Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun...
loading...

Petualangan Sadis Seorang Jeffrey Dahmer, Pengoleksi Tulang - Part 1

"I would cook it, and look at pictures and masturbate"
Jeffrey Dahmer

Pagi 27 Mei 1991, Joseph T. Gabrish dan John Balcerzak, petugas kepolisian dari Departemen Kepolisian Milwaukee mendapat telepon aneh.

Tiga wanita menelepon 911 dari suatu tempat, di mana ditempat itu mereka berdiri kebingungan sambil menangis. Disana tergeletak seorang laki laki keturunan Laos dalam kondisi telanjang dan kondisi terluka.  Ketika polisi tiba di TKP, para wanita itu histeris dan memberi tahu petugas kalau pemuda itu terluka dan harus ditolong.
Diantara mereka ada seorang pria kulit putih, tinggi, rambut pirang dan matanya biru . Pria itu mengatakan kepada petugas kalau lelaki Laos ini usianya 19 tahun dan dia adalah pacarnya.
Laki laki pirang itu bilang kalau pacarnya itu baru saja mabuk, jadi para petugas membawa mereka berdua kembali ke apartemen laki laki pirang itu.

Ketika para wanita itu mencoba berusaha untuk mencegah para petugas yang akan membawa mereka dengan memberi tahu kalau pemuda itu ada pendarahan di pantatnya, dan sepertinya pemuda itu tengah melarikan diri dari sesuatu. Tapi para petugas tersebut mengatakan kepada mereka untuk "tutup mulut" dan "tidak ikut campur" urusan 'kdrt' pasangan ini.
Meskipun para wanita ini memprotes keputusan para petugas, akhirnya para polisi meninggalkan sang pria untuk dirawat oleh pria berambut pirang dan mereka pun pergi.

Dalam rekaman audio di mobil mereka, para petugas tadi terdengar tengah berbicara dengan operator telepon dan mereka bercanda tentang dua "kekasih" yang mereka temui sebelum akhirnya kembali ke kantor.

Kelak,  dua bulan kemudian, pihak kepolisian akan menemukan jawaban bahwa pria yang terluka saat itu bernama Konerak Sinthasomphone yang berusia 14 tahun dan laki laki berambut pirang, dimana sang petugas polisi menyerahkan pemuda yang terluka itu kepadanya adalah Jeffrey Dahmer.
*jreng jreeenggg (ala sinetron tipi)


Kelak ia akan dituduh sebagai pembunuh Sinthasomphone dan 16 korban lainnya yang telah ia bius, dibunuh lalu dipotong-potong. Bahkan kadang-kadang juga dimakan.

Warning: Isi dari blog berikut ini mengandung kekerasan dan sadistik. Stop membaca dari sekarang jika kamu bukan termasuk kedalam genre tersebut)

Siapakah Jeffrey Dahmer?

Jeffrey Lionel Dahmer lahir pada 21 Mei 1960 yang juga dikenal sebagai Milwaukee Cannibal atau Monster Milwaukee adalah seorang pembunuh berantai Amerika dan penjahat kelamin yang melakukan pemerkosaan, pembunuhan, dan mutilasi 17 pria serta anak laki-laki dari tahun 1978 hingga 1991.

Selain membunuh, Jeffrey juga seorang Necrophilia (senang bercinta dengan mayat), seorang kanibal, dan senang mengawetkan bagian tubuh korbannya,  bisa tubuh yang masih utuh maupun yang telah menjadi kerangka.

Jika seandainya di awal, petugas polisi yang pertama kali bertemu dengan Jeffrey melakukan pemeriksaan, setidaknya latar belakangnya saat itu, polisi mungkin akan mendapat jawaban bahwa pria pirang yang mereka temui saat itu adalah narapidana yang bebas bersyarat karena telah menganiaya kakak laki laki dari pria keturunan Laos yang waktu itu ditemukan dalam keadaan terluka.
Jeffrey Dahmer, 3th
Jeffrey adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya, Lionel Dahmer adalah seorang pria turunan German dan Wales, yang merupakan mahasiswa yang tengah berjuang untuk meraih gelar dibidang  kimia dan ibunya adalah ahli mesin teletype bernama Joyce Annette yang merupakan keturunan Norwegia dan Irlandia.

Dimasa kecilnya, Dahmer digambarkan sebagai anak yang bahagia. Ia sangat disayang saat bayi juga balita oleh kedua orang tuanya, meskipun ibunya dikenal suka marah, caper dan sering ribut dengan tetangganya, dan tentu saja dengan suaminya.

Ketika putranya memasuki kelas satu, Joyce Dahmer mulai lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat tidur karena sakit. Sedangkan Universitas tempat ayahnya belajar cukup jauh dari rumah sehingga Lionel jarang berada di rumah.
Jadi, setiap kali Lionel pulang,  ibunya selalu ingin di perhatikan terus menerus.
Pada satu kesempatan, Joyce Dahmer mencoba bunuh diri karena overdosis pil Equanil. Karena ia sudah kecanduan. Karena hal inilah,  Jeffrey kecil mulai sedikit mendapat perhatian orang tuanya.

Dahmer memang digambarkan sebagai "anak yang energik dan bahagia" sampai kemudian ia menjadi sosok pendiam setelah ia menjalani operasi hernia ganda, yang dilakukan sesaat sebelum ulang tahun keempatnya.
Dia mengingat tahun-tahun awal kehidupan keluarganya sebagai "ketegangan ekstrem" yang dia catat di antara orang tuanya, yang dia amati terus-menerus bertengkar satu sama lain.  Di sekolah dasar, ia dianggap pendiam dan pemalu oleh teman-temannya.  Pada rapor kelas satu, seorang guru menggambarkan Dahmer sebagai anak yang diabaikan. Guru ini mencatat bahwa perasaan pengabaian ini tampaknya berasal dari penyakit ibunya.
Meskipun demikian, walaupun ia cenderung pendiam dan tidak komunikatif di sekolah dasar, tapi Dahmer memiliki beberapa orang teman.

