Selama ini yang selalu admin bahas adalah para kiriminal ataupun pembunuh berantai yang ada di Amerika, walau diantaranya, pernah juga admin bahas para kriminal dari asia dan eropa.
Tapi kali ini admin mau mengajak pembaca Lamiscorner untuk mengetahui para serial killer dari area Timur Tengah.
Baiklah.... Kita mulai saja ya.... Tapi sebelumnya admin akan membagi setiap serial killer Timur Tengah ini ke dalam setiap satu judul. Tapi sabar ya, kita akan menulisnya satu persatu
Ramadan Abdel Rehim Mansour (aka Al Tourbini)
Dikenal sebagai "Al-Tourbini" (Kereta Ekspres) atau "Penjagal dari Gharbia". Ia adalah pemimpin gengster jalanan di Mesir yang terlibat dalam pemerkosaan, penyiksaan dan pembunuhan setidaknya 30 anak dalam kurun waktu tujuh tahun . Korbannya adalah anak-anak berusia antara 10 hingga 14 tahun dan sebagian besar adalah anak laki-laki.
Menurut catatan kepolisian setempat, Al Tourbini dan beberapa anggota gengnya akan merayu para korban - yang sebagian besar adalah anak-anak jalanan - ke atap gerbong kereta tempat mereka akan memperkosa dan menyiksa mereka dan kemudian melemparkan mereka dari atas gerbong. Yang lainnya dibuang ke Sungai Nil atau dikubur hidup-hidup.
Mansour meninggalkan rumahnya di Tanta, sebuah kota di utara Kairo, dan bergabung dengan geng jalanan pada usia dini. Para pemimpin geng mengajarinya keterampilan bertahan hidup, yang diduga selalu menghukum dengan melukainya dengan pisau cukur jika ia melakukan kesalahan. Menurut pengakuannya, Mansour segera memiliki cara untuk membalas dendam dengan melampiaskannya kepada para korbannya dengan memperkosa mereka, dan membunuh siapa saja yang mengancam akan lapor ke polisi sesudahnya. Salah satu korban, bocah berusia 12 tahun, Ahmed Nagui, awalnya menjadi anggota geng Mansour. Ketika Mansour mencoba untuk melakukan kekerasan seksual padanya, Nagui melaporkannya ke polisi, Mansour pun ditangkap tetapi dibebaskan karena kurangnya bukti. Namun dengan pembebasannya, Mansour segera balas dendam terhadap Nagui yang kemudian ia perkosa dan membunuhnya.
Mansour sering bepergian antara Kairo dan Alexandria dengan kereta api. Dia merasa lebih aman di Aleksandria karena disana hanya ada sedikit petugas polisi. Wakil Departemen kepolisian Borg El-Arab di Alexandria mulai membuat profil tentang dirinya selama masa ini. Sementara Mansour dan anggota gengnya merayu anak-anak jalanan ke atap kereta, dimana mereka kemudian ditelanjangi, diperkosa dan disiksa oleh mereka, lalu melemparkan para korbannya dalam keadaan telanjang ke lintasan kereta, hingga mereka mati ataupun sekarat.
Kejahatan Mansour dan gengnya terungkap pada 29 November 2006 ketika dua anggota gengnya ditangkap, dan Mansour pun mendapat julukan "al-Tourbini" yang berarti "Kereta Ekspres", karena lokasi favorit kejahatannya tersebut. Setelah penangkapan, Mansour mengatakan kepada jaksa bahwa ia dirasuki oleh jin perempuan yang menurutnya telah memerintahkannya untuk melakukan kejahatan. Mansour, bersama dengan kaki tangannya Farag Samir Mahmoud, juga dikenal sebagai "Hanata", dihukum dan dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan kriminal di Tanta pada 2007. Dan dieksekusi pada 2010.
Nama Al- Tourbini dipakai untuk nama nama produk
Tidak lama setelah penangkapan itu, al-Ahram, sebuah surat kabar Mesir saat itu, melaporkan bahwa beberapa produk di Mesir diberi nama sesuai nama panggilan Mansour, "al-Tourbini". Beberapa restoran di kampung halaman Mansour, Tanta, mulai menjual apa yang disebut "sandwich al-Tourbini", yang diduga sangat digemari oleh penduduk setempat. Pedagang domba memberi nama "al-Tourbini" untuk domba ukuran besar dengan harga lebih dari 2.000 pound Mesir. Beberapa pengemudi tuk-tuk menamai kendaraan mereka "al-Tourbini" untuk menarik pelanggan.
Menurut al-Ahram, "taktik pemasaran yang paling aneh" adalah pemilik toko swalayan dan pusat komunikasi di Tanta mengganti nama bisnis mereka dengan "al-Tourbini: Tukang Jagal Gharbia". Penulis dan jurnalis John R. Bradley berkomentar dalam bukunya,
Inside Egypt: The Land of the Firaun on the Brink of a Revolution bahwa "reaksi ini memang tidak dapat dipahami, tetapi yang jelas menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah dengan masyarakat Mesir kontemporer".
Baca Juga: Raya dan Sakina - Para Pembunuh Berantai Yang Menghantui Timur Tengah
Baca juga: Mohammed Bijeh (aka Teheran Desert Vampire) - Para Pembunuh Berantai Yang Menghantui Timur Tengah
Comments
Post a Comment