Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun kenyataannya, terk
loading...

David dan Louise Turpin, Orang Tua Yang Memenjarakan ke 13 Anak Mereka Di Rumah Sendiri


Pada Januari 2018, seorang remaja yang terdengar putus asa menelepon 911. Remaja berusia 17 tahun itu melaporkan bahwa dia telah melarikan diri dari orang tuanya, meninggalkan 12 saudara kandungnya yang disekap di rumah mereka sendiri di Perris, California.  Polisi dengan sigap menanggapi telepon itu dan menemukan fakta yang mengejutkan dan kejam: David dan Louise Turpin telah mengikat dan merantai beberapa anak mereka di kamar tidur yang kotor. Semua anak anaknya tampak kurang gizi.

Kekejaman ini telah berlangsung selama beberapa dekade, karena usia anak-anak berkisar antara 2 hingga 29 tahun, sehingga tingkat pelecehan setiap anak berbeda beda. Ada laporan bahwa suami istri Turpin bahkan memperlakukan hewan peliharaan keluarganya lebih baik daripada anak-anak mereka.

Pihak berwenang segera memindahkan anak-anak dari rumah Turpin dan menempatkan mereka di rumah sakit rehabilitasi untuk perawatan lebih lanjut.

Artikel berikut ini tidak menjelaskan mengapa David dan Louise Turpin mengurung anak-anak mereka, tetapi lebih menyoroti siapa keluarga Turpin ini  dan apa yang sebenarnya terjadi pada "Magnificent 13".

David dan Louise Turpin menganiaya ke 12 dari 13 (karena anak yang ke 13 masih berusia 2 th), anak-anak mereka selama bertahun-tahun sampai seorang putrinya berhasil melarikan diri dan melapor pada polisi.

Anak-anak David dan Louise Turpin dibesarkan dalam kekangan, pelecehan dan perlakuan kasar sehingga ketika media membongkar apa yang dialami anak-anak itu untuk bertahan hidup, mereka menjuluki  Perris, California sebagai "rumah horor."

David dan Louise Turpin mengisolasi anak-anak mereka dari dunia dan mengunci mereka di dalam rumah mereka sendiri selama bertahun-tahun.  Bagi beberapa anak dari ke 13 anak Turpin, ini berlangsung puluhan tahun.

Anak anak  Turpin Terselamatkan

Ketika petugas polisi memasuki rumah keluarga Turpin, mereka menemukan anak-anak sangat kekurangan gizi sehingga mereka bahkan tidak bisa mengatakan bahwa salah satu korban sebenarnya adalah seorang wanita berusia 29 tahun, yang mereka kira masih berusia 17 tahun ketika mereka datang menyelamatkan mereka.  Karena wanita itu terlihat sangat kurus, dan dia adalah anak tertua dari anak-anak Turpin tetapi dia begitu kekurangan makan dan tidak sehat sehingga pertumbuhan ototnya mengalami stagnasi dan beratnya hanya 82 pound (37 kg)

Sampah dan kotoran juga 'menghiasi' karpet dan hampir seluruh rumah dan orang tua mereka juga tidak pernah menyuruh anak-anaknya mandi. Mereka hanya diberi makan sekali sehari dan hanya mandi 1 kali dalam setahun, tampaknya hal tersebut yang membuat salah satu anak Turpin berontak dan melarikan diri.

Pada 14 Januari 2018, Jordan, anak perempuan David dan Louise Turpin yang berusia 17 tahun-lah akhirnya yang melakukannya.

Dia melompat keluar dari jendela dan menelepon 911 dan memohon petugas untuk menyelamatkan saudara-saudaranya,
"They will wake up at night and they will start crying and they wanted me to call somebody. I wanted to call y’all so y’all can help my sisters.

Jordan membawa ponsel, yang meskipun tidak diaktifkan, tetapi dia bisa menelepon 9-1-1. Ketika polisi bertemu dengannya, dia menunjukkan foto-foto kondisi rumahnya kepada petugas.

"Orang tuaku sangat kasar," kata Jordan kepada operator 911.

"Dua adik perempuanku sekarang sedang dirantai ... mereka dirantai di tempat tidur mereka."

"Kadang-kadang setiap aku bangun tidur, aku tidak bisa bernapas karena betapa kotornya rumah ini," ucap anak yang melapor ke 911.

Remaja itu berkata bahwa dia belum pernah ke dokter selama lima tahun dan tidak pernah ke dokter gigi seumur hidupnya. Ia pun mengatakan jika dirinya belum mandi selama setahun.

Telepon itulah yang akhirnya mengakhiri penderitaan anak anak  keluarga Turpin yang mengenaskan. Perhatian negara dan media pun tertuju pada keluarga itu.

Tapi ini akan menjadi  awal dari perjalanan panjang menuju pemulihan mental dan fisik bagi ke-13 anak Turpin karena orang tua mereka menghabiskan sisa hidup mereka di penjara.  Tapi mungkin masa lalu Louise Turpin sendiri yang kelak akan menjelaskan orang sadis macam apa dia ini sehingga begitu kejam terhadap anak-anaknya sendiri.