Dari kecil, Dahmer mulai menunjukkan kesukaanya kepada binatang mati.  Teman-temannya ingat kalau Dahmer awalnya cuma senang mengumpulkan serangga besar, seperti capung dan kupu-kupu, yang ia tempatkan di dalam toples.  Belakangan, ia mulai mengumpulkan bangkai binatang dari pinggir jalan, sesekali ia ditemani oleh satu atau beberapa orang temannya. Dia kemudian memotong-motong hewan  ini baik di rumah atau di hutan belakang rumahnya.
Menurut salah seorang teman, Dahmer memotong-motong hewan ini dan menyimpan potongan potongannya ke dalam toples dan disimpan di gudang kayu keluarganya. Ia selalu mengatakan kalau dia penasaran bagaimana setiap hewan "menyatu". Dalam satu contoh, ia memenggal bangkai anjing yang kemudian ia memaku tubuh anjing itu ke pohon.  Lalu ia menancapkan tengkorak anjing ini di atas tiang kayu di hutan belakang rumahnya.
Ketertarikan Dahmer dengan hewan mati mungkin telah dimulai saat ia berusia empat tahun.
Ia mengingat, ayahnya suatu hari mengeluarkan tulang binatang dari bawah rumahnya.  Menurut Lionel Dahmer, putranya "sangat senang" dengan suara yang dihasilkan dari tulang dan ia langsung mmengembangkan kesukaan anaknya untuk bermain dengan tulang dan mengumpulkan tulang tulang binatang.  Jeffrey kadang mencari tulang tulang lainnya dari bawah dan sekitar rumahnya.  Dan untuk hewan yang masih hidup, ia senang memeriksa tubuh binatang binatang itu hanya sekedar ingin menemukan di mana letak tulang mereka berada.

Keluarga Dahmer pindah ke Doylestown, Ohio, pada Oktober 1966. Saat itu, Joyce Dahmer sedang mengandung anak keduanya.  Ketika dia melahirkan bayi laki-laki pada 18 Desember 1966, Jeffrey diminta untuk memilih nama bayi itu.  Ia memilih nama David untuk adiknya. Pada tahun yang sama, Lionel Dahmer meraih gelar sarjana dan kemudian memperoleh pekerjaan sebagai ahli kimia analitik di kota Akron, Ohio.
David,  Lionel dan Jeffrey Dahmer

Pada 1968, keluarganya pindah ke Bath, Ohio.  Dua tahun kemudian, ketika Jeffrey dan keluarganya tengah makan kalkun bersama, Dahmer bertanya kepada ayahnya, apa yang akan terjadi jika tulang-tulang ayam itu dimasukkan ke dalam larutan pemutih. Lionel Dahmer, pada tahap ini, prihatin dengan karakter putranya yang pendiam dan sepertinya kesepian. Karena itu, Lionel senang dengan inisiatif yang ditunjukkan oleh putranya terhadap apa yang ia yakini sebagai keingintahuan ilmiah. Dia dengan senang menunjukkan kepada putranya cara memutihkan yang aman dan untuk mengawetkan tulang binatang.  Jeffrey kemudian menggunakan ilmu barunya ini untuk membersihkan dan mengawetkan tulang hewan yang rajin ia kumpulkan.

Masa masa remaja
Dari tahun pertamanya di Revere High School, Dahmer dianggap oleh teman temannya sebagai orang 'buangan'. Banyak dari teman sekelas Dahmer yang merasa terganggu karena kebiasaan Dahmer minum bir, yang kemudian ia selundupkan ke  sekolah di dalam jaketnya lalu disimpan ke dalam lokernya.

Pada suatu kesempatan, seorang teman sekelasnya melihat Dahmer meminum secangkir gin dan bertanya kepadanya mengapa dia minum minuman keras di kelas, yang dengan santai dijawab Dahmer,  "Ini obat saya".
Meskipun demikian, pada tahun pertama di Revere High School, Dahmer, meskipun karakternya yang tidak komunikatif namun hasil pengamatan staf sekolah ia dinilai sebagai siswa yang sopan dan sangat cerdas..Dahmer juga dikenal sebagai pemain tenis dan pernah bergabung sebentar dengan band sekolah.

Jeffrey Dahmer menyadari dirinya seorang gay

Ketika ia mencapai pubertas, Dahmer menyadari jika dirinya gay. Tapi dia tidak membocorkan orientasi seksualnya kepada orang tuanya.  Di awal masa remajanya, ia melakukan hubungan singkat dengan seorang pemuda meskipun mereka tidak pernah melakukan hubungan intim.
Kelak pada saat pengakuannya nanti ia menceritakan jika ia mulai berfantasi seksual untuk mendominasi dan mengendalikan pasangan prianya yang sepenuhnya  tunduk kepadanya.
Fantasi-fantasi ini secara bertahap semakin berkembang.

Pada suatu kesempatan, ketika usianya sekitar 16 tahun, Dahmer membayangkan fantasi pemerkosaan ketika ia melihat seorang pelari laki-laki, yang menurutnya menarik.  Ia kemudian ingin membuat pria itu tidak sadarkan diri. Lalu ia bersembunyi di semak-semak di rute yang biasa dilalui oleh pria itu untuk jogging sambil membawa tongkat baseball.
Dahmer berbaring menunggu si pria lewat, tapi, hari itu ia tidak lewat. Dan aksi Dahmer ini adalah aksi pertamanya untuk menyerang individu lain.

