Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book

Image
Sebagian dari kita pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli yang merupakan karya  terkenal Rudyard Kipling. The Jungle Book menceritakan kisah Mowgli: seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Dimana dia hidup dan dibesarkan dalam dunia  hewan. Dia tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Kisah terkenal Kipling, yang keudian diadaptasi menjadi  film keluarga oleh Walt Disney, memiliki pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan jati diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.  Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa kisah itu didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Namanya Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala—banyak yang percaya bahwa Dina adalah inspirasi sebenarnya di balik The Jungle Book. Tapi perlu dicatat, meskipun kenyataannya, terk
loading...

Kisah Tragis Joanna of Castile, Sang Ratu Yang Depresi Hingga Akhir Hayatnya


Banyak sekali kisah mengenai raja raja yang gila dalam sejarah, tapi cerita Joanna dari Castile tetap yang paling tragis.

Joanna of Castile lahir pada tanggal 6 November 1479.
Ia lahir di kota Toledo. Ia mendapat sebutan Joanna the Mad adalah anak ketiga dari Ferdinand II of Aragon of the Royal House of Trastámara dan  Isabella I of Castile.
Joanna memiliki empat saudara kandung: Isabella, Queen of Portugal;  John, Prince of Asturias;  Maria, Queen of Portugal;  dan Catherine, Queen of England
(kelak, John meninggal pada usia 19 dan Isabella meninggal pada 1498, tepat setelah melahirkan putranya).
Isabella I of Castile

Ferdinand II of Aragon
of the Royal House of Trastámara

Sejarawan menggambarkan Joanna sebagai wanita yang cantik,  berkulit putih, bermata biru dengan campuran rambut pirang-stroberi yang berwarna kemerahan.

Joanna seorang gadis yang pintar 

Saat masih bayi, Joanna kecil adalah bayi yang gelisah dan banyak menangis.  Tapi ia tumbuh menjadi anak yang pintar dan cerdas, meskipun Joanna termasuk anak yang murung dan lebih sering menyendiri.  Kesukaanya pada membaca membuatnya menguasai  bahasa-bahasa Kastilia, Catalan, Galaico-Portugis, Prancis dan Latin.  Joanna juga lihai dalam menari dan memainkan clavichord.

Tetapi karena dia bukanlah pewaris tahta (karena bagaimanapun, Joanna adalah anak ketiga dari Ratu Isabella I, dan putra mahkota saat itu adalah John, Pangeran Asturia), maka dari itu, Joanna dilatih untuk menjadi istri yang baik yang di targetkan untuk perkawinan politik. Dia juga mengambil pelajaran tata krama, etiket, menari, menggambar, menyulam, menjahit, dan menjahit.  Dia dikatakan sebagai musisi berbakat. Joanna pandai memainkan alat musik monochord, clavichord dan tentu saja gitar. Dia juga terlatih dalam berburu.
Philip the Handsome
Duke of Burgundy. 

Pada usia 16 tahun, Joanna menikahi Philip the Handsome, Duke of Burgundy.  Philip adalah putra Kaisar Maximilian I, dan ia diberi sebutan tampan karena matanya yang kelabu - biru seperti baja dan rambutnya yang indah.  Pada tanggal 20 Oktober 1496, Joanna of Castile secara resmi menikah dengan Philip the Handsome di Lier (utara Brussels modern).  Pernikahan itu, meskipun merupakan hubungan politik antara Habsburg dan Trastámaras, tapi dipenuhi dengan hasrat. Sementara Joanna benar-benar jatuh cinta pada suaminya, tapi Philip hanya menyukai fisik istrinya saja. Dan ia masih terus melanjutkan petualangan cintanya dan Joanna pun menjadi cemburu sampai pada titik depresi dan akhirnya, menjadi gila.

Kematian beruntun di Royal House of Trastámara

Tak lama setelah pernikahannya, the Royal House of Trastámara mengalami serangkaian tragedi.  John, satu-satunya anak laki laki Ratu Isabella I of Castile dan Raja Ferdinand II of Aragon yang juga merupakan pewaris tahta, sakit parah dan meninggal pada usia 18 tahun. Dua bulan kemudian, istri John melahirkan seorang anak perempuan yang diharapkan akan menjadi pewaris tahta selanjutnya, ternyata meninggal dunia saat dilahirkan.

