Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun...
loading...

10 Kasus Pembunuhan Paling Terkenal

Kisah tentang pembunuhan memang membuat kita yang membaca seperti terseret ke saat peristiwa itu terjadi dan tidak jarang membuat kita merinding dan sebagian masih dibayangi oleh kasus tersebut. Terutama jika kasus kematian itu masih belum terpecahkan hingga kini.

Berikut, Lamis Corner merangkum 10 kasus pembunuhan paling terkenal, yang diambil dari beberapa sumber.
Diantaranya sudah pernah Lamis Corner bahas di blog ini.

Sudah siap untuk membaca kisah kisah berikut ini?


1. Kasus Lizzie Borden

4 Agustus 1892, aktifitas seperti biasa dilakukan oleh keluarga Borden. Andrew memulai pagi harinya dengan beberapa bisnis di kota dengan meninggalkan putrinya Lizzie, seorang guru berusia 32 tahun, di rumah bersama istrinya, Abby, dan pelayan keluarga, Bridget Sullivan.

Ketika Andrew kembali hari itu, istrinya tidak ditemukan. Lizzie mengatakan kepadanya bahwa Abby telah menerima surat dan pergi mengunjungi seorang teman.

Tapi sebenarnya Abby, tidak pergi kemana pun. Pada saat itu, dia ada diatas, tergeletak mati di genangan darahnya sendiri.

Sang ayah kemudian bersantai di sofa dan tidur siang. Sementara Lizzie meminta Bridget untuk pergi ke toko di ujung jalan, tetapi Bridget menolaknya, karena merasa tidak enak badan. Sebaliknya, Bridget pergi ke kamarnya, berbaring, dan tertidur.

Tapi ketika Brudget baru saja istirahat sebentar, ia dibangunkan oleh suara jeritan dan teriakan. Lizzie berteriak bahwa ayahnya telah dibunuh. Ketika Bridget keluar, dia menemukan Andrew mati di sofa, berlumuran darah. Wajahnya rusak sehingga ia hampir tidak bisa dikenali.

Dalam kepanikan, Lizzie ingat bahwa ibu tirinya, Abby, seharusnya sudah kembali ke rumah sekarang. Dia meminta Bridget untuk memeriksanya di lantai atas. Pencarian Bridget tentu sangat singkat, ia hanya berjalan setengah jalan menaiki tangga, dan langsung menemukan sosok yang dicarinya telah mati.


Abby menerima 19 pukulan dari kapak dan suaminya dipukul 11 ​​kali. Awalnya, Lizzie bukan tersangka, tetapi setelah seorang teman memergoki Lizzie tengah membakar salah satu gaunnya karena ternoda, dia ditangkap dan diadili atas pembunuhan tersebut.

Akhirnya, pengadilan membebaskan Lizzie dari tuduhan itu. Tidak ada bukti yang cukup terhadapnya, pembela memberikan saksi yang memberi Lizzie Borden alibi, dan mereka tidak bisa percaya bahwa guru wanita sekolah Minggu bisa melakukan kejahatan semacam itu.

Banyak teori tentang apa yang mungkin terjadi. Beberapa menyalahkan Lizzie, dan yang lain menuduh Bridget Sullivan, dan sebagian lagi mengatakan bahwa mereka melakukan pembunuhan bersama. Tetapi lebih dari 100 tahun kemudian, misterinya tetap tidak terpecahkan.

2. "Black Dahlia," Elizabeth Short

Elizabeth Short adalah seorang wanita yang memiliki cita cita untuk menjadi seorang aktris terkenal. Tapi, bahkan dia sendiripun tidak pernah membayangkan, jika apa yang kelak didapatkannya adalah sebagai korban pembunuhan brutal yang masih menjadi misteri hingga  beberapa dekade.

Pada 15 Januari 1947, seorang wanita muda dan putrinya yang berusia tiga tahun menemukan mayat Elizabeth Short yang berusia 22 tahun.  Dia dimutilasi dengan sangat mengerikan, tubuhnya benar-benar dipotong menjadi dua.

Pembunuhannya sangat rapih, bahkan cara pelaku memutilasi korbannya pun sangat rapih, terlihat dari cara memotong tubuh korbannya. Memang ada tanda-tanda ikatan di pergelangan tangannya, tapi tidak ada bekas darah yang ditemukan baik di tubuh Elizabeth ataupun di sekitar lokasi TKP.

