Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun kenyataannya, terk
loading...

Madame LaLaurie, Sosialita Sadis: Apa Yang Telah Dilakukannya?

Madame LaLaurie adalah seorang sosialita dan pemilik budak yang kaya raya. Dia memiliki jumlah budak yang dikabarkan berjumlah nyaris 100 budak. Ada juga yang  menyebut ia hanya memiliki 50 budak.

Marie Delphine Macarty lahir di New Orleans pada 19 Maret 1787.  Ayahnya bernama Louis Barthelemy de McCarty dan Ibunya adalah Marie-Jeanne L'Érable.
Keluarganya telah pindah dari Irlandia ke Louisiana yang saat itu dikuasai Spanyol satu generasi sebelum dia, dan dia adalah generasi kedua yang dilahirkan di Amerika.

Banyak orang percaya bahwa setelah dia menikahi suami ketiganya, LaLaurie menjadi sosok yang jahat.

Dan apa yang kelak terbongkar akan selamanya mengubah persepsi publik tentang Nyonya Marie Delphine LaLaurie, yang dulu dikenal sebagai bangsawan terhormat yang kemudian dikenal sebagai Savage Mistress of New Orleans.

Apa pun alasannya, dia diketahui telah mencambuk budak-budaknya bahkan untuk hal-hal sepele sekalipun.

Namun beberapa sejarawan percaya bahwa kelakuan sadisnya mungkin dibesar-besarkan seiring berjalannya waktu karena kisahnya menjadi legenda, bahkan berita kontemporer dari daerah tersebut sendiri melukiskan gambaran sosok Madam LaLaurie yang mengerikan.  Dan ia akan menjadi sosok penjahat abad pertengahan yang paling sadis tapi tidak pernah diadili oleh kejahatan yang dilakukannya.

Madame LaLaurie telah menjadi bagian dari legenda New Orleans, dan rumah bekas tinggalnya,  konon dihantui oleh hantu para budak yang menemui ajal di tangannya.  Bahkan kalau kamu tidak percaya hantu sekalipun, setidaknya kejahatan LaLaurie mungkin yang bakal menghantui pikiranmu.

Tiga kali pernikahan

Madam LaLaurie menikah tiga kali dan memiliki lima anak. Suami pertamanya adalah seorang keturunan Spanyol bernama Don Ramon de Lopez y Angulo, seorang perwira tinggi Spanyol.  Pasangan itu memiliki satu orang putri. Suaminya meninggal dunia secara tak terduga di Havana saat dalam perjalanan ke Madrid.

Empat tahun setelah kematian Don Ramon, LaLaurie menikah lagi, kali ini dengan seorang keturunan Prancis bernama Jean Blanque.  Blanque adalah seorang bankir, pengacara, dan legislator. Mereka memiliki empat anak, tiga putri, dan satu putra.

Setelah suami keduanya meninggal, LaLaurie menikahi suami ketiganya yang merupakan seorang dokter yang usianya jauh lebih muda bernama Leonard Louis Nicolas LaLaurie.

Tragedi dibalik rumah 1140 Royal Street 

Pada tahun 1831, Madam LaLaurie membeli sebuah rumah tiga lantai di 1140 Royal Street di French Quarter. Seperti yang dilakukan banyak wanita di masyarakat pada saat itu, Madam LaLaurie memelihara budak. Awalnya masyarakat sekitarnya terkagum kagum dengan sikap Madam LaLaurie yang memperlakukan budaknya dengan baik dan  penuh perhatian. Namun, desas-desus mulai menyebar bahwa kesopanan dan kebaikan yang diperlihatkan di depan umum hanyalah akting belaka.

Rumor itu ternyata benar

Meskipun New Orleans memiliki undang-undang (tidak seperti sebagian besar negara bagian selatan) yang “melindungi” budak dari hukuman yang kejam, tapi tidak di rumah LaLaurie.

Ada desas-desus yang mengatakan jika dia membiarkan juru masaknya yang berusia 70 tahun dirantai ke kompor/oven dan kelaparan. Ada laporan lain yang mengatakan  bahwa kekejamannya juga menimpa ke anak anak perempuannya yang juga dicambuk jika mereka mencoba membantu para budak dengan cara apapun.

Dua dari laporan tersebut memang benar. Suatu hari ada seorang budaknya yang begitu takut akan hukuman sehingga dia melompat dari lantai tiga dan memilih untuk mati daripada menjadi sasaran penyiksaan Madame LaLaurie.

Laporan lainnya mengenai seorang budak wanita yang masih berusia 12 tahun bernama Lia.  Ketika Lia menyisir rambut Madam LaLaurie, dia menarik rambutnya sedikit keras, dan membuat LaLaurie marah dan akan menghukum gadis itu.  Tapi, seperti yang telah dilakukan budak sebelumnya, gadis muda itu naik ke atap dan melompat bunuh diri daripada harus menerima hukuman apapun yang nanti akan diberikan kepadanya.
Setelah kematian Lia, penduduk setempat mulai meragukan LaLaurie lebih dari sebelumnya.