Pewaris tahta selanjutnya adalah
Isabella of Aragon, Queen of Portugal, yang merupakan kakak dari John, anak pertama dari Ferdinand II dan Isabella I. Tapi, setahun kemudian, Isabella  meninggal dunia setelah melahirkan pada tahun 1498.

Dengan demikian, pewaris tahta selanjutnya adalah putra satu satunya dari Isabella, Miguel da Paz, Prince of Portugal yang baru saja dilahirkan. Tapi pada tahun 1500,  Miguel da Paz, Prince of Portugal juga meninggal dunia di usia jelang 2 tahun.

Menjadi Crown Princess (Princess of Asturia)

Kematian berturut-turut membuat Joanna menjadi pewaris tahta Castile, León, dan Aragon. Meskipun ada dua anak perempuan lainnya yang masih hidup, tapi usia mereka dibawah Joanna, yang akhirnya membuat Joanna berhak atas tahta.
Joanna pun dilantik menjadi crown princess pada tahun 1502, dan diberi gelar Puteri Asturias.

Gangguan mental

Pada tahun yang sama, Joanna menderita gangguan mental yang parah.  Philip berulang kali mengancam  akan meninggalkannya sebagai hukuman atas perilakunya yang tidak menentu dan kasar. Joanna akan menangis sampai ia tertidur ataupun melemparkan dirinya ke dinding dengan putus asa.  Tapu, meskipun pernikahan mereka penuh dengan gejolak, pasangan  itu berhasil memiliki empat orang anak (Aliénor of Austria, Charles V, Isabella of Austria, dan Ferdinand I).

Setelah mengalami satu pertengkaran yang signifikan, Philip pergi untuk kembali ke tanah kelahirannya, Flanders.  Joanna mati-matian ingin mengejar suami tercintanya tetapi ibunya, Ratu Isabella, melarangnya dan mengurungnya di Kastil La Mota di Medina del Campo.  Dia menghabiskan waktu berhari-hari mondar-mandir sambil mengoceh tidak jelas, menolak untuk makan ataupun tidur.

Khawatir dan bingung apa yang harus dilakukan tentang keadaan Joanna, akhirnya Ferdinand II dan Ratu Isabella membiarkan putri mereka pergi ke Flanders. Kepergian Joanna kelak merupakan kesalahan terbesar. Karena ternyata di Flanders, Phillip memiliki wanita simpanan. Dan ketika Joanna bertemu dengan wanita simpanan Phillip, dia mengambil gunting dan memotong rambut perempuan itu.  Merasa tidak puas, Joanna menikam wajah wanita simpanan Phillip tersebut.

Untuk mendapatkan kembali perhatian suaminya, ia memerintahkan para pelayannya untuk mencampur ramuan cinta, tetapi ini semakin menjauhkan Philip ketika ia menganggapnya sebagai sihir.

Meninggalnya ibu Joanna, Ratu Isabella of Castile

Pada 1504, ibunya, Ratu Isabella of Castile meninggal dunia, ini berarti Raja Ferdinand II kehilangan haknya sebagai penguasa. Joanna pun naik tahta sebagai Queen of Castile pada tahun 1504.
Meskipun demikian, Ferdinan II sebenarnya tidak suka Joanna naik tahta. Ratu Isabella pernah mengatakan, jika Ferdinan II masih memiliki hak atas kuasa jika Joanna sebagai ratu sedang sakit/tidak bisa melajsanakan tugasnya sampai putra mahkota (anak Joanna), kelak berumur 20th.

Philip sendiri mencoba beberapa kali untuk merebut kekuasaan Joanna, tetapi istrinya tetap jatuh cinta padanya, dan tidak mengurangi kepercayaannya.  Sementara iru, ayah Joanna akhirnya berhasil menguasai sebagian tahta putrinya dengan alasan:
"Penyakit yang sedemikian rupa sehingga Queen Doña Joanna, ratu kita semua, tidak bisa memerintah."

