Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun kenyataannya, terk
loading...

Dibalik Rahasia Make Up Ratu Elizabeth I Yang (Mungkin Saja) Mematikan

Penampilan Elizabeth I yang sangat ikonik memang merupakan ciri khasnya sepanjang masa. Warna kulit putih yang pucat memang sudah menjadi ciri khas kelas atas di era Elizabeth.

Pertama dan terpenting adalah kulit yang sangat pucat - prasyarat untuk kecantikan yang elegan.  Itulah gambaran tingkah laku pada akhir abad ke-16, semuanya menggambarkan subjek perempuan (dan laki-laki) dengan warna kulit putih, bahkan tidak ada rona kemerahan yang menjadi populer pada abad berikutnya.
Kulit pucat adalah tanda kemuliaan, kekayaan, dan keanggunan (untuk wanita), dan banyak dicari orang.

Cara ber-make up Ratu Elizabeth I telah mewakili keinginan para wanita abad ke-16 saat itu.  Dengan kulit porselennya telah mewakili kemuliaan dan kesempurnaan wanita. Tetapi apa yang Ratu Elizabeth I gunakan untuk riasannya sehari hari untuk mencapai kesempurnaan itu?

Konon katanya make up yang sang Ratu gunakan untuk melapisi wajahnya mengandung merkuri yang pada akhirnya  secara perlahan meracuni tubuhnya. Sebab kematian Ratu yang tercatat dalam sejarah adalah 'blood poisoning'.
Yang diduga disebabkan dari pemakaian kosmetiknya yang mengandung racun. Bukan hanya kosmetik wajahnya yang mengandung merkuri tapi ia juga menggunakan penghapus rias berbasis merkuri yang akhirnya menggerogoti kulitnya.

Sebagai seorang penguasa wanita, Ratu Elizabeth I memiliki standar yang lebih tinggi daripada orang-orang sezamannya terhadap kecantikan wajah.  Meskipun dalam perjalanan tahtanya ia berjuang melawan Mary, Queen of Scots, tapi sebagai seorang wanita dan bangsawan ia tidak bisa membiarkan satu titik noda sekalipun muncul di wajahnya. Jadi, sang ratu terus memakai 'resep' kosmetiknya itu bahkan saat ia semakin menua. Bahkan dikabarkan, ia memakai riasan dan lipstik yang semakin tebal pada hari-hari terakhirnya.
Itu baru sedikit rahasia tentang makeup Ratu Elizabeth I.

Make up Elizabeth I  terbuat dari campuran Timbal Putih (white lead) dan cuka

Selama era Elizabeth, standar tertinggi untuk kecantikan wanita adalah kulit yang putih.  Dan wanita yang memiliki bekas luka cacar - seperti Elizabeth pastinya ingin menutupi kekurangan pada kulit mereka dengan makeup.  Elizabeth mengenakan riasan yang terbuat dari timbal putih dan cuka, yang memberinya tampilan pucat.
Gambaran foundation era Elizabeth

Tetapi menerapkan timbal ke wajahnya setiap hari menyebabkan masalah besar, termasuk rambut rontok dan kerusakan kulit.  Selain itu, keracunan timbal kemungkinan yang akhirnya merenggut nyawa sang ratu.

Lipstiknya mengandung merkuri

Selain mengolesi timbal di wajahnya, lipstik Elizabeth juga mengandung racun.  Terbuat dari cinnabar, mineral beracun yang mengandung merkuri. Pewarna bibirnya memberi Elizabeth tanda merah di mulutnya.  Dan racun merkuri juga memasuki tubuh Elizabeth melalui bibirnya.

Gejala keracunan merkuri termasuk diantaranya kehilangan ingatan, lekas marah, dan depresi, kondisi yang dilaporkan dialami Elizabeth menjelang akhir hidupnya.

