Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun...
loading...

Belle Gunness, The Original Black Widow Yang Membunuh Suami, Anak-anak dan Siapapun Demi Uang.


Belle Gunness lahir dengan nama asli Brynhild Paulsdatter Storset pada 11 November 1859 yang berasal dari keluarga miskin dari sebuah desa kecil Selbu di Norwegia.
Antara tahun 1884 hingga 1908, Gunness diperkirakan telah membunuh sedikitnya 14 orang, bahkan diduga  berjumlah 40 atau lebih.
Seperti umumnya  orang orang yang bermigrasi ke Amerika Serikat, ia jalani demi sebuah  mimpi.  Dan akhirnya, ia 'menemukan' impiannya di Chicago ketika dia menemukan ide untuk menghasilkan uang dalam jumlah besar, yaitu dengan penipuan asuransi.

Demi klaim asuransi 

Orang orang mungkin berpikir jika nasib Gunness sangatlah buruk, karena ia sering kali mengalami bencana dan tragedi  dalam hidupnya.  Properti yang dimilikinya secara misterius terbakar habis hingga rata dengan tanah, sementara orang orang terdekatnya pun satu persatu meninggal dunia.  Tapi selalu ada hikmah dibalik tragedi  dalam hidup Gunness, ia mendapatkan  premi asuransi yang sangat besar.

Tapi dibalik kisah hidupnya yang ternyata tidak setragis itu, dia mendapat julukan Black Widows dan yang menjadi pembunuh berantai produktif yang diyakini telah membunuh sekitar 40 korban.  Hell's Belle, atau Lady Bluebeard adalah julukannya yang dikenal kelak, seorang wanita yang telah membunuh suaminya dan bahkan anak-anaknya sendiri.

Kegemaran Gunness akan pembunuhan dan penipuan asuransi dimulai tak lama setelah dia menikahi suami pertamanya, Mads Sorenson pada tahun 1893. Bersama-sama mereka membuka toko permen dan memiliki empat anak - Caroline, Axel, Myrtle, dan Lucy.  Mereka juga memiliki anak angkat bernama Jennie Olsen.
Jennie Olsen

Sorenson telah membeli dua polis asuransi jiwa.  Pada 30 Juli 1890, kedua polis asuransinya masih aktif pada saat yang sama, tetapi yang satu akan kedaluwarsa pada hari itu, dan yang satunya baru dimulai.

Sorenson meninggal karena pendarahan otak hari itu.  Gunness menjelaskan bahwa Sorenson pulang dengan sakit kepala dan dia memberinya bubuk kina untuk meredakan rasa sakit;  Gunness kemudian memeriksanya dan ternyata suaminya sudah mati
Dan ia pun berhasil mendapatkan klaim dari dua asuransi sekaligus, meskipun yang satu sudah kadaluarsa. Ia mendapat total $ 5,000 saat itu.

Dokter pertama yang memeriksa tubuh Mads dan menemukan bahwa Mads telah mengalami keracunan strychnine.  Tetapi dokter Gunness menolak temuan itu dan memutuskan bahwa Mads mengalami gagal jantung. Gunness pun lolos dari kasus pembunuhan.

Dengan suami, anak-anak, serta bisnisnya, banyak peluang bagi Gunness untuk mengklaim asuransi.  Bisnisnya tiba tiba  terbakar dan kemudian dua dari anak-anaknya, Caroline dan Axel meninggal dunia dan dalam surat kematiannya tertulis karena radang usus akut.  Namun sebenarnya radang usus akut dan keracunan strychnine sebenarnya memiliki persamaan gejala. Yaitu sakit di bagian abdominal, namun Gunness dapat dengan mudah melewati penyelidikan.
Ia pun mendapatkan uangnya

Dengan membawa uang dari hasil klaim asuransi di tangannya, ia membawa anak-anaknya yang tersisa ke LaPorte, Indiana.  Pada tahun 1901, ia membeli pertanian seluas 42 acre di ujung jalan McClung.  Meskipun sudah memiliki properti dan kekayaan yang cukup tapi ternyata ia masih menginginkan lebih. Tidak lama kemudian, sebagian lahan pertaniannya terbakar dan dia kembali mendapatkan lebih banyak uang asuransi.

Menikahi Peter Gunness

Pada 1 April 1902, ia menikah dengan Peter Gunness, seorang tukang daging dan duda setempat.  Suami barunya membawa dua putri, yang Belle Gunness lihat sebagai 'ladang uang'.

Tidak lama setelah pernikahannya, satu anaknya menghilang misterius.  Peter tahu ada yang tidak beres dan ia pun segera mengirim putri sulungnya, Swanhild, untuk tinggal bersama kerabatnya.  Dan kelak, dia adalah satu-satunya anak yang selamat dari Gunness.

Seharusnya bukan hanya Swanhild yang pergi, Peter pun seharusnya pergi juga dari rumah itu. Namun terlambat, karena pada bulan Desember 1902, Peter Gunness ditemukan tewas dan menurut pengakuan Gunness, sebuah penggiling daging jatuh dari rak dapur dan menghantam kepala suaminya.  Anak perempuan Gunness, Jennie, mengatakan kepada teman-teman sekolahnya,
"Mama saya teah membunuh ayah saya. Dia memukulnya dengan pisau daging. Tapi mama telah memalsukannya. Jangan bilang siapa-siapa."

