"I’m a failure as a woman. My men expect so much of me, because of the image they’ve made of me– and that I’ve made of myself– as a sex symbol. They expect bells to ring and whistles to whistle, but my anatomy is the same as any other woman’s and I can’t live up to it.”
Marilyn Monroe
Polisi awalnya menyebutnya sebagai kecelakaan, penyelidikan mengatakan itu adalah bunuh diri, dan teori konspirasi mengatakan itu adalah pembunuhan. Tapi apa yang sebenarnya yang terjadi dibalik kematian Marilyn Monroe?
Marilyn Monroe, dia menikah dengan Joe DiMaggio, yang juga berteman baik dengan Frank Sinatra, dan dicintai oleh penggemarnya di seluruh dunia. Marilyn yang glamor itu sepertinya memiliki semuanya.
Itulah sebabnya berita kematian Marilyn Monroe pada 5 Agustus 1962, pada usia 36 tahun telah mengguncang dunia. Dan yang lebih meresahkan lagi adalah desas-desus dan teori yang mengklaim bahwa Marilyn bahkan mungkin dibunuh.
Kematian Marilyn Monroe
Pengurus rumah tangga Marilyn Monroe, Eunice Murray, tidur di rumah Monroe di Los Angeles pada malam 5 Agustus 1962. Murray menjadi khawatir ketika dia terbangun jam 3 pagi dan menemukan lampu masih menyala di kamar Monroe. Setelah memeriksa pintu kamar Monroe dan ternyata terkunci, Murray mulai mengetuk dan memanggil nama Monroe.
|
Eunice Murray |
Ia pun mulai khawatir, Murray menelepon Dr. Ralph Greenson, psikiater Monroe. Greenson bergegas ke rumah Monroe dan berhasil menerobos jendela kamarnya. Ketika Greenson memanjat, dia menemukan bintang terbesar Hollywood itu dalam posisi telanjang di bawah selimut dan memegang telepon.
Greenson dengan tenang memanggil Murray sambil mengatakan "Dia sepertinya sudah meninggal."
|
Kamar Tidur Marylin dimana ia ditemukan tewas |
Meja di samping tempat tidur Monroe dipenuhi dengan banyak botol obat, membuat Greenson segera memanggil Dr. Hyman Engelberg, yang kemudian mengumumkan kematiannya dan menelepon polisi yang tiba sekitar pukul 4.30 pagi.
Pada saat matahari terbit, halaman rumah Monroe telah dipenuhi wartawan.
|
Rumah Marilyn Monroe |
Kemungkinan bunuh diri
Setelah kematian Marilyn Monroe, jasadnya dibawa ke kantor penyidik wilayah Los Angeles untuk diotopsi di hari yang sama. Laporan toksikologi, menunjukkan bahwa darah Monroe mengandung pil hidrat kloral dan hatinya menunjukkan adanya pil tidur Nembutal.
|
Petugas medis membawa jenazah Marilyn Monroe keluar dari rumahnya |
Karena kadar ini jauh lebih tinggi daripada dosis yang seharusnya dan karena pil telah dicerna "dalam waktu singkat" (sesingkat satu menit), penyidik memutuskan bahwa kematian Marilyn Monroe adalah "kemungkinan bunuh diri."
Laporan awal kepolisian menyatakan bahwa kematian Marilyn Monroe's mungkin saja tidak disengaja, meskipun penyelidikan segera menyimpulkan bahwa itu mungkin bunuh diri.
Kehidupan Pribadi Marilyn Monroe yang Bermasalah
Sayangnya, penampilan luar Marilyn Monroe yang glamor dan penuh topeng menutupi kehidupan pribadinya yang bermasalah dengan sejarah panjang penyalahgunaan obat.
Terlahir sebagai Norma Jean Mortenson di California pada tahun 1926, Monroe memiliki masa kecil yang sulit dan dihabiskan sebagian besar masa kecilnya di panti asuhan. Meskipun dia tumbuh menjadi kaya dan terkenal, kegelapan batin yang berakar selama masa kecilnya tidak pernah meninggalkannya.
|
Marilyn Monroe |
Namun demikian, pada 1950-an, Marilyn Monroe adalah salah satu bintang terbesar Hollywood dan film-filmnya telah meraup (setara dengan kurs saat ini) sekitar $ 2 miliar. Namun dengan semua ketenaran dan kekayaan ini, Monroe masih sangat bermasalah.
Monroe menderita kecemasan dan depresi, melampiaskannya dengan narkoba dan alkohol. Teman dekat Monroe, James Bacon, ingat bagaimana suatu malam ia mengamati Monroe memanjakan diri dengan cara yang merusak diri:
“[Monroe] was drinking champagne and straight vodka and occasionally popping a pill… I said, ‘Marilyn, the combination of pills and alcohol will kill you.’ And she said, ‘It hasn’t killed me yet.’ Then she took another drink and popped another pill.”
