia dr beberapa mahluk yg mengaku "manusia".mereka adalah iblis!!

      Delete
  3. Bebas di dunia tp tdk di akherat nanti

    ReplyDelete
  4. Para pelakunya seperti terlahir ga punya otak & hati, ngalah2i binatang

    ReplyDelete
  5. Usia dibawah umur. Perbuatan melebihi setan. Buat apa sih ada pengadilan remaja yg hukumannya ringan2, malah bikin setan2 remaja ngerasa bebas berbuat jahat karena hukumannya gak setimpal. Masa anak2 yg berbuat sadis kayak gitu dilindungi, dikasiani. Harusnya yg dikasiani itu korbannya. Kejaaaammm 😱😱😱😱

    ReplyDelete
  6. Gue bacanya nyesek banget, ngebayangin sakitnya penderitaan Jungko :'(

    ReplyDelete
  7. Biadab!! Harusnya mati di penjara saja mereka

    ReplyDelete
  8. Rest in peace,Junko.
    Nyesek bgt emg tau pelaku nya dpt hukuman ga setimpal perbuatannya.Tp yakin deh,hidup mereka ga akan tenang dan basicnya bermasalah pasti akan terus2an bermasalah sm hukum
    Ya kali aja dapet ganjaran setimpalnya pas didalem jeruji dijadiin obyek rame2 juga

    ReplyDelete
  9. Kalau ngomongin kelakuan biadab para pelaku, udah pasti lah ya kita semua geram.

    Gw malah g habis pikir sama orangtua nya.. mereka tau tapi diem aja hanya karena takut ancaman dr anak-anak itu dan takut sama yakuza.

    Gw pribadi sih mending lapor daripada diem aja (walo gw ga tau ya kondisi saat itu pada zamannya seperti apa)
    Ga peduli pada akhirnya mau di bunuh kek sama anak2 itu/yakuza gegara lapor polisi. (Ya balik lagi, pikiran orang beda-beda sih)
    Paling ngga ya gakan nyesel udah ngelakuin hal benar yg udah seharusnya dilakukan.

    Gw lebih takut sama Tuhan dan pengadilanNYA kelak.. karena pasti akan ditanya kesaksiannya...belum lagi tanggungjawab sebagai ortu dlm mendidik anak.. keseret-seret dah tuh sama dosa yg diperbuat anak. Naudzubillah mindzalik...

    ReplyDelete
  10. Para pelakunya seperti lahir dari lubang buaya saja..menyiksa perempuan padahal ibunya yang melahirkan juga perempuan.sangat sadis memperlakukan perempuan seperti iblis,RIP junko mereka tidak dikasih hukuman setimpal di dunia tetapi akan di kasih hukuman setimpal di akherat nanti.jauhkanlah kita semua dari iblis2 berbentuk manusia ya tuhan..

    ReplyDelete
  11. Naudzubillahi mindzalik
    Ya Allah jauhkan diriku, anak-anakku, keluargaku dari orang orang spt ini & setan yg terkutuk
    Yang melakukannya iblis berwujud manusia
    Hewanpun ga akan melakukannya

    ReplyDelete
  12. Sa k i t j i w a

    ReplyDelete
  13. Bangsat! I hope ur fucking penis will rot in a fucking hell. Furuta, may u rest in peace. 😭😭😭 Aku bener2 nangis baca ini.

    ReplyDelete
  14. The Real Monsters😑😑

    ReplyDelete
  15. Ga bisa kebayang apa yg saat itu dialami furuta.. astaghfirullah jauhkan ya Rabbi..

    ReplyDelete
  16. Kebales kok.. kebales... Tuhan itu ga tidur.. kalau ga kena kedirinya sendiri.. kelak akan berlipat" kepada keluarganya langsung.. kalau dalam Islam namanya kifarah

    ReplyDelete
  17. Sebagai cewek bacanya nangis bangett disiksa sampe segitunya tapi yang dia dapat tidak sebanding dengan perbuatan mereka astagfirullah mewekk������

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Menguak kisah Hello Kitty Murder

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Dark Disney: Kisah Original Di Balik Cerita Klasik Disney - Sleeping Beauty