"In the silence of night I have often wished for just a few words of love from one man, rather than the applause of thousands of people."
Judy Garland
Kalau kita menyebut nama Frances Ethel Gumm mungkin sebagian orang kurang mengenal namanya, tetapi jika kita menyebut nama Judy Garland, mungkin lebih familiar di telinga. Karena Judy Garland adalah salah satu bintang Hollywood paling terkenal sepanjang masa. Selain menjadi seorang aktris yang luar biasa, Garland juga seorang penyanyi bersuara merdu dan pernah memenangkan penghargaan Grammy. Namun terlepas dari karirnya yang fenomenal, kehidupan Garland bisa dibilang cukup tragis.
Garland berjuang untuk kehidupan pribadinya sejak lama. Tekanan-tekanan yang mengiringi ketenarannya memengaruhi kesehatan fisik dan mentalnya sejak remaja hingga seumur hidupnya. Ketidak percayaan dirinya yang dipengaruhi dan terus-menerus dikritik oleh eksekutif film yang mengatakan padanya bahwa secara fisik, Garland tidaklah menarik. Para eksekutif inilah yang kemudian memanipulasi penampilan fisiknya di layar. Sepanjang usia dewasanya, ia kecanduan alkohol dan narkoba, serta ketidakstabilan finansial. Dia sering berhutang ratusan ribu dolar dalam pajaknya. Kecanduan seumur hidupnya terhadap obat-obatan, termasuk alkohol, akhirnya menyebabkan kematiannya akibat overdosis di usia 47 tahun.
Dia memulai karirnya ketika dia baru berusia dua setengah tahun. Dia tampil bersama kakak perempuannya, Susie dan Jimmie. Pada saat dia berusia 13 tahun, dia telah menandatangani kontrak film pertamanya. Garland menyabet penghargaan di Academy Award khusus untuk perannya dalam The Wizard of Oz. Masuk nominasi Academy Award Best Actress untuk perannya di A Star Is Born (1954) juga sebagai Best Supporting Actress di Judgment at Nuremberg (1961).
Lalu bagaimana bisa seorang bintang paling bersinar di Hollywood seperti Judy Garland bisa menjadi redup begitu cepat? Kehidupan Garland sesungguhnya penuh dengan rasa sakit dan tragedi, walaupun sebenarnya hal hal menyedihkan tersebut seharusnya bisa dihindari.
Masa Kecil
Garland lahir dengan nama Frances Ethel Gumm pada 10 Juni 1922, di Grand Rapids, Minnesota. Dia adalah anak bungsu dari Ethel Marion dan Francis Avent "Frank" Gumm. Orang tuanya adalah vaudevillians yang menetap di Grand Rapids yang memiliki bioskop yang menampilkan aksi vaudeville. Dia adalah keturunan Irlandia, Inggris, dan Skotlandia.
"Baby" (begitu ia dipanggil oleh orang tua dan saudara perempuannya) memiliki bakat menyanyi dan menari. Bakatnya terlihat pertama kali pada usia dua setengah tahun, ketika ia bergabung dengan kakak perempuannya Mary Jane "Suzy / Suzanne" Gumm dan Dorothy Virginia "Jimmie" Gumm di panggung teater film ayahnya selama pertunjukan Natal dan menyanyikan refrein "Jingle Bells". The Gumm Sisters tampil di sana selama beberapa tahun berikutnya, ditemani oleh ibu mereka yang memainkan piano.
Keluarga itu pindah ke Lancaster, California, pada bulan Juni 1926, setelah ada desas-desus yang beredar bahwa ayahnya telah melakukan pelecehan seksual terhadap pelayan pria. Frank pun membeli dan mengoperasikan teater lain di Lancaster, dan Ethel, sang ibu mulai "mengelola" kedua putrinya untuk terjun di dunia film
Karir yang sudah direncanakan
Kesuksesan karir Garland bukanlah hasil dari sebuah keberuntungan, melainkan sebuah hasil yang sudah direncanakan bertahun-tahun oleh ibunya, Ethel Gumm. Gumm, sendiri adalah mantan pemain vaudeville, yang mendorong semua putrinya ke dunia showbiz, dan sejak awal Gumm menyadari bahwa Garland memiliki bakat yang paling besar.
Garland mulai melakukan tur keliling negeri sebagai seorang solois. Dan ibunya, Gumm memberikan putrinya pil tidur sejak usia 10 tahun untuk membantunya tidur saat berada di jalan. Garland sendiri pernah menyebut ibunya "Wicked Witch of the West", sebuah rujukan ke tokoh penjahat di salah satu filmnya yang paling terkenal, The Wizard of Oz.