Setelah rumah LaLaurie terbakar dan orang-orang di New Orleans berusaha menyelamatkan para budak yang terperangkap di dalamnya, mereka menemukan beberapa "eksperimen" manusia yang benar-benar mengerikan dikunci di loteng rumah.  Menurut buku Kalila Katherina Smith, Journey Into Darkness: Ghosts and Vampires of New Orleans:

Seorang korban (dari kebakaran tahun 1834) tangannya telah diamputasi dan kulitnya dikupas dalam pola melingkar, membuatnya tampak seperti manusia ulat

Buku itu juga menggambarkan tentang wanita lain yang kakinya patah dan diatur ulang sedemikian rupa sehingga membuatnya tampak seperti kepiting.

Cerita lain mengatakan dia juga menggantung tubuh budaknya yang sudah mati sampai membusuk.

Salah satu bentuk siksaan paling brutal yang dilakukan LaLaurie pada budaknya menunjukkan bahwa mungkin dia tidak melakukannya sendiri adalah, ketika para penduduk membobol loteng dan menyelamatkan para budak, mereka menemukan seorang wanita dengan kotoran binatang berada di mulutnya, dan mulut wanita tersebut dijahit di bibirnya.

Selain menjadi salah satu siksaan paling mengerikan yang bisa dibayangkan, itu juga sesuatu yang sulit dilakukan sendiri.  Karena untuk melakukan ini, mungkin seseorang harus menahan budak tersebut dan dia pasti memerlukan setidaknya satu orang lagi untuk menangani kotoran hewan, dan yang lain untuk menjahit.

Banyak budak LaLaurie yang hancur berkeping-keping, dengan tulang-tulang yang telah berulang kali patah dan merekat kembali dengan sendirinya.  Ketika loteng rumahnya akhirnya terbongkar, seorang wanita ditemukan kehilangan lengan dan kakinya.  Seorang wanita lain tulangnya dipelintir dan patah karena dia memaksanya untuk memasukkan budak itu ke dalam kandang yang kecil yang biasa digunakan untuk anjing. Pada saat ditemukan, kedua wanita itu masih hidup.

Banyak pula ditemukan tengkorak manusia dengan lubang dikepala seperti telah dilubangi dengan menggunakan bor dan dalam satu kasus, seorang budak masih hidup dengan lubang yang penuh dengan belatung di kepalanya.  Bahkan lebih mengerikan lagi, konon satu orang ditemukan dengan sebuah lubang yang dibor di kepalanya dan sebuah tongkat menonjol yang telah digunakan untuk "menggerakkan" otaknya.

Setelah dipukul, cambuk, dan kekejian lainnya sudah dirasa cukup baginya, Madam LaLaurie akan mengirim budaknya ke loteng tempat ia membuang budaknya. Dan dia tidak pernah mengeluarkan mayat-mayat mereka dari loteng.

Kebakaran yang mengakhiri kekejaman LaLaurie

Satu hari LaLaurie merantai juru masaknya di kompor tempat dia biasa memasak masakan untuk tuannya. Entah kesalahan apa yang telah dilakukan sang juru masaknya sehingga koki wanita berusia 70 tahun itu sehingga membuatnya dihukum.  Apaka LaLaurie takut kokinya akan  melarikan diri atau karena dia mendapatkan kepuasan dengan melihat budaknya menderita dengan merantainya?

Tapi hal itu menjadi puncak dari kekejamannya dan juga kehancurannya. Karena sang koki mungkin berpikir daripada menjalani sisa hidupnya dirantai ke kompor, akhirnya ia memutuskan untuk membakar rumah LaLaurie, sehingga kebakaran itu pun mengundang perhatian seluruh warga kota dan menyingkap kejahatan LaLaurie terhadap budak-budaknya.

Saat rumahnya terbakar, LaLaurie melarikan diri dari New Orleans bahkan tanpa membuka kunci loteng di mana masih ada budak yang masih hidup.  Daripada menghadapi tuduhan atas tindakan kekejamannya, dia memilih untuk membiarkan budaknya terbakar

Ketika kebakaran itu terjadi, masyarakat berusaha untuk mengevakuasi siapapun yang masih ada di dalam gedung tetapi pintu pintu itu dikunci oleh LaLaurie.  Mereka harus mendobrak pintu pintu itu.

