"I think God has a plan for me, but I don't think it's in this life."
Gia Carangi
Mungkin saat membaca judul ini, kalian langsung teringat dengan film Gia, yang diperankan oleh Angelina Jolie. Ya, kita memang membicarakan Gia yang sama. Kisah Gia Carangi telah diangkat ke layar lebar, dengan judul Gia.
Gia terjun di dunia modeling yang penuh badai dengan bermodalkan penampilannya yang modis dan sikapnya tangguh. Tapi Gia Carangi sangat bermasalah, dan tingkah lakunya yang liar, kelak akan menjadi penyebab kematiannya yang tragis.
Siapa Gia Carangi
Gia Marie Carangi lahir pada 29 Januari 1960 di Philadelphia, ia adalah anak ketiga dan bungsu dari Joseph Carangi, seorang pemilik restoran bernama Hoagie City dan Kathleen Carangi, seorang ibu rumah tangga. Dia memiliki dua kakak laki-laki. Ayahnya orang Italia, dan ibunya keturunan Irlandia dan Wales. Pernikahan Joseph dan Kathleen tidak stabil dan penuh dengan kekerasan, yang akhirnya menyebabkan Kathleen meninggalkan keluarga ketika Gia berusia sebelas tahun.
Orang tua Gia kemudian berpisah pada tahun 1971. Perceraian ini memiliki dampak yang membekas pada sifat Gia di masa depan. Kedua saudara laki-lakinya tinggal bersama ibunya sementara Gia tinggal bersama ayahnya.
Mereka yang mengenalnya menyalahkan masa lalunya yang
broken home, karena ketidakstabilan dan ketergantungan obat yang mengganggu kehidupannya. Dia digambarkan sebagai sosok yang gembel dan manipulatif oleh kerabat yang menyebutnya anak kecil manja dan pemalu dan sosok anak mama namun tidak menerima perhatian keibuan yang diinginkannya.
Pada masa remajanya, Gia mendapatkan perhatian yang ia cari dari para gadis remaja seusianya, dia berteman dengan mereka. Saat duduk di SMA Abraham Lincoln, Gia berkumpul dengan "anak-anak Bowie", sekelompok penggemar David Bowie yang terobsesi dan meniru gaya Bowie yang dikenal glam dan eksentrik. Gia menyukai Bowie karena selera busananya dan permainan gendernya yang ambigu dan biseksualitasnya yang terbuka. Salah satu teman Gia kemudian mengungkapkan tentang ke-tomboy-an Gia, yang menggambarkan keterbukaannya tentang seksualitasnya yang mengingatkan karakter Cay dalam film Desert Hearts 1985. Gia dan teman-teman penggila Bowie, sering nongkrong di klub dan bar gay Philadelphia. Meskipun Gia mengenal komunitas lesbian, namun Gia tidak mau meniru style komunitas itu.
Di permukaan, Gia Carangi tampaknya memiliki semuanya. Pada akhir 70-an dan 80-an, Gia mulai mendapat sorotan showbiz dan segera memiliki banyak penggemar.
Dikatakan bahwa dia menambahkan kata"super" di profesi modelnya, untuk menggambarkan betapa suksesnya dia dalam karirnya. Dikenal karena kepribadiannya yang tegas dan tatapannya yang membara, dunia ini merupakan lajur catwalk bagi Gia.
Tetapi sikap dan sisi liarnya yang membuatnya sangat diinginkan tapi juga membuatnya menjadi sosok berbahaya bagi dirinya sendiri. Kelak akan menjadi kehancurannya.
Gia akan menghabiskan musim panasnya di belakang meja kasir dan mendatangi setiap konser seperti anak anak remaja pada umumnya.
Terjun di dunia modeling
Saat itu adalah musim panas 1978, seorang fotografer lokal dan penata rambut, Maurice Tannenbaum, meminta Gia yang memiliki rambut gelap, dengan postur 5'8 " untuk berpose di lantai dansa setelah melihatnya di sebuah klub malam lokal. Sosok tomboy Gia yang berambut gelap, berukuran 34-24-35, dan wajah yang sempurna adalah sesuatu yang sangat ideal untuk dunia mode pada saat itu yang dipenuhi gadis-gadis berambut pirang.
Tannenbaum memberikan foto-foto Gia kepada fotografer department store New York, Arthur Elgort. Sebelum Gia sendiri menyadarinya, dia sudah menjadi bahan pembicaraan di New York.
Pemotretan pertama Gia Carangi di klub malam Philadelphia, saat ia baru berusia 16 tahun, adalah awal dari melesatnya ia menjadi seorang bintang, dan kehidupannya bergerak lebih cepat begitu ia pindah ke New York.