Mungkin bagian terburuknya adalah wajahnya. Pembunuhnya telah menggores sebuah sayatan dari sudut kedua sisi mulutnya ke arah telinganya, seperti mengukir senyum Joker di wajah wanita itu.

Satu minggu kemudian, seorang editor di Los Angeles Examiner menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai pembunuhnya.  Dia menyimpan suvenir, yang katanya, akan dia kirimkan melalui pos.

Dia menepati janjinya.  Empat hari kemudian, seorang pekerja pos mengeluarkan surat yang ditujukan kepada penyidik.  Di dalamnya ada akta kelahiran Elizabeth Short, kartu nama, foto, dan buku alamatnya.

Tapi seperti banyak pembunuhan terkenal lainnya, media hanya  mengaburkan penyelidikan.  Polisi dibanjiri dengan terlalu banyak saran untuk menyaring kebenaran dari kebohongan.  Mereka menginterogasi 12 tersangka dan mendengarkan lebih dari 60 orang yang mencoba menegaskan bahwa mereka adalah para pembunuh, tetapi mereka tidak pernah berhasil menemukan pelaku sesungguhnya.

Lamis Corner pernah membahas kisah tentang Black Dahlia atau Elizabeth Short. Yang belum membacanya bisa klik tautan berikut:
Kematian Misterius Black Dahlia

3.  Kasus Boy in the box

62 tahun sudah berlalu, tapi misteri mayat anak lelaki dalam sebuah kotak kardus belum juga terpecahkan.

Saat itu adalah bulan Februari tahun 1957, di luar Philadelphia, seorang pemburu menemukan kotak kardus yang tergeletak di hutan. Di dalamnya ada mayat seorang anak laki-laki, dalam kondisi telanjang dan termutilasi.

Tapi pemburu tersebut tidak memberi tahu siapa pun, karena dia takut, jika ia melapor ke polisi, dia akan ditangkap karena profesinya sebagai pemburu ilegal. Dan selama berhari hari selanjutnya, mayat dalam kotak tersebut dibiarkan tergeletak, masih diposisi yang sama, sampai kelak ada sosok lain lagi yang menemukannya dan lebih berani untuk melaporkan mayat anak laki laki tersebut ke polisi.

Bocah itu diperkirakan berusia antara 3 - 7 tahun. Diduga, sebelum pembunuhannya, ia adalah sosok terlantar, karena tubuhnya yang kecil seperti kekurangan gizi, dan juga tidak terawat. Rambutnya telah dipangkas sekitar waktu kematiannya, karena masih terlihat bekas rambutnya menempel di tubuhnya. Tubuh itu sendiri terdapat bekas luka, terutama di pergelangan kaki, pangkal paha, dan dagu. Tubuh bocah kecil itu terbungkus rapat dalam sebuah selimut sebelum akhirnya membusuk.

Polisi menggunakan sidik jari korban dengan harapan menemukan kecocokan, tetapi tidak ada titik terang yang muncul. Ratusan ribu selebaran dikirim ke daerah sekitarnya, sekedar untuk informasi tentang bocah lelaki tak dikenal itu, tetapi tidak ada seorangpun yang datang, atau merasa kehilangan anggota keluarga.

Para penyelidik mencoba segala yang mereka bisa. Mereka menganalisis bukti dari TKP, kotak kardus hingga selimut yang digunakan untuk membungkusnya. Namun, setiap petunjuk yang mereka ikuti, hanya menemukan jalan buntu.

Hingga hari ini, 62 tahun kemudian, salah satu pembunuhan paling terkenal di Amerika ini masih belum terpecahkan. Tidak ada yang tahu siapa anak itu sebenarnya, siapa orang tuanya, atau bagaimana dia bisa ditemukan dalam keadaan telanjang dan siapa pelaku mutilasi yang sudah meletakannya dalam sebuah kotak kardus di hutan.

Tahun 1998, pemerintah philadelphia memberikan nama pada nisan bocah malang tersebut dengan nama, 'America's Unknown Child'

4. JonBenét Ramsey

Pembunuhan tragis JonBenét Ramsey yang berusia enam tahun juga tidak terpecahkan telah menarik perhatian dunia selama lebih dari dua dekade.

Pada saat kematiannya, JonBenét adalah seorang ratu kecantikan terkenal yang tinggal bersama orang tuanya, Patricia dan John Ramsey, dan saudara lelakinya yang berusia sembilan tahun, Burke Ramsey.

