Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun...
loading...

Beverley Allitt, Sang 'Malaikat Maut'

'I know everything points at me but what can I do to say I didn't? I've told ya I didn't do it, and I wouldn't dream of doing it to anybody. Why a patient? If I hated somebody that much...'

Beverley Allitt, juga dikenal sebagai "Angel of Death," yang telah membunuh beberapa anak di bawah perawatannya. Semuanya terjadi saat ia bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit di Inggris

Siapakah Beverley Allitt?

Beverley Allitt lahir pada tanggal 4 Oktober 1968 ia berasal dari Corby Glen, dekat kota Grantham. Dia memiliki dua saudara perempuan dan satu saudara laki-laki.

Beverley Allitt bekerja sebagai perawat yang terdaftar oleh negara di bangsal anak-anak di Rumah Sakit Grantham dan Kesteven di Lincolnshire, Inggris, ia kelak akan dihukum karena membunuh empat anak, berusaha membunuh tiga anak lainnya, dan menyebabkan enam anak lainnya menderita cacat/rusak tubuh yang parah.

Aksi Allitt terjadi selama 59 hari, mulai dari musim dingin hingga musim semi tahun 1991. Metode pembunuhannya sangat kejam dan mengerikan - Allitt pernah menyuntikkan insulin dalam jumlah besar ketubuh pasiennya.

Pada Mei 1993, Allitt dijatuhi hukuman oleh Pengadilan Nottingham. Dia menerima tiga belas kali hukuman seumur hidup, karena menurut Hakim Latham, Allitt telah menimbulkan "bahaya serius" bagi orang lain.

Allitt, salah satu pembunuh berantai paling terkenal di Inggris yang dikenal sebagai "Malaikat Maut" - masih berada di balik jeruji hingga hari ini, di Rumah Sakit Rampton Secure di Nottinghamshire.

Masa Kanak-kanak Hingga Menjadi Pembunuh Berantai

Di usia dini, Allit telah menunjukkan beberapa perilaku membingungkan yang kelak akan didiagnosa sebagai sindrom Munchausen (Sindrom Munchausen adalah gangguan mental di mana pasien memalsukan penyakit untuk mendapatkan perhatian dan simpati. Sama seperti yang di derita ibu dari Gypsy Rose, Dee Dee Blanchard)

Allitt akan membalut luka yang sebenarnya tidak ada dan menggunakan gips untuk melindungi cedera yang tidak pernah ia derita. Pada masa remajanya, ia mengalami peningkatan berat badan yang dramatis, dan terus mengembangkan perilakunya yang mencari perhatian. Allitt pun menjadi sangat agresif terhadap orang lain.

Sepanjang masa mudanya, Allitt selalu meminta perhatian dokter di berbagai rumah sakit. Suatu kali, dia benar-benar mendapatkan apa yang dia inginkan, Allitt menderita usus buntu dan ia melakukan operasi untuk menyembuhkannya. Dan seharusnya Allitt sepenuhnya telah sehat dan semua berfungsi sebagaimana mestinya.

Tapi proses penyembuhan terhambat, karena Allitt tampaknya tidak mampu untuk tidak gelisah atas bekas luka bedahnya. Allitt melukai diri, dan akhirnya harus berganti dokter secara rutin untuk menghindari diagnosa yang tidak diinginkannya.

Teori yang paling umum seputar evolusi kesehatan mental Allitt selama periode ini adalah bahwa sindrom Munchausennya terus menerus menguasainya. Ketika Allitt tidak menerima perhatian, dia dengan putus asa mencarinya dari orang lain, melukai dirinya dan mulai diarahkan ke orang lain.

Sayangnya, Allitt memutuskan untuk menjadi seorang perawat.

Beverley Allitt Menjadi Perawat

Selama pelatihannya untuk menjadi perawat, perilaku abnormal Allitt mulai menimbulkan kecurigaan. Contoh salah satu prilaku Allitt, dia akan mengotori dinding panti jompo dengan tinja. Ketika Allitt tidak masuk dari jadwal pelatihan kelas perawatnya yang ketat, penjelasannya bervariasi, tetapi alasannya selalu sama - dia sakit.

Allitt sebenarnya berhasil membina hubungan romantis saat itu. Awalnya sang  pacar tidak peduli dengan perilaku anehnya di tempat kerja, namun, ia kemudian segera menemukan sifat Allitt yang tidak terkendali. Pacarnya kemudian mengungkapkan bahwa Allitt sering agresif, menipu, dan manipulatif.