Jordan telah merencanakan pelariannya selama dua tahun bersama saudara-saudaranya yang lain.  Ketika remaja itu meninggalkan rumah pada hari Minggu, salah satu dari 12 saudara kandungnya, Jolinda, 13 tahun ikut menemaninya untuk kabur, tetapi dia takut dan memilih kembali ke rumah.

Polisi awalnya mengira Jordan yang  berusia 17 tahun adalah seorang anak berusia 10 tahun karena ukuran badannya yang kecil akibat malnutrisi. Para petugas mengira mereka (anak anak  lainnya yang berusia lebih dewasa 17 - 29 tahun) masih dibawah umur karena perilaku mereka, wajah yang pucat dan kondisi fisik yang terlihat buruk.

Jordan mengatakan kalau dia dan saudara-saudaranya akan dirantai selama satu atau dua bulan dan hanya dilepaskan untuk menyikat gigi atau menggunakan kamar mandi, seorang petugas yang mewawancarai remaja itu bersaksi.

Remaja itu mengatakan dia dan saudara-saudaranya tidak pernah sarapan, dan hanya akan makan selai kacang, burrito beku atau keripik untuk makan siang dan makan malam.
Rumah Turpin Family

Deputi Riverside County Sheriff's Department mendatangi rumah Turpin, dimana mereka menemukan dua belas saudara kandung lainnya, Jonathan 22 tahun dibelenggu ke tempat tidur dengan rantai.  Mereka juga menduga  jika Joanna yang berusia 14 tahun dan Julissa yang berusia 11 tahun juga telah dibelenggu tepat sebelum mereka masuk ke dalam rumah. Para deputi menggambarkan saudara-saudara itu memiliki penampilan yang kurang gizi, kotor, dan terlihat lebih muda dari umur mereka. Dan rumah mereka sangat bau seperti kotoran manusia di seluruh ruangan.

Menurut Jaksa Distrik Riverside di California, Mike Hestrin, Turpins merantai anak anaknya  sebagai bentuk hukuman ketika anak-anak bertingkah nakal.  Selain hanya mengijinkan mandi 1x dalam setahun mereka juga memantau segala kegiatan terkait air, seperti mencuci tangan.

Dan bentuk hukuman lainnya adalah, orang tua 'menggoda' anak-anak dengan kue pai, mereka akan membiarkan anak-anak menatap kue pie tersebut tetapi tidak boleh memakannya.  Orang tua mereka juga dilaporkan memaksa anak-anak untuk melakukan siklus tidur yang aneh, yang mengharuskan mereka tetap terjaga sampai jam 4 atau 5 pagi.

Ketika mereka dijemput oleh polisi, anak-anak itu sangat kelaparan, sehingga para deputi memberi mereka makanan ringan.

Ratusan jurnal yang ditulis oleh anak-anak tentang pengalaman mereka selama bertahun-tahun tinggal di rumah itu turut dibawa petugas sebagai barang bukti.

David dan Louise Turpins segera ditangkap dan didakwa dengan dua belas tuduhan penyiksaan, dua belas pemenjaraan palsu, tujuh tuduhan pelecehan terhadap orang dewasa, dan enam tuduhan pelecehan anak.  David juga dituntut atas tindakan cabul pada anak di bawah 14 tahun. Pasangan itu mengaku tidak bersalah atas tuduhan tersebut - pada awalnya.

Keluarga Turpin tinggal di rumah mereka di Perris, CA, selama beberapa tahun, tetapi tetangga dan penduduk setempat sama sekali  tidak pernah melihat sesuatu yang janggal tentang keluarga Turpin.  Seorang wanita yang tinggal berseberangan dengan keluarga Turpin mengatakan kepada Los Angeles Times bahwa dia sempat melihat seorang wanita membawa bayi tetapi tidak pernah mempertanyakan mengapa anak-anak yang belajar di rumah (home schooling) selalu berada di dalam rumah.  Selama bertahun-tahun, dia hanya sesekali melihat anak-anak yang "sangat pucat" keluar rumah bersama David dan Louise, tetapi mereka tidak pernah melihat anak-anak itu bermain di luar rumah.

Sementara warga lingkungan umumnya menganggap Turbin sebagai pasangan eksentrik, mereka menyatakan penyesalan karena tidak menyadari betapa gentingnya situasi anak-anak.

Anak-anak Turpin di Homeschooling-kan oleh orang tua mereka

David mendaftarkan rumahnya sebagai "Sandcastle Day School" di direktori Departemen Pendidikan California, dia dan Louise, mendidik anak-anak di rumah.  David memperoleh izin yang diperlukan untuk mengoperasikan lembaga non-agama dan dia pun berperan sebagai kepala sekolah mereka.