Nilai sekolah Jeffrey Dahmer mulai menurun dan perpisahan orang tuanya

Meskipun dianggap sebagai penyendiri dan orang yang aneh di antara teman-temannya di Revere High School, Dahmer menjadi semacam badut di kelasnya karena ia sering punya lelucon yang lucu.
Dahmer melakukan itu dengan tujuan menghibur teman temannya atau hanya sekedar ingin menarik perhatian teman temannya. Atau teman temannya sengaja 'memperalat' Dahmer untuk melakukan hal hal konyol seperti menirukan suara kambing, menirukan kejangnya orang epilepsi atau menirukan mimik orang cerebral palsy.  Pada tahun 1977, nilai-nilai sekolah Dahmer mulai merosot, karena penyalahgunaan alkoholnya dan sikap apatisnya yang semakin berlanjut terhadap akademik dan sosialnya. Orang tuanya kemudian memanggil guru privat untuk putra mereka, tetapi guru tersebut tidak banyak membantu kemajuan Dahmer.

Pada tahun yang sama, rumah tangga orang tua Dahmer diambang keruntuhan, kedua orang tuanya mendatangi konseling untuk mencoba menyelesaikan masalah mereka dan untuk menyelamatkan pernikahannya. Namun  konseling pada akhirnya tidak berhasil, dan mereka memutuskan untuk bercerai.  Meskipun awalnya mereka mencoba berdamai tapi lama lama kedua orang tua Dahmer mulai sering bertengkar di hadapan putra-putra mereka dan pada awal 1978, Lionel Dahmer pergi dari rumah.

Lulus sekolah

Pada Mei 1978, Jeffrey Dahmer lulus dari sekolah menengah. Tak lama setelah itu, Joyce Dahmer mendapat hak asuh atas putra bungsunya dan pindah ke rumah keluarganya. Dahmer, yang sudah berusia 18 tahun, secara hukum adalah orang dewasa dan karena alasan itu,  ia sudah memiliki keputusannya sendiri.


Pembunuhan Steven Hicks

Dahmer melakukan pembunuhan pertamanya pada musim panas 1978 pada usia 18, hanya tiga minggu setelah kelulusannya.  Pada saat itu, dia tinggal sendirian di rumah.  Karena paska perceraian orang tuanya, ayah Dahmer sementara waktu tinggal di sebuah motel terdekat dan ibunya pindah ke Chippewa Falls, Wisconsin dengan membawa serta adik Jeffrey, David.  Pada 18 Juni, Dahmer membujuk seorang pria bernama Steven Mark Hicks untuk datang ke rumahnya dengan alasan untuk minum bareng.  Hicks, yang bertujuan hendak ke konser rock di Lockwood Corners, setuju untuk menemani Dahmer di rumahnya.  Menurut Dahmer, setelah beberapa jam minum dan mendengarkan musik, Hicks "ingin pamit dan (Hick) tidak menginginkannya (Dahmer)".
Sebagai balasan, Dahmer memukulnya dengan dumbbell seberat 10 pon.  Dahmer mengatakan kalau ia memukul Hicks dua kali dari belakang saat Hicks duduk di kursi. Ketika Hicks jatuh pingsan, Dahmer mencekiknya sampai mati dengan batang halter, kemudian menelanjangi pakaian Hick sebelum ia bermasturbasi sambil berdiri di atas jasad Hick.

Keesokan harinya, Dahmer membedah tubuh Hicks di ruang bawah tanahnya;  dia kemudian mengubur jasadnya di halaman belakang. Beberapa minggu kemudian, ia menggali lagi kuburannya dan melepaskan daging dari tulang. Dahmer kemudian melarutkan daging dalam asam sebelum membuang larutannya ke toilet. Ia menghancurkan tulang-tulang itu dengan palu dan menyebarkannya di hutan di belakang rumahnya.
Rumah keluarga Jeffrey Dahmer

Masuk tentara

Enam minggu setelah pembunuhan Hicks, ayah Dahmer dan tunangannya kembali ke rumahnya di mana mereka menemukan Jeffrey tinggal sendirian di rumah. Bulan Agustus, Dahmer mendaftar di Ohio State University, untuk jurusan bisnis. Namun ia gagal dalam setiap kelas yang diikutinya karena kecanduannya akan alkohol.
IPK keseluruhannya adalah 0,45 / 4.0.

Pada Januari 1979, atas desakan ayahnya, Jeffrey mendaftar ke Angkatan Darat A.S., di mana ia dilatih sebagai ahli medis di Fort Sam Houston di San Antonio, Texas.  Pada 13 Juli 1979, ia ditempatkan di Jerman Barat, di mana ia bertugas sebagai petugas medis.  Selama menjadi prajurit,  Jeffrey dilaporkan telah memperkosa dua tentara. Salah satunya menyatakan pada 2010 bahwa Dahmer telah berkali-kali memperkosanya selama 17 bulan saat mereka ditugaskan di Baumholder, sementara seorang prajurit lain mengatakan jika Dahmer membiusnya lebih dahulu dan memperkosanya di dalam kapal pada tahun 1979.
Karena kecanduannya akan alkohol, kinerja Dahmer memburuk dan pada Maret 1981, ia dianggap tidak cocok untuk dinas militer dan kemudian diberhentikan dari Angkatan Darat.

