"
Why"
Skylar Neese
Skylar Neese adalah siswa teladan berusia 16 tahun dengan masa depan yang cerah. Dia gemar membaca, memiliki kehidupan sosial yang aktif dan seperti kebanyakan remaja pada umumnya, ia kerap mengunggah pemikirannya di media sosial.
 |
Skylar Neese |
Dia juga tidak pernah bolos kerja di pekerjaan paruh waktunya di Wendy's setempat. Tetapi pada 6 Juli 2012, Skylar Neese menyelinap keluar dari jendela kamarnya untuk bertemu dengan dua teman baiknya, Shelia Eddy dan Rachel Shoaf. Remaja itu tak pernah kembali.
Tiga Sahabat
Skylar Neese, Shelia Eddy, dan Rachel Shoaf bersekolah di University High School di utara Morgantown, Virginia Barat. Neese sudah mengenal Eddy sejak dia berusia delapan tahun dan Eddy bertemu Shoaf di tahun pertama mereka.
Ketiganya tidak dapat dipisahkan dan Neese dikatakan sebagai
emotional rock bagi kedua gadis lainnya, karena Eddy dan Shoaf memiliki orang tua yang telah bercerai. Neese adalah anak tunggal dan orang tuanya menginginkan segalanya untuknya. Mereka memanfaatkan kecerdasan Neese dan mendorongnya untuk menjadi dirinya sendiri.
"Skylar berpikir dia bisa menyelamatkannya," ibu Neese, Mary Neese, mengatakan tentang hubungan putrinya dengan Eddy.
“I would hear her on the phone givin’ Shelia all kinds of hell: ‘Don’t be stupid! What were you thinkin’?’
Di sisi lain, Eddy sangat menyenangkan. Dia selalu konyol dan melakukan hal-hal gila.
Eddy adalah gadis yang menyenangkan , diterima oleh Mary Neese dan suaminya David seolah-olah Eddy adalah bagian dari keluarga. "Shelia bahkan tidak mengetuk pintu ketika dia datang, dia langsung saja masuk," ungkap Mary
Shoaf, sebaliknya, adalah kebalikan dari Eddy. Meskipun Shoaf sangat disukai dan menikmati sekolah, tetapi Shoaf berasal dari keluarga Katolik yang taat dan mengidolakan Eddy karena sikapnya yang agak liar dan bebas.
 Sheila Eddy, Rachel Shoaf, Skylar Neese |
|
Meski kelihatannya mereka bertiga seperti saling mengisi satu sama lain, tetapi tetap saja mereka tetap memiliki perbedaan dalam mengartikan 'kebebasan' di tingkat dan dinamika tertentu yang pada akhirnya akan menyebabkan malapetaka bagi Skylar Neese.
Pembunuhan Skylar Neese
Berawal dari ketiganya yang gemar bermain twitter, akhirnya bisa diketahui jika ketiganya - Neese, Eddy, dan Shoaf -memiliki 'ketegangan'.
Ada tweet Neese yang ditulisnya pada 31 Mei 2012,
"You're a twofaced bitch and obviously fucking stupid if you thought I wouldnt find out.”
(dasar lo tuh munafik dan tentu saja bodoh jika lo pikir gue gak bakal tau")
Kicauan lain dari Neese,
“too bad my friends are having lives without me.”
(sayang sekali temen temen gue seneng seneng sendiri tanpa gue)
Tampaknya Neese merasa seolah-olah Eddy dan Shoaf menjadi teman dekat tanpa Neese diantara mereka.
"Shelia (Eddy) dan Skylar (Neese) sering berantem," Daniel Hovatter, seorang teman sekelas di UHS melaporkan. “Waktu itu pas di tahun kedua, aku dan Rachel lagi latihan untuk Pride dan Prejudice dan Rachel ngangkat telepon dan dia ketawa." Dia seperti, 'Dengarin nih.' Shelia dan Skylar lagi berantem, tetapi Skylar nggak tahu kalau Shelia lagi three-way calling dan Rachel ngedengerin. "
Skenario itu seperti dari adegan Mean Girls, tetapi segalanya akan menjadi jauh lebih buruk.