Selama 'bersekolah' di sekolah mereka sendiri, anak-anak tidak diperbolehkan bersosialisasi dengan siapa pun dan sering berada di dalam.  Dalam sebuah wawancara dengan ibu David setelah penangkapan, Betty Turpin mengakui bahwa putranya dan istrinya selalu mendandani anak-anak mereka dengan pakaian yang sama ketika mereka meninggalkan rumah.

Menurut CNN: pasangan itu akan membariskan anak-anak sesuai usia, dan orang tua berada di posisi depan dan belakang garis, karena 'alasan perlindungan.'


Latar Belakang Louise dan David Turpin dan kesaksian keluarganya

Suami istri Turpin didakwa dengan berbagai tuduhan penyiksaan, pemenjaraan, penganiayaan anak, dan penyiksaan terhadap orang dewasa, The Desert Sun melaporkan.  David dan Louise Turpin akhirnya mengaku bersalah atas 14 tuduhan pidana terkait dan kemungkinan akan menghabiskan sisa hidup mereka di penjara.
Louise (kanan belakang) beserta ayah ibunya, serta Teresa dan Elizabeth

Lalu, bagaimana seorang ibu seperti Louise bisa begitu kejam?  Masa kecilnya lah yang mungkin patut disalahkan

Adik Louise, Teresa Robinette, mengatakan kepada The Daily Mail bahwa ibu mereka, Phyllis, secara teratur "menjual" kedua anaknya (Louise dan Teresa) kepada seorang pedofil kaya yang akan secara rutin melecehkan mereka.

“Dia (pria itu) akan menyelipkan uang ke tanganku ketika dia selesai melecehkan aku,” kenang Teresa.

"Aku masih bisa merasakan napasnya di leherku ketika dia berbisik 'diamlah.' Kami memohon pada ibu untuk tidak membawa kami kepadanya, tetapi dia (ibu) hanya mengatakan: "Aku harus membelikanmu baju dan memberimu makan." Louise lah yang lebih banyak dianiaya.  Laki laki itu menghancurkan harga diriku dan Louise sebagai seorang anak"

Meskipun demikian, apa yang dilakukan Louise terhadap anak-anak keluarga Turpin telah mengejutkan Teresa.  Dia berkata bahwa dia selalu menganggap Louise sebagai "gadis baik" yang tidak pernah minum, merokok, atau menggunakan narkoba.
Louise Turpin muda

Hubungan antara Teresa dengan keponakannya lama tidak terjalin karena dia hanya bertemu empat anak tertua  Louise saja secara langsung dan berbicara kepada yang lainnya melalui obrolan video - yang semakin lama semakin jarang terjadi.

“Tidak pernah sedikitpun aku berpikir dia menyiksa anak-anak ... dia hanya mengarang alasan mengapa dia tidak bisa melakukan obrolan video.  Dia akan berkata: ‘David dan aku sangat sibuk dengan 13 anak, kita akan membahasnya akhir pekan ini.'”
Elizabeth Flores

Tetapi saudara perempuan mereka yang lain, Elizabeth Flores, tidak terlalu terkejut, dan kesaksiannya tentang Louise Turpin membuat gambaran yang lebih lengkap.

Buku Elizabeth, Sisters of Secrets berisi tuduhan yang cukup menyudutkan terhadap Louise Turpin.  Elizabeth tidak hanya menguatkan klaim Teresa bahwa kedua bersaudara itu mengalami pelecehan seksual berulang kali, tetapi bahwa Louise juga mulai mempraktikkan ilmu sihir saat dewasa, penjudi, terobsesi dengan ular, melakukan ritual setan, ritual papan Ouija dan menderita alkoholisme parah. Elizabeth juga mengklaim bahwa sebagai pasangan, Louise dan David menjelajahi berbagai agama dan penganut 'swinging relationship'

Buku itu menggambarkan sebuah rumah yang tidak bahagia dimana Louise dan Elizabeth menutupi telinga mereka ketika orang tua mereka bertengkar dan masa-masa sulit di sekolah tempat Louise diintimidasi.  Akan tetapi, pada tahun-tahun berikutnya, ketika Louise berusia 40-an, segalanya benar-benar menjadi buruk, The Desert Sun melaporkan.

 “Dia minum, merokok, berpesta, pergi ke bar, berlatih sihir, judi, memelihara dan makan ular derik, berpakaian dan bertindak vulgar di MySpace, melakukan praktik seks, dan itu terus berlanjut,” kata Elizabeth.

Terlepas dari semua ini, Elizabeth menjelaskan, Louise “tidak pernah ada dalam pikiranku untuk masalah menyakiti anak anaknya.”

Sosok yang diktator dari keluarga Turpin tentu saja David, suami Louise. Tapi David memiliki masa kanak-kanak yang indah dan karir awal  yang agak menjanjikan. Sebagai alumni Virginia Tech University yang belajar teknik komputer, ia dilaporkan pernah bekerja untuk Lockheed Martin dan General Dynamics.

David besar di Mercer County, Virginia Barat. Dia bersekolah di SMA yang sama dengan calon istrinya, meskipun usianya delapan tahun lebih tua.