Tapi Dahmer tidak mau kembali ke rumahnya untuk menghadapi ayahnya, jadi dia memilih untuk pergi ke Miami Beach, Florida.  Disana, ia mendapat pekerjaan di sebuah toko makanan dan menyewa sebuah kamar di sebuah motel terdekat. Dahmer menghabiskan sebagian besar gajinya untuk alkohol, yang kemudian ia diusir dari motel karena tidak membayar tagihan. Ia lalu menelepon ayahnya untuk meminta kembali ke Ohio.

Kembali ke Ohio dan pindah ke West Allis, Wisconsin

Setelah kembali ke Ohio, Dahmer awalnya tinggal bersama ayah dan ibu tirinya dan berjanji untuk mencari pekerjaan.
Namun, ia terus minum dan hanya dua minggu setelah kepulangannya ke rumah, Jeffrey ditangkap karena mabuk dan perilaku yang mengganggu ketertiban, di mana ia didenda $ 60 dan dijatuhi hukuman penjara 10 hari yang kemudian ditangguhkan. Ayah Dahmer tidak berhasil menghentikan putranya dari kecanduannya akan alkohol.  Pada Desember 1981, ayah dan ibu tiri Dahmer mengirimnya untuk tinggal bersama neneknya di West Allis, Wisconsin.  Nenek Jeffrey sangat menyayangi cucunya, ayahnya berharap neneknya bisa merubah kebiasaan Jeffrey ditambah lagi dengan suasana baru yang diharapkan bisa menginspirasi Jeffrey untuk menahan diri dari alkohol, mencari pekerjaan, dan hidup secara bertanggung jawab.

Awalnya, hidup Jeffrey dengan neneknya membaik, dia menemaninya ke gereja, membantu tugas tugas rumah dan mematuhi  aturan rumah (meskipun ia masih minum dan merokok).
Awal 1982, Dahmer menemukan pekerjaan sebagai flebotomis di Milwaukee Blood Plasma Center.  Dia melakukan pekerjaan ini selama 10 bulan sebelum diberhentikan. Dia kembali menganggur selama lebih dari dua tahun, di mana dia hidup dari uang berapapun yang diberikan neneknya.

Pada Januari 1985, Dahmer bekerja di Pabrik Cokelat Ambrosia Milwaukee, di mana ia bekerja dari jam 11 malam sampai jam 7 pagi, enam kali  seminggu, dengan libur setiap Sabtu malam.  Tak lama setelah Dahmer menemukan pekerjaan ini, sebuah kejadian terjadi di mana ia bertemu dengan orang asing di sebuah Perpustakaan Umum Allis Barat.  Orang itu mengirim surat kepada Dahmer untuk melakukan fellatio (oral seks).
Dahmer tidak menanggapinya tapi kejadian itu membangkitkan fantasi lamanya tentang kontrol dan dominasi yang pernah ia fantasikan saat remaja, dan ia mulai mengunjungi bar-bar gay, toko-toko buku, dan pemandian gay di Milwaukee.  Ia juga pernah mencuri manekin laki-laki dari toko yang ia gunakan sebentar untuk rangsangan seksual, sampai neneknya menemukan benda itu disimpan di lemari dan menyuruh untuk membuangnya.

Pada akhir 1985, ia mulai sering mengunjungi pemandian, yang disebutnya sebagai "tempat yang menyenangkan".
Namun saat ia melakukan kegiatan seksual dengan pasangannya,  ia merasa frustasi dengan setiap gerakan seksual pasangannya.
Ia pernah menyatakan,

"I trained myself to view people as objects of pleasure instead of [as] people"

Karena alasan ini, dimulai Juni 1986, ia memberikan pil tidur kepada pria pria itu, memberi mereka minuman keras yang dicampur dengan obat penenang, kemudian memperkosa  mereka dalam keadaan tidak sadar.  Setelah sekitar 12 kejadian seperti itu, administrasi pemandian air panas mencabut keanggotaan Dahmer, dan ia mulai menggunakan kamar hotel untuk melanjutkan kegiatan ini.
Tidak lama setelah keanggotaannya di pemandian dicabut, Dahmer membaca sebuah laporan di sebuah surat kabar tentang pemakaman seorang lelaki berusia 18 tahun. Ia kemudian memiliki ide untuk mencuri mayat yang baru saja dimakamkan dan membawanya pulang.
Menurut Dahmer, ia berusaha menggali peti mati dari dalam tanah, tetapi tanah terlalu keras, sebelum akhirnya ia membatalkan rencananya.

Pada Agustus 1986, Dahmer ditangkap karena melakukan masturbasi di depan dua anak laki-laki berusia 12 tahun ketika ia berdiri dekat Sungai Kinnickinnic. Awalnya Dahmer mengakui perbuatannya dan didakwa karena perbuatan tidak senonoh, tetapi kemudian ia menyangkalnya dan mengaku bahwa ia hanya buang air kecil, dan tidak tahu kalau ada 2 anak ditempat itu.
Dakwaan itu diubah menjadi perilaku yang tidak tertib dan pada 10 Maret 1987, Dahmer dijatuhi hukuman percobaan satu tahun, dengan instruksi tambahan ia harus menjalani konseling.

Korban korban selanjutnya

 Pada 20 November 1987, Dahmer — yang saat itu tinggal bersama neneknya di West Allis, Wisconsin — bertemu dengan seorang lelaki berusia 25 tahun dari Ontonagon, Michigan bernama Steven Tuomi di sebuah bar dan membujuknya untuk kembali ke Ambassador Hotel di Milwaukee, Wisconsin, tempat Dahmer menyewa kamar untuk malam itu. Menurut Dahmer, dia tidak berniat membunuh Tuomi, tetapi bermaksud untuk membiusnya dan memperkosanya saat dia terbaring tak sadarkan diri.  Namun, keesokan paginya, dia terbangun dan menemukan Tuomi berbaring di tempat tidur, dadanya lebam. Darah juga merembes dari sudut mulutnya. Dan ia pun melihat kalau kepalan tangan serta satu lengan Dahmer juga memar.  Dahmer menyatakan dia tidak memiliki ingatan telah membunuh Tuomi, dan mengatakan pada penyidik bahwa dia "tidak percaya ini terjadi."