6 Juli rekaman kamera keamanan dari apartemen keluarga Neese di pagi hari menunjukkan Skylar masuk ke sebuah Sedan. Pagi berikutnya, Neese tidak datang ke tempat kerja. Keluarga Neese tahu bahwa putri mereka tidak melarikan diri karena charger telepon seluler, sikat gigi, dan perlengkapan mandi masih ada di kamarnya. Mereka melaporkan putri mereka hilang.
Kemudian pada hari itu, Eddy menelepon Neese. "Dia ngasih tahu aku kalau dia, Skylar, dan Rachel udah nyelinap keluar, malam sebelumnya dan mereka abis jalan jalan berkeliling Star City, dan mereka udah nganterin Skylar pulang" kenang Mary Neese. "trus kata dia, mereka nurunin Skylar di ujung jalan karena dia nggak mau ngebangunin kami."
Dongeng mereka cuma bertahan sebentar, sampai akhirnya para sahabat itu sepertinya juga terlibat.
 |
Sheila Eddy, Rachel Shoaf and Skylar Neese |
Investigasi
Eddy mengklaim bahwa dia dan Shoaf menjemput Neese pada pukul 11 malam. dan menurunkannya sebelum tengah malam. Namun CCTV mengatakan sebaliknya. Rekaman menunjukkan Neese meninggalkan apartemennya pada pukul 12:30 pagi, mobil melaju pada pukul 12:35 pagi, dan kemudian tidak pernah melihat lagi.
Eddy dan ibunya membantu menyisir sekitar untuk menemukan Neese pada 7 Juli. Sementara itu, Shoaf pergi ke perkemahan musim panas selama dua minggu.
Rumor beredar bahwa Neese pergi ke pesta dan overdosis heroin. Petugas kepolisian, Ronnie Gaskins, salah satu penyidik dalam kasus ini, mengatakan orang-orang memberitahunya bahwa Skylar datang ke pesta dan meninggal. "Orang-orang di sana panik, dan mereka membuang mayat itu."
Tetapi insting petugas kepolisian Star City, Jessica Colebank, mengatakan sebaliknya. “Kisah-kisah mereka kata demi kata, sama persis. Nggak ada yang cerita yang persis sama kecuali itu dilatih. Semua yang ada di pikiran aku adalah, ‘Shelia berbuat salah dan Rachel ketakutan. '”
Tetapi tanpa alasan yang jelas untuk melakukan penangkapan, polisi harus terus menyelidiki dan orang tua Skyar Neese harus menanggung penantian yang menyakitkan sebelum kebenaran tentang putri mereka keluar.
Untungnya, media sosial memberikan beberapa petunjuk karena ketiga gadis itu sangat aktif di Twitter dan Facebook. Sore sebelum Skylar Neese menghilang, dia
men-tweet
“sick of being at fu*king home. thanks ‘friends’, love hanging out with you all too.”
Sehari sebelumnya, Neese memposting,
"“you doing s*** like that is why I can NEVER completely trust you.”
Tampaknya keretakan hubungan pada ketiganya memberikan beberapa bukti kuat bahwa mungkin Eddy dan Shoaf ada hubungannya dengan hilangnya Neese.
Chris Berry, seorang polisi negara yang ditugaskan untuk menangani kasus ini pada Agustus 2012, selalu percaya bahwa setiap pembunuh tidak dapat menyembunyikan apa yang telah mereka lakukan dalam waktu lama.
Dan dalam beberapa kasus, Berry telah melihat, para pembunuh akan membual tentang perbuatan mereka. Berry punya perasaan percaya bahwa Rachel Shoaf dan Shelia Eddy akan mengaku pada waktunya.
Berry membuat akun palsu sebagai anak laki-laki Abg yang menarik yang belajar di West Virginia University di Morgantown dan menjelajahi Facebook juga Twitter yang terhubung dengan para gadis. Kemudian, Berry menggunakan akses ini untuk mendapatkan informasi tentang kondisi mental Eddy dan Shoaf dari unggahan mereka di media sosial.
Penyelidik mengamati bahwa Eddy terlihat lebih bersemangat, sementara Shoaf lebih pendiam. Tak satu pun dari gadis-gadis itu mengisyaratkan bahwa mereka bersedih karena hilangnya sahabat mereka. Eddy berkicau tentang hal-hal duniawi dan bahkan memposting foto dirinya dan Shoaf bersama-sama.