Buku tahunan sekolah David di tahun 1979 bahkan mencantumkan David sebagai petugas di Klub Alkitab, Klub Catur, Klub Sains, dan Paduan Suara Acapella.  David adalah remaja yang rajin belajar, dia pun dikenal sebagai  "kutu buku," dan " orang rumahan."

Orang tuanya, James dan Betty Turpin, mengatakan kepada ABC News bahwa putra mereka telah menjadi insinyur komputer setelah lulus dari universitas.  Buku tahunan Bugle tahun 1984 mendaftarkannya sebagai jurusan teknik elektro senior, dan sebagai anggota masyarakat kehormatan teknik elektro dan komputer, Eta Kappa Nu.

David dan Louise Turpin kawin lari ketika David berusia 24 tahun dan istrinya 16. David bisa meyakinkan pihak sekolah Louise di Princeton, Virginia Barat untuk mengizinkan Louise berhenti sekolah dan keduanya berhasil sampai ke Texas sebelum Phyllis Robinette dan suaminya lapor polisi dan memaksa pasangan itu kembali ke rumah.

Ayah Louise adalah seorang penceramah dan anehnya, motivasinya untuk menyuruh mereka kembali hanya untuk mengadakan upacara pernikahan yang layak untuk keduanya. David dan Louise menikah di Princeton pada tahun 1984.

Ketika ayah Louise pensiun pada tahun 2012 dia ingin datang mengunjunginya, tetapi Louise melarangnya.  David dan Louise Turpin sudah tinggal di Perris, California selama beberapa dekade ketika Phyllis meninggal pada Februari 2016. Ayahnya meninggal tiga bulan kemudian.

Perjalanan kehidupan keluarga besar Turpin

Meskipun David cukup sukses baik secara akademis maupun profesional, segala sesuatunya mulai memburuk baginya sebagai seorang suami.

Pada awal 1990, David Turpin dipindahkan dari California Selatan ke Fort Worth. Bersama Louise dan putri sulung mereka, Jennifer, yang saat itu berusia 18 bulan, mereka pindah ke 3225 Roddy Drive, di Meadowcreek yang modis. David mendapatkan gaji enam digit.

Segera setelah pindah, Louise mengundang ibu dan saudara-saudaranya untuk berkunjung.  Itu adalah awal dari serangkaian perjalanan tahunan yang akan dilakukan keluarganya ke Texas selama dekade berikutnya, dengan Louise dan David yang membayar semuanya.

"Dia membayar tiket pesawat kami kesana setiap tahun," kata Teresa Robinette.

Tetapi setelah putra keduanya, Joshua lahir, pada tahun 1992, David dan Louise mengajukan kebangkrutannya yang pertama.  Terlepas dari gaji David yang tinggi, pasangan itu telah memaksimalkan kartu kredit dan menimbun hutang besar.

Tapi Louise tidak pernah mengakui masalah keuangan kepada keluarganya.

Pada Juli 1993, Louise kembali mengundang keluarganya dan lagi lagi dia bersikeras membayar semuanya, saat itu ia tengah mengandung  putri ketiganya, Jessica.

Lima belas bulan kemudian, Jennifer Turpin yang berusia delapan tahun saat itu baru saja memasuki sekolah kelas satu.  Sejak awal, anak itu tampak lemah dan kerap diejek oleh teman-temannya.  Bukan saja karena usianya yang paling tua diantara semua orang di kelasnya, tetapi penampilan Jennifer juga tidak terawat dan bau.

Dia mengenakan atasan bunga putih-dan-ungu yang sama ke sekolah setiap hari, dan rambutnya yang panjang dan berminyak, dipotong tidak rapi menjadi poni, dan tidak pernah disisir.  Teman-teman sekelasnya akan menutup hidung mereka ketika Jennifer lewat.

Pada tahun 1995, Louise Turpin melahirkan anak keempatnya, Jonathan.  Tahun berikutnya, dia dan David membawa anak-anak mereka kembali ke Princeton, untuk kunjungan keluarga.  Sekali lagi, mereka membayar semuanya, membawa semua orang keluar untuk makan mewah di restoran yang berbeda setiap malam.

"Kami pikir dia memiliki kehidupan yang sempurna," kata saudara tiri Louise, Billy Robinette Jr.

Suatu waktu, Elizabeth meminta izin untuk berlibur di rumah Louise dan David di Forth Worth. Tapi saat perjalanan pulang, Louise tiba tiba berhenti untuk bermain judi di kasino dan ia meminta Elizabeth menjaga anak anak mereka.
Beberapa jam kemudian, David kembali.  Dia tampak sangat kesal dan mengeluh bahwa Louise memiliki masalah judi yang serius dan menolak untuk berhenti meskipun dia kalah besar.  Kemudian dia kembali ke kasino, mengatakan dia berharap mereka memiliki cukup uang bensin untuk mencapai Fort Worth.

Elizabeth kemudian menyadari betapa ketatnya Louise dan David dengan anak-anak mereka, terutama kepada Jennifer.
"Mereka harus meminta izin untuk pergi ke kamar mandi," kata Elizabeth.