Pada pagi hari setelah Natal, 1996, kehidupan keluarga Ramsey berubah drastis.  Patsy, ibu JonBenet menelepon polisi dengan panik, mengatakan bahwa putrinya telah diculik dan dia menemukan surat yang meminta uang tebusan untuk putri mereka. Catatan yang terdiri dari tiga halaman tersebut menuntut agar keluarga Ramsey membayar $ 118.000 untuk menebus JonBenét.

Tapi JonBenét tidak benar-benar diculik. Hanya beberapa jam kemudian, mayatnya ditemukan di dalam rumah keluarga itu sendiri.  Setelah menjalani pemeriksaan, diketahui bahwa JonBenét telah mengalami pelecehan seksual dan mengalami patah tulang tengkoraknya.  Anak enam tahun itu juga dicekik oleh peralatan yang terbuat dari salah satu kuas cat ibunya.

Kematian JonBenét dianggap sebagai pembunuhan, tetapi ada beberapa kesalahan yang dilakukan oleh polisi di tempat kejadian yang membuat sulitnya pelaku sebenarnya ditemukan.
Keluarga Ramsey dicurigai karena cerita yang bertentangan dan fakta bahwa surat tentang uang tebusan itu ditulis diatas kertas yang didapat dari rumah mereka sendiri. Tapi akhirnya John dan Patsy tidak pernah didakwa atas kejahatan tersebut (sementara Burke, kakak JonBenet juga dicurigai oleh beberapa orang).

Banyak tersangka lainnya diperiksa dan diselidiki oleh polisi, tetapi tidak ada titik terang.  Hingga hari ini, kematian tragis JonBenét Ramsey masih belum terpecahkan.

Lamis Corner pernah membahas kisah JonBenet Ramsey di blog ini. Yang ingin membaca lebih rinci tentang kisah ini, bisa klik tautan berikut ini:
Kisah Kematian Misterius Jonbenet Ramsey

5. Pembantaian St. Valentine

Pada akhir 1920-an, perang antar geng di Chicago mencapai puncaknya dengan kematian tujuh orang pria. Itu adalah kasus berdarah yang akan terus diingat sebagai kekejaman dan Pembantaian Hari St. Valentine.

Kejadian mengerikan ini diorganisir oleh Al "Scarface" Capone sebagai cara untuk menyingkirkan saingannya George "Bugs" Moran

Pada pagi hari 14 Februari 1929, empat pria, anak buah Al Capone tiba di gudang Moran, tempat dimana Moran memiliki peredaran minuman ilegal.  Diyakini bahwa Capone memancing Moran ke gudang dengan berpura-pura bahwa salah satu usahanya di Kanada membutuhkan bantuan.

Lima pria anak buah Moran menjawab panggilan Capone, ditemani oleh dua mekanik mobil.  Mereka masuk ke dalam gudang, mereka tidak pernah membayangkan bahwa orang-orang Capone sedang menunggu didalamnya.

Albert Weinshank, sebagai sosok terakhir dari orang-orang Moran yang keluar dari sedan Cadillac-nya dan berjalan menuju gudang, ia didatangi oleh dua petugas polisi, yang memaksanya masuk. Orang-orang Moran, menyangka bahwa mereka ditangkap, berbaris di dinding, membelakangi polisi dan semua tetap diam.

Namun, orang-orang yang menghentikan mereka, sama sekali bukan petugas polisi.  Mereka adalah anak buah Capone yang menyamar.

Begitu orang-orang Moran berbaris di dinding, dua orang lagi anak buah Capone, dengan mengenakan pakaian biasa, masuk ke dalam dengan senjata mesin ringan di lengan mereka.  Mereka menembaki para pria itu.  Enam dari mereka tewas di tempat;  tetapi seseorang bertahan dengan lukanya.

Tapi target utama  rencana itu adalah Bugs Moran, dan ternyata tidak pernah tercapai. Orang-orang itu salah sasaran dengan mengira bahwa Weinshank adalah Moran. Sebuah kesalahan yang menyelamatkan nyawa Bugs Moran.

Capone adalah tersangka utamanya, tetapi tidak ada yang pernah dibawa ke pengadilan untuk pembunuhan tersebut. Capone tidak pernah menjadi tersangka atas kekerasan dan pertumpahan darah yang terjadi saat itu, yang dikenal sebagai Pembantaian Hari St. Valentine.


6. Bayi Lindbergh

Penculikan yang memilukan dan kematian Charles Augustus Lindbergh Jr yang berusia 20 bulan telah menjadi salah satu pembunuhan paling terkenal dalam sejarah Amerika.

