Kalau kamu pernah membaca buku klasik karya Scott O'Dell, "
Island of the Blue Dolphins", mungkin kalian terpesona oleh tokoh utamanya. Dia adalah seorang wanita muda yang tinggal di sebuah pulau di Samudra Pasifik..... sendirian. Seluruh penduduk dari sukunya telah meninggalkan pulau itu, sementara dia masih tertinggal disana. Banyak orang mungkin tidak tahu atau tidak menyadari bahwa O'Dell menulis novelnya berdasarkan peristiwa nyata dan kehidupan nyata: bahwa Juana Maria, sang wanita yang ditinggal sendirian di pulau San Nicolas.
Dilahirkan pada awal abad ke-19 - tidak ada yang tahu kapan tepatnya - wanita yang akhirnya dikenal sebagai Juana Maria dari Pulau San Nicolas menghabiskan hampir seluruh hidupnya terisolasi jauh dari peradaban manusia. Meskipun akhirnya kesendirinnya berakhir dan terselamatkan di tahun 1853, tapi hidupnya setelah itu amatlah singkat.
Sejarawan hanya mampu mengumpulkan fakta yang tidak banyak tentang kehidupan Juana. Secara keseluruhan, mereka hanya menyimpulkannya sebagai kisah yang tragis dan memilukan tentang seorang wanita yang bahkan ketika ditemukan, masih tetap 'tersesat' dalam banyak hal. Kisah Juana Maria adalah kisah yang memetakan kontur tragedi penduduk asli Amerika abad ke-19 di tangan kolonialisme Eropa.
Saat itu hanya ada sekitar 20 orang yang tersisa dari sukunya di tahun 1835
Pulau San Nicolas adalah salah satu Channel Islands California. Suku Juana Maria, yang dikenal dengan nama Nicoleños, tinggal di pulau itu sekitar 10.000 tahun. Namun, sejarah panjang mereka di pulau itu tidak bisa melindungi mereka dari tragedi. Pada tahun 1811 atau 1814 - ketika Juana Maria mungkin masih seorang anak kecil - sebuah bencana melanda. Sekelompok pemburu asli Alaska dan Rusia menyerang pulau itu dan menghancurkan penduduk setempat. Populasi suku sebelumnya telah mencapai 300 orang yang akhirnya berkurang menjadi puluhan saja setelah serangan itu. Pada tahun 1835, populasi mereka hanya sekitar 20 individu.
Penduduk suku asli yang tersisa dievakuasi
Pada tahun 1835, seluruh suku Juana Maria dipindahkan dari Pulau San Nicolas. Namun mereka meninggalkan tempat itu bukan karena sebuah pilihan tetapi para pemimpin Katolik di daratan secara khusus meminta agar seluruh suku Nicoleño dievakuasi. Motivasi para pemuka agama tetap tidak jelas. Apakah mereka mengevakuasi suku itu karena mereka khawatir kalau mereka nantinya tidak dapat mempertahankan mata pencaharian mereka di Pulau San Nicolas? Atau mereka hanya sekedar ingin menambah pengikut?
Juana tertinggal di pulau itu
Penduduk asli tersebut berhasil dipindahkan dari pulau itu oleh para pendeta Katolik pada tahun 1835. Namun, Juana tidak berada di antara rombongan itu. Kenapa dia bisa tertinggal? Tidak ada jawaban pasti. Satu cerita menyatakan bahwa dia menghilang dari rombongan ketika mereka dievakuasi karena dia keluar mencari anaknya yang hilang yang berusia dua tahun. Cerita lain mengatakan mungkin Juana Maria melompat dari kapal, karena ia merasa bahwa adik lelakinya masih tertinggal di pulau itu. Namun apapun alasannya, kapal itu akhirnya meninggalkan San Nicolas, meninggalkan Juana disana.
Meskipun 18 tahun dalam kesendirian, Juana ditemukan dalam keadaan "Tersenyum"
Setelah beberapa upaya yang sia-sia untuk menemukan wanita yang hilang karena terpisah dari sukunya. Suatu hari, seorang Kapten kapal Peores Nada, pria bernama George Nidever, akhirnya menemukan Juana Maria pada tahun 1853. Dalam Memoarnya,
Life and Adventures of George Nidever, Kapten menceritakan kembali saat ia menemukan Juana, yang ia gambarkan sebagai "
old woman," yang sibuk membersihkan kotoran ikan paus.
