"I don't want to die in a car accident. When I die it'll be a glorious day. It'll probably be a waterfall."River Phoenix
Saat ini nama Joaquin Phoenix pastinya sedang banyak diperbincangkan dunia, paska kesuksesan aktingnya sebagai Joker di film besutan Todd Phillip yang berjudul sama.
Joaquin memang sudah lama terjun di dunia akting, begitu juga saudara saudara kandungnya. Tapi apakah kalian tahu ada kisah mencekam di balik keluarga Phoenix yang dilanda trauma?
Joaquin Phoenix, yang sebelumnya pernah dikenal dengan nama Leaf Phoenix, adalah salah satu aktor terbesar di dunia dan telah berpuluh-puluh tahun di industri hiburan Hollywood. Dia pertama kali ditemukan setelah dia dan keempat saudara kandungnya tampil di jalanan Westwood, California. Namun, kehidupan pribadinya lebih memiliki banyak drama daripada beberapa filmnya sendiri.
Joaquin Phoenix adalah aktor yang sangat kontroversial. Dia secara bersamaan dipuji sebagai sang master dengan keahlian aktingnya— masuk nominasi Grammy dan Golden Globe untuk karyanya di Walk the Line - tapi ia pun pernah dijatuhkan karena telah memalsukan penyakit mental selama dua tahun dalam sebuah film mockumentary yang banyak mengundang kontroversi. Namun, sifat kontroversial Joaquin tidak mengejutkan, mengingat sejarah keluarganya yang juga penuh dengan kejutan. Dimulai dengan kaburnya mereka (Phoenix Family) dari sebuah kultus Children of God, hingga kematian River Phoenix di luar sebuah nightclub, Viper Room pada tahun 1993, keluarga Phoenix memang banyak mengalami kemalangan.
Joaquin sendiri adalah anak ketiga dari 5 bersaudara di Phoenix family. Ibunya Arlyn, seorang janda cerai dari Manhattan, yang pindah ke California pada tahun 1968 di mana dia bertemu ayah Joaquin, John Lee Bottom. Setelah lahirnya River, saudara laki-laki tertua Joaquin, keluarga Phoenix bergabung dengan kultus Children of God yang saat itu memang terkenal.
Keluarga Phoenix keluar dari kultus tersebut dan akhirnya pindah ke Hollywood, di mana mereka mulai mengembangkan karier kelima anak-anak mereka: Joaquin, Rain, Summer, Liberty, dan River, yang merupakan orang pertama dari keluarganya yang dikenal sebagai bintang setelah perannya dalam Stand By Me.
Keluarga Joaquin mungkin sudah ditakdirkan untuk memiliki ketenaran di Hollywood, tetapi masalah kesedihan dan kecanduan juga terus berjalan beriringan di pembuluh darah mereka.
Mari kita menyusuri satu satu dari kisah keluarga mereka
Arlyn Phoenix dan John Lee Bottom
Mereka adalah hippie yang terdaftar dalam sebuah kultus yang disebut Children of God. Pada saat itu, mereka tidak tahu sejauh mana ajaran sesat aliran itu akan merusak anak-anak mereka kelak.
Arlyn Phoenix dilahirkan dengan nama asli, Arlyn Sharon Dunetz (yang setelah menginjak Hollywood, ia memiliki nama panggung Heart Phoenix), lahir di The Bronx, New York pada 31 Desember 1944, Arlyn dibesarkan bersama dua saudara perempuannya, Rhoda dan Merle (Sun). Ibunya berasal dari Hongaria dan ayahnya Meyer berasal dari Rusia. Keluarga Arlyn adalah orang Yahudi tapi mereka tidak merayakan hari besar keagamaan mereka.
|
Arlyn Phoenix/Heart Phoenix |
Arlyn meninggalkan New York pada tahun 1968 dan pindah ke California dimana ia bertemu calon suaminya John Lee Bottom (lahir pada tanggal 5 April 1947 dan meninggal dunia pada tahun 2015 karena kanker).
Mereka melakukan perjalanan bersama di sepanjang Pantai Barat, memetik buah dan sayuran di sepanjang jalan yang mereka lewati. Dan pada tahun 1970, putra pertama mereka, River lahir.
