Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun...
loading...

The Tragic Life of Alda Risma


Alda Risma Elfariani adalah penyanyi Indonesia yang terkenal dengan lagi hitsnya "Aku Tak Biasa". Alda lahir di Bogor, 23 November 1982.
Ayah Alda bernama A. Farid R dan ibunya bernama Halimah. Alda dibesarkan di Cikaret, Bogor Selatan. Sejak tahun 1980, Alda dan orangtuanya tinggal di rumah itu.

Selain wajah cantiknya, suaranya yang merdu, membuat Alda menjadi salah satu penyanyi idola anak anak muda saat itu. Namun siapa yang menyangka jika sosok Alda yang cantik harus berakhir tragis. Ia meninggal dunia pada 12 Desember 2006 di umur yang masih sangat muda, 24 tahun.
Alda ditemukan meninggal di sebuah kamar hotel.  Tubuhnya dipenuhi dengan bekas suntikan. Diduga Alda meninggal karena kelebihan over dosis, tapi ketika dilakukan analisis lebih lanjut tentang misteri kematian Alda,  disebut adanya campur tangan yang melibatkan Ferry Surya Prakasa, teman dekat Alda Risma saat itu.

Awal karir

Sebelum terjun ke dunia tarik suara, yang kelak mengangkat namanya, Alda berprofesi sebagai seorang model majalah.

Sedangkan awal karirnya di dunia tarik suara, Alda mengawalinya dengan berduet bersama boyband asal Inggris bernama Code Red. Mereka menyanyikan sebuah lagu berjudul "We Can Make It" (1997).

"We Can Make It" sendiri merupakan salah satu single dari Album debut Code Red di tahun 1997 yang berjudul Scarlet.
Single tersebut dirilis dengan menampilkan penyanyi wanita yang berbeda di setiap negara dimana album Scarlet dirilis. Untuk Versi Indonesia, We Can Make It,  menampilkan Alda Risma, sedangkan versi India  Code Red menggandeng Asha Bhosle.

Setelah duetnya dengan Code Red, Alda merilis single Aku Tak Biasa, di tahun 1998. Berkat lagu tersebut Alda meraih Penghargaan Anugerah Musik Indonesia untuk Artis Solo Wanita Pop Terbaik di tahun 1998.

3 tahun kemudian, Alda kembali merilis album keduanya yang berjudul "Kupilih Yang Mana" (2001). Album itu berisi 10 lagu yang juga cukup meledak di kalangan masyarakat.

Kehidupan Pribadi

Seperti dikutip dari Liputan6.com (10 Mar 2007), Alda Risma pernah bertunangan dengan Iwan Sastrawijaya di tahun 1997 yang merupakan produsernya saat itu. Tetapi ketika hubungan mereka, selangkah lagi menuju pelaminan, keributan kecil mengakhiri kisah cinta Iwan dan Alda. Menurut pangakuan Iwan, masih dilansir dari Liputan6.com, konon saat itulah Ferry Surya Prakasa merebut hati Alda.

Kecelakaan mobil

Namun setelah tahun 2003, pamor Alda mulai meredup meski ia sempat membintangi  sejumlah sinetron.
Namun tiba tiba nama Alda muncul di media massa dengan pemberitaan yang mengejutkan. Alda mengalami kecelakaan lalu lintas.  Ia mengalami kecelakan tragis di kawasan Kebon Nanas, Jakarta Timur pada 19 Juni 2006 sekitar pukul 05.00 WIB.
Mobil sedan BMW yang dikendarainya itu hancur tidak berbentuk setelah menabrak pembatas jalan yang menyebabkan mobil Alda terguling dan terpental.
Image : Liputan6

Menurut Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Kebon Nanas, Indra Japar, yang dikutip dari Liputan6.com (pada 21 Juni 2006)
"Mobil itu terlebih dahulu menabrak trotoar hingga terguling dan menabrak tiang penyangga jembatan."

Alda langsung dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia, Cawang, Jakarta Timur. Tapi selanjutnya Alda dirujuk ke Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk atas permintaan Iwan Sastra Wijaya. Dan ternyata, mobil BMW yang dikendarai Alda saat itu, berdasarkan STNKnya adalah atas nama Iwan sendiri sebagai pemilik pertama. Ada yang mengatakan jika mobil itu pemberian Iwan untuk Alda tetapi ada yang mengatakan jika Iwan meminjamkan mobil tersebut.

