Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun kenyataannya, terk
loading...

Mayat-Mayat Pendaki di Gunung Everest

Gunung Everest adalah gunung tertinggi di dunia, tetapi selain itu, gunung ini adalah pemakaman terbuka terbesar yang pernah ada. Ada lebih dari 200 kematian saat pendakian di Gunung Everest. Dan banyak mayat tetap disana sebagai pengingat bagi mereka para pendaki.

Mount Everest

Sejak 1953 ketika Edmund Hillary dan Tenzing Norgay mendaki puncak untuk pertama kalinya, lebih dari 4.000 orang mengikuti jejak mereka, menantang iklim yang keras dan medan berbahaya hanya untuk merasakan kemenangan sesaat.

Beberapa dari pendaki bahkan tidak pernah meninggalkan gunung Everest

Bagian puncak gunung, kira-kira menjulang di atas 26.000 kaki (7,9 Km), dikenal sebagai "zona kematian." Di sana, kadar oksigen hanya sepertiga dari yang ada di permukaan laut, dan tekanan barometrik menyebabkan berat badan terasa sepuluh kali lebih berat. Kombinasi keduanya membuat pendaki merasa lamban, bingung dan lelah dan dapat menyebabkan tekanan ekstrem pada organ. Karena alasan ini, pendaki biasanya tidak bertahan lebih dari 48 jam di daerah ini.

Para pendaki yang berhasil melalui tantangan ini biasanya masih bisa merasakan sisa sisa dari efek pendakian. Sementara mereka yang tidak sanggup, akan ditinggalkan ditempat mereka terjatuh.

Protokol standar adalah untuk meninggalkan orang yang meninggal (saat mendaki Everest) dimana mereka mati, dan mayat-mayat ini tetap berada disana dalam keabadian di puncak gunung dan berfungsi sebagai peringatan bagi pendaki serta penanda zona yang mengerikan.

Salah satu mayat paling terkenal dikenal dengan sebutan "Green Boots". Mayat pendaki ini dilewati oleh hampir setiap pendaki untuk mencapai zona kematian. Identitas Green Boots diperdebatkan, tetapi paling banyak diyakini Green Boots adalah Tsewang Paljor, seorang pendaki India yang meninggal pada tahun 1996.
Green Boots Mount Everest bodies
Green Boots

Pada 2006, pendaki lain bergabung dengan Green Boots di guanya, duduk, memeluk lutut di sudut, selamanya.

David Sharp berusaha untuk mencapai puncak Everest sendiri. David berhenti untuk beristirahat di gua Green Boots, seperti yang dilakukan banyak orang sebelumnya. Selama beberapa jam, David membeku sampai mati, tubuhnya tersangkut dalam posisi meringkuk, hanya beberapa meter dari salah satu mayat pendaki Gunung Everest yang paling terkenal.

David Sharp's Death Outrag... is listed (or ranked) 3 on the list 12 Disturbing Stories Of Dead Bodies Left To Decompose On Top Of Mount Everest
David Sharp
Tidak seperti Green Boots, orang-orang mungkin tidak mengetahui saat kematian David Sharp karena saat itu hanya sejumlah kecil orang yang mendaki, setidaknya 40 orang melewati Sharp pada hari itu. Tidak satu pun dari mereka yang menyadari ataupun berhenti.

Kematian David memicu perdebatan moral tentang budaya pendaki Everest. Meskipun banyak yang melewati David ketika dia sekarat, dan keterangan saksi mata mereka menyatakan David tampak hidup dan dalam kesulitan, tetapi mereka tidak ada yang menawarkan bantuan.

Sir Edmund Hillary, orang pertama yang pernah mencapai puncak gunung, mengkritik pendaki yang telah melewati David dan menghubungkannya dengan keinginan para pendaki yang lebih mementingkan untuk mencapai puncak.

"Jika kamu melihat seseorang yang sangat membutuhkan dan kamu sendiri masih kuat dan energik, maka kamu memiliki tugas untuk memberikan semua yang kamu bisa untuk membawa turun orang tersebut dan tujuanmu ke puncak menjadi sangat sekunder," kata Hillary kepada New Zealand Herald, setelah berita kematian Sharp tersiar.