Pada tanggal 1 Maret 1932, Charles Lindbergh Sr., seorang penerbang terkenal Amerika  yang juga seorang pahlawan penerbangan, mendengar suara datang dari dapurnya yang terdengar seperti peti kayu yang tertutup rapat.  Hanya beberapa menit kemudian, perawat keluarga menemukan bahwa bayi Lindbergh hilang dari tempat tidurnya.

Lindbergh Sr. memasuki kamar putranya dan menemukan catatan tebusan di dekat jendela serta tangga yang rusak di luar jendela.  Surat itu menuntut $ 50.000 sebagai imbalan atas pengembalian putranya jika ingin selamat.

Selama tiga bulan berikutnya, keluarga Lindbergh, dengan bantuan dari FBI, mati-matian mencari bayi Lindbergh yang hilang.  Lindbergh Sr. bahkan membayar permintaan tebusan yang sangat besar kepada penculik putranya.  Tapi Charles Lindbergh Sr. tidak akan pernah melihat putranya hidup kembali.

Pada 12 Mei 1932, lebih dari dua bulan setelah bayi Lindbergh pertama kali hilang, tubuhnya yang mungil ditemukan tewas hanya sekitar satu mil dari rumah keluarganya. Bocah itu diduga telah mati setidaknya selama dua bulan;  diyakini bahwa bayi malang itu telah meninggal pada hari dia diculik.  Tengkoraknya berlubang dan mengalami beberapa patah tulang.

Pada akhirnya, pelaku penculikan secara resmi diidentifikasi sebagai Richard Hauptmann, seorang imigran Jerman yang memiliki catatan kriminal.  Hauptmann ditangkap setelah tertangkap menggunakan sejumlah uang tebusan yang sudah 'ditandai'.

Hauptmann dinyatakan bersalah atas kejahatan tersebut dan dijatuhi hukuman mati.  Hauptmann meninggal di kursi listrik pada 3 April 1936.

Lamis Corner pernah membahas kisah bayi Lindbergh di blog ini. Yang ingin membaca lebih rinci tentang kisah ini, bisa klik tautan berikut ini:
Penculikan-bayi-lindbergh

7. Pembunuhan Sharon Tate

Pembunuhan mengerikan aktris Sharon Tate di tangan Manson Family saat dia tengah hamil usia delapan bulan lebih, telah membuat Hollywood dan negara bagian lainnya di Amerika ketakutan selama beberapa dekade.

Pada malam 8 Agustus 1969, Tate berada di rumah bersama teman-temannya, Wojciech Frykowski, Abigail Folger dan penata rambut Jay Sebring.  Suaminya, sutradara Roman Polanski, berada di luar negeri untuk syuting film.

Pasangan itu menyewa rumah mewah di Benedict Canyon, Los Angeles pada saat itu, dan kelak, rumah itu akan menjadi tempat terjadinya tragedi pembunuhan yang sangat mengerikan.

Pemimpin aliran sesat, Charles Manson menginstruksikan beberapa pengikutnya yang setia untuk memasuki rumah dan membunuh semua orang di dalamnya "sesadis mungkin."

Saat memasuki rumah, pengikut kultus tersebut membunuh Steven Parent yang berusia 18 tahun, yang sedang mengunjungi penjaga kebun. Kemudian mereka masuk ke dalam, dan tujuan mereka langsung mengarah pada penghuni rumah.

Mereka mengumpulkan empat orang di ruang tamu dan mengikat mereka.  Sebring memprotes, dengan mengatakan bahwa mereka memperlakukan Tate yang hamil delapan bulan terlalu kasar. Tetapi satu-satunya jawaban yang dia dapatkan adalah  tembakan peluru di dadanya, tendangan di wajahnya, dan pisau yang dihujamkan berulang-ulang ke tubuhnya sampai dia meninggal.

Folger dan Frykowski terbebas dari ikatan mereka dan mencoba kabur.  Tapi, upaya melarikan diri gagal.  Para pembunuh mengejar mereka dan secara brutal menikam mereka puluhan kali.

Tate adalah satu-satunya yang masih hidup.  Dia memohon kepada para pelaku untuk membiarkannya hidup, ia memohon demi bayinya yang belum lahir.  Tapi sepertinya, pengikut Manson Family tersebut tidak peduli.  Mereka menikamnya sampai mati dan menggunakan darahnya untuk menulis kata "pig" di pintu depan rumah.