Kecelakaan itu membuat kondisi Alda terluka parah. Menurut ibunda Alda, Halimah yang dikutip dari Kapanlagi.com (pada 22 Juni 2006), saat ditemui di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, bahwa putrinya itu terluka parah di tiga bagian tubuhnya.

"Rahangnya terlihat maju. Giginya tinggal satu. Tapi, dari hidung ke atas nggak begitu parah. Masih kelihatan kalau itu Alda. Kalau luka di punggungnya, sih, akibat mobil yang terguling. Salah satu kakinya patah."
Ibunda Alda Risma Image: liputan6
"Keadaannya masih sangat mengkhawatirkan. Dia terluka fatal di bagian muka, punggung dan kaki," lanjut Halimah.

Masih menurut Halimah, saat itu Alda dalam perjalanan pulang menuju rumahnya setelah menghadiri pesta ulang tahun salah seorang temannya.

Alda pun menjalani serangkaian operasi dan pemasangan pen pada punggungnya. Bukan cuma mengalami patah anggota tubuh, konon wajah Alda pun mengalami kerusakan dan giginya yang rontok.
Saat itu dikabarkan, Alda diijinkan pulang dari Rumah Sakit 3 minggu kemudian.

Kematian tragis Alda Risma

Belum lagi kesedihan usai setelah mengalami kecelakaan tragis yang hampir merenggut nyawanya, masih di tahun yang sama, tepatnya tanggal 12 Desember 2006, berita duka kembali datang dari Alda.
Dia ditemukan meninggal dunia di sebuah kamar 432 Hotel Grand Menteng, Jakrta Timur, sekitar pukul 19.30 WIB.
Jenazahnya dalam keadaan memar-memar akibat bekas suntikan. Tubuhnya dingin, dari mulutnya keluar busa dan darah.
Diduga saat itu Alda mengalami overdosis.

Namun setelah diadakan penyelidikan lebih lanjut, fakta baru muncul. Kematian Alda diduga melibatkan teman pria yang terakhir bersamanya, Ferry Surya Perkasa.

Di kamar hotel, tempat kejadian tewasnya Alda, penyidik menemukan tiga jarum suntik, tujuh tutup jarum, empat minuman keras bermerk 'Red Label', tujuh botol minuman keras bermerk lain dan bercak darah di seprai tempat tidur.

Kamar hotel yang bernomor 432 itu sendiri dipesan pada 10 Desember 2006 atas nama 'FS'.

Kematian Alda diduga memiliki banyak kejanggalan. Di beberapa bagian tubuh Alda terdapat luka bekas jarum suntik yang di luar logika jika memang Alda seorang pecandu narkoba.

Dadang Hawari, psikolog yang juga pemerhati masalah narkoba, seperti dikutip via Kapanlagi.com (pada 16 Desember 2006),
"Ada kejanggalan kalau misalnya menggunakan seperti lazimnya pecandu-pecandu, jadi kalau menyuntikan jarumnya tidak seperti itu. Bahkan zat avetamin juga biasanya ditelan, bukan disuntikan."

Ferry Surya menjadi saksi kunci kematian Alda karena ia sempat terlihat di sebuah Cctv hotel saat datang ke hotel bersama Alda.

Ferry sendiri sempat membawa tubuh Alda ke rumah sakit dengan dibantu petugas hotel, masuk ke sebuah taksi yang kemudian melaju ke Rumah Sakit Mitra Jatinegara. Pihak RS Mitra merujuk Alda ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Alda dinyatakan tewas dan kekasihnya menghilang. Namun sebelum menghilang, Ferry memutuskan kembali ke hotel
 untuk menyelesaikan administrasi, setelah itu ia sempat tidak diketahui keberadaannya.

Pada tanggal 27 Desember 2006, Ferry Surya, teman dekat Alda yang juga saksi kunci kematian Alda di tangkap di Singapura.

Kapolda Kepri Brigjen Pol Sutarman, kepada Kapanlagi.com (pada 28 Desember 2006) mengatakan,
"Tidak benar kalau Ferry ditangkap di Pelabuhan Internasional Batam Center. Ia dijemput jajaran tim Mabes Polri dan Polda Kepri. Dia dijemput hari Rabu, (27/12), kemudian dibawa ke Jakarta."