Ceruse Putih membuat kulitnya sepucat hantu

Kosmetik favorit Elizabeth adalah ceruse Venesia, campuran timah putih dan cuka.  Sang ratu membedaki wajah dan lehernya dengan zat itu, mengubah kulitnya menjadi kanvas porselen.  Tapi ceruse mengandung racun berbahaya yang diserap Elizabeth dan pemakai lainnya melalui kulit mereka.

Lama kelamaan, timah merusak wajah Ratu. Tapi untuk mengatasinya,  Ratu Elizabeth memakai riasan yang lebih tebal lagi dan lagi, dilaporkan ia melapisi riasan wajahnya setebal satu inci menjelang akhir hidupnya.

Di era Elizabethan, para bangsawan tidak membersihkan rias wajah mereka setiap malam.  Seperti halnya Elizabeth, setelah ia memakai make up, konon katanya dia tidak menghapusnya selama 1 minggu. Hal tersebut membuat kulitnya menjadi abu abu dan keriput.

Ketika tiba waktunya Elizabeth menghapus riasan wajahnya, ia menghapusnya dengan ramuan yang mengandung air mawar, kulit telur, tawas, dan (lagi lagi) merkuri.  Sementara beberapa orang di zaman Elizabeth mengklaim bahwa menghapus makeup menggunakan merkuri membuat kulit mereka lembut,  karena hal tersebut akan mengupas kulit mereka.

Terserang cacar 

Elizabeth muda pernah terserang cacar pada 10 Oktober 1562, ketika dia terserang demam tinggi.  Dalam seminggu, para abdi dalem khawatir bahwa Elizabeth, yang masih berusia 20-an, akan mati.  Tapi Elizabeth muda selamat, tetapi penyakitnya meninggalkan bekas luka permanen di wajahnya.

Bekas cacar adalah masalah umum pada saat itu.  Royals seperti Elizabeth melakukan segala yang mungkin untuk menutupi bekas noda seperti itu.
Young Elizabeth I

Pada awal usia dewasanya Elizabeth memakai riasan yang jauh lebih sedikit.  Dia tidak memiliki bekas luka cacar untuk ditutupi, hingga kemudian musibah cacar itu menimpanya. Dan sebelum dia merusak kulitnya dengan make up timah, Elizabeth memakai debu ceruse yang jauh lebih ringan.

Aturan pengambilan potret Elizabeth I
Darnely Portrait

Selama masa pemerintahan Elizabeth, Inggris mengesahkan undang-undang yang melarang pengambilan potret/lukisan wajah ratu yang tidak menarik.  Sebaliknya, pelukis harus menggambarkan ratu sebagai bebas kerut, bahkan saat ia berusia 60-an.  Potret demikian mengidealisasikan penampilan Elizabeth, menunjukkan padanya apa yang ingin dilihat: kuat dan sehat, dengan kulit pucat dan tidak bercela.

Seniman harus melukis potret sang Ratu sambil menjunjung tinggi kesempurnaan penampilannya.  "Darnely Portrait," yang dilukis pada tahun 1575, menjadi model untuk penggambaran selanjutnya, ketika para seniman menggunakan kembali penggambaran wajah Elizabeth dalam lukisan selama beberapa dekade.

Wajah asli Elizabeth I

Pada tahun-tahun terakhir masa pemerintahannya, Elizabeth berjuang untuk menutupi tanda-tanda penuaan.  Tetapi pada tahun 1599, Earl of Essex berhasil melihat ratu di pakaian tidurnya, tanpa wig dan makeup.

Earl terkejut karena menemukan ratunya dengan rambut yang nyaris botak, dengan hanya rambut tipis "menggantung di telinganya."  Tanpa riasan, kerutan Elizabeth menunjukkan usia.