Para tetangga bergegas keluar untuk membantu dan berusaha ikut memadamkan api juga untuk membantu mereka yang ada di dalamnya untuk mengungsi.  Penduduk pun segera menggeledah rumah itu. Dan ternyata mereka menemukan budak budak LaLaurie berada di lantai atas dibiarkan di dalam gedung yang terbakar.
Setelah para budak dibebaskan dari gedung yang terbakar itu, hampir 4000 warga kota yang marah menggeledah rumah, menghancurkan jendela dan merobohkan pintu sampai hampir tidak ada yang tersisa kecuali dinding luar.

Satu laporan yang sangat meresahkan menyatakan bahwa ada seorang wanita yang tulangnya patah sehingga menyerupai kepiting, dan ada wanita lain yang terbungkus usus manusia.

Ada desas-desus lain kalau ada mayat di loteng, mayat-mayat mereka dimutilasi tak dapat dikenali, organ mereka tidak semuanya utuh atau berada di dalam tubuh mereka.

Beberapa mengatakan hanya ada segelintir mayat;  yang lain mengklaim ada lebih dari 100 korban.  Tapi itu memperkuat reputasi Madame LaLaurie sebagai salah satu wanita paling brutal dalam sejarah.

Beberapa budak yang selamat dari kebakaran karena mereka telah dukurung di loteng beberapa bulan sebelum kebakaran dan mereka belum mati.  Setelah menerobos ke loteng, orang-orang New Orleans menemukan beberapa budak yang telah dikurung dan dibiarkan menggantung sampai mereka 'expired'.

Meskipun para budak yang ditemukan selama kebakaran berhasil diselamatkan, tapi diragukan bahwa mereka akan bertahan hidup setelah melewati siksaan itu.

LaLaurie mengkoleksi alat alat penyiksaan

Bukti mengerikan lain yang kenudian terungkap adalah bahwa LaLaurie memiliki sejumlah benda benda penyiksaan. Ia memiliki belenggu dari segala bentuk dan ukuran untuk budaknya.  Dia memiliki kerah besi dengan paku yang menghadap ke dalam.  Cara kerah ini bekerja adalah ketika Anda menarik napas, paku masuk lebih dalam ke lehermu.

Mungkin kamu bisa mencoba menahan napas selama mungkin, tetapi setelah  itu, kerah itu pada akhirnya akan mengakhiri hidupmu.

Suaminya membela atas prilaku istrinya

Sebelum terjadinya kebakaran, desas desus mengenai kekejaman LaLaurie terhadap budak-budaknya mulai terdengar. Dan ketika Hakim Jean-Francois Canonge menyaksikan LaLaurie memiliki salah satu budak wanita dengan belenggu besi di lehernya, Canonge melaporkan kejadian itu kepada suami LaLaurie.

Dan ketika di pengadilan suami LaLaurie hanya menjawab,
"beberapa orang lebih baik tinggal di rumah daripada datang ke rumah orang lain untuk mendikte peraturan dan mencampuri urusan rumah tangga orang lain."

Rumahnya pernah dibeli oleh Nicolas Cage

Aktor terkenal Nicolas Cage pernah membeli rumah LaLaurie pada tahun 2007 dan tinggal di dalamnya, dia berharap nuansa horor rumah itu akan memberinya inspirasi karena saat itu ia mencoba menulis sebuah novel yang 'gelap'.

Namun, novel ini adalah salah satu dari banyak proyek gagal yang dikutuk oleh rumah LaLaurie, dan Cage akhirnya meninggalkan proyek dan properti.

Rumahnya telah dikutuk

Setelah LaLaurie meninggalkan rumahnya yang terbakar di 1140 Royal Street, rumah itu tetap kosong selama bertahun-tahun.  Tidak mengherankan, ada desas-desus bahwa rumah itu berhantu, dengan orang-orang mengaku melihat dan mendengar hantu-hantu mantan budak.  Ketika rumah itu akhirnya ditempati lagi, pemilik baru itu mengeluh mendengar jeritan dan rintihan yang mengerikan.  Dia hanya kuat tinggal disana selama tiga bulan.

Akhirnya, rumah itu berubah menjadi sekolah menengah anak perempuan kemudian menjadi "sekolah musik dan sekolah menari".  Namun, laporan berita lokal menuduh bahwa guru laki-laki sekolah itu telah melecehkan siswa siswanya dan sekolah itu kemudian ditutup.

Akhirnya, rumah itu diubah menjadi bangunan apartemen murah.  Warga mengeluhkan penampakam hantu yang kejam dan menakutkan.  Seorang penduduk mengaku melihat hantu budak telanjang yang dirantai mengejar mereka tetapi kemudian menghilang ke udara.

Tidak pernah mudah untuk mencari penyewa yang bertahan tinggal di rumah itu dan akhirnya, setelah tersebar kabar tentang kejadian aneh-di sana, rumah besar itu sepi.  Beberapa bisnis pindah, dan tidak ada yang bertahan lama.  Hari ini, rumah itu sekali lagi hanya merupakan bangunan apartemen;  selama renovasi, para pemilik rupanya menemukan lebih banyak lagi mayat mayat yang dibuang ke sebuah kuburan massal di bawah rumah itu.