Beberapa postingan aneh, seperti pada 5 November 2012, yang mengatakan,
“no one on this earth can handle me and Rachel if you think you can you’re wrong.”
Sementara itu, Eddy dan Shoaf mulai membaca hal-hal di media sosial yang membuat mereka gugup. Beberapa orang di Twitter langsung menuduh mereka melakukan pembunuhan dan mengatakan bahwa mereka akan ditangkap - hanya masalah waktu saja.
Pihak berwenang terus-menerus membawa Eddy dan Shoaf untuk wawancara. Seiring waktu, keduanya menjadi tersingkir dari teman-teman mereka yang lain dan mereka hanya tinggal berdua saja.
Kemudian Colebank menyadari bahwa mobil dalam rekaman CCTV adalah milik Shelia Eddy.
 |
Rekaman CCTV apartment Neese |
Otoritas memeriksa rekaman CCTV dari pusat bisnis terdekat malam Juli itu. Mereka melihat mobil yang sama seperti yang menjemput Skylar Neese di dekat sebuah toko di Blackstone, Virginia Barat, barat Star City dan Morgantown. Namun, baik Eddy dan Shoaf mengatakan mereka pergi ke timur pada malam hilangnya Neese. Gadis-gadis itu terjebak dalam kebohongan.
Tetapi, sementara bukti terus menunjuk kepada mereka berdua sebagai pembunuhnya, polisi masih tidak punya cukup bukti untuk menuntut mereka. Butuh pengakuan untuk akhirnya menutup kasus ini.
Pengakuan yang Memuakkan
Tekanan karena menyembunyikan kejahatan, terus membebani Rachel Shoaf dan Shelia Eddy. Pada 28 Desember 2012, orangtua Shoaf panik menelepon 911 di Wilayah Monongalia.
“Aku punya masalah dengan anak perempuanku yang umurnya 16 tahun. Aku nggak bisa ngendaliin dia lagi. Dia memukuli kami, dia berteriak, dia berlari sana sini".
Dari belakang, terdengar suara Shoaf berteriak,:
“Give me the phone. No! No! This is over. This is over!”.
Patricia Shoaf kemudian berkata kepada operator," Suamiku berusaha menahannya. Tolong cepat."
Rachel Shoaf siap untuk mengaku dan pihak berwenang menjemputnya. Segera, Rachel memberi tahu mereka kebenaran yang mengerikan tentang pembunuhan Skylar Neese.
 |
Rachel Shoaf |
"Kami menikamnya," kata Shoaf.
Ketika dia terus berbicara, fakta mengerikan tentang pembunuhan Skylar Neese menjadi semakin jelas.
Seperti yang dikatakan Shoaf, dia dan Eddy telah merencanakan pembunuhan Skylar Neese sebulan sebelumnya. Suatu hari, mereka berada di kelas sains dan mereka sepakat bahwa mereka harus membunuhnya.
Mereka berencana melakukan pembunuhan tepat sebelum Shoaf pergi ke perkemahan musim panas.
Pada malam pembunuhan, Shoaf mengambil sekop dari rumah ayahnya dan Eddy mengambil dua pisau dari dapur ibunya. Mereka juga membawa serta perlengkapan kebersihan dan pakaian ganti.
Ketika kedua gadis itu menjemputnya, Skylar Neese menganggap mereka hanya akan jalan jalam dan bersenang-senang. Sebelumnya, ketiganya telah pergi ke Brave. Shoaf dan Eddy sudah menyiapkan pipa - untuk mengisap mariyuana - dan juga... pisau.
Meskipun di luar panas, Shoaf dan Eddy mengenakan hoodies untuk menyembunyikan pisau. Skylar Neese tidak menyadari mengapa kedua temannya mengenakan hoodies saat cuaca panas, Neese tidak curiga.
Begitu berada di dekat hutan di Pennsylvania, tempat Neese mengira mereka akan mengisap mariyuana, Shoaf dan Eddy berada di belakang Neese.
"On three," kata Shoaf.