Akhir hidup sang Ratu

Dalam bulan-bulan terakhir hidupnya, Elizabeth menolak dokter untuk memeriksanya.  Sang ratu jatuh ke dalam "melankolis yang dalam," menurut seorang anggota istananya. Elizabeth juga menolak untuk beristirahat.  Dia percaya bahwa jika dia berbaring, dia tidak akan pernah bangun. Maka Elizabeth berdiri selama 15 jam berturut-turut, dan para dayang dayangnya membentangkan bantal di sekeliling sang ratu ketika ia mau tak mau akhirnya terjatuh.  Pada 24 Maret 1603, Elizabeth pun meninggal dunia.

Apakah make up wajah lah yang menyebabkan kematian ratu?

Mungkin saja.  Make up beracun yang dipakai Ratu perlahan menyebabkan kematiannya.  Tapi tentu saja ada penyebab lainnya. Kemungkinan lain termasuk kanker atau radang paru-paru yang diderita Ratu. Tetapi penggunaan makeup berbasis timah oleh Elizabeth selama beberapa dekade tentu saja berkontribusi pada penurunan kesehatannya.

Setelah puluhan tahun keracunan timbal, tubuh Elizabeth pasti beracun.  Elizabeth Southwell, salah satu lady in waiting sang Ratu mengklaim bahwa tubuh Elizabeth mengeluarkan suara 'ledakan kecil' di dalam peti mati setelah dia meninggal, karena banyaknya "uap berbahaya."
Namun, sejarawan meragukan pernyataan Southwell.

Sementara Elizabeth hampir pasti menderita efek keracunan timbal, penyebab kematian Ratu yan pasti adalah blood poisoning.  Hanya seminggu sebelum dia meninggal dunia pada 1603, dokter Elizabeth merekomendasikan prosedur berisiko.  Selama 45 tahun - sejak hari ia dimahkotai - Elizabeth mengenakan cincin penobatan tanpa sekalipun melepasnya.  Setelah puluhan tahun tanpa pernah melepasnya, cincin itu telah merekat di kulit Elizabeth.  Dokter memperingatkannya bahwa cincin itu harus dilepas.

Seminggu kemudian, Ratu meninggal dunia.  Mungkin saja tindakan melepas cincin itu menyebabkan keracunan darah yang menyebabkan kematian sang Ratu.

Gambaran Elizabeth I di film Hollywood

Sejak era Elizabethan, tampilan khas Ratu telah menciptakan imajinasi populer.  Ketika dibuat film yang  menceritakan kembali kehidupan Elizabeth, penata rias juga harus menciptakan kembali tampilan sang Ratu di masa itu - tetapi tentu saja dengan produk yang lebih aman.  Jenny Shircore, penata rambut dan tata rias untuk Mary Queen of Scots, menjelaskan,
"Kita tidak dapat menggunakan apa yang mereka gunakan saat itu karena penuh timah dan merkuri."
Margot Robbie as Elizabeth I in Mary, Queen of Scots

Untuk mengubah Margot Robbie menjadi sosok Elizabeth, Shircore bahkan menciptakan bekas luka cacar, yang kemudian ditutupinya dengan makeup.

Bukti dari orang-orang yang menggunakan timah untuk make up sudah ada sejak abad ke 5 SM.  Selama masa Kekaisaran Romawi, wanita membedaki wajah mereka dengan timah.  Pada abad ke-16, ramuan itu dikenal sebagai ceruse Venesia, atau "arwah Saturnus."


Comments

  1. Wow bener-bener gak nyangka, ternyata mempunyai kulit putih seperti porselain sudah ada sejak dahulu kala, bahkan sekarang trend itu tetap ada di kalangan wanita Asia (Korea, Indonesia, Thailand, dll).

    Kalaun wanita gampang marah, depresi, pelupa, mungkinkah karena make-upnya atau skincarenya mengandung merkuri?

    ReplyDelete
  2. gatau kenapa gue suka banget ngikutin berita² Royal Family dari masa ke masa. tapi kebanyakan mereka meninggal dunia dgn cara yg tragis

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Dark Disney: Kisah Original Di Balik Cerita Klasik Disney - Sleeping Beauty

Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book