Garland mengatakan kepada Barbara Walters dalam wawancara di tahun 1967 bahwa ibunya adalah seorang 'stage mother' yang "jahat". "Dia sangat cemburu karena dia sama sekali tidak punya bakat. Dia akan berdiri di sisi panggung ... dan jika aku merasa tidak enak badan ... dia akan berkata, 'Kamu keluar dan bernyanyi atau aku akan mengikatmu di tiang ranjang dan membuatmu putus asa!' Jadi aku tetap harus keluar dan bernyanyi."
Dikontrak MGM
Pada usia 13, Garland menandatangani kontrak dengan Metro-Goldwyn-Mayer (MGM) setelah audisi dengan salah satu pendiri studio film, Louis B. Mayer. Terpesona oleh suara nyanyiannya yang indah, Mayer tidak perlu menjalani tes layar terhadap Garland, ia langsung menandatangani kontrak di tempat. Dan Itu adalah terobosan besar yang Garland dan ibunya telah kerjakan, tetapi alih-alih impiannya menjadi kenyataan, Garland kelak akan mendapati dirinya hidup dalam mimpi buruk.
Krisis makan
Orang orang studio pun memperlakukannya dengan kasar. Prihatin dengan berat badannya, mereka mulai memantau makan Garland. Mereka mulai sering menyita makanan Garland yang membuatnya kelaparan terus menerus. Dan oleh sebab itu, Garland menjadi tidak percaya diri akan bentuk tubuhnya selama sisa hidupnya.
|
Judy Garland 1943 |
Charles Waters, seorang direktur yang bekerja dengan Garland, menyebut Garland sebagai "itik jelek" seperti yang tertulis di
The Independent. Dia mengklaim cara studio memperlakukannya "memiliki efek merusak" pada Garland.
"Kurasa itu berlangsung selamanya," katanya.
Terjerumus narkoba
Garland tidak hanya dibuat kelaparan oleh MGM, tetapi juga mulai ketergantungan obat obatan seumur hidupnya. Garland terkadang sering bekerja 18 jam sehari, enam hari seminggu. Untuk membuatnya tetap (dan agar tetap langsing), studio akan memberikan obat obatan. Dia diberi amfetamin untuk menjaga energinya, dan obat tidur untuk menenangkannya.
Setelah kematian Garland, kritikus film Roger Ebert menulis tentang penampilan Garland dalam film musikal 1954
A Star Is Born. Menurut Ebert, seorang wanita yang pernah bekerja di tim produksi mengatakan Judy bekerja "sangat keras." Ketika film itu ketinggalan jadwal syutingnya, mereka memasukkan Garland, yang awalnya bersih ketika dia mulai syuting, kembali menggunakan narkoba.
|
Judy Garland in A Star is Born |
"Mereka akan kembali ke solusi yang sama seperti 10 atau 15 tahun yang lalu," kata Ebert.
"Jika Garland dalam masalah, atau kamu mengira dia mungkin akan bermasalah, berikan dia pil. Percepat dia atau perlambat dia. Lari dia seperti jam."
Pelecehan seksual
Gerald Clarke, penulis
Get Happy: The Life of Judy Garland, mengungkapkan dalam biografinya tentang Garland (via
The Seattle Times) bahwa bintang itu mengalami pelecehan seksual di studio. Sejak usia 16 tahun, Garland berulang kali dipaksa untuk berhubungan seks.
|
Judy Garlan (17) in Wizard of Oz 1939 |
"Jangan berpikir mereka semua tidak pernah mencobanya (melecehkan)," kata Garland dalam memoar yang belum selesai untuk Random House.
Sebagai contoh, kepala studio Louis B. Mayer memuji suaranya dengan meletakkan tangannya di payudara kiri Garland dengan alih-alih menyentuh hatinya, yang menurut Mayer, dari situlah Garland bernyanyi.
Garland mengklaim pelecehan yang dialaminya juga berasal dari salah satu eksekutif studio lainnya, yang tidak dia sebutkan namanya.
Ketika Garland menolaknya, orang itu mulai berteriak dan mengancam akan menghancurkan kariernya dan mengatakan padanya,
"Aku akan menghancurkanmu jika itu hal terakhir yang kulakukan."
Gagal dalam percintaan
Garland pun selalu gagal dalam kisah cintanya. Dia menikah lima kali. Pada tahun 1941, pada usia 19, ia menikah dengan komposer David Rose.
|
Judy Garland dan David Rose |
Ibunya dan studio berusaha melarangnya, mereka khawatir jika pernikahan akan mempengaruhi citra Garland. Garland dan Rose pun kawin lari di Las Vegas, tetapi pernikahan mereka berumur pendek. Mereka bercerai pada tahun 1944.