"Saya pikir sikap pendaki Gunung Everest telah menjadi mengerikan," tambahnya.

“Orang-orang hanya ingin mencapai puncak. Mereka tidak peduli siapa pun yang berada dalam kesusahan dan sama sekali tidak mengesankan. Mereka meninggalkan seseorang yang sekarat untuk mati."

Pada tahun 1999, mayat tertua yang diketahui ditemukan di Everest.
Tubuh George Mallory ditemukan 75 tahun setelah kematiannya pada 1924 setelah musim semi yang luar biasa hangat. Mallory telah berusaha menjadi orang pertama yang mendaki Everest, meskipun dia telah menghilang sebelum ada yang tahu apakah dia telah mencapai tujuannya.

George Mallory
Mayat George Mallory saat ditemukan di tahun 1999

Tubuhnya ditemukan pada tahun 1999, badan bagian atas, setengah dari kakinya, dan lengan kirinya hampir terpelihara dengan sempurna. George mengenakan setelan jas wol dan membawa peralatan pendakian primitif dan botol oksigen. Sebuah tali di pinggangnya membuat mereka yang menemukannya berkeyakinan bahwa dia telah diikat ke pendaki lain ketika dia jatuh dari sisi tebing.

Masih belum diketahui apakah Mallory berhasil mencapai puncak. Walaupun dia mungkin tidak berhasil, rumor pendakian Mallory telah berhembus selama bertahun-tahun. George Mallory adalah pendaki gunung yang terkenal pada saat itu dan ketika ditanya mengapa dia ingin mendaki gunung yang saat itu belum ditaklukkan, dia menjawab:
"Because it's there."

George Mallory's Artifacts On Everest
Peralatan pendakian George Mallory

Salah satu pemandangan paling mengerikan di Gunung Everest adalah tubuh Hannelore Schmatz. Pada tahun 1979, Schmatz menjadi tidak hanya warga negara Jerman pertama yang tewas di gunung Everest tetapi juga wanita pertama yang tewas di Everest.

Schmatz benar-benar mencapai tujuannya untuk menaklukan gunung, sebelum akhirnya menyerah pada kelelahan dalam perjalanan turun. Terlepas dari peringatan Sherpa-nya, Schmatz mendirikan kemah di dalasm zona kematian.

Dia berhasil selamat dari badai salju yang menghantam semalam, dan hampir sampai di perkemahan sebelum kekurangan oksigen dan radang dingin yang menyebabkan kelelahan. Dia hanya 330 kaki dari base camp.

Mount Everest Bodies Hannelore Schmatz
Hennelore Schmatz

Tubuhnya tetap berada di gunung, terawat dengan sangat baik karena suhu di bawah nol yang konsisten. Dia tetap berada di Rute Selatan gunung itu, bersandar pada ranselnya dan dengan mata terbuka sementara rambutnya tertiup angin, sampai angin 70-80 MPH meniup lapisan salju di atasnya atau mendorongnya turun dari gunung . Tempat peristirahatan terakhirnya tidak diketahui.

Ketika seseorang meninggal di Everest, terutama di zona kematian, hampir tidak mungkin untuk membawa mayat pendaki untuk turun. Kondisi cuaca, medan, dan kekurangan oksigen membuat sulit untuk sampai ke tempat ditemukannya mayat. Bahkan jika mereka dapat ditemukan, mereka biasanya sudah menempel di tanah, membeku di tempat.

Faktanya, dua penyelamat meninggal ketika mencoba untuk membawa tubuh Schmatz.

Terlepas dari risiko, dan mayat-mayat pendaki yang akan mereka temui, ribuan orang berbondong-bondong ke Everest setiap tahun untuk mencoba salah satu prestasi paling mengesankan yang dikenal manusia saat ini.









Comments

  1. buat yang bosan hidup dan bingung hidup mau dibawa kemana. langsung aja cuss ke everest ����

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Dark Disney: Kisah Original Di Balik Cerita Klasik Disney - Sleeping Beauty

Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book