Motif Manson di balik serangan itu sebenarnya bukanlah Sharon Tate dan keluarganya.  Tapi kepada penyewa rumah sebelum  Tate dan suaminya pindah ke rumah tersebut. Ia adalah produser musik Terry Melcher. Melcher sebelumnya telah menolak kontrak rekaman Manson, dan Manson ingin membalas dendam.

Pada akhir tahun, para pelaku dan Manson sendiri pun ditangkap.  Mereka dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.  Setiap permintaan pembebasan bersyarat telah ditolak.


8. Dorothy Stratten

Dorothy Stratten hanyalah seorang gadis biasa berusia 18 tahun yang bekerja di Dairy Queen di British Columbia, Kanada ketika dia bertemu Paul Snider. Dia merayunya dengan kata-kata yang manis dan menjanjikan padanya bahwa dia akan menjadi bintang.

Keinginan Dorothy  untuk menjadi model, membawanya pindah ke Los Angeles  (atas rayuan Paul) untuk bersaing dalam 25th Anniversary Great Playmate Hunt yang diadakan oleh  Playboy. Tidak lama setelah itu, Dorothy dan Paul pun menikah.

Hugh Hefner melihat potensi pada Dorothy dan menyatakan bahwa dia akan menjadi Marilyn Monroe berikutnya.  Dorothy tampil dalam Playboy sebagai Miss August 1979 dan setelah itu ia mulsi membintangi film-film seperti Buck Rogers, Fantasy Island, dan Galaxina. Hefner sendiri tidak menyukai suami Dorothy dan memperingatkannya untuk berhati hati, begitupun teman teman Dorothy yang juga mengkhawatirkan karakter asli Paul.

Dorothy Stratten dengan cepat naik melalui jajaran Hollywood.  Pers sudah memanggilnya "one of the few emerging goddesses of the new decade."

Dorothy mendapat peran film dengan lawan main Audrey Hepburn. Saat syuting film di New York, ia memiliki affair dengan sutradara film, Peter Bogdanovich.

Paul Snider mulai curiga pada Dorothy dan menyewa seorang detektif swasta untuk membuntuti istrinya. Namun, begitu Dorothy kembali ke rumah, dia mengatakan kepada suaminya: dia jatuh cinta pada Bogdanovich dan ingin bercerai.

Mereka pun pisah rumah, meski ada banyak cara yang dilakukan Paul agar bisa rujuk dengan istrinya tapi ia justru mendapat kabar jika istrinya  ingin cepat cepat memproses perceraiannya agar ia bisa menikahi Bogdanovich.

Tetapi menurut teman-temannya, paska Dorothy menggugat cerai, suaminya mulai tertarik pada senjata dan berburu.  Dia membeli senapan ukuran 12, dan belajar menembak, juga pernah terlibat  percakapan bahwa Playboy memiliki kebijakan untuk tidak menerbitkan foto telanjang seorang wanita jika dia terbunuh, seperti yang terjadi pada Claudia Jennings.
Saat itu, Dorothy memang telah melakukan pemotretan 'nude' untuk Playboy, yang kelak, foto tersebut tidak dicetak paska kematiannya.

Pada 14 Agustus 1980, Paul Stratten mengunjungi Dorothy di rumahnya untuk membahas penyelesaian gono gini.

Namun yang terjadi selanjutnya adalah mereka, Dorothy dan Paul ditemukan tewas di dalam kamar. Tubuh keduanya telanjang.
Diduga, Paul telah mengambil senapan ukuran 12 dan menembak Dorothy yang membuatnya terbunuh. Dia kemudian memperkosa tubuh istrinya yang sudah mati sebelum mengarahkan senjatanya ke dirinya sendiri satu jam kemudian.

Dorothy Stratten pernah dianggap sebagai salah satu bintang Hollywood yang bakal bersinar, tetapi sekarang namanya telah terukir dalam sejarah untuk kasus pembunuhannya yang terkenal.


9. Gianni Versace

Penembakan ikon mode Gianni Versace di siang hari bolong di depan rumahnya di pantai selatan Miami masih membingungkan masyarakat hingga hari ini.

 Pada saat kematiannya, Versace adalah seorang perancang busana terkenal;  pria yang menciptakan rumah mode Versace.  Dia adalah seorang superstar di dunia mode.

Tetapi pada pagi hari 15 Juli 1997, Versace bertingkah aneh.  Saksi mata mengatakan bahwa, beberapa saat sebelum kematiannya, ia pergi ke kafe lokal, seorang saksi  mengatakan, bahwa ia merasa sepertinya seseorang tengah mengikutinya.