Untuk membuang mayat Tuomi, ia membeli sebuah koper besar untuk membawa jasadnya yang ia bawa ke rumah neneknya.  Di sana, satu minggu kemudian, ia memotong kepala, lengan, dan kaki dari tubuh Tuomi. Ia memisahkan daging dari tulangnya,  kemudian menaruh daging itu ke dalam kantong sampah plastik. Dan membungkus tulang tulangnya di selembar kain dan menumbuknya menjadi serpihan dengan menggunakan palu.  Seluruh proses pemotongan ini membutuhkan waktu sekitar dua jam bagi Dahmer untuk menyelesaikannya.  Lalu dia membuang semua sisa-sisa Tuomi — tidak termasuk kepala yang terpenggal —ke tempat sampah.

Selama dua minggu setelah pembunuhan Tuomi, Dahmer tetap menyimpan kepala korban yang dibungkus selimut. Setelah dua minggu, Dahmer merebus kepala Tuomi dalam campuran Soilex (deterjen industri berbasis alkali) dan pengawet  untuk mempertahankan tengkorak, yang kemudian ia gunakan sebagai objek untuk masturbasi.  Tapi, tengkorak itu dianggap terlalu rapuh setelah proses pengawetannya ini, sehingga Dahmer menghancurkannya lalu dibuang.

Setelah pembunuhan Tuomi, Dahmer mulai gencar mencari korbannya, dua bulan setelah pembunuhan Steven Tuomi, Dahmer bertemu dengan seorang pelacur pria berusia 14 tahun bernama James Doxtator.  Dahmer membujuk pemuda itu ke rumahnya dengan tawaran $ 50 untuk berpose telanjang. Mereka kemudian melakukan aktivitas seksual sebelum Dahmer membius Doxtator dan mencekiknya di lantai ruang bawah tanah. Dahmer meninggalkan tubuh Doxtator di ruang bawah tanah selama satu minggu sebelum memotong-motongnya dengan cara yang sama seperti yang dia lakukan kepada Tuomi.  Dia menempatkan semua sisa Doxtator (tidak termasuk kepala) di tempat sampah.  Dia merebus tengkorak itu, dan awalnya menyimpannya sebelum kemudian menghancurkannya.  Pada 24 Maret 1988, Dahmer bertemu dengan seorang pria biseksual berusia 22 tahun bernama Richard Guerrero.  Dahmer membujuk Guerrero ke kediaman neneknya dengan iming iming $ 50 untuk sekadar menghabiskan sisa malam dengannya, ia kemudian membius Guerrero dengan pil tidur dan mencekiknya dengan tali kulit. Dahmer kemudian bermasturbasi di depan mayatnya. Tubuh Guerrero dipotong-potong dalam waktu 24 jam setelah pembunuhannya, dengan sisa-sisa dibuang kembali ke tempat sampah dan tengkorak itu kembali ditahan sebelum dihancurkan beberapa bulan kemudian.

Pada 23 April, Dahmer membujuk seorang pemuda ke rumahnya, namun setelah memberikan kopi kepada korban, ia mendengar nenek Dahmer memanggil,
“Apakah itu kamu, Jeff?”
Meskipun Dahmer berusaha menjawab seolah olah ia tengah sendirian,  tapi sang nenek mengecek kamar Dahmer yang ternyata memang tidak sendirian.  Karena hal ini, Dahmer tidak membunuh korbannya. Dan Jeffrey pun menunggu korban menjadi tidak sadar, lalu ia membawa korban ke Rumah Sakit Umum terdekat.
Jeffrey Dahmer

Pada bulan September 1988, nenek Dahmer memintanya untuk pindah dari rumahnya karena kebiasaan Dahmer membawa laki-laki muda ke rumahnya setiap larut malam dan selalu tercium bau busuk yang berasal dari ruang bawah tanah dan garasi.
Lalu  Dahmer menemukan sebuah apartemen dengan satu kamar tidur di North 25th Street dan pindah ke kediaman barunya pada 25 September. Keesokan harinya, Dahmer ditangkap karena obat obatan dan telah melecehkan seorang anak lelaki berusia 13 tahun yang dipancing ke rumahnya dengan dalih berpose telanjang untuk foto. Pada Januari 1989, Dahmer dihukum karena melakukan pelecehan seksual tingkat dua. Hukumannya ditangguhkan hingga Mei 1989. Pada 20 Maret, Dahmer  kembali ke rumah neneknya.

Dua bulan sebelum hukumannya akan dilaksanakan, ia membunuh korban kelimanya.  Dia berusia 24 tahun bernama Anthony Sears, yang bertemu Dahmer di sebuah bar gay pada 25 Maret 1989.   Dahmer membujuk Sears ke rumah neneknya, tempat pasangan itu melakukan seks oral sebelum Dahmer membius dan mencekik Sears.  Pagi berikutnya, Dahmer meletakkan mayat itu di bak mandi neneknya, tempat ia memenggal mayatnya sebelum ia menguliti mayat itu. Dia kemudian memisahkan daging dari tubuh korban dan menghancurkan tulang-tulangnya, yang sekali lagi dibuang di tempat sampah.  Menurut Dahmer, ia menemukan Sears "sangat menarik", dan Sears adalah korban pertama, dimana ia menyimpan kepala juga alat kelamin Sears dalam aseton  lalu menyimpannya di loker.  Ketika ia pindah ke alamat baru pada tahun berikutnya, ia membawa potongan itu juga ke sana.