Setelah anak kedua mereka, Rain (putri) lahir pada tahun 1972, mereka bergabung dengan kelompok agama The Children of God dan melakukan tur Meksiko, Puerto Riko dan Amerika Selatan sebagai misionaris selama beberapa tahun. Selama masa inilah putra dan putri mereka Joaquin dan Liberty (bernama asli Libertad) lahir. Arlyn dan John berganti nama untuk waktu yang singkat, masing-masing mengambil nama dari alkitab, Jochebed dan Amram.
Tetapi Arlyn dan John kemudian merasa kecewa dengan kultus Children of God dan mereka pun keluar pada tahun 1977. Arlyn kemudian menyatakan bahwa dia dan suaminya menentang peraturan kultus yang semakin terdistorsi, khususnya praktek
Flirty Fishing (religious prostitution).
Menurut Gavin Edwards, penulis biografi
River Phoenix's Last Night at the Viper Room: Phoenix And Hollywood He Left Behind, menulis tentang aktifitas di kultus yang baru dibentuk tersebut.
"Anak-anak kecil (bahkan berumur 3 tahun) dipaksa untuk 'bermain' secara seksual dengan orang tua mereka dan orang dewasa lainnya ... Tetapi paksaan yang lebih besar lagi terhadap anak-anak adalah mereka saling menstimulasi satu sama lain. Mereka bisa berpasangan untuk saling mengekploitasi seksual di malam hari, setelah ibadah tetapi sebelum tidur."
River Phoenix sendiri pernah mengakui kepada majalah Details bahwa dia pertama kali "bercinta," pada usia empat tahun dengan "anak-anak" lainnya.
Keluarga Phoenix kembali ke AS pada akhir 1977 dan tinggal di Winter Park, Florida di mana Arlyn melahirkan anak bungsunya, Summer (putri). Dan di kisaran waktu ini, mereka secara hukum mengganti nama keluarga mereka dari "Bottom" menjadi "Phoenix" (Arlyn kemudian mengubah namanya menjadi "Heart" pada tahun 1988).
Mereka pernah tinggal di gubuk penuh tikus selama bertahun-tahun
Keluarga Phoenix saat itu masih memakai nama marga Bottom, ketika mereka bergabung dengan Children of God dan pindah ke Crockett, Texas, untuk tinggal di komunitas utama kultus. Disinilah Rain Phoenix lahir, dan patriark keluarga John Bottom ditunjuk sebagai Uskup Agung Venezuela dan Karibia.
|
David Berg, pendiri Children of God |
Setelah ini, keluarga itu pindah ke San Juan, Puerto Riko, karena pada dasarnya mereka adalah keluarga miskin, mereka pun meminta-minta di jalan untuk kelangsungan hidup mereka. Setelah hampir dua tahun, mereka pun pindah ke Caracas, Venezuela, dimana mereka hidup dalam kemiskinan sambil mengkhotbahkan pesan kultus. Menurut sebuah buku yang ditulis oleh Maxim Furek, keluarga itu tinggal di daerah kumuh penuh tikus yang tidak memiliki toilet.
Ketika Joaquin Phoenix berusia tiga tahun, keluarga itu meninggalkan kultus dan pindah ke pinggiran Caracas. Meskipun ada perubahan lokasi, mereka masih hidup dalam kemiskinan dan tinggal di gubuk tepi pantai yang kotor.
Keluarga Phoenix melarikan diri dari kultus
Arlyn Phoenix sangat kecewa terhadap Children of God ketika sekte mulai berkhotbah bahwa wanita harus menggunakan daya tarik seksual mereka untuk merekrut anggota pria. Dia mengakui,
"
Orang yang memerintahkan ajaran ini sudah gila. Dia berusaha memikat murid-murid kaya melalui seks. No way!"
Keluarga itupun melarikan diri. Pertama-tama mereka pindah ke sebuah rumah di luar komunitas Venezuela, kemudian ikut ke sebuah kapal barang yang menuju ke Amerika Serikat.
|
River, Rain, Joaquin dan kedua orang tuanya |
Menurut Maxim Furek, pada tahun 1978, keluarga Phoenix kembali ke Amerika dengan kapal barang yang mengangkut mainan dan menurunkan mereka di Englewood, Florida. Sesampai di sana, mereka mengubah nama mereka dari Bottom menjadi Phoenix untuk melambangkan awal kehidupan baru mereka.