Versace kemudian membeli koran dan kembali ke vila Mediterania, tetapi dia tidak pernah mencapai pintu depan vilanya sendiri.

Tidak jelas bagaimana tepatnya pembunuhan itu terjadi.  Beberapa saksi mengatakan mereka melihat seorang pemuda berusia dua puluhan mendekati Versace dari belakang dan menembaknya dua kali di kepala.  Yang lain mengatakan bahwa tampaknya mereka saling kenal dan sedang memperebutkan sebuah tas ketika sebuah senjata meledak. Perancang busana paling ikonis di dunia itu pun tewas.

Pria yang bertanggung jawab atas kejadian ini adalah Andrew Cunanan yang berusia 27 tahun.  Dia memiliki reputasi di komunitas gay lokal sebagai gold digger yang menargetkan pria pria yang berusia lebih tua untuk diperas agar ia bisa jalan jalan gratis dan mendapatkan barang-barang mahal dari mereka.

Tiga bulan sebelum membunuh Versace, Cunanan membunuh empat pria lainnya yang membuat dirinya berada di Daftar Paling Dicari FBI.

Namun, Cunanan tidak akan pernah menjawab atas kejahatannya atau mengungkapkan motifnya membunuh Versace. Dia kemudian bunuh diri di dalam rumah perahu di Miami tak lama setelah pembunuhan Versace, tanpa meninggalkan catatan dan hanya beberapa barang.

Lamis Corner pernah membahas kisah Gianni Versace di blog ini. Yang ingin membaca lebih rinci tentang kisah ini, bisa klik tautan berikut ini:
Gianni-versace-mengapa-ia-dibunuh

10. Kitty Genovese

Pembunuhan Kitty Genovese, yang terbunuh di luar apartemennya, disaksikan para tetangganya, mengejutkan publik.

Wanita muda itu dibunuh dengan sadis, berteriak minta tolong, dan para tetangga yang mendengar jeritannya tidak melakukan apa-apa.  Para psikolog bertanya pada diri mereka sendiri: bagaimana mungkin seseorang melihat suatu serangan, atau menyaksikan kejahatan terjadi, dan mereka tidak melakukan apa-apa?

Akhirya mereka menciptakan istilah "bystander effect," yang sekarang muncul di hampir setiap buku psikologi.
bystander effect

Sekitar pukul 2:30 pagi pada tanggal 13 Maret 1964, Kitty Genovese meninggalkan bar tempat dia bekerja di Hollis, Queens dan pulang ke apartemennya di Kew Gardens.  Dia tidak memperhatikan jika ada mobil yang mengikutinya sepanjang perjalanan pulang.

Genovese memarkir mobilnya di stasiun kereta api dan mulai berjalan sekitar 100 kaki ke gedung apartemennya.  Saat itulah Winston Moseley menyerang.

Genovese berteriak ketika Moseley menikamnya.  Saat itu jam 3:15 pagi, teriakan minta tolongnya cukup keras untuk membangunkan tetangga-tetangganya.  Tapi tidak satu pun dari mereka datang membantunya.

Seorang lelaki berteriak, “Tinggalkan gadis itu sendirian!”.
Sebenarnya, gertakan itu sudah cukup untuk menakuti Moseley.  Tetapi setelah Moseley pergi, tidak ada seorangpun yang membantu Genovese.  Selama sepuluh menit, dia merangkak di tanah, tubuhnya bersimbah darah tapi tidak ada yang membantunya.  Sampai kemudian Moseley kembali.

Dia menikam Genovese beberapa kali lagi, memperkosanya, merampoknya, dan kemudian melarikan diri.  Tetangganya tetap tidak menelepon polisi sampai setelah jam 4 pagi, hampir satu jam setelah dia pertama kali diserang.  Saat itu sudah terlambat.  Genovese sudah sekarat.

Beberapa saksi menyatakan bahwa mereka memanggil polisi tetapi panggilan mereka tidak dihiraukan. Yang lain hanya menyatakan bahwa mereka berpikir orang lain telah melakukannya.

Sudah baca semuanya Lamisers? Kasus manakah yang paling menarik perhatianmu? Tulis di kolom komentar ya...

Comments

  1. Yang terakhir sumpah dia ada kesenpatan untuk hidup sayangnya g ada seorangpun yg peduli

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Menguak kisah Hello Kitty Murder

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Judith Barsi, Aktris Cilik Yang Tewas Dibunuh Ayahnya Sendiri