Pada 23 Mei 1989, Dahmer dijatuhi hukuman percobaan lima tahun dan satu tahun di House of Correction. Setelah menjalani hukuman 1 tahun,  ia mendapatkan bebas bersyarat sehingga ia tidak menjalani hukuman 5th nya. Setelah bebas, Dahmer sementara pindah kembali ke rumah neneknya di Allis Barat. Pada Mei 1990 ia pindah ke Apartemen Oxford, yang terletak di Utara  25th Street di Milwaukee.

Pada 14 Mei 1990, Dahmer pindah dari rumah neneknya dengan membawa kepala dan alat kelamin Anthony Sears yang sudah dimumikan bersamanya. Dalam satu minggu setelah pindah ke rumah barunya, Dahmer membunuh korban keenamnya, Raymond Smith. Smith adalah pelacur pria berusia 32 tahun yang dibujuk Dahmer ke Apartment dengan iming iming $ 50 untuk seks.  Di apartemen Dahmer, dia memberi Smith minuman yang dicampur dengan tujuh pil tidur dan lalu mencekiknya.  Keesokan harinya, Dahmer membeli kamera Polaroid lalu ia mengambil beberapa gambar tubuh Smith dalam posisi sugestif sebelum memotong-motongnya di kamar mandi. Dia merebus kaki, lengan, dan panggul Smith dalam ketel baja dengan Soilex, yang kemudian ia membilas tulang-tulang itu di wastafelnya. Dia melarutkan sisa kerangka Smith — tidak termasuk kepala — dalam sebuah wadah berisi asam.  Dahmer kemudian meletakkan tengkorak Smith di samping tengkorak Anthony Sears di atas handuk hitam di dalam lokernya.

Sekitar satu minggu setelah pembunuhan Raymond Smith, sekitar 27 Mei, Dahmer membujuk seorang pemuda ke apartemennya.  Pada kesempatan ini, Dahmer sendiri secara tidak sengaja mengkonsumsi minuman yang mengandung obat penenang yang dimaksudkan untuk dikonsumsi oleh korbannya.  Ketika ia terbangun pada hari berikutnya, ia menemukan korbannya telah mencuri beberapa pakaiannya, uang $ 300, dan sebuah arloji.

Pada Juni 1990, Dahmer membujuk seorang pria berusia 27 tahun bernama Edward Smith ke apartemennya.  Dia membius dan mencekik Smith.  Pada kesempatan ini, alih-alih segera mengasamkan kerangka atau mengulangi proses pemutihan seperti yang selalu ia lakukan. Dahmer menempatkan kerangka Smith di freezernya selama beberapa bulan dengan harapan mempertahankan kelembaban.  Membekukan kerangka tidak menghilangkan kelembaban dan kerangka korban ini akan diasamkan beberapa bulan kemudian. Dahmer secara tidak sengaja menghancurkan tengkorak itu ketika dia memasukkannya ke dalam oven untuk dikeringkan — suatu proses yang menyebabkan tengkorak itu meledak. Dahmer sendiri kemudian memberi tahu polisi bahwa dia merasa "buruk" terhadap pembunuhan Smith karena dia tidak dapat mempertahankan bagian tubuhnya.

Kurang dari tiga bulan setelah pembunuhan Smith, Dahmer bertemu dengan seorang warga Chicago berusia 22 tahun bernama Ernest Miller.  Miller setuju untuk menemani Dahmer ke apartemennya dengan bayaran $ 50. Ketika Dahmer mencoba melakukan hubungan seks oral dengan Miller, ia memberitahu Dahmer kalau melakukan itu (oral) akan dikenakan biaya tambahan. Lalu Dahmer memberikan minuman untuk korbannya yang dicampur dengan dua pil tidur.  Karena hanya memiliki dua pil tidur untuk diberikan kepada korbannya, dia membunuh Miller dengan menyayat arteri karotidnya dengan pisau yang sama yang dia gunakan untuk membedah tubuh korbannya.  Miller mati kehabisan darah dalam beberapa menit. Dahmer kemudian memoto tubuh telanjang Miller dengan kamera polaroidnya sebelum ia meletakkan tubuh Miller di bak mandinya untuk pemotongan.  Dahmer berulang kali mencium dan berbicara dengan kepala  Miller yang telah di potong,  sementara dia memotong-motong sisa tubuh Miller yang lain.
Dia membungkus hati, bisep, dan bagian daging Miller dari bagian kaki kedalam kantong plastik dan menaruhnya di lemari es untuk dikonsumsi nanti. Dahmer merebus daging dan organ yang tersisa menjadi "seperti jeli" menggunakan Soilex. Untuk mengawetkan kerangka, ia menempatkan tulang dalam larutan pemutih selama 24 jam sebelum membiarkannya mengering di atas kain selama satu minggu. Sedangkan bagian kepala awalnya ditempatkan di lemari es sebelum akhirnya dikuliti juga dari dagingnya kemudian dicat dan dilapisi dengan enamel.

Tiga minggu setelah pembunuhan Ernest Miller, pada tanggal 24 September, Dahmer bertemu dengan seorang pria berusia 22 tahun bernama David Thomas di Grand Avenue Mall dan membujuknya untuk kembali ke apartemennya untuk minum-minum, dengan uang tambahan yang ditawarkan jika ia mau berpose untuk foto.  Dalam pernyataannya kepada polisi setelah penangkapannya, Dahmer menyatakan bahwa, setelah memberi Thomas minuman yang mengandung obat penenang, ia tidak merasa tertarik kepadanya, tetapi takut kalau ia bangun, dia akan marah karena telah diberi obat bius.  Karena itu, dia mencekiknya dan memotong-motong tubuhnya namun ia tidak menyimpan bagian tubuh manapun. Meskipun demikian, ia memotret proses pemotongan dan menyimpan foto-foto ini, yang kemudian membantu proses identifikasi kelak.