Alih-alih menjauh dari Kapten dan kru kapalnya, Juana: "tersenyum dan membungkuk, berbicara kepada mereka dalam bahasa yang tidak dapat dipahami." Dia "tinggi sedang ... sekitar 50 tahun tapi ... masih kuat dan aktif. Wajahnya tampak menyenangkan dan dia terus tersenyum ... Pakaiannya hanya terdiri dari satu pakaian kulit. "
Meski kapal yang dulu pergi tanpa Juana Maria tidak pernah kembali, dan dia ditinggalkan sendirian di Pulau San Nicolas selama 18 tahun. Sulit untuk mengatakan apa dampak dari kesendirian yang dialami Juana Maria. Tapi dia banyak akal dan menjalani kehidupannya; dia berburu anjing laut dan bebek dan membuat pakaian juga tempat berlindung. Ketika kapten kapal itu menemukannya pada tahun 1853, mereka menemukan, bahwa Juana membangun gubuk dari tulang ikan paus dan mungkin tinggal di gua terdekat.
 |
| Sketsa, Juana saat ditemukan |
Ketika Juana ditemukan, dia tidak bisa berkomunikasi dengan siapapun
Kesendirian Juana Maria tidak berakhir begitu dia ditemukan kembali pada tahun 1853. Ketika dia dibawa ke Santa Barbara, Juana tidak dapat berkomunikasi dengan siapa pun. Dia tetap berbicara dengan bahasa sukunya, tapi tidak ada yang bisa mengerti. Jadi, setelah dia ditemukan, dia tidak bisa memberi tahu siapa pun tentang kisahnya yang mengerikan ataupun perjuangannya. Sampai saat ini, para sejarawan tidak tahu bahasa apa tepatnya yang digunakan oleh Juana Maria.
Dia adalah anggota terakhir dari sukunya
Tragedi selanjutnya menunggu suku Nicoleños yang meninggalkan Pulau San Nicolas pada tahun 1835. Kapal yang membawa mereka dari pulau itu bernama Peor es Nada, yang diterjemahkan menjadi "lebih baik daripada tidak sama sekali." Kapal yang membawa mereka kandas di Teluk San Francisco, para korban yang selamat pindah ke kapal San Gabriel. Sayangnya, karena kurangnya sistem kekebalan tubuh mereka terhadap penyakit yang mereka temui di daratan menjadi musibah bagi Nicoleños dan mereka pun semuanya meninggal (walaupun ada yang mengatakan jika ada 3-4 orang yang selamat dan sempat bertemu kembali dengan Juana). Pada saat Juana Maria mencapai daratan pada tahun 1853, ia telah menjadi anggota terakhir sukunya.
Tidak ada yang tahu nama aslinya
Juana Maria dikenal dengan sebutan "
Lone Woman of San Nicolas" para sejarawan tidak ada yang mengetahui nama aslinya. Para pendeta Katolik memberinya nama Juana Maria hanya setelah dia dibawa ke Santa Barbara. Di dalam buku
Island of the Blue Dolphins, Juana dinamai “Karana.” Tetapi tidak ada bukti sejarah siapa nama aslinya sebenarnya.
Ketika dia akhirnya tiba di Santa Barbara, penduduk setempat memiliki rasa ingin tahu, terutama karena tidak ada yang bisa berbicara dengannya. Dia dijuluki "wanita liar." Koran memberitakan tentang bagaimana dia menyesuaikan diri dengan kehidupan di Santa Barbara, bahkan ada yang mengatakan bahwa dia kagum pada kuda-kuda dan menikmati kopi juga minuman keras. Dia bahkan menyanyikan lagu dan tarian untuk mereka yang datang untuk melihat si “wanita liar.”