Pacarnya juga mengatakan bahwa Allitt telah menuduhnya melakukan pemerkosaan dan ia hamil. Hubungan mereka berakhir tak lama setelah itu.

Ajaibnya, kebiasaan Allitt yang 'gila' seperti mengoles kotoran di dinding dan sering bolos kelas pelatihan, justru tidak mencegahnya untuk menjadi seorang perawat profesional. Dia berkali-kali gagal dalam ujian, tetapi justru ditawari kontrak selama enam bulan di Rumah Sakit Grantham dan Kesteven di Lincolnshire pada tahun 1991.
Rumah Sakit Grantham dan Kesteven

Rumah sakit itu telah lama kekurangan staf. Allitt ditunjuk untuk bekerja di Bangsal Anak, dengan hanya dua perawat terlatih lainnya di bagian rumah sakit itu - satu untuk shift pada siang hari, satu lagi di malam hari. Tindak kekerasan Allitt terhadap anak-anak tidak ketahuan untuk waktu yang sangat lama.


Beverley Allitt Memulai Pembunuhan

Allitt membunuh korban pertamanya pada 21 Februari 1991. Ketika Liam Taylor yang berusia tujuh bulan dirawat di bangsalnya karena mengalami infeksi dada, Allitt meyakinkan orangtua sang anak, bahwa Liam berada di tangan yang aman dan dengan lembut mendesak mereka untuk pulang. Ketika orang tua Liam kembali, Allitt menjelaskan bahwa anak itu mengalami kesulitan bernapas, tetapi sekarang sudah stabil.

Malam berikutnya, Liam mengalami darurat pernapasan lainnya. Staf rumah sakit yakin Liam akan melalui masa kritisnya tanpa hambatan - tetapi Allitt menangani bocah itu, dan kondisinya kemudian cepat memburuk. Bocah itu menjadi pucat, dan bercak-bercak merah menutupi wajahnya. Liam menderita serangan jantung tak lama setelah itu.

Tetapi Liam selamat, namun ia harus memakai peralatan pendukung kehidupan. Liam menderita kerusakan otak yang parah. Orang tuanya memutuskan untuk menarik peralatan pendukung kehidupannya - sebuah keputusan yang menyakitkan.

Dua minggu kemudian, pasien cerebral palsy berusia 11 tahun Timothy Hardwick dipindahkan ke Bangsal 4 setelah dia menderita epilepsi. Allitt bertanggung jawab atas kesehatannya. Sekali lagi, pasiennya mengalami masalah pernapasan. Timothy kemudian ditemukan tanpa denyut nadi, membiru - dan tidak bisa diselamatkan.

Kayley Desmond yang berusia satu tahun adalah korban ketiga Allitt. Gadis muda itu dipindahkan ke Bangsal 4 pada 3 Maret 1991, dengan infeksi dada. Meskipun dia tampak pulih dengan baik, Kayley kemudian mengalami gagal jantung lima hari kemudian - dan tentu saja saat itu Allitt-lah yang merawatnya.

Kayley berhasil selamat, dan dipindahkan ke rumah sakit terdekat lainnya. Di sinilah dokter menemukan tanda-tanda pertama 'permainan kotor' Allitt - sebuah luka tusukan di bawah ketiaknya, namun sayangnya, ini dianalisis sebagai suntikan tidak disengaja, yang membuat Allitt terus melanjutkan kejahatannya.

Paul Crampton, seorang pasien berusia lima bulan dengan infeksi bronkial, menjadi korban keempat Allitt. Dia menderita syok insulin pada 20 Maret 1991, dan hampir koma tiga kali secara terpisah. Paul dapat dihidupkan kembali setiap kali, tetapi dokter bingung oleh kadar insulinnya yang tinggi. Allitt menuju ke rumah sakit Nottingham yang lain bersama Paul. Setelah tiba di rumah sakit, levelnya sekali lagi sangat abnormal. Untungnya Paul selamat.

Bradley Gibson yang berusia lima tahun menjadi korban berikutnya. Ia menderita pneumonia dan mengalami serangan jantung, tetapi berhasil diresusitasi - dengan kadar insulin tinggi, yang sekali lagi membingungkan dokter.