Kemudian mereka menikam dan mulai menyerangnya. Shoaf mengungkapkan pada satu kesempatan dalam serangan itu Neese melarikan diri tetapi mereka menikamnya di lutut sehingga Neese tidak bisa berlari sangat jauh lagi.
Dalam napasnya yang sekarat, setelah ditusuk berkali-kali, Skylar Neese bertanya: "Why?"
Pihak berwenang kemudian mengajukan pertanyaan yang sama ("Why?") kepada Rachel Shoaf, dan dia hanya mengatakan, "Kami tidak menyukainya."
Keadilan Untuk Pembunuhan Skylar Neese
Pada awal Januari 2013, Rachel Shoaf membawa penyelidik ke hutan tempat dia dan Shelia Eddy membunuh Skylar Neese. Tempat itu tertutup salju dan mereka tidak ingat lokasi tepatnya.
Kemudian pihak berwenang menemukan mayat remaja 16 tahun itu, hampir tidak dapat diidentifikasi. Baru pada tanggal 13 Maret laboratorium kriminal dapat secara resmi mengkonfirmasi bahwa mayat itu adalah mayat Skylar Neese.
Penyelidik mencocokkan sampel darah di bagasi Eddy dengan DNA Neese dan dia ditangkap pada 1 Mei 2013 di tempat parkir restoran Cracker Barrel. Dia didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama dan dia mengaku bersalah pada Januari 2014. Eddy menerima hukuman seumur hidup dengan kemungkinan pembebasan bersyarat setelah 15 tahun.
 |
Sheila Eddy mendapat hukungan seumur hidup |
Shoaf, bersalah atas pembunuhan tingkat dua, dan menerima hukuman 30 tahun. Kemungkinan dia menerima hukuman yang lebih ringan karena dia bekerja sama dalam membawa Eddy ke pengadilan, dengan kedua gadis itu diadili sebagai orang dewasa.
 |
Rachel Shoaf menerima hukuman 30 tahun penjara |
David Neese, ayah Skylar Neese, mengatakan bahwa kedua gadis itu tidak pantas mendapat keringanan hukuman dari pengadilan. "Mereka berdua orang sakit, dan mereka berdua pantas berada di tempat yang mereka butuhkan: jauh dari peradaban, terkunci seperti binatang. Karena itulah mereka, mereka adalah binatang. "
Ayah Neese yang berkabung sesekali mengunjungi pohon di hutan di Pennsylvania, yang dihiasi dengan foto-foto anak satu-satunya, putri kesayangannya, yang terbunuh oleh dua sahabat karibnya yang iri.
“Aku ingin mimpi buruk mengerikan yang terjadi di sini, bisa mengubahnya menjadi sesuatu yang baik - menjadi tempat dimana orang bisa datang dan mengingat Skylar seorang gadis kecil yang baik, bukan binatang kecil seperti apa yang mereka perlakukan.”
Keluarga Neese juga membantu mengesahkan Hukum Skylar yang mengharuskan negara mengeluarkan Amber Alerts ( Darurat Penculikan Anak) untuk semua anak yang hilang bahkan mereka yang tidak dipercayai diculik.
Meskipun itu mungkin tidak menyelamatkan nyawa Skylar, karena dia dibunuh sebelum orang tuanya menyadari bahwa dia hilang, sistem baru di Virginia Barat ini dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa melalui pemberitahuan tepat waktu mengenai anak-anak yang hilang.
Tau gimana perasaan nesee karena ngalamin juga. Punya temen 1 group tp 2 org berdua melulu sampai duduk aja hrs samping2an kyk org pacaran gak mau dipisahin😝.
ReplyDeleteNesee gak beruntung punya temen mengerikan begitu. Kl punya temen toxic mending tinggalin aja daripada di pendem mulu jadi api 🔥.
Hanya karna iri bisa sampe kayak gitu yaa..ngerii bgd
ReplyDeleteitulah kalo punya temen jumlahnya jangan ganjil (eh, apa hubungannya yak)
ReplyDeleteBener, kalo punya temen jangan jumlahnya ganjil
ReplyDeleteIni sih tega banget,Skylar itu teman yang baik,tapi sayangnya temannya malah membunuhnya,RIP Skylar Neese
ReplyDelete