Tahun berikutnya, Garland menikah dengan suami keduanya, sutradara Vincente Minnelli. Mereka memiliki seorang putri bersama, Liza, tetapi pernikahan ini juga berumur pendek. Minnelli dan Garland bercerai pada tahun 1951, sebuah perceraian yang sebagian dipengaruhi oleh ketertarikan Minnelli kepada pria lain.
|
Judy Garland and Vincente Minelli (1945) |
Setahun kemudian, Garland menikahi pengusaha Sid Luft, yang kemudian dikaruniai dua orang anak, Joey dan Lorna. Tapi mereka kembali bercerai pada tahun 1965. Garland mengatakan jika Luft memiliki sifat kasar dan kerap memukulnya, meskipun Luft sendiri membantahnya.
|
Judy Garland and Sid Luft |
Garland mengatakan bahwa suami berikutnya, aktor Mark Herron, juga kerap memukulinya dan keduanya berpisah setelah hanya beberapa bulan pernikahan. Seperti Minnelli, Herron juga tertarik pada pria, bahkan Herron memasuki hubungan jangka panjang dengan sesama aktor.
|
Judy Garland and Mark Herron |
Garland kemudian menikah dengan suami kelimanya, Mickey Deans di tahun 1969, namun hanya tiga bulan saja setelah mereka menikah, Deans kemudian menemukan Garland meninggal di kamar mandi mereka.
|
Judy Garland and Mickey Deans |
Deans tetap setia pada kenangannya terhadap Garland, dan tidak pernah menikah lagi.
Terpaksa melakukan aborsi
Garland sendiri dikarunia tiga orang anak. Namun, kehamilan pertamanya, menurut Vanity Fair, berakhir dengan aborsi ketika dia baru berusia 19 tahun dan menikah dengan suami pertamanya, Vincente Minelli. Aborsi masih ilegal saat itu, tetapi ibu Garland dan studionya, MGM, mengatur agar prosedurnya dilakukan dengan diam-diam.
|
Judy Garland dan putri pertamanya Lisa Minelli |
|
Judy Garland dan putri pertamanya Lisa Minelli |
Aborsi semacam itu biasa terjadi di Hollywood pada saat itu, karena studio film tidak ingin merusak citra bintang mereka sebagai simbol seks atau seperti halnya Garland yang mengawali karirnya sebagai bintang diusia muda. Dijamannya, banyak artis termasuk Bette Davis dan Ava Gardner, juga melakukan aborsi untuk menyelamatkan karier akting mereka.
Bertahun-tahun kemudian, kekasih Garland (saat itu), Sid Luft, mendesaknya untuk melakukan aborsi ketika dia hamil pada tahun 1951. Meskipun mereka kemudian menikah pada 8 Juni 1952, pada saat Garland tengah hamil anak kedua mereka, Lorna Luft, yang lahir pada 21 November 1952.
|
Judy dan Lorna Luft |
Dan kemudian lahir anak ketiga mereka Joey Luft pada 29 Maret 1955.
Luft hanya memikirkan karier Garland tetapi kemudian menyesali keputusannya. Dia mengakui dalam otobiografinya, Judy and I (melalui The New Yorker), "Aku memang tidak adil seperti aku yang tidak peka."
|
Judy dan Joey Luft |
Menjadi ibu sulit baginya
Mungkin karena Garland sendiri tidak memiliki figur ibu yang kuat, Garland juga memiliki hubungan yang agak bermasalah dengan anak-anaknya. Putranya, Joey Luft, memberi tahu Closer bahwa Garland adalah seorang ibu yang penyayang, tetapi kecanduannya dengan narkoba menyebabkannya berperilaku tidak menentu.
"Ada kalanya ibuku bertindak tidak benar, jadi aku akan bertanya kepada ayah, 'Apakah dia sakit?' dan dia menjelaskan semuanya kepadaku, "kata Luft.
|
Joey Luft, Lorna Luft and Lisa Minelli |
Kakak perempuannya (berbeda ayah), Liza Minelli, mengatakan bahwa ibu mereka mengalami perubahan suasana hati, dan bahwa anak-anaknya sering terpengaruh oleh mereka.
"Jika dia bahagia, dia tidak hanya bahagia," kata Minelli.
"Dan ketika dia sedih, dia lebih sedih daripada siapa pun."
Menurut Minelli, Garland akan beralih dari "kasih sayang yang berlebihan" menjadi berteriak pada anak-anaknya.