Allitt merawat Bradley malam itu, ketika ia tiba-tiba mengalami serangan jantung lagi. Bradley diangkut ke rumah sakit lain, dan pulih dengan baik. Meskipun semua insiden ini memiliki satu faktor umum - kehadiran Allitt tampaknya tidak ada yang memperhatikan, atau mungkin mereka yang belum curiga.

Yik Hung Chan yang berusia dua tahun berubah menjadi biru pada 22 Maret 1991, tetapi diselamatkan oleh oksigen yang diinduksi. Dia mengalami serangan kedua yang menyebabkan ia dipindahkan rumah sakit lain yang memungkinkan ia pulih.

Katie dan Becky Phillips - dua kembar berusia 2 bulan - dirawat untuk observasi setelah kelahiran prematur. Allitt merawat Becky ketika dia menderita gastroenteritis pada 1 April 1991. Dua hari kemudian, Allitt mengatakan Becky bisa menjadi hipoglikemik, dan mungkin dingin bila disentuh - tetapi tidak ada catatan yang terlampir. Bayi itu pun dipulangkan kepada ibunya. Malam itu, Becky kejang, menangis, dan mati.

Sementara itu, bayi Katie, masih di bawah perawatan Allitt. Sekali lagi, masalah pernapasan terjadi. Sementara resusitasi berhasil, Katie mengalami keadaan darurat yang sama dua hari kemudian. Paru-parunya rusak. Dia dipindahkan ke Nottingham, di mana ditemukan bahwa lima tulang rusuknya patah, dan dia mengalami kerusakan otak yang parah.

Dalam peristiwa yang hampir tak terbayangkan, ibu Katie justru sangat berterima kasih kepada Allitt karena diduga ia menyelamatkan nyawa putrinya sehingga dia meminta Allitt untuk menjadi ibu baptis Katie. Allitt menerima - bahkan setelah menyebabkan kelumpuhan parsial, cerebral palsy, dan kerusakan penglihatan dan pendengaran.


Penangkapan dan Pengadilan

Setelah empat insiden lebih lanjut yang tidak dapat dijelaskan pada pasien - orang-orang akhirnya mulai mencurigai Allitt adalah dalang di balik semua ini. Ketika Claire Peck yang berusia 15 bulan meninggal karena serangan jantung pada 22 April 1991. Otopsi menunjuk pada penyebab alami, tetapi Dr. Nelson Porter, prihatin dengan tingginya tingkat kematian aneh dalam dua bulan terakhir, yang kemudian memulai penyelidikan resmi.

Delapan belas hari kemudian, tes menemukan kadar potasium yang abnormal dalam darah Claire, polisi dipanggil untuk menyelidiki hal ini. Gadis itu diobeservasi, dan Lignocaine - zat yang digunakan untuk membantu orang dewasa saat gagal jantung - ditemukan dalam sistemnya. Pengawas polisi kemudian menugaskan Stuart Clifton untuk menyelidiki apa tujuan dari serangkaian kejahatan yang terjadi di rumah sakit ini.

Clifton memeriksa insiden aneh lainnya, dan menemukan kesamaan yang jelas - tingkat insulin yang tinggi. Clifton kemudian menemukan bahwa Allitt sebelumnya melaporkan bahwa kunci lemari es insulin telah hilang. Catatan keperawatan yang mencakup 25 insiden mencurigakan juga hilang.

Polisi itu dengan cepat menyadari bahwa Allitt adalah tersangka utamanya, dan pada Juli 1991, ia yakin bahwa ia memiliki cukup bukti kuat untuk menuntut Allitt dengan pembunuhan. Meskipun demikian, mereka menunggu sampai November untuk menghindari kesalahan langkah investigasi yang tidak dapat dibatalkan.

Allitt tampak cukup nyaman selama interogasi. Dia menyangkal semuanya, dan berdiri teguh dalam klaimnya bahwa dia hanya berusaha membantu anak-anak itu. Ketika polisi menggeledah rumahnya, mereka menemukan beberapa catatan keperawatan yang hilang.

Mereka kemudian menyelidiki masa lalu Allitt, dan mulai menyadari bahwa Allitt menderita gangguan kepribadian serius selama bertahun-tahun, Munchausen by Proxy - menimbulkan rasa sakit pada orang lain untuk menarik perhatian - akhirnya menjadi motif yang disadari.