Gia bergabung dengan Wilhelmina Cooper, agen mode legendaris dan pemilik agensi modelnya sendiri. Wilhelmina menjadi semacam figur ibu bagi Gia.
Francesco Scavullo, seorang fotografer fesyen terkemuka saat itu dan yang akan menjadi teman dekat Gia, memuji tentangnya:
"Ada sesuatu yang dia miliki ... tapi tidak ada gadis lain yang memilikinya. Dia memiliki tubuh yang sempurna untuk dunia pemodelan: mata, mulut, rambut yang sempurna. Dan, mengenai tingkah lakunya: ‘Saya tidak peduli.'"
Namun membiarkan sikapnya tetap seperti itu, terbukti menjadi sesuatu yang begitu memikat dan berbahaya bagi Gia
Penampilan androgini-nya yang juga karena seksualitasnya, digambarkan sebagai sesuatu yang agresif dan rentan. Gia tampaknya memang ingin dicintai - dan dia dicintai oleh sebagian besar wanita.
Mereka yang telah bekerja dengannya mengatakan bahwa tidak biasa baginya untuk jatuh cinta pada model yang dia potret. Pada pengambilan gambar untuk fotografer Chris von Wangenheim, yang akan menjadi sangat populer, Gia berpose telanjang dengan penata rias dan model Sandy Linter.
|
Gia dan Sandy Linter |
Keduanya akan memulai hubungan cinta yang penuh gairah meskipun tidak berbalas.
Memang, Gia Carangi tampak tidak pernah puas baik dalam kehidupan cintanya maupun sebagai pecandu. Sebagai seorang remaja, dia sudah kecanduan mariyuana, kokain, dan quaaludes.
Gia kemudian menjadi model untuk Christian Dior, Giorgio Armani, Versace, Diane Von Furstenberg, Cutex, Lancetti, Levi's, Maybelline, Vidal-Sassoon, dan Yves Saint Laurent. Pada usia 18 tahun, Gia menghasilkan $ 100.000 setahun. Itu lebih dari model lain pada saat itu, yang menyebabkan banyak sejarawan mode menjulukinya supermodel pertama di dunia.
Dia kemudian menjadi sampul Vogue dan Cosmo mulai tahun 1979.
"Seorang model harus menciptakan suasana hati," kata Gia tentang bakatnya, "Kamu harus berhati-hati untuk tidak terjebak dalam suasana hati - emosi memiliki tren seperti mode ... Saya menjadi apa yang mata kamu ingin lihat. Ini pekerjaan saya."
Namun Gia Carangi tetap sulit dikendalikan. Meskipun sikapnya yang tegas itulah membuat orang tertarik padanya, tapi Gia juga sulit diajak bekerja sama. Seseorang yang tengah naik daun di usia 18, Gia akan begitu saja meninggalkan studio foto jika dia tidak merasa sreg, atau akan membatalkan kontrak kerja yang telah ia janjikan berminggu-minggu sebelumnya jika dia tidak suka potongan rambutnya.
Gia akan memakan ayam barbekyu sambil mengenakan gaun bernilai ribuan dolar. Dia juga blak blakan tentang kecanduannya akan narkoba, mendiskusikannya secara terbuka dalam wawancara dan sering berpesta dengan bintang dan sosialita lain di Studio 54.
Tetapi ada juga kesendirian yang mendalam di dalam dirinya, ia kembali ke apartemennya sendirian setelah bekerja, dan terus-menerus mencari cinta.
Pada suatu waktu, Gia berpose dalam sebuah cover untuk majalah Cosmopolitan, pada tahun 1982. Namun lengannya disembunyikan karena penggunaan heroin yang telah merusaknya.
|
Cosmopolitan 1982 |
Tingkah lakunya terus saja membuat pusing orang disekelilingnya, misalnya, Gia tiba tiba saja meninggalkan lokasi pemotretan senilai $ 10.000 demi menuju lokasi kumuh dimana orang orang biasa bertransaksi heroin di Lower East Side Manhattan.
Pada 1980, Wilhelmina meninggal dan membuat nasib Gia semakin tak menentu. Sebagai pecandu heroin, supermodel itu semakin terjerumus lebih dalam lagi. Dalam sebuah pemotretan tahun itu untuk Vogue oleh fotografer terkenal Richard Avedon, Gia melarikan diri melalui jendela. Meskipun marah, tapi Vogue memberinya kesempatan kedua untuk pemotretan, tetapi ketika waktu pemotretan tiba, mereka menemukan tanda dan benjolan merah di seluruh lengan Gia.