Anak anak keluarga Phoenix bernyanyi di sudut jalan demi mendapat makanan
Children of God tidak membayar pengikut mereka, sehingga keluarga Joaquin Phoenix tidak pernah sejahtera. Ketika keluarga mereka masih menjadi pengikut kultus baik di Amerika Serikat ataupun Amerika Selatan, uang menjadi sangat ketat, dan anak-anak Phoenix dipaksa untuk menjadi pengamen jalanan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“
Pada usia dini, River mengamen di sudut-sudut jalan, sambil mencoba menyiarkan dan memberikan khotbah tentang aliran mereka. Seandainya anak anak pulang dengan tidak membawa cukup uang pada hari itu, keluarga mereka tidak makan,”
kata penulis biografi itu kepada NPR.
Meskipun keluarga Phoenix telah meninggalkan Children of God, tapi keluarga itu masih tidak memiliki pandangan yang sehat tentang seks. Ternyata sisa sisa ajaran sesat dari kultus mereka tentang seksualitas adalah sumber masalah, menjadikan pikiran anak anak mereka jadi tidak sehat dan terus berkembang hingga memasuki masa remaja anak-anak Phoenix.
Corey Feldman, aktor cilik dan teman dekat River Phoenix, mengatakan jika River benar-benar terobsesi dengan seks setelah pengalamannya di masa kecil.
|
River Phoenix |
"
Cuma seks yang ada dipikirkannya,"
kata Feldman kepada Rolling Stone.
Setelah 'mencoba' sex diusia 4 tahun, River mengatakan jika ia tidak lagi melakukan aktifitas seksual dari umur 10 -14 tahun. Tetapi ia kemudian memutuskan untuk kehilangan "keperjakaan" untuk kedua kalinya" (yaitu yang tidak terikat dengan praktik Children of God) ketika ia berusia 15 tahun. Dan River saat itu terang terangan meminta izin orang tuanya untuk melakukan itu. Alih alih melarang putranya, orang tua River justru mendirikan tenda di halaman belakang rumah mereka supaya putra mereka bisa memakainya. Menurut Corey Feldman, tenda itu didekorasi untuk "meningkatkan mood."
River Phoenix
River Phoenix lahir dengan nama asli River Jude Bottom pada 23 Agustus 1970. Ia adalah kakak dari Joaquin Phoenix yang memiliki kecanduan terhadap narkoba, yang menyebabkan overdosis di luar sebuah nightclub Viper Room. Penggunaan narkoba River sendiri dimulai pada usia dini, ketika ia bertemu Corey Feldman di lokasi
Stand By Me. Mereka awalnya bereksperimen dengan ganja untuk pertama kalinya, tapi segalanya dengan cepat menjadi di luar kendali bagi River.
River sendiri memulai karirnya di usia 10 tahun saat membintangi sebuah iklan di televisi. Ia dengan cepat menjadi idola remaja dan membintangi sejumlah film. Bahkan ia mendapat pujian dan penghargaan saat membintangi My Own Private Idaho (1991). Namanya masuk nominasi oscar untuk Best Supporting Actor. Dan meraih penghargaan Volpi Cup sebagai Best Actor di Venice Film Festival.
Pada akhir Oktober 1993, River kembali ke Los Angeles dari Utah untuk menyelesaikan proyek film terakhirnya, Black Blood, sebuah film yang akhirnya selesai pada 2012.
|
River Phoenix |
Bob Forrest, seorang teman baik River, dalam memoarnya Running With Monsters 2013, memberikan kisah paling rinci tentang hari-hari terakhir River dan saat-saat menjelang kematiannya. Forrest mengatakan bahwa pada hari-hari menjelang kematiannya, River tengah bersama bersama gitaris Red Hot Chili Peppers, John Frusciante. Keduanya akan menggunakan narkoba bersama dan mereka hampir tidak pernah tidur di hari hari sebelumnya. Forest mengatakan bahwa rutinitas narkoba mereka konsisten dan Forest ada di sana saat itu. Pertama-tama mereka akan mengisap kokain atau menyuntikkan kokain secara intravena, kemudian menyuntikkan heroin agar bisa turun dengan cukup agar mereka dapat melakukan percakapan selama beberapa menit sebelum memulai siklus narkoba lagi.
|
Flea dan River |
Pada malam 30 Oktober 1993, River akan tampil dengan band P bersama teman-teman baiknya, Flea dari Red Hot Chili Peppers, aktor Johnny Depp, Gibby Haynes dari Butthole Surfers bersama dengan Al Jourgensen dari The Viper Room, sebuah klub malam Hollywood yang sebagian dimiliki pada saat itu oleh Depp. Forrest mengklaim bahwa River dan Frusciante tiba di klub bersama dimana mereka akan bertemu dengan pacar River, Samantha Mathis, saudara River, Joaquin, dan saudara perempuan mereka Rain, bersama dengan Flea dan Depp. Setelah mereka tiba, kokain pun segera diedarkan. Dia mengatakan bahwa River jelas terlihat sedang 'high' dan sudah tampak, "limbung seperti petinju yang telah mendapat terlalu banyak pukulan di kepala."