Paska David Thomas, Dahmer tidak membunuh siapa pun selama hampir lima bulan,  ia tidak berhasil  memikat pria ke apartemennya.

Pada Februari 1991, Dahmer bertemu Curtis Straughter berusia 17 tahun yang berdiri di sebuah halte dekat Universitas Marquette.  Menurut Dahmer, ia membujuk Straughter ke apartemennya dengan tawaran uang untuk berpose foto telanjang, dengan uang tambahan untuk hubungan seksual.  Ia seperti biasanya melakukan hal yang sama. Kali ini ia menyimpan tengkorak, tangan, dan alat kelamin pemuda itu dan memotret setiap tahap dari proses pemotongan.

Kurang dari dua bulan kemudian, pada tanggal 7 April, Dahmer bertemu Errol Lindsey, 19th.
Lindsey seorang heteroseksual.  Dahmer membujuk Lindsey ke apartemennya, lalu membiusnya, membuat lubang di tengkoraknya dan menyuntikkan asam klorida ke dalamnya.  Menurut Dahmer, Lindsey terbangun setelah percobaan ini dan mengatakan: "Saya sakit kepala. Jam berapa sekarang?" lau Dahmer  membius Lindsey lagi, lalu mencekiknya.  Dia memenggal kepala Lindsey dan menyimpan tengkoraknya. Ia kemudian menguliti tubuh Lindsey, lalu menempatkan kulit dalam larutan air dingin dan garam selama beberapa minggu dengan harapan mengawetkannya secara permanen.  Dengan enggan, Dahmer membuang kulit Lindsey ketika dia melihat bahwa kulit Lindsey sudah terlalu usang dan rapuh.
Apartemen 213

Pada tahun 1991, sesama penghuni Apartemen Oxford telah berulang kali mengeluh kepada manajer Apartemen Oxford, Sopa Princewill, tentang bau busuk yang berasal dari Apartemen 213, selain bunyi benda jatuh dan bunyi suara gergaji. Princewill menghubungi Dahmer dalam menanggapi keluhan ini pada beberapa kesempatan, meskipun Dahmer awalnya mengatakan jika bau yang berasal dari apartemennya disebabkan oleh pembekuan freezer, menyebabkan isinya menjadi "rusak".  Pada kesempatan-kesempatan berikutnya, dia memberi tahu Princewill bahwa penyebab bau itu adalah karena ikannya baru-baru ini mati dan dia akan mengurus masalah itu.

Pada sore hari tanggal 26 Mei 1991, Dahmer bertemu dengan Konerak Sinthasomphone yang berusia 14 tahun di Wisconsin Avenue;  dia mendekati pemuda itu dengan tawaran uang untuk menemaninya ke apartemennya untuk berpose foto-foto Polaroid.  Menurut Dahmer, Sinthasomphone adalah adik laki-laki dari bocah yang pernah dilecehkannya pada 1988. Awalnya Sinthasomphone enggan dengan tawaran itu, sebelum akhirnya ia mau menemani Dahmer ke apartemennya, tempat pemuda itu berpose untuk dua foto dengan pakaian dalam sebelum Dahmer membiusnya.  Lalu Dahmer melakukan seks oral padanya.  Pada kesempatan ini, Dahmer mengebor satu lubang di tengkorak Sinthasomphone, di mana ia menyuntikkan asam klorida ke dalam otaknya. Sebelum Sinthasomphone jatuh pingsan, Dahmer membawa bocah itu ke kamarnya, tempat jasad Tony Hughes yang berusia 31 tahun, yang telah dibunuh Dahmer tiga hari sebelumnya, terbaring telanjang di lantai. Menurut Dahmer, dia "yakin [bahwa Sinthasomphone] melihat jasad ini," namun tidak bereaksi melihat mayat yang membengkak — kemungkinan karena efek dari pil tidur yang telah dia konsumsi dan asam hidroklorik yang disuntikkan oleh Dahmer melalui tengkoraknya.  Sinthasomphone segera menjadi tidak sadar, dan Dahmer minum beberapa bir sambil berbaring bersama Sinthasomphone lalu meninggalkan apartemennya untuk minum di sebuah bar dan membeli lebih banyak alkohol.

Pada dini hari tanggal 27 Mei, Dahmer kembali ke apartemennya dan mendapati Sinthasomphone duduk telanjang di luar tengah dengan tiga wanita muda yang ketakutan berdiri di dekatnya.  Dahmer mendekati ketiganya dan menjelaskan kepada para wanita itu bahwa Sinthasomphone (yang dia sebut dengan nama samaran) adalah temannya, dan berusaha menuntunnya ke apartemennya.  Tiga wanita itu mengatakan kepada Dahmer, bahwa mereka telah menelepon 911. Setelah kedatangan dua petugas bernama John Balcerzak dan Joseph Gabrish, sikap Dahmer santai. Ia memberi tahu para petugas bahwa Sinthasomphone adalah pacarnya yang berusia 19 tahun, bahwa ia terlalu banyak minum setelah pertengkaran. Tiga wanita itu jengkel dan ketika salah satu dari ketiganya berusaha untuk menunjukkan kepada salah satu petugas bahwa Sinthasomphone mengalami pendarahan dari pantatnya dan sepertinya ia tampak berjuang melawan upaya Dahmer untuk mengantarnya ke apartemennya, petugas itu dengan kasar "menggertak" para wanita tersebut dan meminta mereka untuk  "tutup mulut " dan  tidak ikut campur dengan urusan hubungan orang lain.