Kali ini penyidik memperhatikan gejala keracunan strychnine dan memerintahkan pemeriksaan. Tapi tidak ada bukti kuat yang ditemukan dan Gunness meyakinkan dramanya dengan menangis buaya atas kematian suaminya.  Namun, airmatanya segera mengering ketika dia berhasil mencairkan polis asuransi jiwa Peter.  Enam bulan setelah kematian Peter, Belle melahirkan putranya, Philip Gunness.

Dengan 'hilangnya' suami keduanya, dia menemukan cara yang jauh lebih efisien untuk mendapatkan uang.  Dia menempatkan iklan di surat kabar untuk pelamar kaya untuk datang ke ladangnya.  Banyak pria yang mendatangi LaPorte namun tidak pernah terlihat lagi.

Gunness selalu berhasil meyakinkan para pelamarnya untuk membawa uang mereka dan untuk "tidak memberi tahu siapa pun bahwa mereka akan mengunjungi LaPorte".

Mereka membeli "saham" di pertaniannya dengan menyetor uang tunai mereka ke rekening bank Gunness.  Ketika transaksi dilakukan, Gunness akan meracuni makanan mereka atau memukul kepala mereka dengan pisau daging.

Kemudian menurut Jack Rosewood, penulis Belle Gunness: The True Story of The Slaying Mother: Historical Serial Killers and Murderers, dia akan memotong-motong mayat-mayat itu dan memberi makan mereka ke babi-babi  atau menguburnya di kandang babi.

Pada pagi hari tanggal 28 April 1908, rumah pertaniannya terbakar dan pemerintah setempat menemukan mayat ketiga anak Belle: Lucy dan Myrtle Sorenson serta Philip Gunness, di ruang bawah tanah, mereka juga menemukan mayat seorang wanita tanpa kepala yang dianggap sebagai Belle Gunness.
Sumber: murderpedia

 Awalnya, pihak berwenang percaya bahwa Belle telah dibunuh.  Tetapi beberapa hari setelah kebakaran, Asle Helgelien muncul mencari saudara lelakinya yang hilang, Andrew, salah satu dari orang-orang yang jatuh cinta pada Gunness, karena Helgelien sangat mengetahui korespondensi antara saudaranya dan Gunness.  Dia bersikukuh bahwa Gunness telah membunuh saudaranya dan mendesak Sheriff County LaPorte untuk menggeledah pertanian.  Setelah mengunjungi peternakan dengan mantan buruh tani, mereka menemukan sesuatu di kandang babi, dan setelah menggali, mereka menemukan sebuah karung goni berisi "dua tangan, dua kaki, dan satu kepala."
Andrew Helgelien, salah satu korban
Source: Murderpedia

Dia mengenali kepala itu milik saudaranya. Penggalian lebih lanjut menghasilkan lebih banyak: dalam kurun waktu dua hari, para penyelidik menemukan total 11 karung goni, yang berisi lengan dari bahu ke bawah, tulang manusia. Gunness mengikuti pola yang sama dalam membantai semua tubuh: kaki dipotong di lutut, lengan dipotong di bahu, dan kepala dipenggal.

Meskipun sulit untuk mengidentifikasi mayoritas mayat, di antara mereka yang berhasil ditemukan adalah putri angkatnya Jennifer Olsen Gunness, yang telah hilang sejak 1906.

Pers segera terpikat oleh detail kisah Gunness: sebelum ditemukannya mayat-mayat yang dipenggal, pers setempat sempat menggambarkan Gunness sebagai ibu yang heroik yang terbakar dalam api.  Namun, tak lama kemudian, ia mendapat gelar "Indiana Ogress" atau "Female Bluebeard," dan dibandingkan Lady Macbeth.  Wartawan menggambarkan rumahnya sebagai "pertanian horor" dan "kebun kematian."  Orang-orang berbondong-bondong ke La Porte, karena menjadi daya tarik lokal - dan nasional - sampai-sampai para pedagang dilaporkan menjual es krim, popcorn, kue, dan sesuatu yang disebut "Gunness Stew."

Meskipun demikian, sangat penting untuk mengidentifikasi mayat wanita tanpa kepala yang disebutkan di atas, karena tidak dapat diidentifikasi, bisa saja diartikan bahwa Gunness sebenarnya masih hidup di suatu tempat, siap untuk melanjutkan rencananya.  Setelah menyusuri abu, sisa kebakaran, para peneliti menemukan serangkaian gigi milik Gunness.  Penyidik menganggap bukti yang cukup untuk mengkonfirmasi bahwa mayat tanpa kepala itu milik Gunness.