|
River dan Samantha |
Selama pertunjukan band P, Forrest mengatakan bahwa River menepuk pundaknya untuk mengatakan bahwa dia merasa tidak enak badan, dan mengatakan bahwa dia (River) pikir, dia telah overdosis. Tapi saat itu Forrest berkata kepada River bahwa dia tidak mungkin overdosis karena River bisa berdiri dan berbicara. Meskipun demikian, Forest menawarkan untuk membawa pulang River, tetapi River menolak dan mengatakan bahwa dia merasa lebih baik. Beberapa saat kemudian, terjadi keributan di klub dan Forest segera berlari keluar dan menemukan Mathis menjerit dan melihat River sudah tergeletak di trotoar dengan kejang-kejang. Joaquin menelepon 9-1-1, tetapi tidak tahu apakah River masih bernafas atau tidak. Kakaknya, Rain mencoba untuk memberinya resusitasi dari mulut ke mulut.
Ketika ambulans tiba, Phoenix dinyatakan masih hidup dan Flea pergi bersamanya ke Rumah Sakit Cedars-Sinai. Ketika Forrest tiba di rumah sakit dia melihat Mathis berdiri di lorong sambil menangis. Pada saat itulah dia menyadari jika River sudah mati. Upaya lanjut untuk menyelamatkan River Phoenix di rumah sakit tidak berhasil. Dia dinyatakan meninggal pada 1:51 pagi hari 31 Oktober 1993 pada usia 23 tahun.
Joaquin Phoenix saat itu baru berusia 19 tahun ketika ia melihat kakaknya tergeletak overdosis di depan matanya.
Rain Phoenix
|
Rain dan Summer Phoenix |
Rain lahir dengan nama asli Rain Joan of Arc Phoenix pada 21 November 1972.
Saat ayah ibunya masih menjadi anggota Children of God, Rain yang masih berusia 3 tahun dan kakaknya River (memainkan gitar) sudah menyanyi untuk mendapatkan uang sambil membagikan brosur tentang aliran kultus mereka. Mereka akan tampil di jalan-jalan di Caracas, Venezuela, sambil membagikan brosur kepada orang yang lewat. Setelah mereka tidak lagi menjadi anggota kultus, ibu mereka menyalurkan anak anaknya kepada agen agar bisa memasuki industri hiburan. Di Los Angeles Barat, Phoenix dan saudara-saudaranya akan tampil di jalanan didepan orang banyak. Sementara ibunya, Arlyn bekerja di NBC.
|
River dan Rain |
Rain dan River kemudian bernyanyi di acara Real Kids (1982), Amazing Stories pada tahun 1986 dan Family Ties pada tahun 1987. Dan pada tahun 1987, Rain mendapat peran di film Maid to Order sebagai peran pendukung.
|
Aleka's Attic |
Pada usia 15, Rain kembali ke dunia musik dan membentuk band Aleka's Attic dengan saudaranya River yang saat itu berusia 17 tahun. Pada awal 90an mereka akhirnya mendapatkan kontrak rekaman besar dengan Island dan telah merekam album debut mereka. Setelah kematian kakaknya, Rain menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mixing album, berharap bisa merilisnya untuk amal - tapi sayang rekaman itu belum sempat dirilis karena ada masalah komunikasi antara keluarga Phoenix dengan personel lainnya. Terakhir kali, Rain mengatakan lewat akun instagramnya jika single Aleka's Attic akan rilis tahun 2019.
Joaquin Phoenix
Joaquin lahir dengan nama Joaquin Rafael Bottom pada 28 Oktober 1974. Paska keluarganya keluar dari Children of God dan mengganti nama mereka menjadi Phoenix yang diambil dari nama burung mitos yang diharapkan sebagai awal dari dunia baru. Joaquin mulai sering menyebut dirinya 'Leaf'. Selain karena ia sering mencari daun daun dengan ayahnya, Joaquin juga ingin 'menyatu' dengan alam dan menyamakan namanya dengan nama saudara saudaranya yang lain. Dan saat ia menjadi aktor cilik, ayahnya mendaftarkan namanya dengan sebutan Leaf Phoenix. Dan ia terus memakai nama itu sampai usia 15 tahun, saat ia memutuskan untuk kembali memakai nama Joaquin.
|
River dan Joaquin |
Debut pertama Joaquin saat berumur 8 tahun saat ia dan River membintangi seri televisi Seven Brides for Seven Brothers pada tahun 1982 di episode "Christmas Song".