Asupan obat yang dikonsumsi Monroe membuatnya sulit untuk berjalan dan sering membuat dia terlambat datang ke lokasi syuting atau sama sekali tidak datang. Perilaku ini bahkan membuatnya dipecat dari film terakhirnya, "
Something's got to Give."
Mengingat sejarah depresi dan penyalahgunaan zat, tidak sulit untuk mempercayai bahwa kematian Marilyn Monroe memang bunuh diri atau setidaknya kecelakaan tragis yang menyebabkan Monroe akhirnya memakan pil terlalu banyak dan minum terlalu banyak.
Dugaan Pembunuhan
Teman-teman Monroe, segera mulai mengklaim bahwa laporan resmi tentang kematian Marilyn Monroe adalah bohong. Dan pada kenyataannya, ada yang ditutup-tutupi, Monroe sebenarnya telah dibunuh.
Bacon, yang melihat Monroe hanya beberapa hari sebelum kematiannya, mengatakan bahwa dia bersemangat. "Dia tidak terlihat tertekan," katanya. "Dia (Monroe) berbicara tentang pergi ke Meksiko."
Teman lain, Pat Newcomb, mengatakan bahwa dia telah bersama Monroe pada malam sebelum kematiannya dan mereka telah membuat rencana untuk pergi ke bioskop pada hari berikutnya. "Marilyn dalam kondisi fisik yang sempurna dan merasa baik," kata Newcomb.
|
Marilyn Monroe di lokasi syuting Someting's got to give (1962) |
Monroe juga saat itu sedang menghidupkan kembali kisah cintanya dengan mantan suaminya Joe DiMaggio dan bersemangat tentang beberapa proyek baru yang telah ditawarkan kepadanya, serta dipekerjakan kembali di Something's got to Give.
Ketika salah satu rekannya bertanya, "Apakah ia (Monroe) terlihat seperti tertekan di kariernya?" Para wartawan juga dengan cepat menunjukkan bahwa tidak ada catatan bunuh diri yang pernah ditemukan.
Laporan otopsi juga sedikit mencurigakan pada saat dikeluarkan. Meskipun Monroe meninggal setelah menelan pil dalam jumlah besar, tetapi tidak ada jejak kapsul di perutnya.
Bahkan pemeriksa medis yang melakukan otopsi, Thomas Noguchi, cukup ragu dan ia kemudian menyerukan agar kasus itu dibuka kembali.
Yang menambah kecurigaan seputar kematian Marilyn Monroe, wakil penyidik yang menandatangani sertifikat kematian Monroe akhirnya mengklaim bahwa dia melakukannya "di bawah tekanan."
Segera, semakin banyak orang khawatir bahwa kematian Marilyn Monroe bukanlah kecelakaan atau bunuh diri, tetapi pembunuhan.
Selama dekade berikutnya, begitu banyak teori konspirasi yang diuraikan dengan jelas tentang kematiannya muncul dalam berbagai laporan dan buku. Pada tahun 1982, Kantor Kejaksaan Distrik Negara Bagian Los Angeles memerintahkan penyelidikan baru atas kematian Marilyn Monroe.
Meskipun laporan tahun 1982 ini menyimpulkan bahwa bukti yang diulas “gagal untuk mendukung teori perilaku kriminal,” laporan itu juga mengakui bahwa penyelidikan telah menghasilkan beberapa “perbedaan faktual dan pertanyaan yang tidak terjawab.”
Teori Konspirasi Kematian Marilyn Monroe
Jadi, jika Marilyn Monroe mati bukan dengan tangannya sendiri, baik kecelakaan atau bunuh diri, lalu siapa yang membunuhnya?
Meskipun motif dan perincian bervariasi di antara para pakar teori konspirasi, banyak yang sepakat pada satu hal: Satu-satunya orang dengan kekuatan dengan sumber daya untuk menutupi kematian Monroe tidak lain adalah presiden Amerika Serikat.
|
JFK and Marilyn Monroe |
John F. Kennedy dan saudara laki-lakinya, Robert, keduanya diduga melakukan hubungan seksual dengan Monroe, suatu fakta yang menurut laporan Monroe ungkapkan kepada teman-teman dekatnya dan psikiater.
Menurut beberapa teori, Kennedy bersaudara menjadi takut bahwa Monroe yang semakin tidak stabil akan mengungkapkan perselingkuhan mereka dan karena hal itu mereka membunuhnya.
|
John and Robert Kennedy |
Sebagian besar teori konspirasi setuju bahwa pembunuhan itu sebenarnya dilakukan melalui suntikan obat tidur yang fatal, sebuah teori yang tampaknya didukung oleh kurangnya kapsul yang ditemukan di perut Monroe, serta memar kecil misterius yang tidak pernah dijelaskan, ditemukan pada tubuh bagian bawah.
Meskipun hampir enam dekade setelah kematian Marilyn Monroe, kisah kematiannya yang tragis menjadi legenda. Kematian Marilyn Monroe dalam teori konspirasi dan spekulasi masih liar hingga hari ini.
Comments
Post a Comment