"Mereka juga harus meminta izin untuk makan."

Selama Elizabeth tinggal disana, dia tidak pernah melihat David dan Louise mencium anak-anak mereka atau bahkan menggendong mereka.

Elizabeth juga bingung dengan cara makan keluarga Louise yang ritualistik.  Setelah meletakkan piring-piring makanan di atas meja, dia akan memanggil anak-anak untuk makan satu per satu. Sebelum diizinkan makan, satu persatu anak harus menatap mata ibunya dan tersenyum, lalu menunggu jawaban.
"Kemudian [Louise] akan berkata, 'Oke, duduk,'" kata Elizabeth.

“Kemudian anak anak hanya duduk disana.  .  .  Sambil menunggu izin untuk makan."

Pada 21 Mei 1997, Louise melahirkan anak kelima mereka, Joy. Tiga bulan kemudian, Jennifer mulai kelas dua di Sekolah Dasar Meadowcreek.  Kebersihannya semakin memburuk.

Menurut teman sekelasnya dulu, Jennifer sangat bau seperti pakaian kotor dan bau pesing. Jennifer juga mulai menunjukkan perilaku yang mengganggu di depan teman-teman sekelasnya. Jennifer selalu berbicara tentang hal-hal yang dapat mengindikasikan  sebuah pelecehan seksual pernah dialaminya. Hal-hal yang tidak pantas untuk usia itu.

Tetapi tampaknya, tidak ada tindakan yang pernah diambil untuk menyelidiki jika ada masalah di rumah Jennifer, dan Departemen Keluarga dan Layanan Perlindungan Texas tidak memiliki catatan keluarga Turpins.

Pada tahun 1998, Louise melahirkan anak keenamnya, Julianne.  Ketika Natal mendekat, keluarga itu berada dalam kesulitan keuangan yang mengerikan.  Meskipun David mendapatkan banyak uang dari pekerjaannya di Lockheed Martin, tapi dia dan Louise secara teratur pergi ke Louisiana untuk berjudi, dan dia masih kalah telak.

Pada akhir Desember, Elizabeth menelepon saudara perempuannya.  Louise membual bahwa dia memaksimalkan semua kartu kreditnya untuk membeli sebanyak yang dia bisa sebelum ditolak.  Dia dengan bangga mengumumkan bahwa mereka akan mengajukan kebangkrutan untuk kedua kalinya.
Rumah merekapun disita bank.

Musim semi berikutnya, tanpa penjelasan apa pun, Jennifer tidak lagi datang ke sekolahnya. Tak satu pun dari anak-anak Turpin lainnya yang pernah tahu seperti apa sebuah kelas di sekolah, ayah mereka memutuskan untuk home-schooling mereka.

Setelah Turpins pindah, pemilik baru sangat terkejut melihat keadaan rumah yang menyedihkan.  Ada bau busuk yang menyengat, dan semua lantai dan karpet berlapis debu.  Ada juga noda hitam besar yang menutupi dinding setiap kamar, yang tampak seperti kotoran manusia.

Pada tahun 1999, Louise Turpin melahirkan anak ketujuh, Jeanetta.  Beberapa hari kemudian, keluarga Turpin pindah ke sebuah rumah di Rio Vista, Texas.  Dan dekade berikutnya semakin mengganas saat mereka tinggal di Rio Vista.

"Orang tua mereka mulai menampar, memukul, dan melemparkan barang barang di sekitar ruangan,” menurut wakil pengacara distrik Riverside. "Dan kemudian diperparah lagi mulai menggunakan sabuk."

Pada awalnya, Louise dan David mencambuk anak-anak dengan ujung sabuk kulit. Kemudian mereka mulai menggunakan kayu.

Jaksa menambahkan bahwa beberapa anak Turpin hampir tidak bisa membaca dan menulis.  Jennifer, yang hanya memiliki pendidikan sekolah umum kelas tiga, mengajar adik-adiknya semampu yang dia bisa, tetapi bertahun-tahun kemudian, beberapa dari mereka masih belum melewati setengah dari alfabet.

Anak-anak diberi makan dengan buruk sehingga pertumbuhan mereka terhambat, dan mereka menderita kerusakan fisik dan kognitif permanen.  Tetapi tetap saja, Louise sering mengirim foto 10 anaknya ke anggota keluarganya.  Anak-anak selalu tersenyum dan mengenakan pakaian yang serasi.

"Gambar-gambar yang kami dapatkan selalu terlihat seperti anak-anak yang sehat," Teresa menjelaskan.

“Mereka selalu tersenyum, dan selalu mengenakan pakaian terbaik. ”

Pada bulan Mei 2004, sebuah rumah mobil Clayton baru yang berkilauan - senilai $ 63.000 - tiba di properti Turpin.  David dan Louise dan 10 anak mereka pindah ke trailer, meninggalkan rumah mereka kosong dengan sampah dan kotoran berserakan di mana-mana.
Rumaj Turpin di Texas

Segera setelah pindah, Louise melahirkan anak kesebelas mereka, Jolinda.  Pada tahun 2006, Julu, anak yang kedua belas pun lahir.