Setelah kematian River, Joaquin memutuskan untuk libur dari dunia hiburan selama 1 tahun. Dan ia kembali berakting di tahun 1995.
Di tahun 2005, ia membintangi film Walk The Line yang membuat namanya semakin diperhitungkan di Hollywood. Ia masuk nominasi oscar dan memenangkan penghargaan sebagai Best Actor di Golden Globe.
Tapi sayangnya setelah kesuksesan filmnya, Joaquin tidak dapat mengatasi masalahnya sendiri.
Kecanduan memang sudah mengalir pada pembuluh darah keluarga Phoenix. Itu dimulai dengan ayah Joaquin, John, yang masalah minumnya telah menjadi sumber berbagai pertengkaran diantara kedua orang tuanya. Kakak laki-lakinya, River, overdosis hingga menyebabkan kematiannya. Dan akhirnya, Joaquin pun memasuki rehabilitasi untuk alkoholisme pada tahun 2005.
"Saat [syuting film Walk the Line] aku sadar terhadap kecanduanku. Aku bukan peminum sehari-hari, tetapi tidak punya apapun untuk dilakukan, apa pun untuk menahanku. Aku merasa alkohol membuatku merasa baik-baik saja. Itulah yang sebenarnya, " kata Joaquin.
Pada Januari 2006, Joaquin Phoenix mengendarai mobil di Hollywood Hills ketika mobilnya tiba tiba keluar dari jalur jalan. Dan tanpa sengaja sebuah mobil di belakang Joaquin adalah seorang sutradara terkenal Werner Herzog, yang dengan cepat beraksi. Mobil Phoenix telah terguling dari tebing, ia terluka dan kehilangan arah. Menurut Herzog, ia membantu menarik Joaquin dari reruntuhan, dan menghentikannya menyalakan rokok di dekat ceceran bensin.
"
Saya berkata kepadanya, 'Man, relax,'" kenang Herzog pada 2017
Joaquin Phoenix adalah salah satu bintang paling misterius di Hollywood saat ini, karena berbagai alasan. Setiap aktor yang mendapat kesempatan untuk memainkan peran Joker dalam film blockbuster mungkin telah diseleksi melalui sifat eksentrik masing masing aktornya. Namun, salah satu misteri terbesar yang sering muncul tentang Joaquin adalah bekas luka yang ada di bibir atasnya selama hampir seluruh hidupnya. Apa penyebab bekas lukanya itu?
Yang jelas adalah bahwa Joaquin Phoenix telah membawa bekas luka misterius ini sejak lahir. Sebagian besar, orang yang memperhatikan bekas lukanya itu menyimpulkan bahwa Joaquin kemungkinan dilahirkan dengan bibir sumbing yang ringan. Namun demikian, itu hanya rumor, setelah bertahun-tahun lamanya dalam hening, akhirnya Joaquin meluruskan ...
Setelah begitu banyak spekulasi seputar bekas lukanya, Joaquin Phoenix kemudian memecahkan kebenaran di balik misterinya dan memperingatkan para jurnalis bahwa itu bukan kisah yang paling menarik. Menurutnya, bekas luka itu bukan bibir sumbing, dan ia meyakinkan jika luka itu adalah "tanda lahir", sebagai cara yang lebih akurat untuk menggambarkannya. Dia juga mengklaim dalam wawancara bahwa ibunya pernah menderita sakit akut saat hamil Joaquin, yang mungkin menyebabkan bekas luka.
Liberty Phoenix
Liberty lahir dengan nama asli Libertad Mariposa Bottom pada 5 Juli 1976. Tidak banyak kisah tentang Liberty, karena ia hanya dikenal sebagai aktris cilik.