Allitt menolak untuk mengakui apa yang telah ia lakukan, bahkan setelah banyak pemeriksaan oleh para psikolog saat sudah dipenjara. Allitt didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan, 11 tuduhan percobaan pembunuhan, dan 11 tuduhan menyebabkan kerusakan tubuh yang parah.

Allitt kehilangan sejumlah besar berat badan saat menunggu persidangan. Allitt mengalami anoreksia yang menyebabkan penundaan dalam persidangannya. Dan akhirnya, persidangannya digelar di Nottingham Crown Court. Pada 15 Februari 1993, jaksa penuntut membuktikan bahwa dia terlibat di setiap insiden abnormal.

Semua bukti yang tercatat tentang tingginya tingkat insulin, potasium, dan berbagai suntikan dan tanda tusukan diajukan ke pengadilan. Dia juga secara resmi dituduh mencegah aliran oksigen ke beberapa korban - dengan mencekik, atau melencengkan peralatan medis.

Persidangan juga mencakup masa kecilnya, dengan ahli pediatri Prof. Roy Meadow bersaksi tentang sindrom Munchausen, dan gejala sindrom Munchausen by Proxy menjadi sangat jelas diderita Allitt. Dia juga menunjukkan perilakunya  pada saat penangkapan, jumlah penyakit yang mengganggu hidupnya, dan penundaan persidangan sebagai bukti diagnosis ini.

Prof. Meadows mengakui bahwa dia percaya Allitt tidak akan pernah sembuh dari kondisinya. Kondisi kejiwaanya terus berkembang dan telah menguasai dirinya terlalu lama - Allitt harus dikeluarkan dari masyarakat untuk melindungi orang orang di sekitarnya. Sidang berlangsung selama dua bulan.

Pada 23 Mei 1993, dia dijatuhi dengan 13 kali hukuman seumur hidup, karena pembunuhan dan percobaan pembunuhan. Itu menandai tahun terbanyak yang pernah diberikan sebagai vonis hukuman kepada seorang wanita. Namun, Hakim Latham, mengatakan itu adalah hukuman yang adil untuk kekejaman mengerikan yang telah ia lakukan - dan keputusannya untuk menjadi perawat.


Buntut Kejahatan Beverley Allitt

Akibat dari aksi Beverley Allitt begitu meninggalkan bekas yang mendalam sehingga unit bersalin di Rumah Sakit Grantham dan Kesteven ditutup - untuk selamanya. Sedangkan untuk Allitt, ia dikirim ke Rumah Sakit Rampton Secure, bukan penjara tradisional.

Undang-Undang Kesehatan Mental Inggris menetapkan fasilitas keamanan tinggi ini, antara lain, untuk para penjahat seperti Allitt. Allitt segera melanjutkan kebiasaan mencari perhatiannya dengan menelan gelas pada satu kesempatan dan menuangkan air mendidih di tangannya di kesempatan lain.

Allitt akhirnya mengakui tiga pembunuhan, dan enam serangan. Home Office UK secara resmi mengkategorikan Allitt sebagai salah satu dari sedikit penjahat yang tidak akan pernah memenuhi syarat untuk pembebasan bersyarat.

Ayah dari korban pertamanya, Liam, Chris Taylor secara terbuka mengecam fasilitas Rampton, tempat Allitt ditahan sebagai sebuah penipuan. Chris Taylor mengklaim fasilitas itu hanyalah tempat penitipan anak bagi orang-orang yang seharusnya diperlakukan sebagai penjahat serius.

Pada intinya, fasilitas ini memiliki sekitar 1.400 karyawan - dan 400 narapidana. Pada bulan Mei 2005, The Mirror melaporkan bahwa Allitt menerima lebih dari $ 40.000 tunjangan negara sejak ia dipenjara pada tahun 1993. Pada tahun 2006, Allitt mengajukan permohonan peninjauan. The Probation Service kemudian menghubungi keluarga korban Allitt - dan hingga saat ini Allitt masih berada di balik jeruji besi.



Comments

  1. Ini aku aja atau yg lain juga sih? Kalo mau geser ke bawah malah ketutupan ama tulisan lamis corner ituuu... Jd keskip ceritanyaaa. T.T

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Dark Disney: Kisah Original Di Balik Cerita Klasik Disney - Sleeping Beauty

Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book