Menanggapi protes ketiga wanita itu, para petugas hanya menutupi Sinthasomphone dengan handuk dan membawanya ke apartemen Dahmer untuk sekedar meyakinkan ucapan Dahmer kalau mereka memang sepasang kekasih. Dahmer menunjukkan kepada petugas dua gambar Polaroid semi-telanjang yang sudah ia foto malam sebelumnya.
Para petugas kemudian mencium bau busuk di apartemen Dahmer (bau ini berasal dari tubuh Hughes yang membusuk). Dan menurut Dahmer, polisi yang bertugas saat itu hanya mengintip kepala Hughes di sekitar kamar tidur tetapi tidak begitu jelas. Lalu para petugas kemudian pergi, dan memberi pesan kepada Dahmer untuk "merawat dengan baik kekasihnya".
Setelah kepergian dua petugas polisi dari apartemennya, Dahmer kembali menyuntikkan asam klorida ke otak Sinthasomphone;  pada kesempatan kedua ini, suntikan terbukti berakibat fatal.  Keesokan harinya, 28 Mei, Dahmer mengambil cuti sehari dari pekerjaannya untuk melakukan 'tugasnya' memotong tubuh Sinthasomphone dan Hughes. Ia menyimpan kepala kedua korban.

Pada 30 Juni, Dahmer pergi ke Chicago, di mana ia bertemu dengan Matt Turner berusia 20 tahun di sebuah terminal bus.  Turner menerima tawaran Dahmer untuk pergi ke Milwaukee untuk pemotretan profesional.  Di apartemen Dahmer, kembali ia membius, mencekik, dan memotong-motong Turner dan meletakkan kepala dan organ-organ dalamnya di dalam kantong plastik terpisah di dalam freezer.
5 hari kemudian, pada 5 Juli, Dahmer membujuk Jeremiah Weinberger yang berusia 23 tahun dari sebuah bar Chicago ke apartemennya dengan janji menghabiskan akhir pekan bersamanya.  Dia membius Weinberger dan dua kali menyuntikkan air mendidih ke tengkoraknya, membuatnya koma dan meninggal dua hari kemudian.

Pada 15 Juli, Dahmer bertemu Oliver Lacy yang berusia 24 tahun. Lacy menyetujui penipuan Dahmer untuk berpose telanjang untuk foto-foto dan menemaninya ke apartemennya, di mana pasangan itu melakukan kegiatan seksual sebelum Dahmer membius Lacy.  Pada kesempatan ini, Dahmer bermaksud memperpanjang waktu  bersama Lacy saat masih hidup, setelah gagal mencoba membuat Lacy tidak sadar dengan kloroform,  ia menelepon tempat kerjanya untuk absen satu hari, meskipun pada hari berikutnya, dia diskors.  Setelah mencekik Lacy, Dahmer berhubungan seks dengan mayat itu sebelum memotong-motongnya.  Dia meletakkan kepala, hati dan tulang belulang Lacy di lemari es. Empat hari kemudian, pada 19 Juli, Dahmer menerima kabar bahwa dia dipecat.

Setelah menerima berita ini, Dahmer membujuk Joseph Bradehoft, 25 tahun, ke apartemennya.  Bradehoft dicekik dan membaringkannya di tempat tidur Dahmer dan ditutupi selembar kain selama dua hari.  Pada 21 Juli, Dahmer mulai memotong kepala Bradehoft  yang telah ditutupi belatung dan menyimpannya di lemari es.  Dia kemudian mengasamkan potongan tubuh Bradehoft lainnya bersama dengan dua korban lainnya yang terbunuh 2 bulan sebelumnya.

Petualangan Jeffrey Dahmer akan segera berakhir di petualangan berikutnya. Ketika salah satu korbannya berhasil melarikan diri dan melapor ke polisi.

Kisah selengkapanya tentang penangkapan Jeffrey Dahmer dan bagaimana ia dihukum, dipenjara hingga kematiannya. Akan dibahas di bagian kedua ya.

Comments

  1. Begitu tak acuhnya tetangga dan polisi setempat. Padahal bau busuk sudah sangat kuat di apartment nya...
    Beruntunglah kita yg tinggal di negara yang lamis ini

    ReplyDelete
  2. Part2 nya min ditunggu

    ReplyDelete
  3. Gila,, gak ada yang peduli banget ya

    ReplyDelete
  4. Ya Alloh min,org² ,ini mah sekumpulan iblis berwajah manusia yaa,,,
    Eneg dan pusing saya bacanya🤢🤮

    ReplyDelete
  5. Bisa bgt gt ya tinggal & tdr diruangan bareng mayat2 & potongan2 tubuh mereka, horor bgt kayaknya, belum lg baunya, qta sekedar kekuburan aja udh takut arwah gentayangan, ini malah disimpenin, bnr2 mati rasa si Jeffrey ini

    ReplyDelete
  6. Kek jeroan ayam aja, ati kepala, dll simpen, buang simpen buang 😥😥

    ReplyDelete
  7. eneg mual, ga sanggup baca postingan kali ini

    ReplyDelete
  8. pusing kepalaku min ngebayangin gimana mayat2 korban diperlakukan.

    ReplyDelete
  9. Bener-bener horor 👍

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Menguak kisah Hello Kitty Murder

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Judith Barsi, Aktris Cilik Yang Tewas Dibunuh Ayahnya Sendiri