Setelah pindah ke trailer, David membangun kandang darurat untuk memenjarakan anak-anak yang berani melanggar peraturannya.  Tetapi pada suatu titik setelah pindah ke trailer, pasangan itu meninggalkan anak-anak mereka selama empat tahun.  Mereka menemukan sebuah apartemen 40 mil jauhnya dan mereka membawa serta bayi-bayi Julissa dan Jolinda bersama mereka.

Jennifer dan Joshua, yang berusia remaja, ditugaskan mengurus delapan adik mereka.  Setiap beberapa hari sekali, David datang ke trailer untuk mengantarkan makanan beku.  Louise tidak pernah mengunjungi. Meskipun mereka sekarang tinggal hampir satu jam perjalanan jauhnya, David dan Louise masih sepenuhnya mengendalikan anak-anak mereka melalui telepon.

Dua anak tertua diperintahkan untuk menghukum saudara dan saudari mereka yang melanggar aturan orang tua mereka, dengan mengunci mereka di dalam kandang.  Selama lebih dari tiga tahun, Joshua dan Jennifer merasa sedih karena dipaksa untuk menjalankan teror orangtua mereka di trailer.

Pada dini hari, Jennifer berhasil melarikan diri dari trailer.  Dia berlari melintasi rumah tetangga, memanjat beberapa pagar, sebelum kembali ke jalan untuk memanggil bantuan.  Seorang tetangga kemudian menghentikan truk pikapnya, dan Jennifer naik ke dalam.  Gadis yang ketakutan itu menolak menyebutkan nama atau umurnya, menanyakan bagaimana ia bisa mendapatkan pekerjaan, apartemen, dan mobil.  Tetangga itu mengantar Jennifer ke kota, tempat dia berusaha mendapatkan pekerjaan.  Tetapi tanpa KTP atau identifikasi apa pun, dia tidak pernah memiliki kesempatan.

"Dia tidak punya kesempatan nyata," kata wakil DA Beecham.  “Tidak ada sosialisasi sama sekali.  jadi apakah yang dia lakukan?  Dia menelepon ibunya.  Lalu ibunya datang, menjemputnya, dan membawanya pergi."

Pada Juli 2010, Turpins pindah ke Perris, California, tempat pelecehan semakin meningkat, ketika David dan Louise mulai mengikat anak-anak mereka dengan tali.

Sebenarnya David Turpin adalah seorang insinyur yang menghasilkan $ 140.000 per tahun, tetapi ia meninggalkan pekerjaannya pada tahun 2010. Sementara Louise adalah seorang ibu rumah tangga yang tidak menerima penghasilan. Tapi David mengajukan kebangkrutannya lagi pada tahun 2011. Ia berhutang sebesar $ 240.000 untuk tagihan kartu kredit mencerminkan keuangannya yang buruk.

Pada saat penangkapan, suami istri Turpin tinggal di rumah berlantai satu di California Selatan.  Meskipun tidak jelas bagaimana David dan Louise yang menganggur menafkahi 15 anggota keluarga.

Mereka menggambarkan sebagai keluarga yang bahagia di media sosial

Meskipun David dan Louise Turpin memenjarakan anak-anak mereka dan jarang membiarkan mereka meninggalkan rumah, mereka berusaha menunjukkan keluarga mereka sebagai keluarga bahagia di media sosial.  Mereka memposting foto-foto liburan ke Disneyland dan Las Vegas  tempat David dan Louise mengulang janji pernikahan mereka di akun facebook mereka.  Dalam semua foto keluarga, David dan Louise mendandani anak-anak dengan mengenakan pakaian yang sama dan juga potongan rambut yang identik.

Kesaksian Kent Ripley

Kent Ripley, Elvis Kw, yang bermarkas di Las Vegas, Nevada adalah orang yang turut andil dalam upacara pembaruan janji pernikahan David dan Louise Turpin di Las Vegas. Pada tiga kesempatan terpisah, dia mengaku "terpana" oleh berita pemenjaraan anak-anak, dan dia merasa mengenal keluarga ini dengan cukup baik dan ia juga mengatakan  "satu-satunya caraku mengetahui perbedaan usia [anak-anak] adalah dari tinggi badan mereka karena anak perempuan yang lebih tua ... tampak muda dan anak laki-laki kelihatan sama saja."

Ia menyatakan bahwa anak-anak terlihat bersih dan sehat, juga terlihat terawat dengan baik pada kesempatan itu. Video Ripley yang melakukan upacara pembaruan sumpah pernikahan mereka bahkan tersedia untuk umum di akun YouTube profesional Ripley pada saat penangkapan Turpins.