Salah satu lagu yang dinyanyikan Juana Maria dikenal dengan sebutan "
Toki Toki". Informasi tentang lagu ini berasal dari pria Ventureño bernama Malquiares, seorang pemburu berang-berang yang telah bergabung dengan ekspedisi Nidever ke pulau itu dan yang telah mendengar Juana Maria menyanyikannya. Malquiares kemudian melafalkan kata-kata itu kepada temannya Fernando Kitsepawit Librado. Kata-kata dalam lagu yang dinyanyikan Juana adalah sebagai berikut:
"Toki Toki yahamimena (× 3) weleshkima nishuyahamimena (× 2) Toki Toki ..." (dan seterusnya diulang dari awal)
Dia dirawat oleh istri Kapten George Nidever, Sinforosa
Setibanya di Santa Barbara, Juana Maria tinggal di rumah lelaki yang menemukannya, Kapten George Nidever. Di sana, istri Kapten Nidever, Sinforosa Sanchez Nidever, menjadi teman dan perawat Juana Maria. Namun, Juana Maria hanya sebentar saja berada disana. Hanya selama tujuh minggu, bahkan perawat dan temannya tidak bisa menyelamatkannya dari disentri yang menyerangnya
Para pendeta membaptis Juana Maria
Saat Juana Maria dibawa ke Mission Santa Barbara, entah kepercayaan apa yang dianutnya. Tapi karena Mission Santa Barbara merupakan pos terdepan kolonial untuk Katolik Spanyol dan pada 19 Oktober 1853, seorang pemimpin Katolik membaptis Juana di ranjang kematiannya. Karena dia tidak bisa berkomunikasi, pastinya dia tidak mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh pemuka agama tersebut terhadap dirinya.
Meskipun Juana Maria bisa berkontak dengan manusia tapi dia hanya bisa menikmatinya selama tujuh minggu saja. Setelah hidup dalam kesendirian selama hampir dua dekade, sistem kekebalan tubuhnya cukup rentan ketika dia tiba di Santa Barbara. Dia dengan cepat mengidap disentri. Dan akhirnya Juana meninggal dunia pada 19 Oktober 1853. Kematiannya bukan saja mengakhiri kesendiriannya tapi juga meninggalkan misteri hidupnya
Banyak barang yang dibawa Juana menghilang
Juana Maria membawa beberapa benda bersamanya ke Santa Barbara dari Pulau San Nicolas, termasuk jarum yang terbuat dari tulang ikan yang mungkin pernah ia gunakan untuk membuat gaun dari bulu burung cormorant. Sayangnya, benda-benda itu telah disimpan di San Francisco dan hancur saat gempa bumi besar yang melanda San Francisco pada tahun 1906. Selain itu, gaun yang pernah dipakainya saat ditemukan juga telah menghilang, terutama, setelah dikirim ke Vatikan. Seolah-olah semua jejak hidupnya telah hilang, mungkin lebih ekstrimnya: telah dihapus dari catatan sejarah.
Mungkin karena begitu sedikit fakta yang bisa diperoleh dari hidupnya di San Nicolas, wanita yang dikenal dalam sejarah sebagai Juana Maria ini memiliki kehidupannya sendiri setelah kematiannya yang tercurahkan kedalam fiksi.
Salah satu 'bukti kehidupannya' adalah saat kisahnya tertulis dalam novel Scott O'Dell yang sangat populer,
Island of the Blue Dolphins. Novel yang terkenal ini - mungkin lebih ke sisi lain dalam hidupnya - telah membawa mitologi, legenda, dan kisah
Lone Woman of San Nicolas Island ke generasi muda
 |
| Patung Juana Maria |
Menjelang akhir hidupnya, Kapten George Nidever, pria yang menemukan Juana Maria di Pulau San Nicolas, memutuskan untuk merekam kisah hidupnya. Dan dari kisah inilah, banyak hal yang di dapat yang ingin diketahui oleh masyarakat modern tentang Juana Maria. Dilahirkan di Tennessee pada 1802, kehidupan George Nidever penuh dengan prestasi dan cerita yang luar biasa, yang paling penting adalah penemuannya tentang Juana Maria. Dan otobiografinya - penuh dengan kisah-kisah ini - ia sangat populer di kalangan pembaca Amerika pada akhir abad ke-19.
Comments
Post a Comment