Putrinya, Lorna Luft mengatakan bahwa Garland "rusak," selain juga seorang yang "lucu dan manis."
Menurutnya, "Tidak ada cukup cinta ataupun perhatian di dunia, untuk bisa menyelamatkan ibuku,"
"Tidak ada yang bisa menyelamatkannya kecuali dirinya sendiri."
Sejarah panjang ketidakstabilan
Masa kecil traumatis Garland, dikombinasikan dengan ketergantungannya pada obat-obatan, menyebabkan banyak kekacauan dalam kehidupan dewasanya. Mantan suaminya, Sid Luft, melukiskan ketidakstabilan emosional Garland dalam bukunya, Judy And I.
Menurut memoar Luft (melalui
The New Yorker), Garland akan mengambil stimulan dan pil diet dalam upaya untuk tetap "
Camera slim,"
"Obsesi yang selalu menghantuinya sejak studio selalu membatasi setiap makanannya.
|
Judy dan suami kelimanya |
Luft mengatakan, bukan hanya citra diri Garland yang tidak sehat yang membuatnya kecanduan pil langsing, tetapi juga alasan untuk tetap menggunakan obat-obatan.
"Dia mengaku hampir mustahil baginya untuk mempertahankan cara kerja di depan kamera tanpa minum obat," tulisnya.
Garland juga menderita depresi pascapersalinan, di mana dia diberi lebih banyak obat selain obat yang sudah dia konsumsi sendiri. Luft berpikir dia bisa membantu istrinya mengatasi kecanduannya.
"Aku tidak menganggap Judy sebagai orang yang sakit secara klinis," katanya.
"Aku khawatir sesuatu yang buruk telah terjadi pada wanita yang menyenangkan dan pintar yang aku cintai."
Berbagai upaya bunuh diri
Perilaku destruktif Garland tidak berhenti pada penyalahgunaan narkoba. Setelah dipecat dari MGM pada tahun 1950, Garland setidaknya pernah mencoba bunuh diri dua kali. Pada saat itu, dia menikah dengan suami keduanya, Vincente Minnelli, dan depresinya berkontribusi pada stres yang menyebabkan perceraian mereka.
Tidak lama kemudian, ia menikah dengan Sid Luft, Garland pernah memotong tenggorokannya dan ditemukan oleh suaminya di kamar mandi.
"Setan apa yang menghuni jiwanya tepat ketika kehidupannya tampak begitu makmur dan produktif?" tulis Luft di Judy and I (via People).
"Itu adalah ketidakstabilannya, dia akan meracuni dirinya sendiri dengan pil, dan reaksi terhadap apa pun yang ditelannya akan menciptakan dorongan untuk melukai diri sendiri."
Dalam upaya bunuh dirinya yang lain, Luft mencatat perilaku istrinya yang tidak menentu. Garland pernah memperlihatkan pergelangan tangannya yang terpotong ke suaminya, sambil berkata,
"Lihat, Sayang, apa yang telah kulakukan!"
sementara tangannya mengalir darah.
Menurut obituari di Los Angeles Times, Luft mengatakan bahwa Garland mencoba bunuh diri 20 kali selama 13 tahun pernikahan mereka.
"
Hidupku sama sekali tidak tragis"
Terlepas dari liputan media yang bertentangan (tentang kisah hidupnya yang menyedihkan),
Garland bersikeras bahwa dia bahagia - setidaknya pada tahun 1960. Dalam sebuah wawancara dengan Herbert Kretzmer, dikutip dalam buku Judy Garland di
Judy Garland: Interviews and Encounters (via Parade), Garland mengungkapkan rasa frustrasinya bahwa dia dipandang "sebagai sosok neurotik dan depresi."
"Mengapa orang-orang bersikeras selalu saja melihat aura tragedi di kehidupanku?"dia bertanya.
"Hidupku sama sekali tidak tragis. Aku banyak tertawa akhir-akhir ini. Pada diriku sendiri juga. Tuhan, jika aku tidak bisa menertawakan diriku sendiri, kupikir aku tidak akan hidup."
Pada 1967, optimisme Garland memudar. Dia mengakui di McCall (via Parade) bahwa hidupnya sangat sulit.
"Apakah kamu tahu betapa sulitnya menjadi Judy Garland?", tanya Garland kepada majalah itu.
"Dan bagiku untuk hidup seperti aku? Aku harus melakukannya - dan kehidupan apa yang lebih buruk yang bisa kamu pikirkan dibanding hidup yang telah aku jalani?"