Hal tersebut sebenarnya membuat suami Joanna marah. Ia kemudian mencetak koin dengan wajah dirinya dan Joanna sebagai Raja dan Ratu.

Meninggalnya suami Joanna, Phillip I

Di tengah-tengah situasi ini, Joanna melahirkan dua anak perempuan lagi, Mary dan Catherine of Austria.  Pada 25 September 1506, Philip tiba-tiba meninggal setelah demam lima hari. Namun ada rumor yang mengatakan jika ayah Joanna telah meracuni menantunya tersebut.
Joanna pun jatuh dalam keputusasaan dan menolak berpisah dengan tubuh Philip yang dibalsem.

Joanna The Mad

Joanna memang dikenal dengan sebutan "Joanna The Mad" dan bukan tanpa alasan ia mendapat julukan seperti itu.  Dia mulai menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan mental sejak 1504, ketika ibunya sakit demam dan kemudian meninggal.  Namun ketidakstabilan mentalnya sendiri dimulai setelah pernikahannya yang memburuk pada tahun 1502 karena perselingkuhan suaminya. Setiap kali ibunya jatuh sakit, Joanna menolak untuk makan atau beristirahat dan hanya mondar-mandir dengan gugup.  Namun, bukti yang paling jelas atas gangguan mentalnya terungkap ketika Phillip, suaminya meninggal, Joanna tidak mau berpisah dari jasad suaminya.

Dengan kondisi Joanna yang tidak sehat, ayahnya, Ferdinand II diangkat menjadi wali dan administrator juga sebagai gubernur Castile.  Setelah pelayan setia Joanna dipecat, ayahnya memerintahkan agar Joanna dikurung di dalam Santa Clara di Tordesillas. Itu sebenarnya bukan keputusan yang buruk, karena pada saat itu, Joanna benar-benar tidak stabil dan sama sekali tidak cocok untuk menjadi ratu.

Joanna akhirnya membiarkan jasad suaminya dimakamkan, tetapi hanya untuk waktu yang singkat.  Dia menggali lagi kuburan suaminya dan ketika peti mati Philip dibuka kembali, dia melompat ke sisi jasad Phillip dan mencium kakinya.  Sejak saat itu, jasad Philip (dalam peti) selalu pergi bersamanya ke mana-mana: bahkan dari meja makan menuju tempat tidurnya.  Meskipun kebanyakan peti mati itu dalam keadaan ditutup.  Tapi sesekali, Joanna membukanya untuk memastikan tubuh itu masih ada di sana atau berbicara dan menatap orang yang dicintainya.


Mayat Philip akhirnya dimakamkan bertahun-tahun kemudia , tetapi masih pada jarak yang menurut Joanna nyaman — tepat di luar jendelanya.

Sejarawan telah menduga bahwa Joanna of Castille menderita berbagai masalah mental termasuk psikosis, melancholia, skizofrenia, dan manik depresi.

Setelah kematian Ferdinand II pada tahun 1516, putra Joanna Charles V naik tahta, Joanna kemudian terlibat dalam sebuah rencana untuk merebut kembali tahta tapi usahanya gagal. Untuk hal ini, putranya terpaksa harus memasukannya kembali ke dalam tahanan dimana Joanna menjalani sisa hidupnya dalam kesendirian.  Joanna  terus mengenakan pakaian berkabung warna hitam sampai ia meninggal dunia, 49 tahun kemudian setelah kematian Philip, di usia 75 tahun.




Baca juga kisah sejarah tentang  salah satu Ratu Inggris yang kemudian dikenal dengan nama  Bloody Mary? sudahkah kamu mengenalnya?














 




 .
































Comments

  1. Sering2 cerita history gini minceu ,bagus.. thanks minceu❣️

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengakuan Beth Thomas: "Child of Rage,' Seorang Anak Psikopat Yang Mengaku Ingin Membunuh Orang Tuanya

Dark Disney: Kisah Original Di Balik Cerita Klasik Disney - Sleeping Beauty

Dina Sanichar, Anak Laki-Laki Yang Ditemukan Tinggal di Hutan Yang Menginspirasi Mowgli, The Jungle Book