Memalsukan Kematiannya
Ray Lamphere
Perhatian segera beralih ke Ray Lamphere, yang merupakan salah satu pekerja pertanian yang juga merupakan pacar putus-sambung-nya Gunness. Untuk sementara, dia adalah tersangka utama, karena dia mengaku menyaksikan asap yang datang dari gedung dan tidak melaporkannya karena dia takut disalahkan sebagai penyebabnya.
Disisi lain Lampard pernah mengakui bahwa Gunness pernah memasang iklan mencari jodoh, hanya untuk membunuh dan merampok orang-orang yang tertarik pada diriya dan kemudian mengunjunginya di pertanian. Lamphere juga pernah menyatakan bahwa Gunness memintanya untuk membakar rumah pertanian dengan anak-anaknya di dalam. Ia juga menegaskan bahwa tubuh tanpa kepala yang dianggap sebagai Gunness sebenarnya adalah korban pembunuhan, yang telah dipilih dan diletakan disana untuk menyesatkan polisi.

Dalam persidangan Lamphere, terjadi perbedaan pendapat di media saat itu. Sebagian berpendapat apakah Lamphere telah dibiarkan masuk dalam skema Gunness 'atau apakah ia hanya tidak menyadari situasi'.  Dalam kata-katanya sendiri, dia telah menjalani "kehidupan yang tidak menentu" dan cenderung peminum, tetapi ini tidak berarti dia terhubung dengan pembunuhan Gunness.

Saudara satu korban yang telah membuat laporan terhadap Gunness atas hilangnya saudaranya, Asle Helgelien pernah memperingatkan Gunness bahwa ia akan tiba di pertanian untuk menyelidiki hilangnya saudaranya.  Menurut Lamphere, kedatangan  Helgelienlah yang telah memotivasi Gunness untuk menghancurkan rumahnya, memalsukan kematiannya sendiri, dan melarikan diri.

loading...
Lamphere didakwa, atas kelalaian, kemudian pada satu titik selama persidangan, seorang ahli kimia menemukan bekas strychnine di sisa-sisa tubuh anak-anak yan di temukan,  yang merupakan bukti bahwa anak-anak Gunness 'tidak mati dalam api, tetapi karena diracuni.  Jadi, pada akhirnya, Lampard hanya didakwa dengan pembakaran dan bukan karena pembunuhan: membakar rumah orang lain, terlepas dari apakah orang itu mungkin seorang pembunuh berantai, tetap merupakan kejahatan, dan ia mendapat hukuman 21 tahun.

Setelah satu tahun di penjara, Lamphere meninggal karena tuberkulosis pada tahun 1909, tetapi, saat menjelang kematiannya, ia mengaku kepada pastor bahwa ia menyaksikan pembunuhan Andrew Helgelien, yang mendorongnya untuk meminta uang suap dari Gunness, yang sebaliknya justru memecatnya, dan ketika dia kembali ke pertanian untuk mengambil barang-barangnya, dia disuguhi dengan kematian Gunness.  Terlebih lagi, berhari-hari sebelum terjadinya kebakaran, mereka telah pergi ke Chicago untuk mencari dan membawa pulang seorang pembantu rumah tangga, yang diyakini dialah yang telah menjadi tubuh tanpa kepala yang diduga sebagai Belle dalam kebakaran itu.

Tes DNA lebih lanjut  yang dilakukan pada 2008 terbukti tidak meyakinkan, karena sampel terlalu terintegrasi untuk memberikan hasil, sehingga hingga hari ini, masih ada keraguan tentang apakah wanita tanpa kepala itu Belle Gunness atau tubuh orang lain yang sengaja di palsukan.

Namun, ada satu kasus yang menunjukkan bahwa Gunness memang memalsukan kematiannya.  Pada tahun 1931, seorang wanita bernama Esther Carlson tengah menunggu persidangan karena meracuni seorang pria di Los Angeles.

Dia memiliki persamaan yang mencolok dengan Gunness dan memiliki usia yang sama.  Tetapi yang mencirikan adalah bahwa Carlson memiliki foto-foto tiga anak yang membuat kita  teringat kepada Gunness.

Tapi apakah Gunnesa dan Carlson adalah orang yang sama? Semuanya masih misteri.

Namun yang jelas, Carlson pernah membunuh suaminya Charles Carlson yang ia nikahi tahun 1911 (ingat, Gunness 'terbakar'/ 'menghilang' pada tahun 1908). Charles Carlson diduga tewas karena keracunan strychnine, meski dalam laporan resminya ia meninggal karena kanker perut.
Pria bernama Gustav Ahlzen, yang juga pernah tinggal bersama Esther Carlson juga tewas setelah diduga bunuh diri dengan menenggak sebotol strychnine

Dan misteri terbesarnya adalah foto 3 anak yang di temukan di bagasi Esther Carlson yang mirip dengan 3 anak Gunness yang tewas terbakar. Kenyataannya, Carlson tidak pernah memiliki anak. Jika memang Carlson dan Gunness bukan orang yang sama, lalu mengapa foto itu ada di dalam bagasi Carlson?


Comments

Popular posts from this blog

Menguak kisah Hello Kitty Murder

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Judith Barsi, Aktris Cilik Yang Tewas Dibunuh Ayahnya Sendiri