Florence Sally Horner lahir pada 18 April 1937 adalah seorang gadis yang diculik oleh seorang pedofil Frank La Salle pada tahun 1948. Penculikan, penawanan dan perkosaan yang berulang-ulang yang di alami Horner diduga mengilhami sebuah karakter untuk novel karya Vladimir Nabokov yang berjudul "Lolita".
Meskipun Nabokov secara pribadi tidak pernah mengakui bahwa ia terinspirasi oleh kasus Horner, tapi terlalu banyak kesamaan jika itu sebuah kebetulan. Nabokov mengatakan jika ia telah mempelajari begitu banyak kasus serupa yang banyak terjadi. Dan mungkin saja kisah Horner adalah salah satunya.
Di novel Lolita, karya Nabokov dikisahkan tentang seorang pria paruh baya bernama Humbert yang menjadi terobsesi dengan seorang gadis pra-puber bernama Dolores Haze, yang ia sebut Lolita. Setelah kematian ibunya, ia membawanya dalam perjalanan melintasi Amerika Serikat, menyamar sebagai ayahnya dan tentu saja terjadi pelecehan seksual di dalamnya.
|
The real Lolita (kiri) dan Film Lolita 1962 (kanan) |
Novel itu sendiri telah terjual lebih dari 50 juta kopi dan merupakan salah satu novel paling kontroversial sepanjang abad ke-20. Namun sayang sekali, diluar dari kisah laris manisnya novel tersebut, kisah Sally Horner sendiri telah dilupakan.
Penulis buku asal Kanada, Sarah Weinman, menerbitkan sebuah buku, The Real Lolita: The Kidnapping of Sally Horner. Dalam buku ini, diceritakan tentang kehidupan Horner hingga kasus penculikan serta pelecehan seksual yang dialaminya.
Weinman mengatakan kepada pembawa acara The Sunday Edition, Michael Enright bahwa Horner "pada dasarnya sama abadinya dengan Lolita dalam sastra."
Kisah Sally Horner
Pada Maret 1948, Horner yang berusia 10 tahun, berusaha mencuri sebuah buku catatan seharga lima sen dari Woolworths di Camden, New Jersey. Horner melakukan itu karena beberapa teman sekolah meyakinkannya untuk mencuri buku catatan itu agar bisa diterima bergabung dengan kelompok mereka.
Namun sayang sekali, Frank La Salle, seorang mekanik berusia 50 tahun, melihatnya saat sedang mencuri. La Salle kemudian mengatakan kepadanya bahwa dia adalah seorang agen FBI, dan mengancam akan mengirimnya ke sekolah reformasi kecuali jika Horner mau melakukan wajib lapor kepadanya secara berkala. Dan Horner percaya padanya.
Tentu saja saat itu Horner merasa lega karena ia tidak ditangkap.Dia tidak ingin mengecewakan ibunya yang seorang janda, belum lagi kakak perempuannya yang sedang hamil. Horner tidak ingin terlibat masalah dan menjadi beban bagi keluarganya.
|
Frank La Salle |
Horner mungkin tidak menyadari siapa sebenarnya La Salle.
Frank La Salle, saat itu baru saja dibebaskan dari penjara dua bulan yang lalu, setelah menjalani hukuman yang cukup panjang atas kasus perkosaan lima anak perempuan yang berusia sekitar 11 hingga 14.
Penculikan Sally Horner
Namun tanpa disadari oleh Horner, diam diam La Salle menyelidiki sekolahnya.
Horner sendiri tidak mendengar kabar lagi darinya selama beberapa bulan, tetapi pada bulan Juni, tak lama setelah Horner berusia 11 tahun, La Salle menghadangnya saat Horner dalam perjalanan pulang dari sekolah. Saat itu, La Salle mengatakan ada perubahan rencana. Horner harus menemaninya ke Atlantic City, NJ atas perintah pemerintah dan ia berhasil meyakinkan Horner untuk pergi bersamanya.
|
Sally Horner dan ibunya saat pertama kali ketemu setelah penculikan |
|
Ibu Sally, Ella Horner adalah seorang ibu yang sangat berjuang untuk kehidupannya. Ayah Sally telah bunuh diri, sehingga dia harus berjuang untuk menghidupi keluarganya. Ketika gadis kecilnya datang kepadanya dan meminta ijin untuk pergi berlibur, sementara sebagai seorang ibu, Ella tidak mampu mengabulkan keinginan anaknya, jadi Ella mengijinkan putrinya pergi dengan pria itu.