Louise Turpin Ingin menjadi Bintang Reality Show

Menurut saudara laki-laki Louise Turpin, Billy, Louise terobsesi dengan Kate Plus 8, sebuah reality show tentang seorang janda (Kate Gosselin) yang berjuang merawat dan membesarkan 8 anak angkatnya seorang diri. Louise ingin menjadi bintang reality shoe seperti Kate Gosselin

"Aku yakin kalau saudara perempuanku ingin menjadi bintang reality show karena obrolan terakhirku dengannya sebelum semua ini terjadi - dia mengatakan bahwa dia merasa bahwa keluarganya sempurna untuk  sebuah reality show TV".

Ketertarikan Louise Turpin dengan reality show diperkuat lagi oleh pernyataan Billy, bahwa Louise bercita-cita memiliki keluarga besar.  Ketika polisi menggeledah kediaman Turpin, mereka menemukan banyak sekali DVD Kate Plus 8. Dan alasan mereka mengenakan pakaian yang sama ke anak-anak mereka adalah untuk meningkatkan prospek acara reality show yang mereka impikan.

Anak lelaki Turpin yang tertua diizinkan untuk mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi tapi tentu saja didampingi ibunya

Meskipun keluarga itu sangat terisolasi, majalah People melaporkan bahwa David dan Louise mengizinkan putra tertua mereka bersekolah di Mt. San Jacinto College di bawah pengawasan ketat Louise Turpin sendiri. Sang ibu secara teratur menemani anaknya, mengantar dan menjemputnya dari ruang kelas.

Rumah lama mereka sangat kotor dan penuh kucing dan anjing mati

Sejak penangkapan David dan Louise Turpin, rumah lama mereka di Rio Vista, Texas pun terungkap dan menjadi perhatian media.  Rumah itu telah mereka kosongkan sejak tahun 2011. Keluarga itu telah menempati rumah lama mereka selama 11 tahun. Pihak berwenang menemukan rumah itu dipenuhi kotoran (feses) dan sampah "setinggi pinggang" dan rumah itu dipenuhi kucing dan anjing yang mati.  Keadaan rumah itu pun mengundang keanehan bagi penegakan hukum.  Mereka menggembok lemari es, lemari, dan lemari mainan.  Ada juga di dalamnya "ruang kelas darurat."

Tetangga di rumah itu melaporkan bahwa tirai di rumah itu selalu tertutup dan ada sedikit aktivitas di dalam dan sekitar rumah.  Sementara ada mainan anak-anak di halaman, namun sepertinya tidak pernah digunakan.  Salah satu anaknya pernah mencoba melarikan diri satu kali, tetapi bisa 'dikembalikan' sebelum anak itu bisa melapor ke polisi. Menurut kabar, para tetangga tidak ada yang mau macam-macam dengan David karena dia punya pistol.

David Turpin dan Louise Turpin juga rencananya akan memindahkan lagi keluarganya ke Oklahoma, tapi sayangnya mereka lebih dulu ditangkap.

Tempat mereka direhabilitasi sangat menyayangi anak anak Turpin dan menjuluki mereka 'The Magnificent 13'

Setelah penyelamatan mereka, anak-anak Turpin menghabiskan beberapa bulan di Pusat Medis Regional Corona.  Dokter dan psikolog merawat anak-anak karena kekurangan gizi dan efek samping lain dari keadaan mereka yang dipenjara secara radikal.  Sementara disana, para staf dilaporkan senang melihat kepribadian anak-anak yang penuh kasih, baik, dan menyenangkan mulai bersinar, bahkan menjuluki mereka "the Magnificent 13."  Ketika fasilitas medis membebaskan anak-anak Turpin yang lebih tua pada bulan Maret 2018, staf mengadakan pesta perpisahan.  Seorang anggota staf rumah sakit mengisahkan kepada majalah People.

Anak-anak perlahan-lahan mengintegrasikan kembali ke dunia nyata

Pada bulan-bulan setelah terbongkarnya kasus Turpin, ABC News melaporkan tujuh anak Turpin yang lebih dewasa memohon untuk disebut  sebagai "survivor", bukan "victim."  Pihak berwenang memindahkan anak-anak ke lokasi yang dirahasiakan ketika orang tua mereka menunggu persidangan pada tahun 2018.

Dari ke 13 anak, kecuali yang berusia 2 tahun kekurangan gizi,  mereka mulai belajar untuk menyukai makanan segar dan menikmati es krim sundae.   Para Turpins muda secara perlahan kembali ke gaya hidup normal dan sehat.  Karena isolasi mereka yang ekstrem, rehabilitasi mereka mencakup sosialisasi dan keterampilan hidup.  Anak anak Turpin yang lebih tua, akhirnya memiliki kesempatan untuk belajar mengemudi.  Secara kolektif, semua anak menerima kebebasan yang baru mereka temukan, dan beberapa bahkan dilaporkan menjadi penggemar Star Wars yang fanatik.