Madam LaLaurie tidak pernah diadili

Meskipun, Madam LaLaurie telah terbukti melamukan penyiksaan terhadap budak budaknya tapi ia mampu menghindari hukuman.  Tidak ada yang benar-benar tahu bagaimana dia menghabiskan sisa hidupnya.

Kebanyakan orang percaya bahwa LaLaurie pertama kali melarikan diri ke Alabama sebelum pergi ke Paris, di mana dia menjalani sisa hidupnya dalam kebebasan.

Sebenarnya dia bukan satu-satunya pemilik budak yang melakukan kekejaman yang mengerikan. LaLaurie hanya satu dari sekian banyak majikan yang menganiaya budak budaknya.  Louisiana, khususnya, telah terkenal karena perlakuan kejam terhadap budak oleh pemiliknya.  Tindakan-tindakan brutal ini dimaksudkan untuk membuat takut atau menggertak para budak agar tidak ada yang melakukan pemberontakan.  Menurut sejarawan Daniel Rasmussen:

"Mereka akan mengikat tangan mereka, lalu mencambuknya dengan cemeti.  Dan itu akan membuat mereka berdarah dan tidak bisa bergerak. Mereka juga memiliki topeng besi untuk dipasang di kepala sehingga mereka tidak bisa makan.  Dan mereka memiliki kerah dengan paku menghadap ke dalam sehingga budak budak itu tidak bisa tidur tanpa paku terjebak di leher mereka.  Itu adalah bentuk hukuman yang umum di Louisiana selama periode ini.  Mereka percaya bahwa tanpa tindakan kekerasan seperti itu, budak tidak akan tetap menjadi budak."

Secara khusus, Revolusi Haiti, serta pemberontakan budak terbesar di New Orleans pada tahun 1811, membuat pemilik budak khawatir bahwa tawanan mereka akan bangkit dan membalas dendam.  Para pemilik budak New Orleans bereaksi dengan penindasan yang kejam - banyak sejarawan baru baru ini menduga bahwa LaLaurie mungkin cuma menjadi kambing hitam untuk menggeser rasa bersalah atas prilaku dari banyak pemilik budak lainnya pada masa itu yang hampir sama kejamnya.

Meskipun rumah itu masih berdiri di sudut Royal Street, keberadaan Madame LaLaurie masih belum diketahui.  Wanita itu dan sopirnya hilang. Ada yang menduga ia telah melarikan diri ke Paris.  Namun, tidak ada bukti jika ia pernah sampai ke Paris.  Putrinya mengaku telah menerima surat darinya, meskipun tidak ada yang pernah melihatnya.

Pada akhir 1930-an, sebuah pelat tembaga yang sudah usang dan retak ditemukan di Pemakaman Saint Louis New Orleans dengan nama,
"LaLaurie, Madame Delphine McCarty," (nama gadis LaLaurie)

Tulisan pada plakat itu, dalam bahasa Prancis, mengklaim bahwa Madam LaLaurie meninggal di Paris pada 7 Desember 1842. Namun, misterinya tetap ada, sebagaimana bukti lain di Paris menyatakan bahwa ia meninggal pada tahun 1849.

Sampai hari ini, tubuh Nyonya Marie Delphine LaLaurie belum pernah ditemukan













Comments

  1. Hmm.. coba budak2 itu ditukar sm para koruptor, kan nyaman ceritanya..

    ReplyDelete
  2. aku bacanya pusing mintje, ngerii bgt >.<

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  4. Min... mumpung lagi bahas masalah perbudakan bisa bahas tentang 'Candy Man" secara rinci ga... bukan permainan nya tapi asal usul nya... ^^

    ReplyDelete
  5. Mual. Kok ada ya manusia sekejam itu? Mereka dirasuki iblis. Apa dia sekarang sedang disiksa di kuburannya? Oh I think yes.

    ReplyDelete
  6. Disini tidak dijelaskan suaminya yg dokter kemana yaa selama terjadinya kekejaman itu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gua si pernah baca, jadi suaminya ini kan dokter biologi (kalo gasalah) nah setelah beberapa tahun atau bulan setelah menikah, si suaminya ini pergi ke paris, nah sejak saat itu si madam lalaurie ini mulai brutal, malahan ada rumor kalo kekejamannya ini itu diajarin sama suaminya secara biologi itu kan trntang bagian tubuh makhluk hidup kan, nah ada rumor lainnya kalo perginya madam lalaurie ke paris ini untuk menyusul suaminya

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Dark Disney: Kisah Original Di Balik Cerita Klasik Disney - Sleeping Beauty

Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book