Kematiannya sebelum waktunya
Menjelang akhir karirnya, ketenaran dan finansial Garland mulai menurun. Putrinya, Lorna Luft, menulis dalam
Me and My Shadows: A Family Memoir (via Star Tribune) bahwa pada pertengahan 1960-an, ibunya seperti "tunawisma."
Dia bernyanyi di bar hanya dengan bayaran $ 100 per malam. Putri tertuanya Liza Minnelli, mulai mengalami kesuksesan dalam karirnya mulai membantu secara finansial untuk mendukung ibunya.
|
Judy and Mickey Deans |
Teman-temannya mengatakan bahwa Garland tampak dalam suasana hati yang baik pada malam sebelum dia ditemukan meninggal. Dan dia juga belum lama menikahi Mickey Deans, suami kelimanya. Menurut Los Angeles Times, Garland sangat senang dengan pernikahan itu. Pada akhirnya, Garland memiliki semua yang dia inginkan, dan ia mengatakan kepada pers, "
Finally, finally, I am loved."."
Pada 22 Juni 1969, Deans menemukan Garland tergeletak sudah tidak bernyawa di kamar mandi rumah mereka di Cadogan Lane, Belgravia, London, dia berusia 47 tahun. Pada pemeriksaan, bahwa penyebab kematiannya adalah "overdosis barbiturate (obat penenang)".
Darahnya mengandung setara dengan sepuluh kapsul Seconal 1,5 butir (97 mg). Meskipun penyidik menekankan bahwa overdosis itu tidak disengaja dan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa dia meninggal karena bunuh diri. Autopsi Garland tidak menunjukkan peradangan pada lapisan perutnya dan tidak ada residu obat di perutnya, yang menunjukkan bahwa obat tersebut telah dicerna dalam jangka waktu yang lama, bukan dalam dosis tunggal. Sertifikat kematiannya menyatakan bahwa kematiannya "tidak disengaja".
|
Judy Garland Funeral |
Penyidik juga menemukan 25 pil barbiturat ditemukan di samping tempat tidurnya setengah kosong dan sebotol pil barbiturat lainnya 100pcs masih belum dibuka.
|
Judy Garland funeral |
Garland meninggal dunia, dua belas hari setelah ulang tahunnya yang keempat puluh tujuh. Patolog forensik Jason Payne-James percaya bahwa Garland memiliki masalah makan, yang berkontribusi pada kematiannya.
Dia dikebumikan di ruang bawah tanah di pemakaman Ferncliff Cemetery di Hartsdale, New York, sebuah kota kecil 24 mil (39 km) utara dari tengah kota Manhattan.
Setelah kematian Garland, meskipun telah menghasilkan jutaan selama karirnya, namun properti miliknya hanya senilai US $ 40.000 (setara dengan $ 273.285 pada tahun 2018). Kesalahan dalam mengelola keuangan oleh stafnya serta kedermawanannya terhadap keluarganya mengakibatkan situasi keuangannya yang buruk di akhir hidupnya. Dalam surat wasiat terakhirnya, yang ditandatangani dan disegel pada awal 1961, Garland membuat banyak warisan yang tidak dapat dipenuhi karena tanah warisannya justru memiliki hutang (pajak) selama bertahun-tahun. Putrinya, Liza Minnelli, yang bekerja untuk melunasi hutang ibunya dengan bantuan teman keluarga Frank Sinatra. Pada 1978, sejumlah barang pribadi Garland dilelang oleh mantan suaminya, Sidney Luft, yang di dukung putri mereka, Lorna dan putra mereka, Joe. Hampir 500 item, mulai dari peralatan masak hingga aransemen musik, ditawarkan untuk dijual. Lelang ini menghasilkan US $ 250.000 (setara dengan $ 960.332 pada 2018) untuk ahli warisnya.
|
Judy Garland new crypt at Hollywood Forever Cemetery, Los Angeles |
Atas desakan anak-anaknya, jenazah Garland dipindahkan dari Pemakaman Ferncliff pada Januari 2017 dan dimakamkan kembali di the Hollywood Forever Cemetery, Los Angeles.
"
Finally, finally, you are loved, Judy!"
Setelah membaca kisah hidup Judy Garland.
Baca juga: Joaquin Phoenix dan Kisah Tragis Phoenix Family Serta Kultus Children of God
Dan jangan lupa untuk baca kisah tragis Alda Risma
Dan ada juga cerita menarik tentang kisah-cinta-marguerite-alibert, seorang wanita malam yang kemudian menjadi seorang princess dan berakhir menjadi seorang pembunuh.
Comments
Post a Comment