Tapi agar ijin tersebut diberikan, La Salle memerintahkan Horner untuk memberi tahu ibunya bahwa dia adalah ayah dari dua teman sekolahnya dan Horner diundang untuk ikut liburan keluarga mereka ke Jersey Shore.
Namun pada saat ibunya menyadari ada sesuatu yang tidak beres, ia pun memanggil polisi, tapi sayangnya, Sally Horner dan La Salle telah menghilang.
Menjadi tawanan selama 21 bulan
Horner pun pergi selama 21 bulan bersama La Salle ke berbagai negara bagian A.S. Selama perjalanan ini, La Salle selalu memperkenalkan dirinya sebagai ayah kandung Horner kepada publik yang melihat mereka. Bahkan selama penculikan itu, La Salle mendaftarkan Horner ke sebuah boarding school dan mengatakan kepada pihak sekolah jika ia adalah ayahnya.
|
Foto Sally Horner saat di boarding school,
ketika ia sedang dalam penculikan |
Menurut tuduhan yang diajukan terhadap La Salle, di kemudian hari, selama periode inilah La Salle melakukan pelecehan seksual kepadanya berulang kali.
Tertangkapnya Frank La Salle
Saat berada di California, seorang tetangga curiga tentang hubungan mereka. Dia berpikir seperti ada yang tidak beres dengan Sally Horner. Ia pun mengundang Horner ke rumahnya.
Pada 22 Maret 1950, ketika La Salle sedang mencari pekerjaan, Sally Horner menceritakan kisahnya kepada tetangga tersebut dan dia membiarkan Horner untuk menelepon keluarganya di rumah.
|
Sally Horner setelah kembali ke rumah |
Kemudian dia berencana untuk melarikan diri dari La Salle, dan menelepon saudara perempuannya di rumah, memintanya untuk mengirim FBI dan La Salle ditangkap pada hari itu. Horner dikirim pulang ke New Jersey - tetapi kesulitannya belum berakhir.
Meskipun dia telah diperkosa, banyak temannya di sekolah menganggapnya "pelacur" karena dia tidak lagi perawan. Ibu Horner berulang kali mengatakan kepada pers,
"Apa pun yang dilakukan Sally, saya bisa memaafkannya."
Ketika ditangkap pada 22 Maret 1950, di San Jose, California, La Salle mengklaim bahwa dia adalah ayah Horner. Namun, pihak berwenang di New Jersey mengkonfirmasi bahwa ayah Horner telah meninggal tujuh tahun sebelumnya. La Salle diadili, dihukum, dan dijatuhi hukuman 30 hingga 35 tahun penjara di bawah Undang-Undang Mann.
|
Sally Horner di foto beberapa bulan
sebelum kematiannya |
Kematian tragis Sally Horner
Pada usia 15 tahun, dua tahun setelah penyelamatannya, Horner meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil di dekat Woodbine, New Jersey, pada 18 Agustus 1952. Seperti yang dilaporkan Associated Press pada 20 Agustus 1952:
"Florence Sally Horner, seorang gadis berusia 15 tahun Camden, NJ, yang telah ditawan selama 21 bulan oleh seorang penjahat moral setengah baya beberapa tahun yang lalu, terbunuh dalam sebuah kecelakaan di jalan raya ketika mobil yang dia tumpangi menabrak bagian belakang truk yang diparkir."
Setelah membaca kisah tentang Sally Horner, sudahkah kamu membaca kisah pilu seorang Elisabeth Fritzl, anak yang
disekap di dalam rumahnya sendiri selama 24 tahun oleh ayahnya?
Atau mungkin kamu tertarik dengan Kisah Tragis Sylvia Plath, Seorang Penyair Depresi Yang Mengakhiri Hidupnya di Usia 30
Comments
Post a Comment