Sebelumnya, Ferry memang kabur ke Singapura pada 13 Desember 2006 sehari setelah Alda tewas.
Tidak lama setelah itu, Ferry ditetapkan menjadi tersangka dan dikenai pasal 359 KUHP yang berisi, kelalaian yang menyebabkan kematian dan dikenai pasal 82 UU No.23 tahun 1992 mengenai kesehatan. Karena di duga jika obat obatan yang disuntikkan ke tubuh Alda adalah berupa implant yaitu sejenis obat penenang, apabila dikonsumi dalam dosis tinggi sangat memungkinkan berujung pada kematian.

Vonis terhadap Ferry Surya

Pada tanggal 9 Agustus 2007, Ferry Surya Perkasa, terdakwa dalam kasus tewasnya penyanyi Alda Risma Elfariani divonis 15 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Ferry dinyatakan secara sah dan meyakinkan telah membunuh secara berencana terhadap Alda Risma 12 Desember silam.

Selain Ferry, ada dua tersangka lain di kasus kematian Alda, yaitu Indra Dunianda dan Zen Wirman yang ikut membantu Ferry Surya Prakasa dalam pembunuhan itu.

Menurut Komisaris Besar Polisi Robinson Manurung, yang dikutip dari Tempo.co (pada 20 Februari 2007) mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan,  Indra dan Zen datang dua kali ke kamar 432 di Hotel Grand Menteng, tempat Ferry dan Alda menginap. Keduanya datang pada tanggal 11 dan 12 Desember, hari dimana Alda tewas.Bahkan keduanya ikut memegangi tangan dan kaki Alda saat Ferry memberikan suntikan yang menyebabkan kematian Alda. Indra dan Zen disebut-sebut sebagai pemilik toko obat di Pasar Pramuka yang menyuplai obat kepada Ferry. Dan untuk Indra Dunianda dan Zen Wirman sendiri, keduanya di hukum 8 tahun penjara.

Tetapi setelah menjalani hukumannya, Ferry mendapat potongan hukuman dari 15 tahun penjara menjadi 8 tahun setelah Mahkamah Agung (MA) telah mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali (PK) pada 2 Februari 2011.

Satu hal yang menyedihkan selama persidangan Ferry, ibu Alda, Halimah mengungkapkan sebuah fakta, ketia ia diberi kesempatan untuk bersaksi di pengadilan, Halimah menunjukkan dan membacakan pesan singkat dari Alda yang berbunyi,
“Aku dipukul, ditampar, ditonjok mukaku, aku tidak rela, aku tidak salah apapun, aku diancam dan dianiaya.”

Pesan tersebut membuat Halimah berpikir bahwa kemungkinan jika putrinya telah berulang kali disiksa Ferry selama setahun belakangan.

Jenazah Alda Risma sendiri dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Blender, Bogor, Jawa Barat, pada pagi hari 13 Desember 2006.




Setelah kamu membaca kisah tentang Alda Risma, sudahkah kamu membaca  tentang Kisah Tragis Supermodel Amerika Gia Carangi, yang juga sama tragisnya.
Lalu lanjutkan dengan membaca kisah tragis lainnya dari supermodel pertama Amerika Serikat Audrey Munson, yang berakhir di rumah sakit jiwa




 .




Comments

  1. hukum indonesia lemah sekali, masa tahanan 15 jd 8, nyawa manusia seakan tidak ada harganya.

    ReplyDelete
  2. apa ya motifnya membunuh alda dengan cara sprti itu

    ReplyDelete
  3. makannya ya gurls, udah tinggalin aja cowok yg berani main tangan ke cewek, itu artinya dia dominan, ego, dan kasar.. itu masih pacaran, belom lagi kalau sudah nikah yg mungkin bs tambah parah kaya kdrt
    stay safe:)

    ReplyDelete
  4. Sampe skrg masih penasaran apa sebenrnya motif si fery itu ya..

    ReplyDelete
  5. Tragis dan misteri.. dan lagu menanti kekasih..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Dark Disney: Kisah Original Di Balik Cerita Klasik Disney - Sleeping Beauty

Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book