Tujuh anak Turpin yang lebih dewasa tetap berada di pusat medis sampai Maret 2018, sementara enam anak Turpin yang lebih muda dalam perawatan 2 panti asuhan

David dan Louise Turpin dilarang menemui anak-anak mereka

David dan Louise Turpin dipenjara di Riverside, CA.  Jaminan mereka ditetapkan masing masing sebesar  $ 12 juta dan hukum melarang orang tua menghubungi anak-anak.  Sementara pihak berwenang masih menyelidiki dugaan pelecehan anak dan tuduhan penyiksaan, seorang hakim Riverside menetapkan kebijakan ketat tiga tahun, tidak boleh berkontak dengan anak anak mereka baik melalui telepon atau secara elektronik. Selain itu, orang tua tidak diizinkan untuk mendekati anak-anak secara fisik atau mengetahui di mana mereka tinggal.

Pernyataan anak anak Turpin dan permohonan maaf orang tuanya

Dua dari 12 anak Turpin yang mengalami penganiayaan membaca pernyataan saat persidangan orangtua mereka. Seorang putra dan seorang putri dari David dan Louise Turpin berbicara untuk pertama kalinya di pengadilan setelah orang tua mereka mengaku bersalah atas 14 tuduhan kejahatan pelecehan terhadap anak-anak mereka selama beberapa dekade.

"Sekarang aku mengambil kembali hidupku," kata seorang putri - salah satu dari 13 anak Turpin- di pengadilan.

"Aku seorang pejuang. Aku kuat dan aku menjalani hidup seperti roket."

"Aku sekarang kuliah dan hidup mandiri," katanya.

"Aku suka bergaul dengan teman-temanku dan hidup ini hebat. Aku percaya semuanya terjadi karena suatu alasan. Hidup mungkin kejam, tapi itu membuatku kuat. Aku berjuang untuk menjadi orang seperti aku."

"Aku melihat ayahku yang telah mengubah ibuku," ucapnya, sambil gemetar dan menyeka tisu.

"Mereka hampir mengubahku."

David dan Louise Turpin dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dengan masa kesempatan pembebasan bersyarat setelah 25 tahun. Namun para ahli berspekulasi sepertinya mustahil bagi mereka untuk mendapatkan kesempatan bebas bersyaratnya.

Seorang putra Turpin mengatakan di pengadilan, "Aku tidak dapat menggambarkan dengan kata-kata apa yang kami alami saat tumbuh dewasa. Kadang-kadang aku masih mengalami mimpi buruk tentang hal-hal yang telah terjadi, seperti saudara kandungku yang dirantai atau dipukuli. Tapi itu adalah masa lalu."

"Aku menyayangi orang tuaku dan telah memaafkan mereka untuk banyak hal yang mereka lakukan kepada kami," katanya.

"Aku telah belajar banyak dan menjadi sangat mandiri."

Anak lelaki Turpin yang sama kemudian membaca pernyataan atas nama saudara perempuannya yang lain: "Aku sangat mencintai kedua orang tuaku. Walaupun itu mungkin bukan cara terbaik untuk membesarkan kami, aku senang mereka melakukannya, karena itu membuatku menjadi sosok seperti aku hari ini. Aku hanya ingin berterima kasih kepada mereka karena mengajariku tentang Tuhan dan keimanan. Aku berharap mereka tidak pernah kehilangan keimanan mereka."

"Aku sering berdoa untuk mereka," lanjut pernyataan putri itu.

"Aku baik-baik saja. Aku akan kuliah dan punya apartemen ... kita tidak seharusnya memahami kehendak Tuhan. Tapi kita hanya mengikuti dan percaya pada-Nya."

Seorang pengacara membaca pernyataan atas nama anak perempuan yang lain yang meminta pengadilan untuk menghapus perintah penahanan agar dia dapat mengunjungi orang tuanya.

"Aku ingin pengadilan mengetahui orang tua kami saling mencintai dan mencintai anak-anak mereka," kata pernyataan itu.

"Aku ingat ibu kita duduk di kursi malasnya sambil mengatakan dia 'tidak tahu harus berbuat apa.'  Dia tidak ingin menggunakan tali atau rantai, tetapi takut anak-anaknya terlalu banyak mengonsumsi gula dan kafein. "

David Turpin mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada hakim: "Aku tidak pernah bermaksud untuk melukai anak-anakku. Aku minta maaf jika aku melakukan sesuatu yang menyebabkan mereka terluka ... Aku mencintai anak-anakku dan percaya anak-anakku  juga mencintaiku ... aku berharap yang terbaik untuk anak-anakku di masa depan. "

Louise Turpin berkata di pengadilan, "Aku minta maaf atas segala yang telah aku lakukan karena menyakiti anak-anakku. Aku sangat mencintai anak-anakku ... Aku menunggu hari ketika aku bisa melihat mereka, memeluk mereka, dan memberi tahu mereka untuk  memaafkan aku."

David dan Louise Turpin menjalani hukumannya pada 26 April 2019, David di bawa ke penjara Mule Creek State Prison. Dan pada 1 Mei 2019, Louise dibawa ke penjara Central California Women's Facility untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Dark Disney: Kisah Original Di Balik Cerita Klasik Disney - Sleeping Beauty

Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book