Pada 1980-an Liberty muncul di beberapa produksi TV. Di antaranya adalah Kate's Secret dan Seven Brides for Seven Brothers, setelah itu dia berhenti dari dunia akting
Liberty sempat mendirikan sebuah band punk dengan saudara perempuannya Rain dan Summer Phoenix, bernana The Causey Way, yang sudah aktif lagi. Namun dia sesekali bergabung dengan band milik Rain, Papercranes sebagai backing vokal
Liberty, kemudian mengajar di Florida School of Traditional Midwifery. Dan pada tahun 2005, Liberty merancang sederetan gaun dan rok, dan menjualnya di Some Odd Rubies, sebuah butik di Manhattan. Pada bulan Maret 2007, ia membuka Indigo Green Store yang ramah lingkungan di Gainesville, Florida.
|
Joaquin dan Liberty |
Pada 2010, Liberty Phoenix menikah dan memiliki lima anak, Emily Lord Phoenix, Rio Julio Miguel Asch Phoenix, Scarlette Jasmine Phoenix Asch, Indigo Orion Asch Phoenix (meninggal dunia karena pneumonia) dan Leo Lord Phoenix.
Summer Phoenix
Summer lahir dengan nama Summer Joy Bottom pada 10 Desember 1978. Summer memulai karirnya diusia 2 tahun saat mendapat peran kecil di Murder, She Wrote, Growing Pains, Swamp Thing dan Airwolf.
Dan pada tahun 2010, Joaquin Phoenix dan Casey Affleck terlibat kontroversi seputar film mockumentary mereka I'm Still Here. Juga dua orang pemeran wanita yang bermain di film tersebut mengajukan tuntutan pelecehan seksual terhadap Casey Affleck.
Satu orang mengklaim bahwa dia dilecehkan oleh Affleck di kamar hotelnya, dan yang lain mengklaim bahwa Affleck menyelinap ke tempat tidurnya tanpa persetujuannya. Affleck membantah tuduhan itu, dan kedua kasus diselesaikan di luar pengadilan pada tahun yang sama.
|
Rain, Joaquin dan Summer |
Selain itu, Casey Affleck memiliki hubungan dekat selama 20 tahun dengan adik perempuan Joaquin Phoenix, Summer.
Pada 25 Desember 2003, ia bertunangan dengan Casey Affleck dan lahir pula anak mereka, Indiana August pada 31 Mei 2004. Summer dan Casey Affleck menikah pada 3 Juni 2006 dan memiliki anak kedua bernama Atticus. Pada March 2016, Casey dan Summer mengumumkan perpisahan mereka. Meski perpisahan itu sudah terjadi sejak November 2015, dan mereka resmi bercerai secara hukum pada September 2017.
Joker Berikutnya
Terlepas dari semua trauma dan tragedi yang terjadi di keluarganya, Joaquin Phoenix sendiri akhirnya berhasil kembali ke jalurnya dan karirnya terus tumbuh. Pada Juli 2018, Joaquin secara resmi mendapat peran sebagai Joker, untuk film stand alone Joker (yang saat ini sedang tayang di bioskop).
Kecemasan murni
Seharusnya, jika seseorang melakukan sesuatu yang cukup sering, biasanya mereka akan menjadi lebih percaya diri. Namun bagi Joaquin, tidak seperti itu. Meskipun telah menjadi aktor selama beberapa dekade, Joaquin mengungkapkan dalam wawancara bahwa ia masih merasa "demam" sehari sebelum ia syuting. Dia juga mengatakan dia menderita "kecemasan luar biasa" yang memanifestasikan dirinya dengan cara yang memalukan. “Mereka harus menaruh sumpelan di ketiakku karena aku sangat berkeringat sampai-sampai merembes ke bajuku. Selama tiga minggu pertama syuting, aku cuma berkeringat, "
Joaquin Phoenix telah memilih untuk tetap dekat dengan saudara-saudaranya, dan meskipun masa kanak-kanak yang menyedihkan dan kesedihan karena kematian tragis sang kakak di depan matanya, ia mencoba dan tetap optimis.
“Yang aku tahu adalah aku orang yang beruntung dan nasib baikku terus berlanjut. Selain itu, semakin dewasa, semakin aku tahu bahwa aku ini tidak tahu apa-apa sama sekali, "kata Joaquin Phoenix kepada Playboy pada tahun 2014."
Mantaapppp min..��������
ReplyDeleteMin, kapan-kapan bahas lebih mendalam tentang kultus-kultus dong, macam Children of God, Scientology juga. Bagus tuhh bahasannya 👍🏻
ReplyDeleteAwal2 penulisannya diulang2, dibolak-balik, kayak copy paste. Capek bacanya. Ayo dong dibikin lebih mulus biar alurnya ga bikin pusing
ReplyDeleteIya
Delete