Gia pun pernah tantrum saat tengah pemotretan, dia tiba tiba menangis, karena tidak bisa menemukan heroin. Sehingga agensi harus menidurkannya terlebih dahulu.
Pada 1981 dia ditangkap karena mengemudi di bawah pengaruh narkotika.
Pada bulan Mei tahun itu, Gia yang berusia 21 tahun perlu menjalani operasi tangan karena “dia telah menyuntikkan dirinya sendiri di tempat yang sama berkali-kali sehingga ada lubang terbuka yang terinfeksi yang mengarah ke nadinya,” tulis penulis biografinya Stephen Fried.
Untuk foto sampul Cosmo terakhirnya di awal 1982, fotografer fesyen Scavullo menutupi jejak di lengannya dengan menyuruhnya meletakkan tangannya di belakang punggung. Gaun yang dia kenakan cukup pekat untuk menutupi bekas luka dari kebiasaannya yang mengerikan.
Saudaranya, Michael, mengingat perilaku dan curhatan adik perempuannya: “Kesalahan terbesar yang kami lakukan adalah tidak ada yang menemaninya. Dia terbiasa bersama teman temannya. "
Gia Carangi meninggalkan agensi modelnya, mencoba bertahan di tempat lain, tetapi akhirnya kembali ke Philadelphia untuk tinggal bersama ibunya untuk menemukan ketenangan.
Gia Carangi telah mencoreng namanya sendiri dari agensi New York dan meskipun majalah memberinya beberapa peluang terakhir, Gia tidak dapat memulihkan dirinya. Salah satu pemotretan terakhirnya muncul di Vogue pada tahun 1982 dan difoto oleh Andrea Blanch.
Pada akhir tahun itu, Gia menjadi sangat tidak stabil sehingga dia gagal mendapatkan pekerjaan. Tidak ada yang mau bekerja dengan orang yang berperilaku liar.
Gia berhasil menjalani rehabilitasi selama sekitar setahun setelahnya di Philadelphia. Pada saat itu dia bangkrut dan menerima rehabilitasi dari uang santunan kesejahteraan.
|
Gia Carangi |
|
Cindy Crawford |
Sementara itu, model Cindy Crawford muncul sebagai versi yang lebih baru, lebih komplit dari Gia. Cindy mendapat julukan 'baby Gia'. Cindy mengakui kepada Playboy bahwa banyak pekerjaannya berasal dari pihak pihak yang mencintai Gia dan memintanya untuk menggantikan Gia.
Gia telah menyia-nyiakan sebagian besar pendapatan modellingnya untuk obat-obatan. Dan menghabiskan tiga tahun terakhir hidupnya dengan berbagai kekasih. Dia pun menjalani perawatan di program perawatan obat intensif di Rumah Sakit Eagleville pada Desember 1984. Setelah perawatan, ia mendapat pekerjaan di sebuah toko pakaian, tapi kemudian berhenti. Gia kemudian menemukan pekerjaan baru sebagai petugas kasir dan kemudian bekerja di kantin sebuah panti jompo. Pada akhir 1985, dia mulai menggunakan narkoba lagi dan terlibat dalam pelacuran di Atlantic City.
Pada Desember 1985, Gia dirawat di Rumah Sakit Umum Warminster, Pennsylvania, karena pneumonia
Pada musim gugur 1986, Gia kembali dirawat di rumah sakit. Dia ditemukan tidur di jalan, di tengah hujan, dan dia pun telah dipukuli dan diperkosa dengan sadis. Tes darah menunjukkan dia menderita komplikasi AIDS.
Pada 18 November 1986, supermodel pertama Amerika itu meninggal dunia karena penyakitnya tersebut, di usia 26th dan ibunya menemani di sisinya.
Pemakamannya dilakukan pada 23 November di sebuah rumah duka kecil di Philadelphia. Tidak ada seorang pun dari dunia mode yang hadir di pemakamannya. Namun, berminggu-minggu kemudian, Francesco Scavullo, teman dan orang kepercayaan Gia, mengirim kartu Misa ketika ia mendengar berita itu.
Karier Gia yang penuh gejolak dan kegemparan diabadikan dalam film, Gia yang dibintangi Angelina Jolie hampir satu dekade kemudian pada tahun 1998. Jolie mengungkapkan tentang Gia setelah memerankannya,
“You think, ‘God, she didn’t need drugs — she was a drug.'"
Aku udah nonton film nya,dan emg tragis bgt sedih nonton nya..and anggie memeran kan nya dgn sgt sempurna
ReplyDeletemeninggal tgl 26 nov dimakamkan tgl 23 nov min?
ReplyDeleteSudah diedit
DeleteMin.... kasus Bill Crosby pernah dibahas belum ?
Delete